Você está na página 1de 22

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Percobaan
Analisa Dimensional
B. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki factor- factor yang mempengaruhi volume
liquid drop yang terbentuk di dalam air dan mentukan dimensi
persamaan yang dilakukan berdasarkan pada analisis volume liquid drop
yang terbentuk .
C. Latar Belakang

Jika sebuah persamaan sungguh- sungguh menyatakan hubungan


yang benar antara variable-variabel dalam suatu proses fisika, akan
mempunyai dimensi yang sama . Tetapan berdimensi ialah besaran yang
benar-benar berubah selama proses itu berlangsung dan akan digrafikkan
terhadap satu sama lain untuk menampilkan data Dalam persamaan.
Semuanya mempunyai dimensi dan semuanya dapat di takdimensikan
dalam bentuk teknik analisis dimensi .
Dalam sebuah fluida Newtonian tegangan-tegangan viskos adalah
sebanding dengan kelajuan deformasi. Bentuk tiga dimensi hukum Newton
viskositas untuk aliran kompresibel melibatkan konstanta kesebandingan:
viskositas dinamik (pertama), , menghubungkan tegangan-tegangan
dengan deformasi linier, viskositas kedua, , menghubungkan tegangantegangan dengan deformasi volumetrik. Pada dasarnya analisis dimensi
ialah suatu metode untuk mengurangi jumlah kerumitan variabel
eksperimental yang mempengaruhi gejala fisika tertentu, dengan
menggunakan semacam teknik peringkasan.

BAB II

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

LANDASAN TEORITIS

ANALISIS DIMENSI
Pendekatan dengan menggunakan analisis dimensi teorema Buckingham
menghasilkan suatu yang tidak berdimensi yang dapat mewakili ekspresi dari
beberapa 2aminar2 dengan cara menunjukkan hubungan bagian-bagian aminar2
tersebut dalam sebuah persamaan (Buckingham, 1914).
Pada dasarnya analisis dimensi ialah suatu metode untuk mengurangi
jumlah kerumitan 2aminar2 eksperimental yang mempengaruhi gejala fisika
tertentu, dengan menggunakan semacam teknik peringkasan. Kalau suatu gejala
tergantung pada n aminar2 berdimensi, analisis dimensi akan menyederhanakan
soal itu sehingga hanya tergantung pada k 2aminar2 tak berdimensi, sedang
pengurangannya n k = 1,2,3 atau 5 tergantung pada kesulitan soalnya. Pada
umumnya n k sama dengan jumlah dimensi yang berbeda (kadang-kadang
disebut dimensi pokok, atau utama, atau dasar) yang menguasai soal tersebut.
Dalam mekanika fluida, keempat dimensi dasar itu ialah massa M, panjang L,
waktu T, dan suhu atau singkatannya suatu 2amina . Kadang-kadang dipakai
2amina , dengan gaya F sebagai pengganti massa.
Meskipun maksudnya untuk mengurangi variable dan mengelompokkan
dalam bentuk tak berdimensi, namun analisis dimensi mempunyai beberapa
keuntungan sampingan. Yang pertama ialah penghematan waktu dan biaya yang
amat banyak. Misalkan kita mengetahui bahwa gaya F pada benda tertentu yang
terbenam di dalam aliran fluida hanya akan tergantung pada panjang L benda itu,
kecepatan aliran U, rapat fluida dan kekentalan.
Pada umumnya diperlukan sekitar 10 titik eksperimental untuk
menentukan sebuah kurva. Untuk menentukan pengaruh panjang benda L kita
harus melakukan percobaan itu dengan 10 macam panjang. Untuk masing-imasing
panjang itu kita akan memerlukan 10 nilai untuk V, 10 nilai untuk dan 10 nilai
untuk , sehingga total 10.000 percobaan. Kalau biaya Rp.5000 per percobaan

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

nah anda tahu permasalahannya. Tetapi dengan analisis dimensi kita dapat segera
menyederhanakan persm menjadi bentuk yang setara.
Keuntungan sampingan yang kedua dari analisis dimensi ialah cara ini
membantu mengarahkan pemikiran dan perencanaan kita, baik mengenai
percobaan maupun secara teoritis. Cara ini menunjukkan jalan tak berdimensi
untuk menuliskan persamaannya. Analisis dimensi menunjukkan variable-variabel
mana yang disingkirkan. Kadang-kadang analisis dimensi akan langsung menolak
3aminar3-variabel itu tidak penting. Akhirnya analisis
Keuntungan yang ketiga ialah bahwa analisis dimensi memberikan hukum
penyekalaan yang dapat mengalihkan data dari model kecil yang murah ke
informasi rancang bangun untuk membuat prototype yang besar dan mahal. Kita
tidak membangun pesawat udara seharga satu milyard rupiah untuk melihat
apakah pesawat itu memiliki gaya bubung yang cukup. Kita mengukur gaya
bubung itu pada model yang kecil dengan menggunakan hukum penyekalaan
untuk meramalkan gaya bubung pada pesawat udara prototype dengan ukuran
sebenarnya. Ada kaidah-kaidah yang akan kita terangkan untuk mencari hukum
penyekalaan.

Klasifikasi Aliran
Fluida adalah zat yang terus menerus mengalami deformasi dibawah
penerapan tegangan geser (tangensial) tidak peduli seberapa kecil tegangan geser.
Sehingga fluida terdiri dari cairan dan gas (atau fase uap). Perbedaan antara
keadaan fluida dan solid jelas jika anda membandingkan perilaku fluida dan solid.
Solid berdeformasi ketika tegangan geser diterapkan, tetapi deformasi yang tidak
terus meningkat dengan waktu [7]. Visualisasi konsep fluida dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

.
Gambar 2.1 Respon terhadap gaya
Dari konsep fluida di atas, kemudian dikenal konsep fluida continuum
adalah fluida yang mengalir dianggap sebagai suatu kumpulan molekul yang 8
tergabung secara keseluruhan tidak dapat dilihat atau dianalisa secara molekul .
Sebagai konsekuensi bahwa fluida continuum adalah setiap sifat fluida (fluid
property) diasumsikan sama pada setiap titik pada setiap bagian dan bersifat
kontinyu terhadap posisi dan waktu. Salah satu klasifikasi aliran fluida .

Aliran Inviscid dan Viscous

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

Aliran fluida berdasarkan viskositasnya dibagi menjadi dua bagian yaitu


aliran inviscid dan viscous. Pada aliran inviscid efek dari viskositas
(kekentalan) fluida diabaikan ( = 0). Sebenarnya aliran fluida dengan
viskositas sama dengan nol ini tidak ada. Namun untuk menyederhanakan
analisa beberapa fenomena aliran mengabaikan viskositas boleh dilakukan.
Untuk aliran fluida dimana viskositas sangat penting atau diperhatikan
maka aliran itu disebut aliran viscous .

Gambar 2.2 Berbagai daerah aliran lapisan batas diatas plat rata . Dari Gambar
2.2, terlihat mulai tepi depan plat itu terbentuk suatu daerah dimana pengaruh
gaya viskos (Viscous force) makin meningkat. Gaya viskos ini biasanya
dihubungkan dengan tegangan geser [10]. = (2.1) dimana : u = kecepatan
dalam arah x = perbedaan kecepatan fluida pada arah y = viskositas fluida dydu
dydu
Aliran Laminar dan Aliran Turbulent

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

Berdasarkan struktur alirannya, aliran fluida dibedakan menjadi aliran


laminar dan aliran turbulen. Untuk aliran laminar kecepatan pada suatu titik akan
tetap

terhadap

waktu.

Sedangkan

aliran

turbulen

kecepatannya

akan

mengindikasikan suatu fluktuasi yang acak. Dalam aliran turbulen, profil


kecepatan pada suatu titik dihasilkan dari gerak acak partikel fluida berdasarkan
waktu dalam jarak dan arah. Jika kita mengambil kecepatan rata-rata terhadap
waktu, maka kecepatan sesaat dapat dihitung dengan menambahkan kecepatan
rata-rata dengan kecepatan fluktuasi. Secara grafis dapat ditunjukkan pada
Gambar 2.3

Gambar 2.3 Variasi kecepatan (satu dimensi) terhadap waktu [8].

Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan parameter tak-berdimmensi yang sangat
terkenal dalam ilmu mekanika fluida. Nama ini diberikan sebagai penghargaan
bagi Osborne Reynolds (1842-1912), insinyur dari inggris yang pertama kali
mendemontrasikan bahwa kombinasi dari 6aminar6-variabel dapat digunakan
sebagai suatu patokan untuk membedakan aliran laminar dengan aliran turbulen.
Pada kebanyakan soal aliran fluida, akan kita dapati diameter pipa, D, dan
kecepatan, , demikian juga kerapatan fluida, , dan viskositas, , merupakan
6aminar6-variabel yang relevan dalam sebuah soal. Dengan 6aminar6 tersebut,
Bilangan Reynolds Secara alamiah muncul dari suatu analisis dimensional.
Bilangan Reynolds adalah ukuran dari rasio gaya inersia pada suatu elemen fluida
terhadap gaya viskositas elemen.

BAB III

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

MATERI DAN METODE

A. Materi
1. Alat
- Seperangkat peralatan dimensional anlisis
- Beaker glas 500 ml
- Stop watch
- Corong
- Corong pemisah
2. Bahan
- bezene (C6H5)
- Cyclo hexane (C6H12)
- Aquadest

B. Metoda
1. Digunakan 500 ml aquadest pada bejana B dan 150 ml larutan benzene
(material) pada bejana A
2. Buka cook dan atur aliran bejana B untuk menghilangkan udara dari
pipa dan nozzle, kemudian di tutup kembali.
3. Ujung nozzle di benamkan ke dalam larutan bejana A
4. Tekanan re-zero pada elektronik blance sampai menujukkan angka nol
5. Buka cook kembali atur aliran liquid drop dari bejana B kemudin
dihitung jumlah drop dari nozzle
6. Setelah sampai 22 drop dari liquid B tutup cook dan kemudian catat
beratnya dari elektronik blance
7. Percobaan di ulangi lagi dengan menggunakan zat yang berbeda-beda.

C. Gambar Rangkaian

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK dan PEMBAHASAN

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

A. Hasil kerja
Materals

Exp
No

Measured Data
Nojjl Drop Weigh
e Dia

Data from Tables

[c

[-]

[g]

[g/cm3]

[g/cm3]

m]
0,2

22

4,03 0,9953

0,8786

34,10

980

22

6,53

3
0,9953

5
0,8786

34,10

980

22

3
3,26 0,9953

5
0,7780

51,40

980

22

3
3,36 0,9953

0
0,7780

51,40

980

D
Sampel
Benzene

Ex:2.1
Ex:2.2

Cyclo

Ex:3.1

0,4
0,2

hexan
Ex:3.2

0,4

[g/sec2

[cm/sec2

B. Pembahasan
UNTUK BENZENE dengan D = 0,2 cm
1.
V =

Menghitung V
Berat (w)

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

p Air x Jlh Drop


V=

4,03 gr

0,99533 gr / cm3 x 22
= 0,1840 cm3
2.

Menghitung Nilai

= ( 0,99533 0,87865 )g/cm3


= 0,11668 g/cm3
3.

Menghitung Nilai

= 0,11668 g/cm3
0,99533 g/cm3
= 0,11722
4.
Menghitung D3 / V
= ( 0,2 cm ) 3
0,184 cm3
= 0,043
5.

Menghitung

D2.g.pB

34,10 ( gr / sec2 )
.
( 0,2 cm ) (980 cm/sec2) ( 0,99533 gr/cm3)
= 0,873
=

6.

Menghitung Vc

Vc = C Da ( P)b.bc.d. ge
Dari grafik di peroleh nilai
Y
= -2,2 = -d

c = -d = 1,04

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

X
-d
D

2,1
= 1,04
= 0,2

a = 3- 2d
= 3 2 (1,04)
= 3 ( 2,08 )
= 0,92

b dari grafik y vs - / b
x = -2,7 = - b
y
2,8
-0,96 = -b
-b = 0,96
-b = 0,96
C = -b d
= - ( 0,96 ) ( 1,04 )
= -2
C = -2
D = 0,2 cm
Maka Vc
Vc = ( 0,32)( 0,2 )0,92 ( 0,11722)0,96 (0,99533)-2 (34,10)1,04 (980)-1,04
= 2,85 x10-4 cm3
7.

Menghitung Vc / V

2,85x10-4 cm 3
0,1840 cm 3
= 1,54x10-3
=

Dengan D = 0,4 cm
1.
V =

Berat (w)
PAir x jlh Drop
V=

6,53 gr

0,99533gr / cm3 x 22
= 0,298 cm3
2.

Menghitung Nilai

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

p = PB-PA
= 0,99533 gr/cm3 0,87865 gr/cm3
= 0,11668

3.

Menghitung Nilai

= 0,11668 g/cm3
0,99533

g/cm3

= 0,11722

4.

Menghitung D3 / V

= ( 0,4 cm ) 3
0,298 cm3
= 0,214 cm3
5.

Menghitung

D2.g.pB

34,10 ( gr / sec2)

( 0,4 cm2) ( 980 cm/sec2) ( 0,99533 gr/cm3)


=

0,218

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

6.

Menghitung Vc

Vc = C Da ( P)b.bc.d. ge
Dari grafik di peroleh nilai
Y
=-2,2 = -d
X
2,1
-d
= 1,04
D
= 0,4

c = -d = 1,04
a = 3- 2d
= 3 2 (1,04)
= 3 ( 2,08)
= 0,92

b dari grafik y vs - / b
x = -2,7 = - b
y
2,8
-b = 0,96
-b = 0,96
C = -b d
= - ( 0,96) ( 104)
= -2
C = -2
D = 0,4 cm
Maka Vc
Vc = ( 0,32)( 0,4 )0,92 ( 0,11722)0,96 (0,99533)-2(34,10)1,04 (980)-1,04
= 5,40x10-4cm3

7.
=

Menghitung Vc / V
5,40x10-3cm3
0,2982cm 3

= 1,18x10-3

UNTUK CYCLO HEXANE Dengan D = 0,2 cm

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

1.

Menghitung V

V =

Berat (w)
pAir x Jlh Drop

V=

3,26 gr

0,99533 gr/cm3x 22
= 0,1488 cm3
2.

Menghitung Nilai

= ( 0,99533 0,77800)g/cm3
= 0,2173 g/cm3
3.

Menghitung Nilai
= 0,2173 g/cm3
0,99533 g/cm3
= 0,2183

4.
Menghitung D3 / V
= ( 0,2 cm ) 3
0,1488cm3
= 0,053
5.

Menghitung

D2.g.pB

51,40 ( gr / sec2)
( 0,2 cm ) ( 980 cm/sec2) (0,99533 gr/cm3)
= 1,3173
6.
Menghitung Vc
=

Vc = C Da ( P)b.bc.d. ge

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

Dari grafik di peroleh nilai


Y
= -2,2 = -d
X
2,1
-d
= 1,04
D
= 0,2

c = -d = 1,04
a = 3- 2d
= 3 2 (1,04)
= 3 ( 2,08 )
= 0,92

b dari grafik y vs - / b
x = -2,7 = - b
y
2,8
-b = -2,7
2,8
-b =0,96
C = -b d
= - ( 0,96) ( 1,04 )
= -2
C = -2
D = 0,2 cm
Maka Vc
Vc = ( 0,32)( 0,2 )0,92 ( 0,21834)0,96( 0,99533)-2 (51,40)1,04 (980)-1,04
= 7,94x10-4cm3
7.

Menghitung Vc / V

7,94x10-4 cm 3
0,1488 cm3
= 5,33x10-3
=

Dengan D = 0,4 cm
1.
Menghitung V
V =

Berat (w)
pAir x Jlh Drop

3,36 gr

0,99533 gr/cm3 x 22
= 0,2447 cm3

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

2.

Menghitung Nilai

= ( 0,99533 0,77800 )g/cm3


= 0,2173 g/cm3
3.

Menghitung Nilai
= 0,2173 g/cm3
0,99533 g/cm3
= 0,2183

4.
Menghitung D3 / V
= ( 0,4 cm ) 3
0,1534 cm3
= 0, 417
5.

Menghitung

D2.g.pB

51,40 ( gr / sec2)
.
( 0,4 cm2) ( 980 cm/sec2) (0,99533 gr/cm3)
= 0,3293
6.
Menghitung Vc
=

Vc = C Da ( P)b.bc.d. ge
Dari grafik di peroleh nilai
Y
= -2,2 = -d
X
2,1
-d
= 1,04
D
= 0,4

c = -d = 1,04
a = 3- 2d
= 3 2 (1,04)
= 3 ( 2,08 )
= 0,92

b dari grafik y vs - / b
x = -2,7 = - b
y
2,8
-b = -2,7
2,8
-b = 0,96
C = -b d
= - ( 0,96 ) ( 1,04 )

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

= -2
C = -2
D = 0,4 cm
Maka Vc
Vc = ( 0,32)( 0,4)0,92 ( 0,21834)0,96 (0,99533)-2 (51,40)1,04 (980)-1,04
= 1,50x10-4cm3
7.

Menghitung Vc / V

1,50x10-3 cm 3
0,2447 cm 3
= 6,12x10-3
=

C . Grafik
D3/V vs / D2b G

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

Grafik y vs - /b

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

D . Tabulasi data

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

Materials

Exp
No

Calculation

Check Of Result

Vol/drop

Calcuta
ted Vol

V
Sample
Benzena

Ex:1.1

[cm3]

[g/cm3]

0,1840

0.11668

[-]

D3/V

/D2 Bg

Vc

Vc/V1

[-]

[-]

[cm3]

[-]

0,11722 0,0043

0,873

2,85x10- 1,54x104

Benzena

Ex:1.2

0,298

0,11668

0,11722

0,214

0,218

5,40x10- 1,81x104

Etyl

Ex:3.1

0,1488

0,2173

0,2183

0,053

1,3173

0,2447

0,2173

0,2183

0,417

0,3293

7,94x10- 5,33x104

Acetat

1,50x10- 6,12x104

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

1. Dari percobaan ini dapat disimpulkan diameter benzen 0,2 dan 0,4
lebih kecil dari pada diameter cyclo hexane 0,2 dan 0,4 lebih besar.
2. Dari percobaan ini dapat disimpulkan p pada bezene adalah 0,11668
gr/cm3 dan cyclo hexane adalah 0,2173 gr/cm3.
3. Dari percobaan ini dapat disimpulkan Vc pada diameter bezene
0,2=2,85x10-4cm3 dan bezene 0,4=5,40x10-4 cm3 sedangkan cyclo
hexane 0,2=7,94x10-4 cm3 dan cyclo hexane o,4=1,50x10-4cm3.

B. Saran
1. Kepada praktikan agar melakukan percobaan dengan cepat dan teliti
2.

karena zat cair yang digunakan mudah menguap .


Kepada praktikan agar melakukan penimbangan dengan teliti karena
timbangan

yang

digunakan

membutuhkan

ketelitian

saat

menggunakanya .

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

HIDAYAT MEISETIAWAN. PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN


DINDING HOPER, SUDUT HOPER DAN PEMASANGAN
PENGADUK PADA MAMPU ALIR SERBUK SILIKA DENGAN

Kelompok VII - H

Laboratorium Operasi Teknik Kimia

METODE

SCREW FEEDER HOPPER NOZZLE .

TUGAS

AKHIR FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS DIPONEGORO .
M. ANDRIANTO ADITYA PUTRA. SIMULASI PEMISAHAN FLUIDA 2
FASA DI DALAM COALESCER DENGAN MENGGUNAKAN
CFD. TUGAS AKHIR FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Nidia

Lestari1,

Muslim

Mahardika

. PENGGUNAAN ANALISIS

DIMENSIONAL

TEOREMA

PENYELIDIKAN

PENGARUH

UNTUK

MENENTUKAN

BUCKINGHAM

KEKERASAN
KEMUDAHAN

PADA

MATERIAL
PROSES

ELECTRICAL DISCHARGE MACHINING. Prosiding Seminar


Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Yogyakarta, 15
November 2014.

Kelompok VII - H

Você também pode gostar