Você está na página 1de 8

Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari genital eksterna yang terletak di perineum dan
organ interna yang terletak di dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis.

Gambar 1. Anatomi Reproduksi Wanita Bagian Luar


Sumber: Google..com

Gambar 2. Anatomi Reproduksi Wanita Bagian Dalam


Sumber: Google.com

Gambar 3. Anatomi Reproduksi Wanita Bagian Dalam


Sumber: Google.com

STRUKTUR EKSTERNA ORGAN REPRODUKSI WANITA


Struktur eksterna atau vulva secara berurutan terdiri dari (dari arah anterior ke
posterior) mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, prepusium klitoris, vestibulum,
fourchette dan perineum.
a. Mons Pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak
dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis. Mons pubis banyak
mengandung kelenjar sebasea (minyak) dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan
ikal pada masa pubertas. Mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis
selama koitus (hubungan seksual). Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak di
dalam tubuh wanita berkurang dan rambut pubis menipis.
b. Labia Mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan
jaringan ikat yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya memanjang dari mons pubis ke
arah bawah mengelilingi labia minora, berakhir di perineum pada garis tengah. Labia
mayora melindungi labia minora, meatus urinarius, dan introitus vagina (muara vagina).
Pada permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap
daripada jaringan sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar (sama seperti rambut di mons
pubis) dan semakin menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial (arah dalam) labia

mayora licin, tebal, dan tidak ditumbuhi rambut. Bagian ini mengandung suplai kelenjar
sebasea dan banyak kelenjar keringat serta mengadung banyak pembuluh darah.
Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi disebabkan adanya
jaringan saraf yang menyebar luas.
c. Labia Minora
Labia minora terdapat di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang panjang,
sempit, dan tidak berambut yang memanjang ke arah bawah dari baawah klitoris dan
menyatu dengan fourchette. Ruangan diatara kedua labia minora disebut vestibulum.
d. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan erektil yang terletak tepat dibawah
arkus pubis. Ujung badan klitoris dinamai glans dan lebih sensitif dibandingkan badannya.
Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitif
terhadap suhu, sentuhan, dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi
dan meningkatkan ketegangan seksual.
e. Prepusium klitoris
Dekat sambungan anterior, labia minora kanan dan kiri memisah menjadi bagian medial
dan lateral. Babagian lateral menyatu di bagian atas klitoris dan membentuk prepusium,
penutup yang berbentuk seperti kait. Bagian medial meyatu di bagian bawah klitoris untuk
membentuk frenulum.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di
antara labia minora, klitoris, dan fourchette. Vestibulum terdiri dari muara uretra, kelenjar
parauretra (vestibulum minus atau skene), vagina, dan kelenjar paravagina (vestibulum
mayus, vulvovagina, atau bartholin).
Walaupun bukan merupakan bagian sistem reproduksi yang sejati, meatus urinarius
(uretra) juga dimasukkan ke bagian ini karena letaknya dekat dan meyatu dengan vulva.
Meatus mempunyai muara dengan bentuk bervariasi dan berwarna merah muda atau
kemerahan, seringkali disertai tepi yang agak berkerut. Meatus menandai bagian terminal
atau distal uretra. Biasanya terletak sekitar 2,5 cm di bawah klitoris.
Kelenjar vestibulum minora adalah struktur tubular pendek yang terletak pada arah
posterolateral di dalam meatus uretra. Kelenjar ini memproduksi sejumlah kecil lendir
yang berfungsi sebagai pelumas.
Himen ialah lipatan yang tertutup mukosa sebagian, jarang seluruhnya, bersifat elastis
tetapi kuat, disekitar introitus vagina. Himen dapat bersifat elastis memungkinkan distensi
atau dapat robek dengan mudah
Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di dasar labia mayora, masingmasing satu pada setiap sisi orifisium vagina. Beberapa duktus, dengan panjang sekitar 1,5
cm, menjadi saluran pengeluaran drain setiap kelenjar. Setiap duktus membuka ke lekukan

antaara himen dan labia minora. Biasanya muara kelenjar tidak terlihat. Kelenjar
menyekresi sejumlah kecil lendir yang lebih jernih dan lengket, terutama selama koitus.
Keasaman lendir yang rendah (pH tinggi) baik untuk sperma.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis tengan di bawah orifisium
vagina, suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak diantara fourchette dan himen.
h. Perineum
Perineum ialah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
Perineum membentuk dasar badan perineum.
STRUKTUR INTERNA ORGAN REPRODUKSI WANITA
1. Ovarium
Ovarium merupakan dua struktur kecil berbentuk oval, masing-masing berukuran
sekitar 2x4x1,5 cm, terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba falopii.
Kedua organ ini terikat lemah pada uterus oleh pita jaringan ikat. Pada pemeriksaan
bimanual, pemeriksa akan merasakan benda yang menyerupai almond yang bergeser
diantara jari-jari pemeriksa saat melakukan palpasi. Ovarium yang berbentuk oval ini
memiliki konstitensi yang padat dan ssedikit kenyal. Ovarium berfungsi dalam
menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal
mengandung sangat banyak ovum primordial (primitif0. Diantara interval selama masa
usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi.
Ovarium juga memproduksi hormone seks steroid (estrogen, progesteron, dan androgen)
dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi wanita
normal.
Arteri ovarika berasal dari aorta yang berada sedikit di bawah arteri renalis dan
merupakan pemasok darah ovarium yang utama. Arteri ovarika berjalan melewati rongga
retroperitoneal abdomen di dekat ureter. Darah yang memasuki ovarium keluar melalui
vena ovarika. Vena ovarika mengalirkan darah ke vena kava pada sisi kanan dan ke
vena renalis pada sisi kiri. perbedaan anatomis pada dalam aliran darah ini sangat
penting. Semakin lateral posisi vena ovarika kiri membuatnya lebih rentan terhadap
obstruksi dan pembentukan thrombus, terutama pada kehamilan. Aliran limfatik ovarium
berjalan ke nodus lumbalis (para-aorta)
2. Tuba Falopii

Tuba falopii merupakan struktur saluran bilateral yang melekat ke uterus pada setiap
kornu (ujung)-nya. Tuba ini memanjang ke arah lateral, mencapai ujung bebas ligamen
lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba falopii ini kira-kira
10 cm dengan diameter 0,6 cm. Setiap tuba mempunyai lapisan peritoneum di bagian
luar, lapisan otot tipis di bagian tengah, dan lapisan mukosa di bagian dalam. Lapisan
mukosa terdiri dari sel-sel kolumnar, beberapa diantaranya bersilia dan beberapa yang
lain mengeluarkan sekret. Lapisan mukosa paling tipis saat menstruasi. Setiap tuba dan
lapisan mukosanya menyatu dengan mukosa uterus dan vagina.
Tuba falopii berubah di sepanjang strukturnya. Empat segmen yang berbeda dapat
diidentifikasi: (1) infundibulum, (2) ampula, (3) istmus, dan (4) interstisial. Infundibulum
merupakan bagian yang paling distal. Muaranya yang berbentuk seperti terompet
dikelilingi oleh fimbria. Fimbria menjadi bengkak dan erektil saat ovulasi. Ampula
membangun segmen distal dan segmen tengah tuba. Sperma dan ovum bersatu dan
fertilisasi terjadi di ampula. Istmus terletak proksimal terhadap ampula. Istmus kecil dan
padat, sangat mirip ligamentum teres uteri. Bagian interstisial (intramural) melewati
miometrium antara fundus dan korpus uteri dan mempunyai lumen berukuran paling
kecil (terowongan) berdiameter kurang dari 1 mm. Sebelum ovum yang dibuahi dapat
melewati lumen ini, ovum tersebut harus melepaskan sel-sel granulosa yang
membungkusnya. Tuba berfungsi membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya
fertilisasi di dalam tuba dan mengembalikan zigot yang telah dibuahi ke dalam rongga
uterus untuk proses implantasi.
Tuba falopii merupakan jalan bagi ovum. Tonjolan-tonjolan infundibulum yang
menyerupai jari (fimbria) menarik ovum ke dalam tuba dengan gerakan-gerakan seperti
gelombang. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh
gerakan peristaltis lapisan otot. Estrogen dan prostaglandin memengaruhi gerakan
peristaltis. Aktivitas peristaltis tuba falopii dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang
terbesar adalah pada saat ovulasi. Sel-sel kolumnar menyekresi nutrien untuk
menyokong ovum selama berada di dalam tuba.
Pasokan darah ke tuba Fallopii sebagain besar melalui pembuluh darah ovarika,
walaupun anastomis dengan cabang-cabang asenden arteri uterinaterdapat pada ligament
latum. Aliran limfatik pada tuba mengikuti aliran ovarium yaitu ke nodus para aorta.
Bersama dengan ovarium, tuba Fallopii di bungkus oleh satu lapis peritoneum
parietal yang disebut ligament latum. Keadaan ini membentuk struktur yang memiliki
ketebalan ganda yang dibatasi oleh ligament rotundum uterus di bagian superior.

Ligament latum ini menghubungkan uterus, tuba Fallopii, dan ovarium ke dinding
samping pelvis sedikit lateral terhadap struktur-struktur ini. ligament ini mengandung
pembuluh-pembuluh darah, termasuk arteri dan vena uterina.
3. Uterus
Uterus merupakan struktur muscular tunggal, berbentuk buah pir yang terletak di
garis tengah pada pelvis sejati, posterior terhadap simfisis pubis dan kandung kemih,
serta anterior terhadap rektum. Uterus yang matang memiliki berat 30-40 g pada wanita
yang belum pernah melahirkan dan 75-100 g pada wanita yang pernah melahirkan.
Uterus diikat pada pelvis oleh tiga set ligament jaringan ikat: ligament rotundum,
cardinal, dan uterosakral. Ligament rotundum melekat ke kornu uterus pada bagian
anterior insersi tuba Fallopii. Struktur menyerupai tali ini melewati pelvis, memasuki
cincin inguinal pada dua sisi danmengikat osteum dari tulang pelvis dengan kuat.
Ligament ini memberikan stabilitas bagi atas uterus namun tidak terlalu penting.
Ligamen cardinal menghubungkan uterus ke dinding abdomen anterior setinggi
serviks.ligamen uterosakral melekat ke uterus di bagian posterior setinggi serviks dan
berhubungan dengan tulang sarkum. Ligament cardinal dan uterosakral memberikan
penopang yang sangat kuat pada dasar pelvis wanita. Kerusakan pada ligament-ligamen
ini, termasuk akibat tegangan saat melahirkan, dapat mnenyebabkan prolaps uterus dan
dasar pelvis ke dalam vagina atau bahkan melewati vagina dan mencapai vulva.
Uterus terdiri dari tiga bagian: (1) fundus, merupakan tonjolan bulat di bagian atas
dan terletak di atas insersi tuba falopii, (2) korpus, merupakan bagian utama yang
mengelilingi kavum uteri, istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan
korpus dengan serviks dan dikenal sebagai segmen uterus bagian bawah pada masa
hamil. Tiga fungsi uterus diantaranya adalah siklus menstruasi dengan peremajaan
endometrium, kehamilan, dan persalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan: endometrium, miometrium, dan sebagian
lapisan luar peritoneum parietalis. Endometrium mengandung banyak pembuluh darah
dan terdiri dari tiga lapisan membran mukosa: lapisan mukosa padat, lapisan tengah
jaringan ikat yang berongga, dan lapisan dalam padat yang menghubungkan
endometrium dan miometrium. Selama menstruasi dan sesudah melahirkan, lapisan
permukaan yang padat dan lapisan tengah yang berongga akan luruh (tanggal).
Miometrium tersusun dari lapisan-lapisan serabut otot polos yang membentang ke
tiga arah (longitudinal, transversal, dan oblik). Serabut otot polos saling menjalin dengan

jaringan ikat yang elastis dan pembuluh darah sepanjang dinding uterus dan menyatu
dengan lapisan endometrium yang padat. Miometrium menebal di bagian fundus,
semakin menipis ke arah istmus, dan sangat tipis di bagian serviks.
Serviks terletak di bagian paling bawah uterus. Tempa perlekatan serviks uteri
dengan vagina membagi serviks menjadi bagian supravagina yang panjang dan bagian
vagina yang lebih pendek. Panjang serviks sekitar 2,5 sampai 3 cm, 1 cm menonjol ke
dalam vagina pada wanita tidak hamil. Serviks disusun oleh jaringan ikat fibrosa serta
sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Muara sempit antara kavum uteri dan
kanal endoserviks (kanal di dalam serviks yang menghubungkan kavum uteri dengan
vagina) disebut ostium interna. Muara sempit antara endoserviks dan vagina disebut
ostium eksterna yaitu suatu muara sirkular pada wanita yang belum pernah melahirkan.
Kanal endoserviks mempunyai banyak lipatan yang lapisan permukaannya tersusun
atas sel-sel kolumnar tinggi dan menghasilkan musin. Epitelium kolumnar ini berwarna
merah daging, tampak lebih kasar dan lebih dalam daripada epitel luar yang
membungkus serviks. Setelah menarke, epitel skuamosa membungkus serviks bagian
luar (ektoserviks) sehingga membuat serviks berwarna merah muda berkilauan.
Pasokan darah ke uterus bersifat kompleks. Bagian fundus di pasok oleh pembuluh
yang berasal dari arteri ovarika sementara korpus, segmen bawah, dan serviks dipasok
oleh arteri uterine. Arteri uterine merupakan cabang terbesar dari arteri ilkiaka interna
bagian anterior (yang juga dikenal sebagai arteri hipogastrika). Arteri uterine berjalan
dari dinding samping serviks menuju ke uterus setinggi ostium servikalis interna dan
ligament cardinal dan uterosakral. Selain itu, arteri uterine juga menyilang ureter, yang
berjalan langsung dari ginjal ke kandung kemih.
Aliran limfatik uterus mengikuti pasokan darahnya. Aliran limfatik fundus dan
bagian atas korpus, seperti ovarium, menuju nodus limfatikus pada rantai para-aorta.
Aliran limfatik pada bagian bawah korpus uterus dan serviks menuju nodus yang terletak
di sepanjang pembuluh iliaka interna dan eksterna.
4. Vagina
Vagina merupakan struktur tubular yang terletak di depan rektum dan dibelakang
kandung dan uretra, memanjang dari introitus (muara eksterna di vestibulum diantara
labia minora vulva) sampai serviks. Vagina berfungsi sebagai organ untuk koitus dan
jjalan lahir. Perlekatan vagina disokong dengan otot dan fasia dasar pelvis. Vagina adalah
suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara luas. Karena

tonjolan serviks ke bagian atas vagina, panjang dinding anterior vagina hanya sekitar 7,5
cm dan panjang dinding posterior vagina sekitar 9 cm.
Sejumlah suplai darah ke vagina berasal dari cabang-cabang desenden arteri uterus,
arteri vaginalis, dan arteri pudenda interna. Terdapat persarafan dari saraf-saraf pudenda
dan hemoroid sampai sepertiga bagian bawah vagina.
DAFTAR PUSTAKA:
Bobak, Irene M. & Lowdermilk. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4, alih
bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugerah; editor edisi bahasa Indonesia Renata
Komalasari. Ed. 4. Jakarta: EGC.

Você também pode gostar