Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Pekalongan
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2007
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Di lain pihak pengelolaan suatu lembaga pendidikan tingggi untuk
menuju organisasai yang efektif dan efisien merupakan syarat mutlak
keberhasilan organisasi tersebut. Tidak terkecuali lembaga pendidikan tinggi
yang juga akan semakin dituntut menjadi organisasi yang tepat sasaran dan
berdayaguna. Perguruan tinggi (universitas) sebagai lembaga pendidikan
formal memerlukan suatu sistem pengelolaan yang profesional.
Sebagai salah satu komponen utama dalam sistem pendidikan tinggi,
perguruan tinggi sudah selayaknya memberikan kontribusi yang nyata dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini tidak terlepas
dari seberapa baik perguruan tinggi itu dikelola. Apabila perguruan tinggi
dianalogikan sebagai mesin produksi, maka kualitas output akan relevan sekali
dengan kualitas mesin tersebut. Pengelolaan Perguruan Tinggi bermutu tidak
terlepas dari fungsi-fungsi manajemen secara umum yaitu : Perencanaan
(Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing) dan
Pengendalian (Controlling). Fungsi-fungsi manajerial tersebut hendaknya
dilakukan oleh setiap pengelola perguruan tinggi secara efektif dan efisien,
dimana pimpinan (rektor) secara khusus merupakan orang yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan sumber daya perguruan tinggi yaitu : SDM,
mahasiswa, metode, sarana prasarana dan pasar.
Manajemen perguruan tinggi berbasis kualitas (Quality Education)
merupakan dasar efektifitas dari segala keberhasilan program-program
perguruan tinggi. Pendidikan tinggi yang bermutu merupakan standar
kesesuaian tampilan (performance) terhadap atribut-atribut yang dianggap
4
penting oleh para pengguna jasa pendidikan. Atribut-atribut mutu tersebut
hendaknya diketahui oleh penyelenggara perguruan tinggi sehingga dalam
operasionalisasi kegiatan dapat mengacu pada kepentingan mutu pelanggan
(mahasiswa).
Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi sebagai salah satu bentuk
pelayanan jasa (service) memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan linier
atau sekedar jual beli. Dalam sistem pendidikan tinggi, perguruan tinggi
hendaknya dapat memberikan inisiatif peran yang dapat memancing peran
positif komponen sistem pendidikan tinggi lainnya.
Untuk itu, maka mutu pelayanan pendidikan tinggi harus ditingkatkan,
untuk itu perlu diperhatikan kepentingan mahasiwa agar merasa dilayani
dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep pemasaran modern yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup suatu organisasi.
Mahasiwa adalah orang yang menerima hasil pekerjaan suatu lembaga
pendidikan, maka peserta didik jugalah yang dapat menikmati sekaligus
memberikan penilaian kualitas pelayanan suatu lembaga pendidikan tinggi,
karena kepuasan mahasiswa
menghasilkan
produk-produk
yang
dapat
dikategorikan
5
1. Produk sepenuhnya yaitu jasa/pelayanan kependidikan dan
2. Produk parsial adalah lulusan. Produk-produk perguruan tinggi terdiri dari
jasa : kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermasyarakat,
ekstrakurikuler dan administrasi. Kelima produk inilah yang merupakan
wilayah kendali penuh perguruan tinggi dan merupakan tolok ukur
pelayanan perguruan tinggi oleh komponen pendidikan lainnya.
Masyarakat mengharapkan perguruan tinggi dapat memberikan
penyediaan pelayanan pendidikan secara maksimal. Harapan yang besar pada
perguruan tinggi memerlukan energi yang besar. Untuk itu diperlukan banyak
dukungan dari berbagai pihak. Di negara-negara maju, perlakuan khusus
kepada lembaga yang
6
Pratama dan STIE Muhammadiyah. Ketiga perguruan tinggi di Kota
Pekalongan tersebut menjadikan persaingan bagi Universitas Pekalongan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan. Meskipun fasilitas
penunjang yang dimiliki Universitas Pekalongan cukup lengkap, akan tetapi
jumlahnya terbatas. Contohnya, jumlah komputer yang tersedia belum cukup
memenuhi keseluruhan siswa, begitu juga dengan buku-buku yang tersedia di
perpustakaan jumlahnya cukup terbatas dan tidak mungkin dapat memenuhi
kebutuhan mahasiswa. Adanya keterbatasan jumlah fasilitas penunjang
pendidikan ini memberikan indikator bahwa UNIKAL belum dapat
memberikan kepuasan kepada mahasiswanya. (Alfis, 2006) Oleh karena itu,
setiap perguruan tinggi perlu berupaya untuk memberikan kepuasan kepada
mahasiswanya dengan menyediakan fasilitas penunjang seperti teknologi
informasi berupa internet, kemudahan dalam pengisian KRS, KHS dan sistem
pembayaran SPP, serta dapat memenangkan persaingan.
Dari uraian di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini kami
mengambil
judul
:KEPUASAN
MAHASISWA
DAN
UPAYA
Identifikasi Masalah
Kepuasan konsumen merupakan hal yang penting dalam dunia
bisnis, begitu pula dengan dunia pendidikan tinggi pencapaian kepuasan
7
mahasiswa merupakan hal penting dalam aspek pelayanan jasa pendidikan.
Namun di Universitas Pekalongan, masalah kepuasan mahasiswa belum
menjadi prioritas utama, hal ini disebabkan karena pelayanan pendidikan
masih kurang mengarah pada pencapaian kepuasan mahasiswa.
Tingkat kepuasan mahasiswa yang terdiri dari reliability,
responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles
akan sangat
Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah pengaruh jasa pelayanan
pendidikan terhadap kepuasan mahasiswa pada Universitas Pekalongan.
Kepuasan dipengaruhi oleh banyak faktor, namun dalam penelitian ini
dibatasi pada variabel jasa pelayanan yang terdiri dari : reliability,
responsiveness, assurance, empathy dan tangibles.
1.2.3
Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimana tingkat kepuasan mahasiswa pada variabel reliability,
responsiveness, assurance, empathy dan tangibles terhadap kepuasan
mahasiswa pada Universitas Pekalongan?
b. Variabel pelayanan pendidikan manakah yang perlu ditingkatkan
terhadap kepuasan mahasiswa pada Universitas Pekalongan?
8
c. Bagaimanakah hubungan variabel pelayanan, dan upaya peningkatan
pelayanan pendidikan untuk menciptakan kepuasan mahasiswa
Universitas Pekalongan?
2.
3.
pelayanan
pendidikan
untuk
menciptakan
kepuasan
bagi
penulis,
khususnya
mengenai
permasalahan-
9
b.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan memberikan
pertimbangan bagi pihak universitas agar dapat lebih mengerti dan
memahami
pelayanan
pendidikan bagaimana
dapat meningkatkan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
12
2.2 Landasan Teori
1. Pengertian Pemasaran
Perkembangan pemikiran pemasaran, disadari atau tidak, sejalan
dengan perkembangan peradaban dan pemikiran masyarakat di berbagai
bangsa. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran di bidang pemasaran selalu
melekat dalam kehidupan masyarakat yang selalu berpikir alternatif.
Maksudnya adalah dimana masyarakat selalu dihadapkan pada suatu
pilihan dan sumber daya yang terbatas untuk mampu memaksimumkan
kepuasan. Itulah sebabnya upaya untuk pemenuhan akan kepuasan terus
berkembang sepanjang waktu dengan pola tertentu yang mencirikan
tentang masanya.
Pada masa sekarang ini, filosofi yang dipergunakan sebagai dasar
perencanaan strategi pemasaran yang didasarkan pada pemahaman atas
kebutuhan konsumen yang dikenal dengan Marketing Concept (Konsep
Marketing). Pandangan yang berorientasi pada kebutuhan pasar semacam
ini sebenarnya sudah ada di USA dan sudah dikembangkan sejak
pertengahan tahun 1950-an. Sebelumnya pemikiran akan konsep
pemasaran dirasa kurang karena disebabkan adanya 2 alasan, yaitu :
a. Kebanyakan produsen pemasar masih menggunakan konsep produksi
masal sebagai basis kegiatannya.
b. Daya beli masyarakat pada masa-masa itu masih relatif terbatas,
sehingga kecenderungan masyarakat membeli atas dasar pertimbangan
harga murah.
13
Sedangkan di Indonesia sendiri, orientasi yang menekankan pada
kebutuhan berjalan lebih lambat. Maksudnya, orientasi yang menekankan
pada kebutuhan pasar baru dirasakan kepentingannya sekitar pertengahan
tahun 1980-an yaitu ketika dimulainya isu tentang deregulasi.
Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat dari para ahli
mengenai arti dari pemasaran. Menurut Kotler (2000), Pemasaran adalah :
Suatu proses sosial dan manajerial yang mana di dalamnya terdapat
individu dan kelompok untuk mendapatkan apa saja yang mereka inginkan
dan
butuhkan
dengan
cara
menciptakan,
menawarkan
dan
adalah
14
Untuk
meningkatkan
jumlah
konsumen
atau
pelanggan,
15
Konsep produk dalam dunia pendidikan terbagi atas jasa
kependidikan dan lulusan. Jasa kependidikan sendiri terbagi atas jasa:
kurikuler,
penelitian,
pengembangan
kehidupan
bermasyarakat,
produk-produk
tersebut
hendaknya
sejalan
dengan
permintaan pasar atau keinginan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan
kesediaan dalam membeli jasa kependidikan. Perguruan tinggi hendaknya
dapat berorientasi kepada kepuasan pelanggan. Selain itu juga perlu
mencermati pergeseran konsep keuntungan pelanggan menuju nilai
(value) dari jasa yang terhantar. Perguruan tinggi mahal tidak menjadi
masalah sepanjang manfaat yang dirasakan siswa melebihi biaya yang
dikeluarkan. Dan sebaliknya perguruan tinggi murah bukan jaminan akan
diserbu calon mahasiswa apabila dirasanya nilainya rendah.
Langkah-langkah kegiatan dalam mengelola pemasaran perguruan
tinggi, yaitu :
a. Identifikasi pasar
Tahapan
pertama
dalam
pemasaran
perguruan
tinggi
adalah
16
b. Segmentasi Pasar dan Positioning
Penentuan target pasar merupakan langkah selanjutnya dalam
pengelolaan masalah pemasaran perguruan tinggi. Dalam pasar yang
sangat beragam karakternya, perlu ditentukan atribut-atribut apa yang
menjadi kepentingan utama bagi pengguna pedidikan. Secara umum
pasar dapat dipilah berdasarkan karakteristik demografi, geografi,
psikografi maupun perilaku. Dengan demikian perguruan tinggi akan
lebih mudah menentukan strategi pemasaran sehubungan dengan
karakteristik dan kebutuhan pasar. Setelah kita mengetahui karakter
pasar, maka kita akan menentukan bagian pasar mana yang akan kita
layani.Tentunya secara ekonomis, melayani pasar yang besar akan
membawa perguruan tinggi masuk ke dalam skala operasi yang baik.
2. Komunikasi Pemasaran
Pengelola perguruan tinggi hendaknya dapat mengkomunikasikan
pesan-pesan pemasaran perguruan tinggi yang diharapkan pasar. Perguruan
tinggi sebagai lembaga ilmiah akan lebih elegan apabila bentuk-bentuk
komunikasi
disajikan
dalam
bentuk/format
ilmiah,
seperti
17
perguruan tinggi sebagai pembentuk karakter dan nilai yang baik.
Publikasi yang sering terlupakan namun memiliki pengaruh yang kuat
adalah promosi mouth to mouth. Alumni yang sukses dapat membagi
pengalaman (testimony) atau bukti keberhasilan perguruan tinggi.
Melalui langkah-langkah kegiatan tersebut, maka perguruan tinggi
dapat
mencapai
pengajaran
dalam
keseimbangan/ekuilibrium
kondisi
memperebutkan
dalam
kue
operasionalisasi
dari
banyak
18
misalnya jasa perawatan, pengobatan, hiburan, travel/perjalanan, laundry
dan lain-lain.
Apabila pendapatan seseorang meningkat maka ada kecenderungan
untuk memperbesar pengeluaran untuk membeli jasa-jasa tersebut, oleh
karena itu pemasaran jasa makin lama makin meningkat. Seperti yang
dikemukakan oleh beberapa ahli di bawah ini mengenai arti dari jasa.
Pengertian Jasa menurut Kotler (1994) dalam Fandy Tjiptono
(1996 : 6) Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawrakan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik
maupun tidak.
Jasa menurut Clemente (1992) dalam Fandy Tjiptono (1996 : 7)
Jasa sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang
telah membeli produk.
Sedangkan Fandy Tjiptono (1996 : 6) mengartikan jasa merupakan
aktivitas, manfaat, atau keputusan yang ditawarkan untuk dijual.
Jadi dari definisi jasa beberapa pakar di atas disimpulkan bahwa
Jasa itu adalah sesuatu yang dapat dihasilkan atau dirasakan dimana dalam
hal ini dapat mempergunakan benda-benda yang berwujud maupun yang
tidak berwujud.
Kegiatan pendidikan di perguruan tinggi sebagai salah satu bentuk
pelayanan jasa (service) memiliki bentuk proses yang sirkuler bukan linier
19
atau sekedar jual beli. Dalam sistem pendidikan tinggi, perguruan tinggi
hendaknya dapat memberikan inisiatif peran yang dapat memancing peran
positif komponen sistem pendidikan lainnya.
Perguruan tinggi dalam kaitannya dalam industri jasa kependidikan
menghasilkan produk-produk yang dapat dikategorikan sebagai :
(Tampubolon, 2005)
a.
b.
20
tersebut secara jelas dan kontinyu, tanpa mengganggu kelangsungan
kegiatan operasional perguruan tinggi.
Masalah lain yang dapat timbul adalah ketika para penyandang
dana memiliki kepentingan yang berbeda adalah sangat penting untuk
perguruan tinggi mencari sumber-sumber dana yang tidak memiliki
kepentingan yang saling berbenturan.Tentunya sangat adil ketika visi dan
misi perguruan tinggi diawali dari tujuan lembaga pembentuknya
(pemerintah atau yayasan).
Dalam kondisi tertentu, perguruan tinggi yang mempunyai
keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka strategi alliances
merupakan
kapasitas
dan kualitas
21
Pola persaingan antar perguruan tinggi dapat disikapi sebagai suatu
iklim yang kondusif dalam pertumbuhan penyelenggaraan pendidikan. Isuisu komersialisasi pendidikan merupakan konsekuensi logis dari tidak
meratanya pasar yang terlayani oleh perguruan tinggi yang ada. Timbulnya
perguruan tinggi favorit adalah akibat atribut-atribut perguruan tinggi yang
secara panca indra tertangkap sebagai perguruan tinggi yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar. Atribut-atribut perguruan tinggi antara lain
visi dan misi, sarana prasarana fisik, reputasi pendidik, prestasi mahasiswa
dan lulusan.
Di lain pihak perlu pengelompokan pasar pengguna jasa
pendidikan yang luas ke dalam beberapa segmen. Perguruan tinggi dapat
lebih menajamkan strategi pengelolaan sehubungan dengan pasar yang
menjadi segemennya. Akan lebih baik perguruan tinggi menjadi yang
terbaik di kelasnya.
4. Karakteristik Jasa Pelayanan
Menurut Fandy Tjiptono (1996 : 15), terdapat empat karakteristik
jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik tersebut
meliputi : (Fandy Tjiptono, 1996 : 6 7)
a.
Tidak Berwujud
Jasa merupakan sifat yang tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat
atau dirasakan sebelum terjadi transaksi pembelian. Agar kepuasan
konsumen dapat ditingkatkan, ada beberapa hal yang perlu
22
diperhatikan oleh pemberi pelayanan dalam meningkatkan visualisasi
jasa, yaitu :
1)
2)
Pemberi
pelayanan
dapat
Pemberi
mengandalkan
nama
seorang
yang
pelayanan
sudah
dapat
dikenal
juga
untuk
c.
Berubah-ubah (Variability)
Pelayanan
sesungguhnya
sangat
mudah
berubah-ubah,
karena
Seleksi
cemerlang;
dan
melatih
karyawan
yang
23
2)
d.
24
b.
c.
d.
e.
25
a. Tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan yang dialami.
b. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan pelanggan.
c. Perilaku/tindakan personil yang tidak menyenangkan.
d. Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang.
e. Cost yang terlalu tinggi, karena jarak yang terlalu jauh, banyak waktu
yang terbuang, dan lain-lain.
f. Promosi atau iklan yang terlalu berlebih-lebihan (muluk) yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
Maka untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus
menciptakan dan mengelola suatu sistem yang terpadu untuk memperoleh
pelanggan yang setia dan lebih banyak lagi serta kemampuan untuk
mempertahankan pelanggannya. Apabila rasa puas pelanggan itu dapat
dicapai, maka akan diperoleh beberapa manfaat, seperti yang diuraikan
oleh Tjiptono (1995 : 102), yaitu :
a.
b.
Mendorong
terciptanya
loyalitas
dan
d.
26
e.
27
pelanggan pandangan bahwa harapan merupakan standar prediksi. Selain
standar prediksi, ada pula yang menggunakan harapan sebagai stdandar
ideal.
Mahasiswa
(Konsumen)
1.
2.
Reliability,
Responsivene
ss,
3.
4.
5.
Assurance
Empathy, dan
Tangibles
Tki
28
Harapan
2.4 Hipotesis
1.
dari :
Diduga variabel
kepuasan kepada mahasiswa.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
b.
c.
30
d.
a.
b.
c.
d.
3.
b.
c.
Dosen
berpengetahuan
luas
dan
Kegiatan
keamanannya
kemahasiswaan
terjamin
31
Empathy, adalah perhatian secara individu yang diberikan
4.
b.
c.
5.
b.
c.
Ruangan
(perkuliahan/perpustakaan/praktikum), bersih dan nyaman.
6.
Kepuasan
mahasiswa
adalah
tingkat
perasaan
seorang
32
(1992 : 38), populasi adalah seluruh penduduk yang akan diteliti atau sejumlah
penduduk individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama.
Selanjutnya mengenai pengertian sampel adalah sejumlah penduduk yang
jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit
satu sifat yang sama, baik sifat kodrat, maupun sifat pengkhususan.
Populasi adalah keseluruhan mahasiswa pada Universitas Pekalongan
sebanyak 1.381 orang. (data diambil pada tanggal 14 Februari 2007)
Dari jumlah populasi tersebut, maka ditentukan jumlah sampel
penelitian sebanyak 1.381 siswa x 10% = 138,1 dibulatkan menjadi 138
mahasiswa dengan teknik stratified proportional random sampling, penentuan
strata berdasarkan kelas. Ukuran sampel didasartan pada metode Harry King
(Sugiyono, 2001 : 64), yaitu ukuran sampel minimal dari populasi yang kecil
adalah 10%. Dalam penelitian ini ukuran sampel yang akan diambil
jumlahnya 1.381 orang dari populasi sehingga sudah memenuhi syarat
minimal yang ditentukan.
Sampel dalam penelitian sebanyak 138 (hasil pembulatan) dengan
rincian pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Populasi dan Sampel Mahasiswa Universitas Pekalongan
No.
Fakultas
Populasi
Jumlah Sampel
1.
Ekonomi
794
2.
Hukum
349
3.
4.
Pertanian
Perikanan
57
64
33
5.
Kesehatan
Masyarakat
Jumlah
117
1.381
138
Observasi
Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan
dan pencatatan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan mekanisme
dan operasional para para guru pada lokasi penelitian. Observasi
digunakan untuk melengkapi penjelasan-penjelasan atas variabel-variabel
yang diteliti dan merupakan sumber data sekunder.
2.
Kuisioner
Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
seperangkat
daftar pertanyaan
yang
diajukan kepada
mahasiswa
Interview
34
Interview, yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui
kegiatan interaksi sosial antar peneliti dengan yang diteliti, dengan teknik
ini diharapkan dapat melengkapi data primer yang diperoleh dalam
kuisioner guna menjelaskan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan
sumber data sekunder yang turut menunjang penelitian ini.
4.
= 5
Baik/Penting
=4
=3
=2
=1
35
2. Analisis Kuantitatif
a.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dianggap valid
apabila mampu mengukur butir-butir skor pertanyaan dengan jumlah
skor keseluruhan pertanyaan. Uji validitas digunakan untuk mengukur
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur, digunakan
rumus teknik korelasi Product Moment (Sugiyono, 2001 : 148)
rxy
n.XY X .Y
{n.(X ) (X ) 2 }{n.(Y 2 ) (Y ) 2 }
2
Keterangan :
rxy
= Jumlah responden
= Skor pertanyaan
b.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari suatu alat ukur dalam
mengukur suatu gejala. Untuk menguji reliabilitas dari kuisioner
digunakan teknik Cronbach Alpha. Dengan menggunakan rumus
reliabilitas sebagai berikut : (Sugiyono, 2003 : 282)
ri
S i2
k
1
k 1
S t2
Keterangan :
36
k
: varians total
Analisis
Importance
Performance
Analysis (IPA)
Importance Performance Analysis
merupakan alat
untuk
Xi
x 100%
Yi
Dimana :
Tki : Tingkat kesesuaian responden
Xi : Skor penilaian kinerja Universitas Pekalongan
Yi : Skor penilaian kepentingan mahasiswa
Kriteria pengujian :
Apabila Tki < 100%, berarti belum memuaskan
37
Apabila Tki = 100%, berarti telah memuaskan
Apabila Tki > 100%, berarti sangat memuaskan
Dalam Importance Performance Analysis, terdapat dua buah
variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana : X merupakan
tingkat kinerja Universitas Pekalongan yang dapat memberikan
kepuasan responden (mahasiswa), sedangkan Y merupakan tingkat
kepentingan responden (mahasiswa).
Harapan
Prioritas Utama
Pertahankan Prestasi
Prioritas Rendah
Berlebihan
D
X
Kinerja
Keterangan :
A = Menunjukkan faktor pelayanan atau atribut yang dianggap
penting bagi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur
jasa yang dianggap sangat penting, namun manajemen
38
belum
melaksanakannya
sesuai
dengan
keinginan
dilaksanakan
universitas,
untuk
itu
wajib
= Menunjukkan faktor
responden
akan
pelayanan
tetapi
kurang
pelaksanaannya
penting bagi
berlebihan.
39
d.
X2
rX1X2
1
X3
rX1X3
rX2X3
1
X4
rX1X4
rX2X4
rX3X4
1
Xi
rX1Xi
rX2Xi
rX3Xi
rX4Xi
1
Y
rYX1
rYX2
rYX3
rYX4
rYXi
1
40