Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABORTUS INKOMPLIT
Oleh:
Marta Dedi Usdeka 1110313020
Ferihartinda Adilla 1110313038
Preseptor:
dr. H. Aladin, Sp.OG (K)
dr. H. Mutiara Islam, Sp.OG (K)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan yaitu berat badan kurang dari 500 gram atau usia kehamilan
kurang dari 20 minggu. Dari 210 juta kehamilan, 75 juta dianggap tidak
direncanakan di mana sekitar 15% kehamilan akan berakhir pada aborsi. Pada
negara berkembang, prevalensi abortus mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup
dan paling tinggi terdapat di Afrika yaitu 870 per 100.000 kelahiran hidup. Di
Indonesia, ditunjukkan prevalensi abortus sebesar 2 juta kasus pada tahun 2.000
dengan rasio 37 per 1.000 kelahiran pada wanita usia produktif pada 6 wilayah.
Sekitar 75% abortus spontan ditemukan pada usia gestasi kurang dari 16
minggu dan 62% sebelum usia gestasi 12 minggu. Insidensi abortus inkomplit
belum diketahui secara pasti, namun demikian disebutkan sekitar 60% dari wanita
hamil dirawat di rumah sakit dengan perdarahan akibat mengalami abortus
inkomplit. Inisidensi abortus spontan secara umum disebutkan sebesar 10% dari
seluruh kehamilan.
Kasus yang diangkat dalam laporan kasus ini adalah mengenai seorang
wanita, 28 tahun, yang datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan. Di
RSUD Pariaman, dilakukan anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
obstetri ginekologis, dan USG. Pasien akhirnya didiagnosis dengan abortus
inkomplit dan dilakukan kuretase.
Terdapat berbagai faktor risiko dan penyebab dari abortus. Penyebab abortus
spontan trimester pertama terutama abortus rekuren yaitu kelainan genetik (5070%). Selain itu, trauma yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat
menyebabkan abortus melalui beberapa mekanisme. Belakangan ini, muncul
konsep biomolekular baru mengenai keterlibatan stres oksidatif oleh asap rokok
terhadap risiko abortus.
Berdasarakan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat
kasus ini dalam suatu makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFINISI
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di laur kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.3
II.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi dari aborsi bervariasi tergantung dari variabel yang digunakan
untuk menentukan status aborsi dari suatu kehamilan.3 Menurut penelitian yang
dilakukan Aan Guttmacher Institute, angka kejadian aborsi di Amerika Serikat
adalah 1.287.000 kasus pada tahun 2003 dengan rasio 20.8 per 1000 kelahiran
pada wanita usia produktif (15-49 tahun).4 Di Indonesia sendiri, sebuah penelitian
menunjukkan angka kejadian aborsi sebesar 2.000.000 kasus pada tahun 2000
dengan rasio 37 per 1000 kelahiran pada wanita usia produktif (15-49 tahun).
Penelitian ini dilakukan pada fasilitas kesehatan dari 6 wilayah. Dari penelitian
yang telah dilakukan, terbuktu sebagian besar perempuan yang melakukan aborsi
memiliki profil khusus yaitu mereka cendering sudah menikah dan hampir dua
pertiga sudah pernah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Hal ini
bertentangan dengan kenyataan bahwa hanya 38% dari perempuan pernah kawin
yang pernah duduk di bangku Sekolah Menengah. Selanjutnya ditemukan bahwa
hampir setiap klien yang melakukan aborsi berusia lebih dari 20 tahun (58%
berusia lebih dari 30 tahun). Dan hampir separuh dari perempuan-perempuan
tersebut sudah memiliki paling sedikit dua anak. Hampir sebagian besar dari
mereka yang melakukan praktek aborsi mengaku karena sudah tidak ingin
memiliki anak lagi.
III. Etiologi
Berikut adalah
f. Kafein
Peningkatan resiko aborsi baru terjadi pada mereka yang
mengkonsumsi kafein lebih dari 500 mg per hari.
g. Defek uterus
Resiko aborsi meningkat pada sindrom Asherman
h. Servix inkompeten
Servix inkompeten adalah terjadinya dilatasi servix yang tidak
sakit pada trimester kedua. Kejadian tersebut bisa diikuti oleh prolap dan
penggembungan dari membran ke vagina sehingga terjadi expulsi dari
janin prematur.
IV.
KLASIFIKASI
Secara umum aborsi dibagi menjadi:6
1. Abortus Spontan:
a. Abortus yang mengancam (iminens)
Ditandai oleh terjadinya perdarahan pada awal kehamilan yang
tidak disertai dengan dilatasi servix dan pengeluaran janin
b. Abortus insipiens
Ditandai oleh terjadinya perdarahan pada awal kehamilan yang
disertai dengan dilatasi servix dan nyeri
c. Abortus inkomplit
Ditandai oleh pengeluaran sebagian hasil konsepsi dari kavum
uterus
d. Abortus komplit8
Ditandai oleh pengeluaran seluruh hasil konsepsi
e. Abortus tertunda
Ditandai oleh kematian janin tanpa disertai pengeluaran hasil
konsepsi
f. Abortus Habitualis
Ditandai oleh abortus yang berlangsung selama 3 kali atau lebih
secara berurutan
g. Abortus Septik8
Abortus yang disertai dengan infeksi pada uterus
2. Abortus yang diinduksi:
Aborsi yang dicetuskan karena pertimbangan medis atau secara elektif.
V.
PATOGENESIS
Walau sebagian besar kasus abortus spontan disebabkan oleh karena
proses terjadinya abortus secara umum. Dalam sebagian besar dari kasus aborsi,
terdapat plasentasi yang tidak adekuat sehingga menyebabkan kegagalan dari selsel trofoblast untuk masuk dalam arteri spiralis. Kegagalan dari sel-sel trofoblast
tersebut mengakibatkan terjadinya peredarahan dari dari ibu ke anak yang
prematur. Masuknya darah ibu tersebut lama-kelamaan menyebabkan terjadinya
ekspulsi dari kantung kehamilan. Selain hal tersebut, kegagalan sel-sel trofoblast
di atas mengakibatkan peningkatan tekanan oksigen di ruang intervili sehingga
terjadi peningkatan stres dan berkurangnya fungsi dari plasenta.8
VI.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis pada abortus pada umumnya sama, antara lain: 7
a. Perdarahan atau bercak darah dari jalan lahir pada trimester pertama
b. Jumlah darah umumnya sedikit
c. Warna darah bervariasi dari kecoklatan hingga merah segar
d. Perdarahan bisa berlangsung hingga beberapa hari
e. Biasa didahului oleh mulas-mulas atau sakit pinggang
VII.
DIAGNOSIS
a. Abortus iminens:5
- Anamnesis:
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
Biasa berupa bercak-bercak
Bisa atau tidak disertai dengan mulas atau nyeri pinggang
Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir
- Pemeriksaan Fisik:
Inspekulo: ditemukan bercak darah di sekitar dinding vagina,
portio tertutup, tidak ditemukan jaringan
b. Abortus insipiens:5
- Anamnesis:
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
Biasa berupa darah segar yang mengalir
Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang
Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir
- Pemeriksaan Fisik:
Inspekulo: ditemukan darah segar di sekitar dinding vagina,
portio terbuka, tidak ditemukan jaringan
c. Abortus inkomplit:5
- Anamnesis:
Perdarahan pada trimester pertama kehamilan
Biasa berupa darah segar yang mengalir
Disertai dengan mulas atau nyeri pinggang
Ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir
Pemeriksaan Fisik:
Inspekulo: ditemukan darah segar di sekitar dinding vagina,
kehamilannya
Bisa tidak ditemukan perdarahan atau hanya bercak-bercak
Tidak ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir
Pemeriksaan Fisik:
Inspekulo: bisa ditemukan bercak darah di sekitar dinding
Serum -hCG
Serum -hCG > 2500 IU per mL disertai dengan USG transvaginal
merefleksikan 90% kehamilan intrauterine
Serum -hCG > 6500 IU per mL disertai dengan USG abdomen
VIII. TATALAKSANA
Secara umum tatalaksana aborsi dibagi 2, yaitu: 9
a. Terapi medikasi
8
lainnya
Mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang
Gagal ginjal kronik
Kelainan pembekuan darah
IUD yang masih terpasang
Infeksi daerah panggul yang berat
Hari pertama: Mifepristone 600mg per oral dalam satu kali minum
Hari kedua: Rh-imunoglobin 50g tidak lebih dari 48 jam sesudah
Pilihan pasien
Sterilisasi
Terdapat kontraindikasi pada pemakaian terapi medikasi
Pasien tidak mampu datang untuk kontrol setelah terapi medikasi:
X.
6jam telebih dahulu. Pada pasien dengan terapi medikasi yang ingin segera
pulang, minum obat di rumah, atau yang proses abortusnya belum selesai
sebaiknya kembali kontrol ke dokter 10-15 hari setelah mendapat terapi untuk
mengkonfirmasi status aborsinya.9
Setelah terapi bedah, pasien idealnya kembali kontrol ke dokter 7-10 hari
setelah mendapat terapi. Pasien sebaiknya diberi informasi bahwa mungkin
terdapat tanda-tanda perdarahan dari bercak hingga sebanyak darah menstruasi
10
kesuburan akan kembali normal dalam 2 minggu dan 75% wanita akan
mengalami ovulasi dalam 6 minggu, setiap pasien sebaiknya diberi informasi
bahwa ia bisa melahirkan kembali sebelum menstruasi berikutnya.8
XI.
PROGNOSIS
Resiko dari kematian atau komplikasi medis yang serius lebih banyak
terjadi pada wanita dengan kehamilan cukup bulan dibandingkan aborsi,
kesehatan secara umum lebih baik pada pasien aboertus dibandingkan kelahiran
cukup bulan. Resiko kematian yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran
berkisar 7-8 per 100.000 kelahiran sedangkan bila dikaitkan dengan abortus,
berkisar kurang dari 1 per 100.000 kelahiran. Beberapa studi tidak menunjukkan
hubungan yang signifikan antara aborsi dengan penurunan kesuburan atau resiko
terjadinya kehamilan ektopik. Sebuah studi di Cina berkaitan dengan pemakaian
mifepristone dan misoprostol menunjukkan tidak adanya hubungan antara
pemakaian obat tersebut dengan peningkatan resiko kehamilan prematur.10
11
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. A
Umur
: 28 Tahun
Agama
: Islam
Pendidkan
: SMP
Pekerjaan
Suku
: Minang
Alamat
: Simpang Jagung
12
Keluhan Utama:
Seorang pasien 28 tahun datang ke IGD RSUD Pariaman pada tanggal 13
Desember 2015 jam 09.00 wib, dengan keluhan keluar darah yang banyak dari
kemaluan sejak 3 jam sebelum masuk rs, membasahi 1 helai kain sarung
Awalnya pasien mengeluhkan keluar darah berupa flek sejak 1 hari yang
lalu. Kemudian darah yang banyak dari kemaluan sejak 3 jam sebelum masuk
rumah sakit darah keluar semakin banyak, berwarna merah gelap kehitaman,
membasahi 1 helai kain sarung.
13
Anak I
Anak II
: Sedang
Kesadaran
: Komposmentis
Tinggi Badan
: 154 cm
BB sekarang
: 50 kg
BB sebelum hamil
: 49 kg
Status Gizi
: Normoweight
: 100/60 mmHg
Nadi
: 90 x/menit
Nafas
: 20 x/menit
Temperatur
: 36,70C
Mata
Leher
Thoraks
Jantung:
Inspeksi
Palpasi
RIC V
Pulmo:
Perkusi
Auskultasi
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
: Status Obstetrikus
Genitalia
: Status Obstetrikus
Ekstremitas
Status Obstetrikus :
Abdomen:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Genitalia:
Inspeksi
: V/U tenang, PPV (+)
Inspekulo
Vagina : Tumor (-), laserasi (-), Fluksus (+), tampak darah merah
kehitaman menumpuk di fornix posterior
Portio : Tumor (-), laserasi (-), Fluksus (+), OUE terbuka 1 jari
sempit dan tampak sedikit jaringan di kanalis servikalis
serta tampak darah merah kehitaman merembes di kanalis
servikalis.
VT bimanual
Vagina : Tumor (-)
15
Hb
: 12,7 g/dl
Ht
: 35 %
Leukosit
: 11.000 /mm3
Trombosit
: 234.000 / mm3
Eritrosit
DIAGNOSA
G2P1A0H1 gravid 10-12 minggu + Abortus inkomplit
TATALAKSANA
Informed consent
RL 20 Tpm
Rencana : kuretase
Kes
TD
Nd
Nf
Sedang
CMC
100/60
88
21
36.1
Mata
16
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
A/ P1A1H1 Post kuretase a.i Abortus Inkomplit
P/ kontrol KU, VS, PPV
Metil ergometrin 3x1 tab (p.o)
Asam Mefenamat 3x1 tab (p.o)
Amoxicillin 3x1 tab (p.o)
SF 1x1 tab (p.o)
Vit C 3x1 tab (p.o)
17
BAB IV
DISKUSI
Dalam laporan kasus ini, seorang wanita umur 28 tahun didiagnosa dengan
G2P1A0H1 gravid 10-12 minggu + Abortus inkomplit. Diagnosa ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan pada pasien. Dari anamnesis didapatkan, HPHT 18 Agustus 2015.
Pasien mengeluhkan keluar darah berupa flek sejak 1 hari yang lalu. Kemudian
keluar darah yang semakin banyak dari kemaluan sejak 3 jam sebelum masuk.
Darah yang keluar berwarna merah gelap kehitaman, membasahi 1 helai kain
sarung. Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi narkoba dan tidak meminum
minuman beralkohol.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran komposmentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 90 x/menit,
pernapasan 20x/menit, suhu 36,7oC, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
jantung dan paru dalam batas normal. Pada inspeksi: abdomen tidak tampak
membuncit , palpasi: nyeri tekan (+), nyeri lepas (-), perkusi: timpani, dan
auskultasi: bising usus (+) normal. Pada pemeriksaan genitalia, dari inspeksi:
vulva/uretra tenang, PPV (+), hasil inspekulo ditemukan pada vagina : tumor (-),
laserasi (-), fluksus (+), tampak darah merah kehitaman menumpuk di fornix
18
posterior, serta pada portio : tumor (-), laserasi (-), fluksus (+), OUE terbuka 1 jari
sempit dan tampak sedikit jaringan di kanalis servikalis serta tampak darah
merembes di kanalis servikalis. Pada pemeriksaan VT bimanual didapatkan pada
vagina : tumor (-) serta pada portio : OUE terbuka 1 jari sempit. Pemeriksaan
penunjang laboratorium didapatkan kadar leukosit meningkat.
Pada kasus perdarahan per vaginam dalam kehamilan trimester I, ada
beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain abortus, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, maupun kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Namun perdarahan per vaginam pada kehamilan dapat juga dapat berasal dari
tempat implantasi plasenta, trauma ringan pada serviks, atau adanya infeksi pada
introitus vagina. Pada usia gestasi >6 minggu, untuk membedakan penyebab
perdarahan per vaginam maka dapat digunakan pemeriksaan penunjang
ultrasonografi (USG) untuk mencari ada atau tidaknya detak jantung janin.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia
luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya. Definisi lainnya adalah ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum bayi viable yaitu bila berat badannya telah
mencapai lebih daripada 500 gram atau umur kehamilan lebih daripada 20
minggu. Penyebab abortus sangat bervariasi, namun hampir 60% kasus
disebabkan kelainan kromosom. Pada kasus ini kemungkinan disebabkan oleh
infeksi. Namun, disarankan untuk mencari faktor risiko lainnya pada abortus.
Untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan histopatologi dari jaringan konsepsi yang
keluar.
Pasien pada kasus ini didiagnosa dengan gravid preterm 10-12 minggu +
abortus inkomplit karena pasien ini mengeluhkan perdarahan per vaginam.
Kemudian pada inspekulo ditemukan OUE terbuka 1 jari sempit dan tampak
19
21
DAFTAR PUSTAKA
Volume 1.
22