Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Ny. N , umur 56 tahun dating ke poli saraf dengan keluhan utama sering tersesat saat
akan pulang ke rumah setelah dari pasar. Penderita pernah dirawat dengan kelemahan seprauh
tubuh sebelah kanan karena stroke iskemik. Riwayat hipertensi ada tapi tidak rutin minum obat.
Menurut keluarga penderita juga sering lupa dengan aktivitas rutin yang biasa dilakuannya.
Penderita juga sering lupa pada anak atau cucunya. Aktivitas sehari hari masih bisa dilakukan
sendiri tanpa bantuan keluarga. Akhir-akhir ini penderita juga sering marah atau mudah
tersinggung.
Pemeriksaan Fisik:
Kenadaan umum: GCS 15
Tanda vital: TD 160/100mmHG, Nadi 80x/menit,RR 20x/menit, Temp 37oC
Pemeriksaan Neurologis:
Pemeriksaan Nn kranialis:
- Parese nn vii kanan dan xii kanan tipe sentral.
Pemeriksaan fungsi motoric:
-
Pemeriksaan penunjang:
Ct scan kepala: Infark lama di ganglia basalis kiri + atropi serebri lobus frontalis
bilateral
MoCA INA : 15
Analisis Masalah
1. Ny. N , umur 56 tahun dengan keluhan utama sering tersesat saat akan pulang ke rumah
setelah dari pasar.
a. Apa hubungan usia , jenis kelamin dengan keluhan utama?
Demensia karena berbagai sebab sekitar 8% dari populasi berusia lebih dari 65
tahun, 8-43% disebabkan karena kelainan vaskuler dan sisanya adalah mixed
dementia. Prevalensi demensia vaskuler pada pria berusia 60-69 tahun: 0-2%; usia 8089 tahun sampai 16%, walaupun kasus yang khas antara 3-6%. Skoog I, 1993-2000
dikutip dari Bowler JV dalam satu penelitian mendapatkan demensia vaskuler 47%
berusia 85 tahun dan prevalensi keseluruhan adalah 14% pada usia tersebut.
Jenis kelamin, Pria lebih sering terserang demensia. Usia 60-79 tahun, pria:
wanita adalah 13,6%: 12% dan menurun pada usia 80-89 tahun menjadi 4,8% dan
7%. Usia 60-69 tahun: 14,8% dan usia lebih dari 80 tahun: 52,3%, tetapi 36,4%
menderita demensia Alzheimer dan sekuele stroke. Etnis: kulit hitam risiko lebih
besar dari pada kulit putih.
b. Apa arti klinis dari sering tersesat?
Ada hubungan antara lokasi infark dengan demensia pasca stroke pada penderita
stroke iskemik. Visuospatial adalah kemampuan untuk menempatkan sebuah benda,
objek atau gambar dalam sebuah tempat. Pada Ny. N terdapat gangguan visuospatial
yang mengakibatkan ia sering tersesat. Visuospatial diatur oleh lobus frontal dan
parietal terutama pada hemisfer kanan. Kemungkinan ada gangguan pada hemisfer
kanan.
Fungsi hemisfer kanan, berhubungan dengan fungsi pengamatan perlindungan diri
dan lingkungan :
Gangguan persepsi visual:
1. hemispatial neglect (pengabaian ruang)
2. anosognosia
Gangguan gerakan visual (integrasi visuo-motor):
1. gangguan konstruksi (apraksia konstruksional)
2. gangguan berpakaian (apraksia berpakaian)
2. Penderita pernah dirawat dengan kelemahan separuh tubuh sebelah kanan karena stroke
iskemik. Riwayat hipertensi ada tapi tidak rutin minum obat.
a. Bagaimana mekanisme stroke iskemik dapat menyebabkan kelemahan separuh badan
sebelah kanan?
Stroke iskemik terjadi berdasarkan 3 mekanisme yaitu trombosis serebri, emboli
serebri dan pengurangan perfusi sistemik umum.
- Trombosis serebri Adanya penyumbatan lumen pembuluh darah otak karena
trombus yang makin menebal aliran darah tidak lancer iskemik.
Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang terjadi pada proses
oklusi satu atau lebih pembuluh darah lokal. Trombosis diawali adanya kerusakan
endotel, sehingga tampak jaringan kolagen di bawahnya. Trombosis terjadi akibat
interaksi antara trombosit dan dinding pembuluh darah, adanya kerusakan endotel
pembuluh darah. Endotel normal bersifat antitrombosis karena adanya glikoprotein
dan proteoglikan melapisi sel endotel dan adanya prostasiklin (PGI2) pada endotel
bersifat vasodilator dan inhibisi platelet agregasi. Pada endotel yang rusak, darah
berhubungan dengan serat kolagen pembuluh
Hasil Pemeriksaan
GCS : 15
160/100 mmHg
Nilai Normal
14-15
90-120/60-80
Interpretasi
Kompos mentis
Hipertensi Stage II
80 x/menit
20 x/menit
37oC
mmHg
60-100 x/menit
16-24 x/menit
37oC
(menurut: JNC7)
Normal
Normal
Normal
Pengertian Glasgow Coma Scale dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI,
2006 adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran pasien, apakah
pasien itu dalam keadaan coma ataukah tidak, dengan menilai respon pasien terhadap
rangsang yang kita berikan. Seorang tenaga kesehatan harus dapat mengukur nilai
Glasgow Coma Scale (GCS) dengan benar, tepat & cepat. Respon pasien terdapat tiga
hal, yaitu ; reaksi membuka mata (eye), bicara (verbal), serta motorik (Gerakan).
- Eye (membuka mata) = 4
o 4 = Membuka mata dengan spontan.
o 3 = Membuka mata dengan rangsang suara (menyuruh pasien untuk
membuka mata).
o 2 = Membuka mata dengan rangsang nyeri (berikan rangsang nyeri, seperti
Skala dihitung dengan cara penjumlahan dari semua respon E+M+V = 3 s/d 15.
Nilai maksimal GCS adalah 15. Sedangkan nilai minimal GCS adalah 3. Penjumlahan
nilai respon merupakan asesmen tingkat kategori ketidaksadaran pasien, yang sudah
terbagi menjadi:
-
Kompos mentis (15-14) Keadaan pasien sadar penuh, baik terhadap lingkungan
terhadap lingkungannya.
Delirium (11-10) Keadaan pasien mengalami penurunan kesadaran disertai
4. Pemeriksaan Neurologis:
Pemeriksaan Nn kranialis
Pemeriksaan fungsi motoric :Kekuatan lengan dan tungkai kanan 4 dengan reflex
fisiologis meningkat.
a. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan neurologis yang abnormal?
Stroke iskemi lesi UMN
Inti bagian atas mensarafi otot wajah bagian atas dan inti bagian bawah mensarafi otot
wajah bagian bawah. Inti nervus fasialis bagian bawah mendapat innervasi
kontralateral dari korteks somatomotorik dan inti nervus fasialis bagian atas mendapat
inervasi dari kedua belahkorteks somatomotorik. Oleh karena itu, pada paresis nervus
fasialis UMN (karena lesi dikorteks atau kapsula interna) otot wajah bagian bawah
saja yang jelas paretik, sedangkan otot wajah atas tidak jelas lumpuh.
Pemeriksaan motorik Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan
dan reflek fisiologis meningkat:
Motor neuron ada dua yaitu upper motor neuron dan lower motor neuron. batasnya
adalah persilangan pada persilangan piramidal.perlu diingat dalam proses reflex
terdapat 2 neuron yang berfungsi yaitu neuron eksitasi dan inhibisi. dimana neuron
inhibisi ini bertugas mengantrkan impuls dari otak ke organ target. tujuan dari inhibisi
ini adalah mencegah hyperekative respon terhadap reflex.sedangkan neuron eksitasi
menghantarkan impulse dari spinal cord ke organ target saat terjadi kerusakan pada
upper motor neuron maka neuron inhibisi tidak dapat menghantarkan impuls
ke organ target sehingga terjadi peningkatan refleks fisiologis dan munculnya
reflex-reflex patologis yang normalnya itu dapat di inhibisi. saat kerusakan lower
motor neuron impulse eksitasi tidak dapat mencapai organ target oleh karena itu akan
terjadi hyperresponsive refleks berupa penurunan reflaks fisiologis.
5. Pemeriksaan penunjang:
CT Scan kepala: infark lama di ganglia basalis kiri + atropi serebri lobus frontalis
bilateral
MoCA INA : 15
a. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan penunjang yang abnormal?
b. Apa fungsi yang terganggu apabila terjadi infark di ganglia basalis dan atropi serebri?
- Ganglia basalis: nukleus kaudatus, putamen, & globus pallidus (substansia nigra,
korpus subtalamikus dan nukleus ruber).
o mengatur aktifitas motorik yang kompleks bersama dengan korteks serebri
dan traktus kortikospinalis
o Pengaturan kognitif dari aktifitas motorik (nukleus kaudatus)
o Menentukan kecepatan gerakan yang harus dilakukan
substansia nigra dan yang membawa sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf
-
berikutnya.
Atrofi serebri, gejala:
o Penyakit, yang dikenal sebagai demensia, di mana orang menderita
kehilangan memori dan kemampuan kognitif. Ketidakmampuan untuk
belajar, kehilangan memori dan disorientasi adalah beberapa tanda-tanda
bahwa seorang individu adalah pasien demensia.
o Sebuah kondisi yang berhubungan dengan gangguan bahasa yang disebut
aphasias, di mana individu menemukan kesulitan untuk memahami bahasa.
Ada dua jenis aphasias - aphasias ekspresif dan reseptif aphasias. Dalam
aphasias ekspresif, individu mungkin sering menggunakan kalimat tidak
lengkap,
pilihan
aneh
kata-kata,
misspell
kata-kata
tertentu
dan
adalah sindrom
penyakit akibat kelainan otak bersifat kronik atau progresif serta terdapat gangguan
fungsi luhur (Kortikal yang multiple) yaitu daya ingat, daya fikir, daya orientasi,
daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, kemampuan menilai,
kesadaran tidak berkabut, biasanya disertai hendaya fungsi kognitif dan ada kalanya
diawali oleh kemerosotan (detetioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial
atau motivasi. Sindrom ini
terjadi
pada
penyakit
kardiovaskular dan pada kondisi lain yang secara primer atau sekunder mengenai
otak .
Untuk menyebabkan gangguan kognitif lesi berinteraksi secara sinergis. Neural
nets dapat menerangkan jangkauan pemulihan setelah terjadi lesi, sehingga
penambahan jumlah lesi menurunkan pemulihan. Lesi di daerah frontal paling
menonjol. Memori yang tergantung dari neural net yang luas, relatif terganggu dini,
namun tidak paling prominen. Daerah subkortikal lazim terserang stroke dan dapat
menunjukkan perbaikan dengan terjadinya rerouting dengan bypass pada signal
pathway yang rusak.
Depresi, apati dan perseverasi didapatkan pada infark lakunar dibandingkan dengan
kontrol tanpa infark. Depresi berat 25% pada penderita demensia vaskuler.
c. Komplikasi
1) Ingatan makin lemah.
2) Perubahan personaliti.
3) Gangguan pertuturan atau percakapan menjadi sukar difahami.
4) Kemurungan.
5) Kebimbangan.
6) Gangguan psikosis.
7) Sawan.
8) Gangguan saraf seperti lamah sebelah badan, otot-otot keras (muscles rigidity)
dan tremor.
9) Hilang upaya menjaga diri sendiri.
d. Prognosis
Jika kondisi yang menyebabkan demensia vaskular tidak diobati, prognosisnya
tidak baik. Seseorang dengan demensia vaskular mungkin terlihat baik untuk jangka
waktu sampai stroke menghilangkan fungsi otak yang lebih, memori, dan
kemandirian. Akhirnya, jika tidak diobati demensia vaskular biasanya berakhir
dengan kematian akibat stroke, penyakit jantung, atau infeksi.
Meskipun demensia vaskular adalah kondisi serius, diagnosis dan mencegah
kerusakan lebih lanjut adalah tatalaksana terbaik. Orang dengan demensia vaskular
dapat berkonsultasi ke dokter bersama keluarga mereka untuk mendeteksi dan
mengelola kondisi tersebut.
e. SKDI
3A Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan. Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi
pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat).