Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
1) Proses fisika
Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi), akibat dari potensial air rendah pada biji yang
kering.
2) Proses kimia
Dengan masuknya air, biji mengambang dan kulit akan pecah. Air yang masuk
mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin. Hormon ini akan mendorong aleuron
untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Enzim bekerja dengan menghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam endosperma. Misalnya, enzim amilase menghidrolisis pati dalam
endosperma menjadi glukosa. Glukosa ini diperlukan untuk pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman.
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem
primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang. Titik tumbuh primer dibedakan menjadi
tiga bagian, yaitu:
Daerah pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar dan ujung batang. Sel-sel di daerah
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
kelembapan,
kelembapan
udara
yang
tinggi
akan
dapat
mendukung
proses
perkecambahan dan pertumbuhan. kondisi yang lembab mennyebabkan banyak air yang
diserap oleh tumbuhan dan sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung aktivitas
pemanjangan sel-sel.
Nutrisi, adalah sumber energi dan sumbur materi untuk mensintesis berbagai komponen
sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya CO2 dan H2O, tetapi juga unsur-
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
unsur lainnya. CO2 diabsorpsi oleh daun, sedangkan H2O dan mineral diserap oleh akar.
Unsur mineral yang diperlukan tumbuhan dibedakan menjadi duam macam yaitu:
Makroelemen, yaitu unsur mineral yang diperlukan dalam jumlah yang besar.
Contoh: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg.
Mikroelemn, yaitu unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil.
Contohnya: Fe, Cl, Cu, Zn, molibdenum, boron, dan nikel.
b. Faktor internal (dalam)
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah gen dan hormon.
Gen
Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan dari induk ke
keturuannya. Gen berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnya sintesis
protein.
Hormon
Hormon merupakan regulator pertumbuhan yang sangat essensial yang dibuat pada satu
bagian tumbuhan, sedangkan respons pertumbuhan terhadap hormon di terjadi di bagian
tumbuhan lainnya, misalnya di akar, batang, atau daun. Hormon tumbuhan (fitohormon) antara
lain:
Auksin
- Merangsang pemanjangan sel.
- Memacu dominasi tunas apikal (tunas di ujung batang).
- Merangsang pembentukan bunga dan buah.
Giberelin
- Memacu pertumbuhan batang (bolting/tumbuhan raksasa).
- Merangsang perkecambahan biji dan tunas.
- Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi).
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
Sitokinin
- Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ.
- Menunda penuaan.
- Memacu perkembangan kuncup samping.
Asam Asbisat (ABA)
- Menghambat pertumbuhan tunas.
- Dormansi biji
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
Asam traumalin
Memacu pembentukan jaringan baru pada bagian yang luka
Kalin
- Rhizokalin, merangsang pertumbuhan akar.
- Filokalin, Merangsang pertumbuhan daun.
- Kaulokalin, merangsang pertumbuhan batang.
- Anthokalin, merangsang pertumbuhan bunga.
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
TERONG UNGU
A. Definisi
Merupakan tumbuhan perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, Batang berkayu, berbentuk silindris,
percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna ungu. Arah tumbuh batang tegak
lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,52,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat,
tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. daging daun
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
papyraceus.
Tinggi tanaman hingga 40-150 cm (16-57 inci). Daunnya besar, dengan lobus yang kasar. Ukurannya
10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (2-4 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan
tumbuh hingga setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15 cm (6 inci)
panjangnya. Terong pada dasarnya adalah bermacam-macam, berbeda bentuk, ukuran , warna juga
tekstur. Ada terong hijau yang berbentuk bulat yang sering dijadikan lalapan karena teksturnya yang
renyah. Terong mempunyai banyak biji kecil-kecil didalamnya dan biasanya biji terong terasa pahit, tapi
kita tetap boleh memakannya.Tanaman terong ini memiliki ciri-ciri warna bunga putih sampai ungu,
batang berduri, benang sari berwarna kuning dan tinggi 40 -150 cm.
B. Sejarah
Terung ialah tumbuhan pangan yang ditanam untuk buahnya. Asal-usul budidayanya berada
di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak
lebih awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau,
dan putih. Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Q mn yo sh, sebuah
karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544[4]. Banyaknya nama bahasa Arab dan
Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa
pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada
awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke16 untuk sejenis tanaman terung.
Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun,
sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan
tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah
terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada)
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
bisa berpengaruh pada kesehatan. Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta
mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan
alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk
artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.
C. Klasifikasi Tanaman
Nama: Terong ungu (Solanum melongena L.)
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
yang berlebihan dapat meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Manfaat terong ungu untuk
kesehatan tubuh yang satu ini, sungguh luar biasa. Karena, selain nasinin, kandungan fitronutrien dalam
terong juga berkhasiat untuk relaksasi pembulih darah di jantung.
Membantu Menghentikan Kebiasaan Merokok
Bila seseorang sudah terbiasa merokok, untuk menghentikannya memang sangat sulit, bukan? Nah,
jika Anda sedang berusaha untuk berhenti merokok, tak ada salahnya menambah terong dalam pola
makan sehari-hari Anda. Terong dapat membantu menekan hasrat merokok karena terong dikenal
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
mengandung sejumlah kecil nikotin. Mengonsumsi terong adalah salah satu cara hebat dan alami untuk
menghentikan kebiasaan merokok, bukan?
Manfaat Terong Ungu untuk Diet Sehat
Seorang ilmuwan dari Universitas Graz, Jerman, telah melakukan penelitian terhadap hewan hingga
menemukan hasil yang sama dari salah satu manfaat terong ini. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa
terong dapat membantu mencegah tumbuhnya kolestrol jahat dalam tubuh. Selain itu, terong juga terbukti
dapat mencegah dan menghambat tumbuhnya plak-plak lemak yang dapat membuat timbulnya penyakit
ateroklerosis, atau radang pembulih darah.
Mencegah Terjadinya Anemia
Manfaat terong ungu untuk kesehatan tubuh yang lain yaitu dapat mencegah terjadinya anemia. Itu
karena kandungan nutrisi , vitamin dan Zat besi yang terdapat dalam terong yang sangat berguna dan
bermanfaat untuk mencegah terjadinya anemia yang sering terjadi pada beberapa orang yang kekurangan
akan zat besi.
Sebagai Anti Bakteri
Kandungan Vitamin C yang terdapat dalam terong dapat menjadi sumber anti virus dan anti bakteri
yang sangat efektif . Ini semua karena kandungan yang terdapat pada terong yaitu antara lain folat, serat,
Vitamin B, mangan, tembaga, kalium, Vitamin K, triptofan, Vitamin C dan Magnesium.
Mengontrol Kadar Gula Darah
Terong memiliki kandungan serat yang tinggi serta rendah akan karbohidrat larut, sehingga terong
sangat bermanfaat dalam mengontrol dalam penyerapan glukosa serta mengatur kadar gula dalam darah.
Oleh karena itu terong merupakan salah satu makanan yang baik bagi penderita penyakit diabetes tipe 2.
Melembabkan Kulit Kepala
Terong memiliki beberapa kandungan mineral serta vitamin yang sangat baik untuk menutrisi kulit
kepala agar selalu sehat. Sehingga memungkinkan untuk terhindar dari berbagai masalah yang biasanya
timbul pada kulit kepala.
Meningkatkan Gairah Sex Pria
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
Adapun beberapa mitos dalam masyarakat yang menyatakan bahwa terong membuat loyo badan .
Akan tetapi mitos ini justru salah karena faktanya terong sangat kaya akan manfaat. Karena terong malah
dapat meningkatkan gairah sexual pada pria, disebabkan karena efek afrodisiaknya. Terong merupakan
salah satu jenis sayuran yang bermanfaat untuk kesuburan pria.
Mencegah Penuaan Dini
Terong merupakan jenis sayuran yang kaya akan manfaat terlebih untuk kesehatan kulit. Salah satu
manfaat terong untuk kesehatan kulit yaitu dapat mencegah penuaan dini, itu dikarenakan kandungan
K E L O M P O K O RYZ A S ATI VA K E L A S X I I M I A 2 0 1 6/ 2 0 1 7
vitamin E yang terkandung di dalam terong. Untuk mendapatkan manfaat hasil yang maksimal dalam
mencegah penuaan dini serta keriput konsumsilah terong secara rutin.
Membantu Mengobati Kanker
Terong mengandung kaya akan serat dalam jumlah yang tinggi yang dimana sangat bermanfaat dalam
mengobati kanker usus besar. Ini semua di karenakan terong berfungsi dalam penyerapan bahan - bahan
kimia dan racun yang merupakan penyebab dari terjadinya perkembangan kanker usus besar. Vitamin
C, K, B6
tiamin
fosfor
asam folat
niasin
tembaga
kalium
magnesium
serat
manga
SMAN 1
JAMPANGTENGAH
NB: Selain itu, terong hanya sedikit sekali mengandung kolesterol atau lemak jenuh.
E. Budidaya Terong Ungu
Terong sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang rumit. Terong dapat
hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 1-1.200 dpl dan suhu optimum 18 25
derajat Celcius. Untuk pembentukan warna buah , terong memerlukan pencahayaan yang cukup.
Terung tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis dengan
PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal musim kemarau.
Terong banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut terong lalap, terung
kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terong craigi yang buahnya berbentuk bulat panjang
ujung meruncing , terong jepang dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang
buahnya bulat panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar berwarna
keputih-putihan.
Terong pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji terong yang betulbetul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli ditoko pertanian. Setiap satu hektar
dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum
ditanam biji terung disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan langkah-langkah
dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan bedengan, pengapuran dan pemberian
pupuk dasar. Setelah penanaman maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan
meliputi pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta pemberantasan
penyakit.
Terong pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit. Hama yang
menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu daun, kutu trip, kumbang totol hitam, lalat
buah, lembing hijau, penggerek batang, tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulat
tanduk. Sedangkan penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara pencegahan
hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.
Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila dirawat dengan baik
tanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan. Panen yang baik dilakukan sore atau pagi
hari terutama saat musim kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah
sedang bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.
1. SYARAT TUMBUH
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi
dan
2. PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih terong yang akan
ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat
kita melakukan pemeraman benih terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24
jam, kita mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan (pupuk
kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida bahan aktif metalaksil (Saromyl 35
SD) sebagai pencegah jamur dapat menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Hasil
campuran media tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi 8 cm dan diameter 5
cm.
3. PEMBIBITAN
Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24 jam hingga
nampak mulai berkecambah
Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar barisan 10-15
cm
Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan benih satu
persatu
ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus.
Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang/ penutup
lainnya
Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di perlukan semprot
dengan
pestisida
Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
4. PERSIAPAN LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan dengan munculnya
radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan ke media semai menggunakan pinset
dengan posisi radikula dibawah. Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan
tanam dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali agar lapisan
tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya. Selanjutnya lahan diairi dengan cara dileb/digenangi secara merata. Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya
dilakukan pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya diberikan pupuk
kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2, (khusus untuk tanah
basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan
pupuk urea dengan dosis 2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman.
Jika kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3 kg/10 tanaman.
Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah dibentuk bedengan bedengan membentuk
single row (satu baris satu tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya
dipasang mulsa hitam perak.
5. PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam pada lubang
tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong yang siap tanam adalah munculnya
atau keluar 3 lembar helai daun sempurna atau mencapai tinggi 7,5 cm. Sebaiknya penanaman
dilakukan pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah pemindahan dan
masa adaptasi pertumbuhan awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row, dengan jarak antara
tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam
10-15 cm kemudian ditekan ke bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar
lubang mulsa sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama dapat
diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
6. PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat dileb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor. Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari
tanah tetap basah, tetapi hal ini tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya
banyak mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
7. PENYULAMAN
Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
9. PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
10. PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu membutuhkan
suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman yang teratur, maupun pemupukan
susulan sangat perlu dilakukan. Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan
sore hari selama seminggu pertama setelah tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain ZA dosis 2.5 3
gram/tanaman, SP-36 2.5 3 gram/tanaman, KCl sebanyak 1-1.5 gram/tanaman. Pupuk
diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua
dilakukan pada umur 50 HST dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per
tanaman. Pemupukan ke IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen yang kedua
dilakukan dengan dosis sebanyak 10 gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan
dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau penyakit yang menyerang . Sedangkan
konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan
intensitas serangan dan kondisi lingkungan.
11. PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama
juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera
tumbuh
12. PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TERONG
1. H A M A
,Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, jika jika
diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek bermacam-macam dapat
di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Aphis
spp
sebagai
vektor
atau
perantara
virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika populasi Aphis
banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe Racun Contak , tetapi disarankan
menggunakan Insektisida dengan tipe Racun Sistemik Jika ingin lebih aman gunakan
Insektisida botani misalnya menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih
tidak disukai oleh Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap
Aphis.
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman,
sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada
permukaan
daun
sebelah
atas
ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan menggunakan
Insektisida dengan tipe Racun Sistemik
tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan roboh, pada siang hari ulat
bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan ulat Agritus ipsilon pada siang hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan dengan
insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan insektisida dengan tipe
Racun perut , jika menggukanan racun kontak semprot pada malam hari ketika ulat mulai
muncul, tetapi perlu di pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh
penerangan.
lubang. Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, mengumpulkan
ulat, jika perlu gunakan Insektisida
bentuk
buah
tidak
normal,
dan
mudah
terserang
penyakit
busuk
buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman
dan waktu tanam sanitasi kebun.
2. PENYAKIT
Layu Bakteri
hebat
pada
temperatur
cukup
tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak, Sebenarnya serangan Layu
bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem / pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya
pada akar atau leher akar sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat
sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.Pengendaliannya : Atur
jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan
menanam tanaman yang berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan
memperparah serangan. Gunakan Bakterisida
Busuk Buah
Penyebab
jamur
Phytophthora
sp.,
Phomopsis
vexans,
Phytium
sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea Gejala bercak-bercak
kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada
buah lalu membesar berwarna coklat dengan titik-titik hitam
Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit muda kebasahbasahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit: Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman,
perbaikan drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
13. PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau sekitar 15 18 hst
setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong layak panen adalah daging belum keras,
warna buah mengkilat, ukuran tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong
jenis bulat kecil panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga dengan
ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau dan belum berwarna kecoklatan
bagi terong berwarna ungu, bila dipotong belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan
dan warna daging masih putih bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu musim dapat
dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah
pemanenan yang ke delapan biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun
kwantitasnya
SUMBER
http://www.langkahbisnis.com/cara-lengkap-budidaya-terong/
http://www.carabertani.com/2015/05/tips-cara-budidaya-tanaman-terong-ungu.html
http://caramenanam.net/cara-menanam-terong-ungu-di-polybag/
https://id.wikipedia.org/wiki/Terung