Você está na página 1de 36

LAPORAN PENDAHULUAN

ANAK HIPERAKTIF
STASE ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Galeri
Nemie
Rika Prissilia
Septia Iga Hesti Wulandari
Septiarinda
Sri Astuti
Syarifah
Vivi Yuniana Mayang Sari

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan tingkat
gangguan perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan
tahap perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolah maupun di rumah
(Isaac, 2005). Pada kira-kira sepertiga kasus, gejala-gejala menetap sampai
dengan masa dewasa (Townsend, 1998). ADHD adalah salah satu alasan dan
masalah kanak-kanak yang paling umum mengapa anak-anak dibawa untuk
diperiksa oleh para professional kesehatan mental. Konsensus pendapat
professional menyatakan bahwa kira-kira 3,05% atau sekitar 2 juta anak-anak usia
sekolah mengidap ADHD (Martin, 1998).
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa 5% dari populasi usia sekolah
sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh ADHD, yaitu sekitar 1 % sangat
hiperaktif. Sekitar 30-40% dari semua anak-anak yang diacu untuk mendapatkan
bantuan professional karena masalah perilaku, datang dengan keluhan yang
berkaitan dengan ADHD (Baihaqi dan Sugiarmin, 2006). Di beberapa negara lain,
penderita ADHD jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan di Indonesia.
Literatur mencatat, jumlah anak hiperaktif di beberapa negara 1:1 juta. Sedangkan
di Amerika Serikat jumlah anak hiperaktif 1:50. Jumlah ini cukup fantastis karena
bila dihitung dari 300 anak yang ada, 15 di antaranya menderita hiperaktif. "Untuk
Indonesia sendiri belum diketahui jumlah pastinya. Namun, anak hiperaktif
cenderung meningkat (Pikiran rakyat, 2009).
Dewasa ini, anak ADHD semakin banyak. Sekarang prevalensi anak ADHD
di Indonesia meningkat menjadi sekitar 5% yang berarti 1 dari 20 anak menderita
ADHD. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik ataupun
pengaruh lingkungan yang lain, seperti pengaruh alkohol pada kehamilan,
kekurangan omega 3, alergi terhadap suatu makanan, dll (Verajanti, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Konsep Teori Anak Dengan Hiperaktif?
1.2.2 Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan
Hiperaktif?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Bagaimana Konsep Teori Anak Dengan Hiperaktif.
1.3.2 Mengetahui Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak
Dengan Hiperaktif.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Laporan Pendahuluan
2.1.1 Definisi
Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian
menandakan gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang
sampai saat ini dicap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan
otak minimal atau disfungsi serebral minimal. (Nelson, 1994) Hiperaktif
menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak.
Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan
bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. (Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya
Mengatasi Problem Anak Sehari-hari) Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku
yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak
mampu memusatkan perhatian. (Sani Budiantini Hermawan, Psi.,)
3

Ada tiga tipe anak hiperaktif yaitu :


2.1.1.1 Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi)
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau
Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada
pada anak perempuan. Anak dalam tipe ini memiliki cirri-ciri : tidak mampu
memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi,
mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun dan dapat
digambarkan sedang berada diawang-awang, tidak bisa diajak bicara atau
menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan
kacau.

2.1.1.2 Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive.


Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi
bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
Anak dalam tipe ini memiliki ciri-ciri berikut: terlalu energik, lari ke sana kemari,
melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara, berisik. Ia juga impulsif:
melakukan sesuatu secara tak terkendali, begitu saja bertindak tanpa
pertimbangan, tak bisa menunda respons, tidak sabaran. Tetapi yang
mengherankan, sering pada saat belajar, ia menampakkan tidak perhatian, tetapi
ternyata ia bisa mengikuti pelajaran.
2.1.1.3 Tipe gabungan (kombinasi)
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.
Kebanyakan anak-anak termasuk tipe seperti ini. Anak dalam tipe ini mempunyai
ciri-ciri berikut: kurang mampu memperhatikan aktivitas dan mengikuti
permainan atau menjalankan tugas, perhatiannya mudah terpecah, mudah berubah
pendirian, selalu aktif secara berlebihan dan impulsif.
Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada
seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak
menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif
selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan
4

yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka
suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti
mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.
2.1.2 Etiologi
2.1.2.1 Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir
dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distresfetal,
persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimiagravidarum atau eklamsia
dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di samping itu faktorfaktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda,
ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif.
Terjadinya perkembangan otak yang lambat. Faktor etiologi dalam bidang
neuoralogi yang sampai kini banyak dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah
satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat
aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi
menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak
hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbitallimbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.
2.1.2.2 Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet
memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu,
kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok
dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat
melahirkan calon anak hiperaktif.
2.1.2.3 Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga
dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara
yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada
anak kembar.
2.1.2.4 Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru
antara orang tua dengan anaknya.
2.1.2.5 Epidemiologi
5

Angka kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga


lebih dari 5 %. Dilaporkan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan
dengan wanita. Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan kejadian ADHD
mencapai 7%.
2.1.3 Patofisiologi
Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan
konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang
meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan
biokimiawi. Anak pria yang hiperaktiv, yang berusia antara 6 9 tahun serta yang
mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik
terhadap pengobatanpengobatan stimulan, memperlihatkan derajat perangsangan
yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat mereka,
sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil diukur
dengan

mempergunakan

elektroensefalografi,

potensialpotensial

yang

diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini
mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka dialihkan,
lingkup perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3 minggu
pengobatan serta perawatan, maka angkaangka laboratorik menjadi lebih
mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka
memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.
2.1.4 Gejala klinis
Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan
ini memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, jika dibandingkan dengan
anakanak kontrol yang normal, tetapi gerakangerakan yang mereka lakukan
kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka
mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat
impulsif dan mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau
merenungkan akibat tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah
terhadap perasaan frustasi dan secara emosional mereka adalah orangorang yang
labil serta mudah terangsang. Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk
bersifat netral atau pertenangan, mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara
sosial mereka bersikap kaku.

Beberapa orang di antara mereka bersikap bermusuhan dan negatif, tetapi


ciri ini sering terjadi secara sekunder terhadap permasalahanpermasalahan
psikososial yang mereka alami. Beberapa orang lainnya sangat bergantung secara
berlebihlebihan, namun yang lain lagi bersikap begitu bebas dan merdeka,
sehingga kelihatan sembrono. Kesulitan-kesulitan emosional dan tingkah laku
lazim ditemukan dan biasanya sekunder terhadap pengaruh sosial yang negatif
dari tingkah laku mereka. Anak-anak ini akan menerima celaan dan hukuman dari
orang tua serta guru dan pengasingan sosial oleh orang-orang yang sebaya dengan
mereka. Secara kronik mereka mengalami kegagalan di dalam tugas-tugas
akademik mereka dan banyak diantara mereka tidak cukup terkoordinasi serta
cukup mampu mengendalikan diri sendiri untuk dapat berhasil di dalam bidang
olah raga. Mereka mempunyai gambaran mengenai diri mereka sendiri yang
buruk serta mempunyai rasa harga diri yang rendah dan kerap kali mengalami
depresi. Terdapat angka kejadian tinggi mengenai ketidakmampuan belajar
membaca matematika, mengeja serta tulis tangan. Prestasi akademik mereka dapat
tertinggal 1 2 tahun dan lebih sedikit daripada yang sesunguhnya diharapkan
dari kecerdasan mereka yang diukur.
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang akan menegakkan diagnosis
gangguan kekurangan perhatian. Anak yang mengalami hiperaktivitas dilaporkan
memperlihatkan jumlah gelombang-gelombang lambat yang bertambah banyak
pada elektorensefalogram mereka, tanpa disertai dengan adanya bukti tentang
penyakit neurologik atau epilepsi yang progresif, tetapi penemuan ini mempunyai
makna yang tidak pasti. Suatu EEG yang dianalisis oleh komputer akan dapat
membantu di dalam melakukan penilaian tentangketidakmampuan belajar pada
anak itu.
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.6.1 Keperawatan
1) Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak yang
mengalami gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan
rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan
akademik dan psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang

terang mengenai keadaan anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua


orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.
2) Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara teratur
menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu,
dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
3) Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah
dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat santai setelah
bermain terutama sekali setelah ia melakukan kegiatan fisik yang kuat dan
keras
4) Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang, dengan cara
menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang, permainan-permainan
yang keras dan jungkir balik.
5) Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa,
barang-barang yang membahayakan dan mudah pecah dihindarkan.
6) Tehnik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu,
dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau tanda
sehingga mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.
2.1.6.2 Medis
1) Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang
mengalami gangguan hiperaktif. Farmakologi yang sering digunakan
adalah

dekstroamfetamin,

metilfenidat,

magnesium

pemolin

serta

fenotiazin. obat tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang


lebih sedikit. Cara bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan
mengadakan modifikasi di dalam gangguan-gangguan fundamental pada
rentang perhatian, konsentrasi serta impulsivitas. Oleh karena respon yang
akan mereka berikan terhadap pengobatan tidak dapat diramalkan
sebelumnya, maka biasanya diperlukan suatu masa percobaan klinik,
mungkin akan dibutuhkan waktu 2-3 minggu dengan pemberian
pengobatan setiap hari untuk menentukan apakah akan terdapat pengaruh
obat itu atau tidak.
2) Dosis:
Obat tersebut diberikan setelah makan pagi dan makan siang, agar
hanya memberikan pengaruh yang minimal kepada nafsu makan dan tidur
8

penderita. Metilfenidat : dosis yang diberikan berbeda-beda sesuai dengan


usia masing-masing anak akan tetapi berat badan tidak berpengaruh
terhadap dosis.pada awalnya mereka diberikan 5 mg pada saat makan pagi
serta pada waktu makan siang. Jika tidak ada respon yang diberikan maka
dosis di naikan dengan 2,5 mg dengan selang waktu 3-5 hari. Bagi anakanak yang berusia 8-9 tahun dosis yang efektif adalah 15-20 mg/24 jam.
Sementara itu anak yang berusia lebuh lanjut akan memerlukan dosis
sampai 40 mg/jam. Pengaruh obat ini akan berlangsung selama 2-4 hari.
Biasanya anak akan bersifat rewel dan menangis. Jika pemakaian obat ini
sudah berlangsung lama dan dosis yang diberikan lebih dari 20 mg/jam
rata-rata mereka akan mengalami pengurangan 5 cm dari tinggi yang
diharapkan.
Dekstroamfetamin : dapat diberikan dalam bentuk yang dilepaskan
(showreleased) secara sedikit demi sedikit. Dosis awalnya adalah 10 mg
dengan masa kerja selama 8-18 jam sehingga penderita hanya
membutuhkan satu dosis saja setiap hari, pada waktu sarapan pagi.
Dosisnya dalah kira sebesar setengah dosis metilfenidat, berkisar antara
10-20 mg/jam
Magnesium pemolin : dianjurkan untuk memberikan dosis awal
sebesar 18,75 mg, untuk selanjutnya dinaikan dengan setengah
tablet/minggu. Akan dibutuhkan waktu selama 3-4 minggu untuk
menetapkan keefektifan obat tersebut. Efek samping dari obat tersebut
adalah berpengaruh terhadap fungsi hati, kegugupan serta kejutan otot
yang meningkat.
Fenotiazin : dapat menurunkan tingkah laku motorik anak yang
bersangkutan, efek samping : perasaan mengantuk, iritabilitas serta
distonia.
Secara umum efek samping dari pemakaian obat-obatan tersebut
diatas adalah anoreksia dan penurunan berat badan, nyeri perut bagian
atas serta sukar tidur, anak akan mudah menangis serta peka terhadap
celaan ataupun hukuman, detak jantung yang meningkat serta penekanan
pertumbuhan. Jika terjadi hal demikian maka pengurangan dosis atau
penghentian pengguanaan obat-obatan perlu dihentikan.

2.2 Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Menurut Hidayat (2005) pengkajian perkembangan anak berdasarkan
umur atau usia anak antara lain :
2.2.1.1 Neonatus (0-28 hari)
1)
Apakah ketika lahir neonatus menangis?
2)
Bagaimana kemampuan memutar-mutar kepala?
3)
Bagaimana kemampuan menghisap?
4)
Kapan mulai mengangkat kepala?
5) Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya kemampuan untuk
mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap jari atau
6)

tangan)?
Bagaimana kemampuan berbahasa anak (menangis, bereaksi terhadap

7)

suara atau bel)?


Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi (misalnya tersenyum dan

mulai menatap muka untuk mengenali seseorang?


2.2.1.2 Masa bayi / Infant (28 hari - 1 tahun)
1) Bayi usia 1-4 bulan.
(1) Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya mengangkat
kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,
dapat duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk dipangkuan ketika
didukung pada posisi berdiri, komtrol kepala sempurna, mengangkat
kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke
miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi danm berusaha untuk
(2)

merangkan)?
Bagaimanan kemampuan motorik halus anak (misalnya memegang
suatu objek, mengikuti objek dari satu sisi ke sisi lain, mencoba
memegang benda dan memaksukkan dalam mulut, memegang benda
tetapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda
dengan kedua tangan, menagan benda di tangan meskipun hanya

(3)

sebentar)?
Bagimana kemampuan berbahasan anak (kemampuan berbicara dan
tersenyum, dapat berbunyi huruf hidup, berceloteh, mulai mampu

10

mengucapkan kata ooh / ahh, tertawa dan berteriak, mengoceh


(4)

spontan atau berekasi dengan mengoceh)?


Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya: mengamati
tangannya, tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak
tersenyum, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak, tersenyum pada wajah manusia, meskipun
tidur dalamsehari lebih sedikit dari waktu terhaga, membentuk siklus
tidur bangun , menangis menjadi sesuatu yang berbeda, membedakan
wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal, senang menatap wajah-

wajah yang dikenalnya, diam saja ketika ada orang asing)?


2) Bayi Umur 4-8 bulan
(1) Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya dapat
telungkup di alas dan sudah mulau mengangkat kepala dengan
melakukan gerakan menekan kedua tangannya dan pada bulan
keempat sudah mulai mampu memalingkan ke kanan dan ke kiri,
sudah mulai bisa duduk dengan kepala tegak, sudah mampu membalik
badan, bangkit dengan kepala tegak, berkonsentrasi beban pada kaki
dan dada terangkat dan bertumpu pada lengan, berayun ke depan dan
kebelakang, berguling dari terlentang ke tengkurap dan dapat dudu
(2)

dengan bantuan selama waktu singkat)?


Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya: sudah mulai
mengamati benda, mulai menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang, mengeksplorasi benda yangsedang dipegang, mengambil
objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan kedua benda di
kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai
satu kesatuan, mentransfer obajek dari satu tangan ke tangan yang

(3)

lain)?
Bagaimana kemampuan berbahasan anak (misalnya: menirukan suara
atau kata-kata, menolek ke arah suara dan menoleh ke arah sumber
suara, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak,
menggunakan kata yang terdiri dari dua suku kata dan dapat membuat

(4)

dua bunyi vokal yang bersamaan seperti ba-ba)?


Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (misalnya merasa
terpaksa jika ada orang asing, mulai bermain dengan mainan, takut

11

akan kehadiran orang asing, mudah frustasi dan memukul-mukul


dengan lengan dan kaki jika sedang kesal)?
3) Bayi Umur 8-12 bulan
(1)

Bagaimana kemampuan motorik kasar anak (misalnya duduk tanpa


pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri, berdiri 2

(2)

detik dan berdiri sendiri)?


Bagaimana kemampuan motorik halus anak (misalnya mencari dan
meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkannya,
mampu mengambilnya dan mampu memegang dengan jari dan ibu
jari, membenturkannya dan mampy menaruh benda atau kubus

(3)

ketempatnya)?
Bagaimana perkembangan

berbahasa

anak

(misalnya:

mulai

mengatakan papa mama yang belum spesifik, mengoceh hingga


(4)

mengatakan dengan spesifik, dapat mengucapkan 1-2 kata)?


Bagaimana perkembangan kemampuan adaptasi sosial anak (misalnya
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai
minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang lain, main-main

bola atau lainnya dengan orang)?


4) Masa Toddler
(1) Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: mampu
melanhkah dan berjalan tegak, mampu menaiki tangga dengan cara
satu tangan dipegang, mampu berlari-lari kecil, menendang bolan dan
(2)

mulai melompat)?
Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya: mencoba

(3)

menyusun atau membuat menara pada kubus)?


Bagaimana kemampuan berbahasa anak (misalnya: memiliki sepuluh
perbendaharaan kata, mampu menirukan dan mengenal serta responsif
terhadap orang lain sangat tinggi, mampu menunjukkan dua gambar,
mampu mengkombinasikan kata-kata, mulai mampu menunjukkan

(4)

lambaian anggota badan)?


Bagaimana kemampuan anak dalam beradaptasi sosial (misalnya:
membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok
gigi dan mencoba memakai baju)?

5) Masa Prasekolah (Preschool)

12

(1)

Bagaimana perkembangan motorik kasar anak (misalnya: kemampuan


untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan
satu kaki, berjalan dengan tumit ke jari kaki, menjelajah, membuat

(2)

posisi merangkan dan berjalan dengan bantuan)?


Bagaimana perkembangan motorik halus anak (misalnya: kemampuan
menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian,
memilih garis yang lebih panjang dan menggambar orang, melepas
objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan tangan,
menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek ke
dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan
menggunakan sendok dengan bantuan, makan dengan jari, membuat

(3)

coretan diatas kertas)?


Bagaimana perkembangan berbahasa anak (misalnya: mampu
menyebutkan empat gambar, menyebutkan satu sampai dua warna,
menyebutkan kegunaan benda, menghitung atau mengartikan dua
kata, mengerti empat kata depan, mengertio beberapa kata sifat dan
sebagainya, menggunakan suara yntum mengidentifikasi objek, orang
dan aktivitas, menirukan bebagai bunyi kata, memahami arti larangan,
berespons terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga

(4)

dekat)?
Bagaimana perkembangan adaptasi sosial anak (misalnya: bermain
dengan permainan sederhana, menagis jika dimarahi, membuat
permintaan sederhana dengan gaya tubuh, menunjukkan peningkatan
kecemasan terhadap perpisahan, mengenali anggota keluarga)?

6) Waktu schoolage
(1)
(2)

Bagaimana kemampuan kemandirian anak dilingkungan luar rumah?


Bagaimana kemampuan anak mengatasi masalah yang dialami

(3)

disekolah?
Bagaimana kemampuan beradaptasi sosial anak (menyesuaikan

(4)
(5)

dengan lingkungan sekolah)?


Bagaimana kepercayaan diri anak saat berada di sekolah?
Bagaimana rasa tanggung jawab anak dalam mengerjakan tugas di
sekolah?
13

(6)

Bagaimana kemampuan anak dalam berinteraksi sosial dengan teman

sekolah?
(7) Bagaimana ketrampilan membaca dan menulis anak?
(8) Bagaimana kemampua anak dalam belajar di sekolah?
7) Masa adolensence
(1) Bagaimana kemampuan remaja dalam mengatasi masalah yang
(2)

dialami secara mandiri?


Bagaimanan kemampuan remaja dalam melakukan adaptasi terhadap

(3)
(4)

perubahan bentuk dan fungsi tubuh yang dialami?


Bagaimana kematangan identitas seksual?
Bagaimana remaja dapat menjalankan tugas perkembangannya

(5)

sebagai remaja?
Bagaiman kemampuan remaja dalam membantu pekerjaan orang tua
di rumah (misalnya membersihkan rumah, memasak)?

Menurut

Videbeck

(2008)

pengkajian

anak

yang

mengalami

AttentionDeficytHiperactivityDisorder (ADHD) antara lain:


1) Pengkajian riwayat penyakit
(1) Orang tua mungkin melaporkan bahwa anaknya rewel dan mengalami
masalah saat bayi atau perilaku hiperaktif hilang tanpa disadari sampai
anak berusia todler atau masuk sekolah atau daycare.
(2) Anak mungkin mengalami kesulitan dalam semua bidang kehidupan yang
utama, seperti sekolah atau bermain dan menunjukkan perilaku overaktif
atau bahkan perilaku yang membahayakan di rumah.
(3) Berada diluar kendali dan mereka merasa tidak mungkin mampu
menghadapi perilaku anak.
(4) Orang tua mungkin melaporkan

berbagai

usaha

mereka

untuk

mendisplinkan anak atau mengubah perilaku anak dansemua itu sebagian


besar tidak berhasil.
2) Penampilan umum dan perilaku motorik
(1) Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan mengeliat dan bergoyanggoyang saat mencoba melakukannya.

14

(2) Anak mungkin lari mengelilingi ruang dari satu benda ke benda lain
dengan sedikit tujuan atau tanpa tujuan yang jelas.
(3) Kemampuan anak untuk berbicara terganggu, tetapi ia tidak dapat
melakukan suatu percakapan, ia menyela, menjawab pertanyaan sebelum
pertanyaan berakhir dan gagal memberikan perhatian pada apa yang telah
dikatakan.
(4) Percakapan anak melompat-lompat secara tiba-tiba dari satu topik ke topik
yang

lain.

Anak

dapat

tampak

imatur

atau

terlambat

tingkat

perkembangannya.

3) Mood dan afek


(1) Mood anak

mungkin

labil,

bahkan

sampai

marah-marah

atau

tempertantrum.
(2) Ansietas, frustasi dan agitasi adalah hal biasa.
(3) Anak tampak terdorng untuk terus bergerak atau berbicara dan tampak
memiliki sedikit kontrol terhadap perilaku tersebut.
(4) Usaha untuk memfokuskan perhatian anak dapat menimbulkan perlawanan
4)

dan kemarahan.
Proses dan isi pikir
Secara umum tidak ada gangguan pada area ini meskipun sulit untuk

mempelajari anak berdasarkan tingkat aktivitas anak dan usia atau tingkat
perkembangan.
5) Sensorium dan proses intelektual
(1) Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada perubahan sensori atau
persepsi seperti halusinasi.
(2) Kemampuan anak untuk memberikan perhatian atau berkonsentrasi
tergangguan secara nyata.
(3) Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada ADHD yang berat 2
atau 3 menit pada bentuk gangguan yang lebih ringan.
(4) Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia sering kali menjawab, saya
tidak tahu, karena ia tidak dapat memberi perhatian pada pertanyaan atau
tidak dapat berhenti memikirkan sesuatu.
(5) Anak yang mengalami ADHD sangat mudah terdistraksi dan jarang yang
mampu menyelesaikan tugas.
6) Penilaian dan daya tilik diri
15

(1) Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan penilaian yang


buruk dan sering kali tidak berpikir sebelum bertindak
(2) Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan melakukan tindakan
impulsif, seperti berlari ke jalan atau melompat dari tempat yang tinggi.
(3) Meskipun sulit untuk mempelajari penilaian dan daya tilik pada anak kecil.
(4) Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang mampu menilai jika
dibandingkan dengan anak seusianya.
(5) Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD tidak menyadari sama
sekali bahwa perilaku mereka berbeda dari perilaku orang lain.
(6) Anak yang lebih besar mungkin mengatakan, "tidak ada yang menyukaiku
di sekolah", tetapi mereka tidak dapat menghubungkan kurang teman
dengan perilaku mereka sendiri.
7) Konsep diri
(1) Hal ini mungkin sulit dikaji pada anak yang masih kecil, tetapisecara
umum harga diri anak yang mengalami ADHD adalah rendah.
(2) Karena mereka tidak berhasil di sekolah, tidak dapat memiliki banyak
teman, dan mengalami masalah dalam mengerjakan tugas di rumah,
mereka biasanya merasa terkucil sana merasa diri mereka buruk.
(3) Reaksi negatif orang lain yangmuncul karena perilaku mereka sendiri
sebagai orang yang buruk dan bodoh.
8)

Peran dan hubungan


(1) Anak biasanya tidak berhasil disekolah, baik secara akademis maupun
sosial.
(2) Anak sering kali mengganggu dan mengacau di rumah, yang menyebabkan
perselisihan dengan saudara kandung dan orang tua.
(3) Orang tua sering meyakini bahwa anaknya sengaja dan keras kepala dan
berperilaku buruk dengan maksud tertentu sampai anak yang didiagnosis
dan diterapi.
(4) Secara umum tindakan untuk mendisiplinkan anak memiliki keberhasilan
yang terbatas pada beberapa kasus, anak menjadi tidak terkontrol secara
fisik, bahkan memukul orang tua atau merusak barang-barang miliki
keluarga.
(5) Orang tua merasa letih yang kronis baik secara mental maupun secara
fisik.

16

(6) Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan pengasuh
atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak yang mengalami
ADHD yang meningkatkan penolakan anak.
9)

Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri


Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak meluangkan

waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat duduk selama makan.
Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur juga merupakan masalah
yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku ceroboh atau berisiko, mungkin juga
ada riwayat cedera fisik.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.2.1 Harga diri rendah situasional berhubungan dengan koping individu tidak
efektif.
2.2.2.2 Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
2.2.2.3 Ketidakefektifankoping individu berhubungan dengankelainan fungsi
darisystem keluarga dan perkembangan ego yang terlambat, serta
penganiayaan dan penelantaran anak.
2.2.2.4 Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif.
2.2.2.5 Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep
diri, rasa takut terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan
hubungan antara orang tua dan anak yang tidak memuaskan.
2.2.2.6 Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan
balik atau umpan balik negatif yang berulang yang mengakibatkan
penurunan makna diri.
2.2.2.7 Penurunan koping keluarga berhubungan dengan perasaan bersalah yang
berlebihan, marah atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga
tentang perilaku anak, kepenatan orang tua karena menghadapi anak
dengan gangguan dalam jangka waktu yang lama.
2.2.2.8 Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan
kebutuhan terapi berhubungan dengan kurang sumber informasi,
interpretasi yang salah tentang informasi.

17

2.2.3

NO
1

Perencanaan

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Harga
diri
rendah
situasional
berhubungan
dengan koping individu
tidak efektif

RENCANA TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
Tujuan :Anak memperlihatkan
perasaan-perasaan nilai diri yang
meningkat saat pulang, dengan
criteria hasil :
1. Ekspresi verbal dari aspekaspek positif tentang diri,
pencapaian masalalu dan
prospek-prospek masa depan
2. Mampu
mengungkapkan
persepsi yang positif tentang
diri
3. Anak berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas baru tanpa
memperlihatkan rasa takut
yang
ektrim
terhadap
18

RENCANA TINDAKAN
Pastikan bahwa sasaransasaran yang akan dicapai
adalah realistis.
Sampaikan
perhatian
tanpa persyaratan untuk
pasien.
Sediakan waktu bersama
anak, keduanya pada satu
ke satu basis dan pada
aktivitas-aktivitas
kelompok.
Menemani anak dalam
mengidentifikasi aspekaspek positif dari diri

RASIONAL

Hal ini penting untuk pasien


untuk mencapai sesuatu, maka
rencana
untuk
aktivitasaktivitas di mana kemungkinan
untuk sukse adalah mungkin
dan kesuksesan ini dapat
meningkatkan harga diri anak.
Komunikasi
dari
pada
penerimaan Anda terhadap
anak sebagai makhluk hidup
yang
berguna
dapat
meningkatkan harga diri.
Hal ini untuk menyampaikan
pada anak bahwa Anda merasa

kegagalan.

anak.
Bantu anak mengurangi
penggunaan penyangkalan
sebagai suatu mekanisme
bersikap membela.
Memberikan
dorongan
dan dukungan kepada
pasien dalam mengalami
rasa
takut
terhadap
kegagalan
dengan
mengikuti
aktivitasaktivitas
terapi
dan
melaksanakan tugas-tugas
baru
dan
berikan
pengakuan tentang kerja
keras
yang
berhasil
dengan penguatan positif
untuk usaha-usaha yang
dilakukan.
Beri umpan balik positif
kepada
klien
jika
melakukan perilaku yang
mendekati
pencapaian
tugas.

19

bahwa dia berharga untuk


waktu Anda.
Aspek positif yang dimiliki
anak dapat mengembangkan
rencana-rencana
untuk
merubah karakteristik yang
dilihatnya sebagai hal yang
negatif.
Memberikan bantuan yang
positif
untuk
identifikasi
masalah dan pengembangan
dari perilaku-perilaku koping
yang lebih adaptif. Penguatan
positif
membantu
meningkatkan harga diri dan
meningkatkan
penggunaan
perilaku-perilaku yang dapat
diterima oleh pasien.
Pengakuan dan pengyatan
positif meningkatkan harga
diri.
Pendekatan ini yang disebut
shaping
adalah
prosedur
perilaku ketika pendekatan
yang
beturut-turut
akan
perilaku yang diinginkan,
dikuatkan secara positid. Hal
ini
memungkinkan
untuk

memberikan
penghargaan
kepada
klien
saat
ia
menunjukkan harapan yang
sebenarnya secara bertahap.

Risiko cedera berhubungan Tujuan :


dengan hiperaktivitas dan Anak tidak akan melukai diri
perilaku impulsif.
sendiri atau orang lain dengan
kriteria hasil :
1. Darurat dipertahankan pada
tingkat di mana pasien
merasa
tidak
perlu
melakukan regresi.
2. Anak mencari staf untuk
mendiskusikan perasaan
perasaan yang sebenarnya.
3. Anak
mengetahui,
mengungkapkan
dan
menerima
kemungkinan
konsekuensi dari perilaku
maladaptif diri sendiri.

20

Observasi
perilaku
anak secara sering.
Lakukan hal ini melalui
aktivitas sehari hari
dan interaksi untuk
menghindari timbulnya
rasa
waspada
dan
kecugiaan.
Observasi
perilaku
perilaku
yang
mengarah
pada
tindakan bunuh diri.
Tentukan maksud dan
alatalat
yang
memungkinkan untuk
bunuh diri. Tanyakan
apakah anda memiliki
rencana untuk bunuh

Anak anak pada resiko tinggi


untuk melakukan pelanggaran
memerlukan pengamatan yang
seksama untuk mecegahtndiak
yang membahayakan bagi diri
sendiri atau orang lain.
Pernyataanpernyataan verbal
seperti Saya akan bunuh diri,
atau Tak lama ibu saya tidak
perlu lagi menyusahkan diri
karena saya atau perilaku
perilaku non verbal seperti
membagi bagikan barang
barang yang disenangi, alam
perasaan berubah.Kebanyakan
anak yang mencoba untuk
bunuh diri telah menyampikan
maksudnya baik secara verbal

diri? dan bagaimana


rencana anda untuk
melakukannya?
Dapatkan
kontrak
verbal atau tertulis dari
anak yang menyatakan
persetujuannya untuk
tidak
mencelakakan
diri
sendiri
dan
menyetujui
untuk
menemukan staf pada
kondisi
dimana
pemikiran
kearah
tersebut muncul.
Bantu anak mengenali
kapan
kemarahan
terjadi
dan
untuk
menerima
perasaanperasaan
tersebut
sebagai
miliknya
sendiri. Apakah anak
telah menyimpan suatu:
buku
catatan
kemarahan
dimana
catatan yang dialami
dalam
24
jam
disimpan.
Bertindak
sebagai
21

atau nonverbal.
Pertanyaan-pertanyaan yang
langsung menyeluruh dan
mendekati adalah cocok untuk
hal seperti ini. Anak yang
memiliki rencana yang dapat
digunakan adalah beresiko
lebih tinggi dari pada yang
tidak.
Diskusi tentang perasaanperasaan untuk bunuh diri
dengan
seseorang
yang
dipercaya memberikan suatu
derajat perasaan lega pada
anak.
Suatu
perjanjian
membuat
permasalahan
menjadi
terbuka
dan
menempatkan
beberpa
tanggung
jawab
untuk
keamanan dengan anal. Suatu
sikap menerima anak sebagai
seseorang
yang
patut
diperhatikan
telah
disampaikan.
Informasi tentang sumber
tambahan dari merahan, respon
perilaku dan persepsia anak
terhadapa situasi ini harus

model peran untuk


ekspresi yang sesuai
dari percobaan.
Singkirkan
semua
benda-benda
yang
berbahaya
dari
lingkungan anak.
Coba
untuk
mengarahkan perilaku
kekerasan fisik untuk
ansietas anak (mis.
Kantung pasien untuk
latihan tinju, jogging,
bola voli).
Usahakan untuk bisa
tetap bersama anak jika
tingkat kegelisahan dan
tegangan
mulai
meningkat.

Ketidakefektifankoping
individu
berhubungan
dengankelainan fungsi dari
sistem
keluarga
dan
perkembangan ego yang
terlambat,
serta

Tujuan:
Anak mengembangkan dan
menggunakan
keterampilan
koping yang sesuai dengan umur
dan dapat diterima sosial dengan
kriteria hasil:
22

Pastikan
bahwa
sasaran-sasarannya
adalah realistis.
Sampaikan perhatian
tanpa syarat pada anak.

dicatat. Diskusikan apapun


data dengan anak anjurkan
juga respon respon perilaku
alternatif yang diidentifikasi
sebagai maladaptif.
Hal ini vital bahwa anak
mengekspresikan perasaan
perasaan marah, karena bunuh
diri dan perilaku merusak diri
sendiri lainnya
seringkali
terlihat sebagai suatu akibat
dari kemarahan diarahkan pada
diri sendiri.
Keamana fisik anak adalah
prioritas dari keperawatan.
Ansietas dan tegangan dapat
diredakan dengan aman dan
dengan adanya manfaat untuk
anak dengan cara ini.
Hadirnya seseorang yang dapat
dipercaya memberikan rasa
aman.
Penting untuk anak untuk
nmencapai
sesuatu,
maka
rencana untuk aktivitas-aktivitas
di mana kemungkinan untuk
sukses adalah mungkin. Sukses

penganiayaan
penelantaran anak.

dan

1. Anak mampu penundaan


pemuasan
terhadap
keinginannya, tanpa terpaksa
untuk menipulasi orang lain.
2. Anak
mampu
mengekspresikan kemarahan
dengan cara yang dapat
diterima secara sosial
3.
Anak mampu
mengungkapkan kemampuankemampuan koping alternatif
yang dapat diterima secara sosial
sesuai dengan gaya hidup dari
yang ia rencanakan untuk
menggunakannya
sebagai
respons terhadap rasa frustasi

23

Sediakan
waktu
bersama
anak,
keduanya pada saty ke
satu basis dan pada
aktivitas-aktivitas
kelompok.
Menemani anak dalam
mengidentifikasi aspekaspek positif dari dan
dalam mengembangkan
rencana-rencana untuk
merubah karakteristik
yang
melihatnya
sebagai negatif.
Bantu anak mengurangi
penggunaan
penyangkalan sebagai
suatu
mekanisme
bersikap
membela.
Memberikan bantuan
yang positif untuk
identifikasi
masalah
dan pengembangan dari
perilaku-perilaku
koping yang lebih
adaptif.
Memberi dorongan dan
dukungan kepada anak

meningkatkan harga diri.


Komunikasi
dari
pada
penerimaan Anda terhadapnya
sebagai makhluk hidup yang
berguna dapat meningkatkan
harga diri.
Hal ini untuk menyampaikan
pada anak bahwa Anda merasa
bahwa dia berharga untuk waktu
Anda.
Identifikasi aspek-aspek positif
anak
dapat
membantu
mengembangkan aspek positif
sehingga
memiliki
koping
individu yang efektif.
Penguatan positif membantu
meningkatkan harga diri dan
meningkatkan
penggunaan
perilaku-perilaku yang dapat
diterima oleh anak.
Pengakuan
dan
penguatan
positif meningkatkan harga diri.

Gangguan
pola
tidur Tujuan:
berhubungan
dengan Anak mampu untuk mencapai
ansietas dan hiperaktif.
tidur tidak terganggu selama 6
sampai 7 jam setiap malam
dengan kriteria hasil:
1. Anak mengungkapkan tidak
adanya gangguan-gangguan
pada waktu tidur.
2. Tidak
ada
gangguangangguan yang dialamti oleh
perawat.
3. Anak mampu untuk mulai
tidur dalam 30 menit dan
tidur selama 6 sampai 7 jam
tanpa terbangun.

24

dalam menghadapi rasa


takut
terhadap
kegagalan
dengan
mengikuti
aktivitasaktivitas terapi dan
melaksanakan tugastugas
baru.
Beri
pangakuan
tentang
kerja
keras
yang
berhasil dan penguatan
positif untuk usahausaha yang dilakukan
Observasi pola tidur
anak, catat kondisikondisi
yang
menganggu tidur.
Kaji
gangguangangguan pola tidur
yang
berlangsung
berhubungan dengan
rasa takut dan ansietasansietas tertentu.
Duduk dengan anak
sampai dia tertidur.
Pastikan
bahwa
makanan dan minuman
yang
mengandung
kafein dihilangkan dari

Masalah harus diidentifikasi


sebelum
bantuan
dapat
diberikan.
Ansietas yang dirasakan oleh
anak dapat mengganggu pola
tidur anak sehingfga perlu
diidentifikasi penyebabnya.
Kehadiran
seseorang
yang
dipercaya memberikan rasa
aman.
Kafein adalah stimulan SSP
yang dapat mengganggu tidur.
Sarana-sarana ini meningkatkan
relaksasi dan membuat bisa
tidur.

Ansietas (sedang sampai


berat) berhubungan dengan
ancaman konsep diri, rasa
takut terhadap kegagalan,
disfungsi system keluarga
dan hubungan antara orang
tua dan anak yang tidak
memuaskan.

Tujuan:

Anak mampu mempertahankan


ansietas di bawah tingkat
sedang,
sebagaimana
yang
ditandai oleh tidak adanya
perilaku-perilaku yang tidak
perilaku yang tidak mampu
dalam menanggapi terhadap
stres.
25

diet anak.
Berikan
sarana
perawatan
yang
membantu
tidur
(misalnya:
gosok
punggung,
latihan
gerak relaksasi dengan
musik lembut, susu
hangat dan mandi air
hangat).
Buat jam-jam tidur
yang rutin, hindari
terjadinya deviasi dari
jadwal ini.
Beri
jaminan
ketersediaan pada anak
jika dia terbangun pada
malam hari dan dalam
kondisi ketakutan
Bentuk
hubungan
kepercayaan
dengan
anak. Bersikap jujur,
konsisten di dalam
berespons dan siap.
Tunjukkan rasa hormat
yang positif dan tulus.
Sediakan
aktivitas-

Tubuh
memberikan
reaksi
menyesuaikan kepada suatu
siklus rutin dari istirahat dan
aktivitas.
Kehadiran
seseorang
yang
dipercaya memberikan rasa
aman.

Kejujuran, ketersediaan dan


penerimaan
meningkatkan
kepercayaan pada hubungan
anak dengan staf atau perawat.
Tegangan
dan
ansietas
dilepaskan dengan aman dan
dengan manfaat untuk anak
melalui
aktivitas-aktivitas

26

aktivitas
yang
diarahkan
pada
penurunan
tegangan
dan
pengurangan
ansietas(misalnya
berjalan atau joging,
bola
voli,
latihan
dengan
musik,
pekerjaan
rumah
tangga,
permainanpermainan kelompok.
Anjurkan anak untuk
mengidentifikasi
perasaan-perasaan yang
sebenarnya dan untuk
mengenali
sendiri
perasaan-perasaan
tersebut padanya.
Perawat
harus
mempertahankan
suasana nyaman pada
pasien.
Tawarkan bantuan pada
waktu-waktu
terjadi
peningkatan ansietas.
Pastikan kembali akan
keselamatan fisik dan
fisiologis.

fisik.
Anak-anak
cemas
sering
menolak hubungan antara
masalah-masalah
emosi
dengan
ansietas
mereka.Gunakan mekanismemekanisme
pertahanan
projeksi dan pemibdahan yang
dilebih-lebihkan.
Ansietas dengan mudah dapat
menular pada orang lain.
Keamanan
anak
adalah
prioritas keperawatan.
Sebagaimana ansietas dapat
membantu
mengembangkan
kecurigaan pada beberapa
individu yang dapat salah
menafsirkan sentuhan sebagai
suatu agresi.
Rencana tindakan memberikan
anak perasaan aman untuk
penanganan
yang
lebih
berhasil terhadap kondisi yang
sulit jika terjadi lagi.
Obat-obatan terhadap ansietas
(misalnya
diazepam,
klordiasepoksid,alprazolam)

27

Penggunaan sentuhan
menyenangkan untuk
beberapa
anak.
Bagaimanapun
juga
anak harus berhati-hati
terhadap penggunaan.
Dengan
berkurangntaansietas,
temani anak untuk
mengetahui peristiwaperistiwa tertentu yang
mendahului
serangannya. Berhasil
pada respons-respons
alternatif pada kejadian
selanjutnya.
Lakukan
kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian
obat
penenang
sesuai
dengan
yang
diperintahkan.
Kaji
untuk
keefektifitasannya, dan
beri
petunjukkepada
anak
mengenai
kemungkinan efek-efek
samping yang memberi

memberikan perasaan lega


terhadap efek-efek yang tidak
berjalan dari ansietas dan
mempermudah kerjasama anak
dengan terapi.

Koping
defensif
berhubungan dengan harga
diri rendah, kurang umpan
balik atau umpan balik
negatif yang berulang yang
mengakibatkan penurunan
makna diri.

Tujuan:
Anak akan mendemonstrasikan
kemampuan untuk berinteraksi
dengan orang lain tanpa menjadi
defensif,
perilaku
merasionalisasi
atau
mengekspresikan pikiran waham
kebesaran dengan kriteria hasil:
1. Anak mengungkapkan dan
menerima tanggung jawab
terhadap
perilakunya
sendiri.
2. Anak
mengungkapkan
korelasi antara perasaanperasaan
ketidakseimbangan
dan
kebutuhan
untuk

28

penharuh berlawanan.

Kenali
dan
dukung
kekuatan-kekuatan ego
dasar.
Beri semangat kepada
anak untuk menteahui
dan mengungkapkan dan
bagaimana perasaan ini
menimbulkan perilaku
defensif,
seperti
menyalahkan oprang lain
karena
prilakunya
sendiri.
Beri cepat sebenarnya
umpan balik yang tidaj
mengancam
untuk
perilaku-perilaku yang
tidak dapat diterima

Memfokuskan pada spek-aspek


positif dari kepribadian dapat
membantu untuk memperbaiki
konsep diri.
Identifikasi masalah adalah
langkah pertama pada proses
perubahan ke arah resolusi.
Anak
mungkin
kurang
pengetahuan tentang bagaiamna
dia diterima oleh orang lain.
Berikan informasi ini dengan
cara yang tidak mengancam
dapat
membantu
untuk
mengeliminasi perilaku yang
tidak diinginkan.
Bermain peran memberikan

3.
4.

mempertahankan
ego
melalui rasionalisasi dan
kemuliaan.
Anak tidak menertawakan
atau mengkritik orang lain.
Anak berinteraksi dengan
orang lain dengan situasisituasi kelompok tanpa
bersikap defensif.

29

Bantu
anak
untuk
mengidentifikasi situasisituasi
yang
menimbulkan
sifat
defensif dan praktik
bermain peran dengan
respons-respons
yang
lebih sesuai.
Beri
dengan
segera
umpan balik positif
untuk perilaku-perilaku
yang dapat diterima.
Membantu anak untuk
menetapkan
sasaransasaran yang realistis,
konkret
dan
membutuhkan tindakantindakan yang cocok
untuk mencapai sasaransasaran ini.
Evaluasi dengan anak
keefektifan
perilakuperilaku yang baru dan
diskusikan
adanya
perubahan
untuk
perbaikan.

percaya diri untuk menghadapi


situasi-situasi yang sulit jika halhal tersebut benar-benar terjadi.
Umpan
balik
positif
meningkatkan harga diri dan
memberi
semangat
untuk
mengulangi
perilaku-perilaku
yang diinginkan.
Keberhasilan
akan
meningkatkan harga diri.
Karena
keterbatasan
kemampuan untuk memecahkan
masalah, bantuan mungkin
diperlukan untuk mengatur
kembali dan mengembangkan
strategi baru, pada kondisi di
mana metode-metode koping
baru tertentu terbukti tidak
efektif.

Penurunan koping keluarga


berhubungan
dengan
perasaan bersalah yang
berlebihan, marah atau
saling
menyalahkan
diantara anggota keluarga
tentang perilaku anak,
kepenatan orang tua karena
menghadapi anak dengan
gangguan dalam jangka
waktu yang lama.

Tujuan:
Orang tua mendemonstrasikan
metode intervensi yang lebih
konsisten dan efektif dalam
berespons perilaku anak dengan
kriteria hasil:
1. Mengungkatkan
dan
mengatasi perilaku negatif
pada anak.
2. Mengidentifikasi
dan
menggunakan
sistem
pendukung yang dibutuhkan.

30

Berikan informasi dan


material
yang
berhubungan dengan
gangguan anak dan
teknik menjadi orang
tua yang efektif.
Dorong individu untuk
mengungkapkan
perasaan secara verbal
dan menggali alternatif
cara
berhubungan
dengan anak
Beri
umpan
balik
positif dan dorong
metode menjadi orang
tua yang efektif.
Libatkan
saudara

Pengetahuan dan ketrampilan


yang tepat dapat meningkatkan
keefektifan peran orang tua.
Konseling
suportif
dapat
membantu keluarga dalam
mengembangkan
strategi
koping.
Penguatan
positif
dapat
meningkatkan harga diri dan
mendorong kontinuitas upaya.
Masalah
keluarga
mempengaruhi semua anggota
keluarga dan tindakan lebih
efektif bila setiap orang terlibat
dalam terapi tersebut.
Terapi
keluarga
dapat

Defisit pengetahuan tentang


kondisi,
prognosis,
perawatan
diri
dan
kebutuhan
terapi
berhubungan
dengan
kurang sumber informasi,
interpretasi yang salah
tentang informasi.

Tujuan:

Mengungkapkan secara verbal


pemahaman tentang penyebab
masalah perilaku, perlunya
terapi
dalam
kemampuan
perkembangan dengan kriteria
hasil:
1. Berpartisipasi
dalam
pembelajaran dan m, ulai
bertanya
dan
mencari
informasi secara mandiri.
2. Mencapai tujuan kognitive
yang
konsisten
sesuai
tingkat temperamen.

31

kandung dalam diskusi


keluarga
dan
perencanaan interaksi
keluarga yang lebih
efektif.
Libatkan
dalam
konseling keluarga.
Rujuk pada sumber
komunitas
esuai
indikasi,
termasuk
kelompok pendukung
orang
tua,
kelas
menjadi orang tua.
Berikan
lingkungan
yang tenang, ruang
kelas berisi dirinya
sendiri,
aktivitas
kelompok
kecil.
Hindari tempat yang
terlalu
banyak
stimulasi, seperti bus
sekolah, kafetaria yang
ramai,
aula
yang
banyak.
Beri materi petunjuk
format tertulis dan lisan
dengan
penjelasan

membantu mengatasi masalah


global yang mempengaruhi
seluruh struktur keluarga.
Gangguan pada salah satu
anggota
keluarga
akan
mempengaruhi
seluruh
anggota keluarga.
Mengembangkan
sistem
pendukung
dapat
meningkatkan kepercayaan diri
dan
keefektifan
orang
tua.Pemberian model peran
atau harapan untuk masa
depan.
Peredaan dalam stimulasi
lingkungan dapat menurunkan
distraktibilitas.
Kelompok
kecil dapat meningkatkan
kemampuan untuk tepat pada
tugas dan membantu klien
mempelajari interaksi yang
tepat dengan orang lain,
menghindari rasa terisolasi.
Keterampilan belajar yang
terurut
akan
meningkat.
Mengajarkan
anak
keterampilan
pemecahan
masalah,
mempraktekkan

32

langkah demi langkah.


Ajarkan
anak
dan
keluarga
tentang
penggunaan
psikostimulan
dan
antisipasi
respons
perilaku.
Koordinasi
seluruh
rencana terapi dengan
sekolah
personel
sederajat, anak, dan
keluarga

contoh
situasional.
Keterampilan efektif dapat
meningkatkan tingkat kinerja.
Penggunaan
psikostimulan
mungkin tidak mengakibatkan
perbaikan kenaikan kelas tanpa
perubahan pada ketrampilan
studi anak.
kognitif
paling
mungkin
meningkat ketika terapi tidak
terfragmentasi, juga tidak
terlewatkannya
intervensi
signifikan karena kurangnya
komunikasi interdisiplin.

33

2.2.4

Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Jenis
tindakan

pada

implementasi

ini

terdiri

dari

tindakan

mandiri,

saling

ketergantungan / kolaborasi, dan tindakan rujukan / ketergantungan.Implementasi


tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.
2.2.5

Evaluasi
yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan

hiperaktif antara lain:


2.2.5.1 Anak mampu memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang
meningkat saat pulang.
2.2.5.2 Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain.
2.2.5.3 Anak mampu mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping
yang sesuai dengan umur dan dapat diterima sosial.
2.2.5.4 Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7
jam setiap malam.
2.2.5.5 Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang,
sebagaimana yang ditandai oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang
tidak perilaku yang tidak mampu dalam menanggapi terhadap stress
2.2.5.6 Anak mampu mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi dengan
orang lain tanpa menjadi defensif, perilaku merasionalisasi atau
mengekspresikan pikiran waham kebesaran.
2.2.5.7 Orang tua dapamendemonstrasikan metode intervensi yang lebih
konsisten dan efektif dalam berespons perilaku anak.
2.2.5.8 Dapat mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab
masalah perilaku, perlunya terapi dalam kemampuan perkembangan.

BAB 3
PENUTUP
2.2.5.9 SIMPULAN
Sindroma hiperaktivitas merupakan istilah gangguan kekurangan perhatian
menandakan gangguan-gangguan sentral yang terdapat pada anak-anak, yang
sampai saat ini dicap sebagai menderita hiperaktivitas, hiperkinesis, kerusakan
34

otak minimal atau disfungsi serebral minimal. (Nelson, 1994). Ada tiga tipe anak
hiperaktif yaitu Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian (in-atensi), Tipe
anak yang hiperaktif dan impulsive dan tipe gabungan. Etiologi dari hiperaktif
yaitu Faktor neurologic, Faktor toksik, Faktor genetic dan Faktor psikososial dan
lingkungan.
Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan kejadian ADHD mencapai
7%. Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan
konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Terdapat angka kejadian tinggi
mengenai ketidakmampuan belajar membaca matematika, mengeja serta tulis
tangan. Prestasi akademik mereka dapat tertinggal 1 2 tahun dan lebih sedikit
daripada yang sesunguhnya diharapkan dari kecerdasan mereka yang diukur.
Tehnik-tehnik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat membantu, dengan
memberikan hadiah kepada anak tersebut berupa bintang atau tanda sehingga
mereka dapat mencapai kemajuan dalam tingkah laku mereka.
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami
gangguan

hiperaktif.

Farmakologi

yang

sering

digunakan

adalah

dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium pemolin serta fenotiazin. obat


tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih sedikit. Cara
bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan mengadakan modifikasi di
dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian, konsentrasi serta
impulsivitas.

DAFTAR PUSTAKA
Aniez.
From

2010.

Definisi

Anak

:http://aniezandmyprince.blogspot.com/2010/03/

hiperaktif.html. [diakses 7 april 2012]

35

Hiperaktif.
definisi-anak-

Baniah

Sri

Handayani.

2011.

Penyebab

Anak

Hiperaktif.

From :http://www.ibudanbalita. com/diskusi/pertanyaan/59679/penyebab-anakhiperaktif. [diakses 7 april 2012]


Erfansyah,

H.R.

2011.

Keperawatan

Anak

Hiperaktif.

From

http://erfansyah.blogspot.com /2011/01/kep-anak-hiperaktif.html [diakses: 8 April


2012 ]
Heri.

2012.

Asuhan

keperawatan

anak

dengan

HIPERAKTIF.

From:

http://mydocumentku.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-anakdengan_8226.html [diakses: 8 April 2012]


Santhya, Kadek. 2012. Contoh Askep Anak Hiperaktif. Terdapat di :
http://kadeksantya.blogspot.com/2012/05/contoh-askep-anak-hiperaktif.html
diakses pada Sabtu, 15 Maret 2014 pk. 17.00 wita
Surana,

Taufan.

2003.

Mengarahkan

Anak

Hiperaktif.

From:

http://www.balitacerdas.com/perilaku/hiperaktif.html[diakses: 8 April 2012]


Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer,

Suzzane

C.

2001.

Buku

bedahBrunner&Suddarth. Jakarta: EGC

36

Ajar

Keperawatan

Medikal-

Você também pode gostar

  • Bab 1 Ok
    Bab 1 Ok
    Documento34 páginas
    Bab 1 Ok
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Okko Koko
    Okko Koko
    Documento27 páginas
    Okko Koko
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Bahan Penyuluhan
    Bahan Penyuluhan
    Documento5 páginas
    Bahan Penyuluhan
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Gambar Diare
    Gambar Diare
    Documento16 páginas
    Gambar Diare
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 Tinjauan Pustaka 1.1 Konsep Dasar 1.1.1 Pengertian
    Bab 1 Tinjauan Pustaka 1.1 Konsep Dasar 1.1.1 Pengertian
    Documento15 páginas
    Bab 1 Tinjauan Pustaka 1.1 Konsep Dasar 1.1.1 Pengertian
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Bab 4 Kererng
    Bab 4 Kererng
    Documento2 páginas
    Bab 4 Kererng
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Hadir Peserta Penkes
    Daftar Hadir Peserta Penkes
    Documento1 página
    Daftar Hadir Peserta Penkes
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • MAKANAN UNTUK HEMODIALISIS
    MAKANAN UNTUK HEMODIALISIS
    Documento9 páginas
    MAKANAN UNTUK HEMODIALISIS
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Pathway Anemia Ibu Hamil
    Pathway Anemia Ibu Hamil
    Documento1 página
    Pathway Anemia Ibu Hamil
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Askep Anemia Revisi
    Askep Anemia Revisi
    Documento20 páginas
    Askep Anemia Revisi
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Bahan Flipchart
    Bahan Flipchart
    Documento17 páginas
    Bahan Flipchart
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1
    Bab 1
    Documento17 páginas
    Bab 1
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Cover Luar ICVCU
    Cover Luar ICVCU
    Documento1 página
    Cover Luar ICVCU
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Rhiirii ChiieChemonkk Gonjezz
    Ainda não há avaliações
  • LP Anc
    LP Anc
    Documento17 páginas
    LP Anc
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Letsu
    Letsu
    Documento10 páginas
    Letsu
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Documento5 páginas
    Satuan Acara Penyuluhan
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar-Daftar Isi-Daftar Tabel-Daftar Gambar
    Kata Pengantar-Daftar Isi-Daftar Tabel-Daftar Gambar
    Documento6 páginas
    Kata Pengantar-Daftar Isi-Daftar Tabel-Daftar Gambar
    Jimmy Chandra
    Ainda não há avaliações
  • Cover Luar ICVCU
    Cover Luar ICVCU
    Documento1 página
    Cover Luar ICVCU
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Diet Nutrisi Bagi Penderita Gagal Ginjal
    Diet Nutrisi Bagi Penderita Gagal Ginjal
    Documento5 páginas
    Diet Nutrisi Bagi Penderita Gagal Ginjal
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Anemia
    Leaflet Anemia
    Documento2 páginas
    Leaflet Anemia
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • SOAPIER
    SOAPIER
    Documento2 páginas
    SOAPIER
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Cover Kereng
    Cover Kereng
    Documento1 página
    Cover Kereng
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações
  • Leaflet Mobilisasi Post Op
    Leaflet Mobilisasi Post Op
    Documento2 páginas
    Leaflet Mobilisasi Post Op
    rikatoorichie
    100% (2)
  • Sap Mobilisasi Post Op
    Sap Mobilisasi Post Op
    Documento8 páginas
    Sap Mobilisasi Post Op
    rikatoorichie
    Ainda não há avaliações