Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Meskipun bukan asli tanaman dari Indonesia, apel termasuk salah satu jenis
buah yang populer disamping jeruk dan mangga. Sebagai buah segar, apel banyak
disajikan dalam pesta, buah penyerta kunjungan orang sakit maupun sesaji
upacara agama di Bali. Selain dikonsumsi dalam bentuk buah segar, kelezatan
apel bisa dinikmati dalam bentuk minuman maupun dodol yang banyak dijajakan
di Kota Wisata Batu.
Pemilihan Benih apel Rome Beauty, Manalagi dan Ana merupakan varietas
apel yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Ciri apel Rome Beauty
antara lain kulit buah berwarna merah kehijauan, agak bulat, daging buah agak
keras, beraroma kuat, dan rasanya segar sedikit asam. Kulit buah apel manalagi
berwarna kuning kehijauan, agak bulat, rasanya manis, aromanya harum (wangi),
dan kandungan airnya agak kurang. Sedangkan bentuk buah apel Ana adalah
lonjong, kulitnya berwarna merah dan tipis, daging buah lunak dan rasanya asam.
Dibandingkan dengan Varietas Rome Beauty dan Manalagi, Varietas Ana akan
lebih baik ditanam di tempat yang memiliki elevasi lebih tinggi. Ciri-ciri benih
apel yang baik antara lain diperbanyak dengan cara okulasi, batang bawah
maupun batang atas lurus dan sehat, akar serabutnya lebat, daunnya subur dan
sehat, berumur 6 bulan atau lebih dari saat okulasi, serta bersertifiikat.
Penyiapan Lubang dan Penanaman. Agar awal musim hujan bisa dilakukan
penanaman, pada musim kemarau perlu dilakukan pembersihan lahan,
pembuatan teras (lahan berlereng) dan lubang tanam. Ukuran lubang yang
dianjurkan adalah panjang, lebar dan dalam masing-masing 60 cm. Jarak tanam
untuk Varietas Manalagi adalah 3 3,5 m X 3,5 m, sedangkan untuk Ana dan
Rome Beauty adalah 2 3 m X 2,5-3 m.
Untuk memperbaiki kesuburan daerah perakaran, media yang dimasukkan
kedalam lubang tanam adalah tanah lapisan atas yang berwarna lebih gelap dan
gembur dicampur 20 kg bahan organik (pupuk kandang) dan 0,5 kg dolomit atau
fosfat alam jika reaksi tanah masam (pH < 5,5). Sebelum hujan, campuran tanah
dimasukkan ke dalam lubang dan dibiarkan mengalami inkubasi minimal 2
minggu.
Awal musim hujan murapakan waktu tanam yang ideal karena ketersediaan air
dan suhu udara mendukung untuk adaptasi benih di lapangan. Penanaman
dilakukan dengan memasukkan benih ke dalam lubang dan akarnya perlu diatur
agar menyebar kesegala arah. Selanjutnya, akar ditimbun tanah sampai setinggi
leher akar sambil dipadatkan agar tanaman berdiri tegak dan tidak mudah roboh.
Untuk menahan gangguan angin kencang, setiap tanaman perlu dipasang ajir dan
diikat secara longgar.
Pelengkungan Cabang. Selain membentuk kerangka tajuk, pelengkungan
cabang dimaksudkan untuk mendorong munculnya tunas generatif pada cabang
lateral. Kegiatan ini dilakukan setelah tanaman beradaptasi di lapangan dan
memiliki cabang cukup panjang serta kuat dilengkung, biasanya berdiameter
sekitar 1 2 cm. Caranya yaitu 3 4 cabang dilengkungkan hingga mendatar dan
diikat dengan tali yang ditancapkan pada tanah.
Selanjutnya, daunnya
matahari oranye sampai kuning. Kelemahan apel Anna, rasanya sedikit masam.
Varietas berikutnya adalah Wanglin, yang diintroduksi dari Taiwan. Varietas ini
berwarna hijau tua dengan bintik-bintik putih, dan rasanya paling manis.
Manalagi dan Rome Beauty adalah varietas apel yang paling banyak
dibudidayakan di sekitar kota Malang, Jawa Timur. Sebab dua varietas ini paling
produktif. Budi daya apel dilakukan dengan benih cangkokan dan setek.
Perbanyakan vegetatif ini, memang salah satu cara untuk menjamin, bahwa buah
dari varietas yang dibudidayakan, tidak akan menyimpang dari induknya. Selain
itu, benih cangkokan juga akan menjamin dalam waktu kurang dari 3 tahun kebun
apel akan produktif. Sebab benih cangkokan, bisa berasal dari cabang yang sudah
berukuran cukup besar. Hingga dua tahun setelah tanam, bunga sudah keluar.
Namun benih vegetatif asal cangkok atau setek, tidak memiliki pangkal
batang yang kokoh. Akibatnya, pangkal batang mudah terserang jamur dan akar
diserang nematoda. Kelemahan ini juga menimpa tanaman anggur. Di Indonesia,
khususnya di Bali Utara, anggur juga dibudidayakan dengan benih asal setek dan
cangkok. Idealnya, budidaya apel dan anggur dilakukan dengan benih okulasi,
seperti halnya pada tanaman buah lainnya. Benih okulasi adalah gabungan antara
benih generatif asal biji sebagai batang bawah. Benih batang bawah, biasanya
dipilih yang berbatang dan berperakaran kuat, meskipun kualitas buahnya tidak
terlalu baik.
Benih batang bawah ini akan disambung dengan entres sebagai benih
vegetatif dari batang atas. Batang atas selalu berasal dari varietas yang buahnya
unggul dan produktivitasnya tinggi. Varietas Manalagi dan Rome Beauty, sudah
dikenal mampu beradaptasi dengan iklim tropis yang lembap. Varietas ini sangat
produktif, dengan rasa buah yang digemari oleh masyarakat. Namun varietas
dengan keunggulan batang atas ini, tidak secara otomastis akan bisa menjadi
batang bawah sekaligus.
Untuk itu harus dicari varietas dengan karakter unggul sebagai batang
bawah, namun sekaligus sudah mampu beradaptasi dengan iklim tropis.
Sayangnya, Departemen Pertanian tidak pernah memperhatikan varietas tanaman
buah dengan ciri-ciri unggul sebagai batang bawah. Manalagi, Rome Beauty,
Anna dan Wanglin adalah varietas yang dilepas Menteri Pertanian sebagai batang
atas penghasil buah. Hingga kita tidak pernah punya varietas apel sebagai batang
bawah.
Hal ini juga terjadi pada durian. Hingga para pembenih durian selalu
menggunakan batang bawah berupa benih sapuan dari pasar dan kios durian
kakilima. Beda dengan rambutan yang sudah punya si nyonya, mangga dengan
podang, dan madu anggur, dan terutama jeruk dengan JC (Japanese Citroes), dan
RL (Rough Lemon); sebagai varietas unggul batang bawah.
Benih tanaman buah di negara-negara maju, termasuk apel, tidak hanya
menggunakan dua varietas tanaman sebagai batang atas dan batang bawah. Agar
tanaman tumbuh dengan proporsi sesuai dengan kebutuhan, maka digunakan
batang tengah. Batang tengah biasanya berkayu sangat kuat, namun berperawakan
kerdil. Gunanya untuk menjaga, agar tanaman apel tidak tumbuh menjadi batang
pohon raksasa, yang sulit dikelola. Dengan batang tengah tang kerdil namun kuat,
maka tajuk tanaman bisa dipertahankan kompak, karena mudah dibentuk.
Pemanenan juga bisa dilakukan dengan mudah karena tanamannya pendek.
Di Indonesia, pendeknya batang apel tidak hanya akan memudahkan
pemanenan, melainkan juga perompesan (perontokan) daun. Sebab apel adalah
tumbuhan sub tropis, yang pada musim gugur akan merontokkan seluruh daunnya.
Pada musim semi, apel akan menumbuhkan tunas bunga, baru kemudian tunas
daun. Hingga ketika bunga apel bermekaran pada musim semi, maka yang tampak
hanyalah ranting-ranting tanpa daun yang penuh dengan bunga bermekaran.
Pemandangan inilah juga yang akan tampak di kebun-kebun apel di sekitar
Malang. Di kawasan tropis ini, tumbuhnya bunga apel bukan disebabkan oleh
musim semi, melainkan karena daun-daun apel sengaja dirontokkan paksa setelah
buah selesai dipanen.
Untuk memperoleh batang bawah, diperlukan biji apel sebagai benih. Biji
apel ini mudah diperoleh dari kalangan industri pengolahan apel di sekitar
Malang. Di sini sudeh tumbuh home industri sari apel (cider), cuka apel (vinegar),
keripik dan dodol apel. Untuk membuat kerikip apel buah harus dibelah-belah.
Ketika itulah biji bisa dikumpulkan. Karena masa dorman biji apel sangat pendek,
maka penyimpanan tidak bisa dalam jangka waktu lama. Itupun biji harus ditaruh
dalam wadah yang agak lembap. Setelah itu biji harus segera disemai. Biji yang
masa dormannya pendek, biasanya mudah ditumbuhkan. Hingga biji apel juga
mudah untuk disemai.
Hasil semaian inilah yang akan digunakan sebagai batang bawah. Kalau
batang bawah akan langsung disambung dengan entres sebagai batang atas, maka
penyambungan dilakukan ketika tanaman sudah mencapai ketinggian di atas 1 m.
Kalau batang bawah akan terlebih dahulu disambung dengan batang tengah, maka
penyambungan dilakukan sejak tanaman tumbuh setinggi 10 sd. 20 cm.
Penyambungan batang tengah dengan batang atas tetap dilakukan ketika tanaman
sudah setinggi lebih dari 1 m. Penyambungan apel bisa dilakukan dengan teknik
mata tempel, maupun sambung pucuk. Sambung pucuk lebih dianjurkan, sebab
akan menghasilkan benih dengan kualitas lebih baik.
Di Amerika Serikat, trend apel konsumsi selalu berkembang sangat cepat
mengikuti jaman. Jenis apel yang tahun ini sangat diminati konsumen, dua tahun
lagi kemungkinan sudah tidak laku, karena ada varietas baru yang lebih menarik.
Agar petani bisa cepat mengantisipasi perkembangan selera konsumen, maka para
breeder apel sengaja menyiapkan benih sambung tiga (batang bawah, tengah,
atas); yang sudah setinggi 1,5 m. dan siap dibuahkan. Penanaman apel di AS,
selalu dilakukan pada musim semi. Agar petani tidak rugi, maka benih baru
ditanam di sela-sela tanaman lama. Pada musim gugur tahun kedua, tanaman lama
dipotong habis. Musim semi berikutnya, tanaman baru sudah mengeluarkan
bunga.
Di Indonesia, pengumpulan dan penyemaian biji apel tidak hanya
bermanfaat untuk memmroduksi benih batang bawah. Sebab penyemaian biji juga
akan bermanfaat untuk menemukan varietas-varietas baru yang lebih unggul.
Sebab secara alami selalu terjadi persilangan, apabila apel Manalagi, Rome
Beauty, Anna, dan Wanglin ditanam secara bersamaan dalam satu hamparan. Biji
yang dikumpulkan dari kebun dengan empat varietas apel ini, pasti akan
menghasilkan ribuan varietas. Beberapa individu tanaman dari ribuan varietas itu,
pasti akan ada yang memiliki sifat-sifat unggul baru, yang lebih cocok dengan
kondisi alam tropis.
Penyemaian biji apel ini sudah sangat mendesak. Sebab kalau tidak, suatu
ketika, apel dengan 100% benih vegetatif di kawasan sekitar Malang ini akan
makin mengalami degradasi, bahkan bisa saja terancam punah. Kalau kita
menyemaikan biji apel, kemudian menanamnya sebagai pagar kebun misalnya,
maka di kawasan sekitar Malang akan tersimpan plasma nutfah apel yang kembali
menjadi liar. Pohon-pohon induk inilah yang harus kita seleksi, mana yang
buahnya unggul dan tanamannya produktif, dan mana pula yang batang serta
perakarannya kuat. Upaya untuk menyeleksi varietas unggul batang bawah ini
tidak hanya berlaku untuk apel, melainkan juga anggur dan durian. (R)
Oleh: Ir.Sutopo, M.Si (Peneliti Balitjestro)
http://apelmalang.awardspace.com/3.html
-
See
more
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/id/683.html#sthash.gmfYSX20.dpuf
at: