Você está na página 1de 6

Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa Timur Dari Data Citra Satelit Landsat

Page 1 of 6

27th February 2011 Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa


Timur Dari Data Citra Satelit Landsat
Ahmad Imam Syaroni
E-mail : roni _albatroos@yahoo.com [mailto:_albatroos@yahoo.com]
Ringkasan
Citra satelit penginderaan jauh menyajikan informasi _sik suatu daerah, sehingga dapat dianalisis
dan diidenti_kasi untuk parameter kajian banjir. Tujuan penelitian adalah meng- analisis data stelit
pengideraan jauh menggunakan Sistem Informasi Geogra_s (SIG) untuk menentukan zona potensi
rawan banjir di Provinsi Jawa Timur. Penentuan zona potensi rawan banjir dilakukan dengan
pembobotan setiap indikator banjir sekaligus berfungsi se- bagai variabel banjir, terdiri dari:
penutup/penggunaan lahan, relief, jenis tanah, dan jenis batuan. Hasil yang diperoleh adalah
klasi_kasi zona tingkat rawan banjir yang dibedakan menjadi 5 klas tingkat rawan banjir yang terjadi
pada musim penghujan, lokasi daerah rawan banjir serta luas daerah rawan banjir.
Kata kunci : Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geogra_s (SIG), Rawan Banjir, Variabel
Indikator Banjir

1. Pendahuluan
Bencana banjir merupakan kejadian alam yang sulit diduga karena datang secara tiba-tiba, dengan
periodisitas yang tidak menentu, kecuali untuk daerah-daerah yang sudah menjadi lang- ganan
terjadinya banjir tahunan. Secara umum banjir adalah peristiwa dimana daratan yang biasanya kering
(bukan daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan
kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga cekung. Terjadinya bencana banjir juga
disebabkan oleh rendahnya kemampuan in_ltrasi tanah, sehingga menyebabkan tanah tidak mampu
lagi menyerap air (Seyhan, 1990). Selain itu, terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan
air permukaan (runo_) yang meluap dan volumenya melebihi kapasitas pengaliran sistem drainase
atau sistem aliran sungai.
Berdasarkan fenomena geomorfologi, setiap bentuk lahan bentukan banjir dapat memberikan
informasi tentang tingkat kerawanan banjir beserta karakterisriknya (frekuensi, luas dan lama
genangan bahkan mungkin sumber penyebabnya). Maka dapat dikatakan bahwa, survei
geomorfologi pada dataran aluvial, dataran banjir dan dataran rendah lainnya dapat digunakan untuk
memperkirakan sejarah perkembangan daerah tersebut sebagai akibat terjadinya banjir (Oya, 1973
dalam Suprapto,1998).
Penentuan zona daerah rawan banjir menggunakan satelit penginderaan jauh dan SIG dapat
dilakukan dengan memadukan antara fenomena banjir dan kemampuan data satelit. Citra
penginderaan jauh yang berupa citra Landsat atau citra Spot dapat menyajikan informasi suatu
daerah, sehingga dapat diidenti_kasi dan dianalisis untuk parameter kajian banjir, serta analisis
fenomena alam yang terjadi. Salah satu parameter yang digunakan adalah bentuk lahan dan
penutup/penggunaan lahan dianalisis dengan teknik SIG (Sistem Informasi Geogra_s) dan diuji
keakuratannya dengan menggunakan data sekunder seperti data daerah genangan dan data hasil
survei lapangan.
Daerah rawan banjir adalah daerah yang mudah atau mempunyai kecenderungan untuk terlanda
banjir. Daerah tersebut dapat diidenti_kasi dengan menggunakan pendekatan geomorfologi
khususnya aspek morfogenesa, karena kenampakan seperti teras sungai, tanggul alam, dataran banjir,
rawa belakang, kipas aluvial, dan delta yang merupakan bentukan banjir yang berulang-ulang
(Masahiko Oya, 1976 dalam Suprapto 1984) yang merupakan bentuklahan detil yang mempunyai
topografi datar.

http://bumiangkasa.blogspot.co.id/2011/02/analisis-tingkat-rawan-banjir-di.html

11/4/2016

Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa Timur Dari Data Citra Satelit Landsat

Page 2 of 6

Pada musim penghujan sering terjadi banjir di beberapa daerah di Jawa Timur, hal ini
mengakibatkan kerugian bagi masyarakat yang terkena bencana banjir tersebut baik berupa korban
jiwa maupun harta. Kejadian bencana banjir di Jawa Timur ini sering terjadi setiap tahun pada waktu
musim penghujan. Salah satu kejadian banjir di Jawa timur pada tanggal 20 April 2007
mengakibatkan 7482 unit rumah, 37 unit tempat ibadah, 18 unit sekolah serta 4893,20 hektar
persawahan terendam air (BPPT, 2007). Mengingat kejadian banjir mengakibatkan kerugian yang
besar maka perlu adanya kajian untuk menganalisis potensi rawan banjir di wilayah Jawa Timur.
Citra penginderaan jauh yang berupa citra Landsat dapat menyajikan informasi suatu daerah,
sehingga dapat dianalisis dan diidenti_kasi untuk parameter kajian banjir, serta analisis fenomena
alam yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, penentuan zona potensi rawan banjir dilakukan dengan
pembobotan setiap indikator banjir, dimana indikator tersebut yang sekaligus berfungsi sebagai
variabel banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan zona potensi kerawanan banjir
menggunakan data penginderaan jauh dan SIG.
2. Deskripsi wilayah penelitian
2.1.Letak Geogra_s dan Batas Wilayah
Letak geogra_s Provinsi Jawa Timur terletak pada: 111_ 0 BT - 114_4 BT (Bujur Timur) dan 7_ 12
LS - 8_ 48 LS (Lintang Selatan). Provinsi Jawa Timur terdiri dari 38 kabupaten/kota yang terdiri dari
29 kabupaten dan 9 kotamadya. Provinsi Jawa Timur mempunyai luas wilayah sebesar 46.428,57
km2. Batas wilayah Provinsi Jawa Timur adalah: Sebelah timur Pulau Bali, sebelah barat Provinsi
Jawa Tengah, sebelah utara Laut Jawa dan Provinsi Kalimantan Selatan, dan di sebelah selatan
Samudera Indonesia.

[https://lh6.googleusercontent.com/JjiXlDupYXE/TWmyIK2swRI/AAAAAAAAAFk/cKJZ8IqmM0k/s1600/1.1.jpg]

Gambar 1: Batas administrasi Provinsi Jawa Timur


2.2.Kondisi Fisik Tanah
Berdasarkan Peta Tanah skala 1:2.500.000 tahun 1985 yang dibuat oleh Bakosurtanal, dan kelas
tanah ini berdasarkan USDA Soil Taxonomy tahun 1985 untuk Daerah Provinsi Jawa Timur
didominasi oleh jenis tanah Topouvents dengan diskripsi tanah Undeveloped, layered soils of riverin
oodplains of hot climates dan jenis tanah Ustipsamment dengan diskripsi tanah undevelope sandy
soils subject to seasonal moistures stress.
2.3.Iklim
Provinsi Jawa Timur memiliki tipe iklim A, B, C, D, E, F. Sebaran wilayah berdasarkan tipe iklim
adalah sebagai berikut: Tipe iklim A dan B sebarannya terdapat di Gunung Wilis dan Gunung Ijen.
Tipe iklim C dan D sebarannya terdapat di Tulungagung, Jember, Trenggalek dan Pulau Madura.
Tipe iklim E dan F sebarannya terdapat di Tuban, Pasuruhan, Probolinggo, Situbondo dan
Banyuwangi. Tipe iklim berdasarkan sebaran luas adalah 52% terdiri dari tipe iklim D, sedangkan
tipe iklim C sebarannya seluas 30 % (Balai KSDA Jawa Timur, 2006). Berdasarkan data dari Badan

http://bumiangkasa.blogspot.co.id/2011/02/analisis-tingkat-rawan-banjir-di.html

11/4/2016

Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa Timur Dari Data Citra Satelit Landsat

Page 3 of 6

Meterorologi dan Geo_sika (BMG), bulan kering di Provinsi Jawa Timur terjadi pada bulan Agustus
dan September, sedangkan bulan basah pada bulan Januari
berkisar 240 mm. Suhu udara di Provinsi Jawa Timur termasuk tinggi antara 19,70_ C 36,30_C.
3. Metodologi
3.1.Data
Data primer yang digunakan terdiri dari:
a. Data Satelit penginderaan jauh (Citra Landsat) dengan resolusi 30 m.
b. Digital Elevation Model - Shuttle Radar Topographic Mission (DEM-SRTM) dengan resolusi 90
m.
c. Data MTSAT-IR untuk akhir Desember 2007.
d. d. Data TRRM untuk akhir Desember 2007. * Data sekunder yang digunakan terdiri dari:
1. Peta Rupa Bumi,Peta Tanah dan Peta Geologi.
2. Bahan-bahan literatur yang berhubungan dengan penelitian.
3.2.Metode
Metode yang digunakan untuk penetuan potensi rawan banjir adalah dengan pembobotan indikator
banjir yang sekaligus berfungsi sebagai variabel banjir. Variabel indikator banjir terdiri dari 4
variable antara lain: penggunaan lahan/penutup lahan , relief atau kemiringan lereng, jenis tanah dan
jenis batuan/analisis geologi. Masing-masing variabel dilakukan pembobotan, dimana besar kecilnya
bobot dan nilai variabel berdasarkan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian banjir.
Semakin besar pengaruh terjadinya banjir maka bobot dan nilai variabel indikator banjir semakin
besar. Setelah dilakukan pembobotan kemudian dilakukan klasi_kasi tingkat kerawanan banjir yaitu
dengan cara mengalikan antara nilai variabel indikator banjir dengan bobotnya, dengan menggunakan formula sbb.:
Rawan banjir
= a x NV (Lu) + b x NV (Tp) + c x NV (So) + d x NV (Ro) (1)
Keterangan:
a, b, c, d
=Bobot masing-masing variable
NV =Nilai Variabel
Lu
=Penutup/penggunaanLahan
Tp
= Kemiringan Lereng
So
=Jenis Tanah
Ro
=Jenis batuan/geologi
4. Hasil dan pembahasan
4.1. Analisis Penggunaan Lahan di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan hasil klasi_kasi citra landsat tahun 2002 untuk daerah Provinsi Jawa Timur dikelaskan
menjadi 11 klas penggunaan lahan yang terdiri dari: hutan mangrove, hutan primer, kampung, kota,
lahan terbuka, perkebunan, rawa, sawah, semak, belukar, tambak dan waduk. Hasil klasi_kasi citra
lansat berupa Informasi spasial penggunaan lahan di Provinsi Jawa Timur.
Penutup/penggunaan lahan di Provinsi Jawa Timur yang terluas adalah kelas penutup/penggunaan
lahan sawah dan perkebunan masing-masing sebesar 28,92 % dan 23,84 % dari luas wilayah
Provinsi JawaTimur.
Sedangkan penutup/penggunaan lahan yang paling kecil adalah rawa dan hutan mangrove dengan
masing-masing luas sebesar 0,02 % dan 0,04 %. Luas hasil klasifikasi penutup/penggunaan lahan
dari citra landsat dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Daerah yang mempunyai pengaruh besar atau
berpotensi terjadinya banjir adalah penggunaan lahan berupa lahan terbuka hasil dari pembukaan
lahan dari penggunaan lahan hutan atau daerah yang menjadi daerah resapan. Selain itu di Daerah

http://bumiangkasa.blogspot.co.id/2011/02/analisis-tingkat-rawan-banjir-di.html

11/4/2016

Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa Timur Dari Data Citra Satelit Landsat

Page 4 of 6

Provinsi Jawa Timur yang merupakan lokasi rawan banjir adalah daerah di sekitar aliran Sungai
Bengawan Solo dan daerah yang merupakan bottle neck Sungai Bengawan Solo yaitu di Kabupaten
Ngawi dan Kabupaten Bojonegoro.
4.2. Analisis Data Tanah di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Skala 1:250.000 tahun 1966 untuk Provinsi Jawa Timur terdiri dari
jenis tanah Alluvial hidromorf, Alluvial Kelabu, Regosol, Grumusaol dan Latosol.
Data jenis tanah di Provinsi Jawa Timur diperlihatkan pada Tabel 2. yang dapat dianalisisseperti
berikut ini:
a. Alluvial Hidromorf
Jenis tanah ini terjadi karena proses gleisasi yang kuat sehingga menyebabkan tanah ini berwarna
kelabu. Tanah jenis ini dikenal dengan jenis tanah Alluvial Hidromorf, jenis tanah ini tersebar di
dataran pantai yang bertopografi datar hingga bergelombang.
b. Alluvial Kelabu
Tanah Alluvial kelabu terbentuk dari hasil pengendapan sungai pada saat banjir di masa lampau.
Tanah ini berwarna kelabu hingga kelabu gelap. Jenis tanah ini dikenal dengan Alluvial Kelabu Tua,
jenis tanah ini tersebar di daerah yang bertopografi datar hingga bergelombang.
c. Regosol
Tanah regosol ditampilkan dalam bentuk komplek regosol kelabu dan litosol. Tanah ini berasal dari
bahan induk batu pasir dan batu liat yang mempunyai _siogra_ bukit lipatan. Tekstur tanah
umumnya kasar, struktur remah, dan konsistensi lepas. Pada umumnya tanah ini berbentuk agrega,
sehingga tanah ini peka terhadap erosi.
d. Grumusol
Tanah grumusol ditampilkan dalam bentuk grumusol kelabu dan grumusol kelabu tua. Tanah ini
berasal dari bahan induk endapan liat yang mempunyai fisiografi dataran.
e. Latosol
Tanah latosol ditampilkan dalam bentuk latosol coklat, latosol coklat kemerahan dan latosol merah
kekuningan. Tanah ini dari bahan induk tuf volkan intermedier dan tufvolkan masam.
Secara geomorfologis daerah rawan banjir terdapat pada bentuk lahan marine, uvial, dan uvio marine
(uvio marine merupakan gabungan bentuk lahan marine dan bentuk lahan uvial). Bentuk lahan
marine terbentang di sepanjang pantai yang bertopogra_ datar, seperti di pantai utara Jawa Timur.
Bentuk lahan uvial merupakan bentuk lahan yang dipengaruhi oleh terbentuknya sungai dan
perkembangannya. Bentuk lahan uvial dapat dijumpai di daerah yang bertopografi datar hingga
bergelombang, seperti di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas.
4.3. Analisis Potensi Rawan Banjir di Provinsi Jawa Timur
Analisis potensi rawan banjir diperoleh dari hasil analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) melalui
skoring dan pembobotan setiap variabel indikator banjir. Variabel indikator banjir terdiri dari
beberapa variable antara lain: penggunaan lahan/penutup lahan, relief atau kemiringan lereng, jenis
tanah dan jenis batuan (yang digunakan untuk analisis geologi).
Variabel indikator yang mempunyai pengaruh besar atau berpotensi terjadinya banjir adalah
penggunaan lahan berupa lahan terbuka hasil dari pembukaan lahan atau adanya konversi lahan dari
lahan/daerah yang digunakan untuk resapan menjadi lahan terbangun. Daerah Provinsi Jawa Timur
yang merupakan lokasi rawan banjir adalah daerah di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo dan
daerah yang merupakan bottle neck Sungai Bengawan Solo yaitu di Kabupaten Ngawi dan
Kabupaten Bojonegoro. Selain itu daerah pantai utara Jawa Timur yang selalu terkena banjir adalah
Kabupaten Lamongan, Tuban, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo.
Berdasarkan variabel indikator kemiringan lereng bahwa daerah yang berpotensi rawan banjir adalah
daerah yang mempunyai topografi datar sampai dengan daerah yang bertopografi landai dengan

http://bumiangkasa.blogspot.co.id/2011/02/analisis-tingkat-rawan-banjir-di.html

11/4/2016

Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa Timur Dari Data Citra Satelit Landsat

Page 5 of 6

kemiringan lereng berkisar antara 0 - 8 %. Untuk wilayah Jawa Timur daerah yang bertopografi
datar sampai dengan landai yaitu daerah pantai utara Jawa Timur dan daerah daerah di sekitar daerah
aliran sungai Bengawan Solo.
Variabel indikator lain yang berpengaruh terjadinya banjir adalah jenis tanah dan jenis batuan.
Analisis tanah terangkum dalam analisis geomorfologi. Secara geomorfologis daerah rawan banjir
terdapat pada bentuk lahan marine, uvial, dan uvio marine (uvio marine merupakan gabungan bentuk
lahan marine dan bentuk lahan uvial). Bentuk lahan marine terbentang di sepanjang pantai yang
bertopografi datar, seperti di pantai utara Jawa Timur. Sedangkan variabel jenis batuan terangkum
dalam analisis geologi. Di daerah sepanjang sungai Brantas dan Bengawan Solo yang merupakan
daerah subur terdiri dari batuan Alluvium, sedangkan wilayah bagian tengah Jawa Timur yang
membujur ke arah timur merupakan hasil gunung api kwarter muda.
Hasil dari proses analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) melalui skoring dan pembobotan setiap
variabel indikator banjir diperoleh informasi spasial tingkat kerawanan banjir di Provinsi Jawa Timur
seperti pada Gambar 9. Sedangkan hasil luas tingkat rawan banjir di Provinsi Jawa Timur dapat
dilihat pada Tabel 3, dimana daerah tingkat rawan banjir sangat rawan sebesar 6,95% yang sebagian
besar tersebar di daerah Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Ngawi,
Madiun, Nganjuk, Tulungagung, Jember dan Jombang, serta sebagian terjadi di Banyuwangi,
Situbondo, Probolinggo, Pasuruan,Tuban, Lumajang, Malang dan Blitar.
DAFTAR PUSTAKA
Lilik,K, dkk. 2007.2007. Pusat Teknologi Sumberdaya Lahan, Wilayah dan Mitigasi Bencana.
TPSA, BPPT, Jakarta.
Richard, JA. 1986. Remote Sensing Digital Image Analysis. S-Verlag. Berlin, Germany.
Suprapto Dibyosaputro, 1984. Flood Susceptibility And Hazard Survey of The Kudus Prawata
Welahan Area, Central Java. Indonesia. Thesis, ITC, Enschende, Netherlands.
Suprapto Dibyosaputro, 1988. Bahaya Kerentanan Banjir Daerah Antara Kutoarjo - Prembun,
Jawa Tengah (Suatu Pendekatan Geomorfologi). Fakultas Geogra_, UGM. Yogyakarta.

Diposkan 27th February 2011 oleh RONNY_GEOITS


1

Lihat komentar

Rahmi Imanda Sabtu, 03 November 2012 19.50.00 GMT-7


postingan yang menarik, kami juga punya artikel terkait 'Banjir' silahkan buka link ini
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2391/1/Analisis%20Banjir%20Rancangan%
20Dengan%20Metode%20HSS%20Nakayasu%20Pada%20Bendungan%20Gantung.pdf
semoga bermanfaat ya
Balas

http://bumiangkasa.blogspot.co.id/2011/02/analisis-tingkat-rawan-banjir-di.html

11/4/2016

Analisis Tingkat Rawan Banjir Di Propinsi Jawa Timur Dari Data Citra Satelit Landsat

Page 6 of 6

Beri komentar sebagai:

Publikasikan
Publikasikan

Hery Plano (Google)

Pratinjau

http://bumiangkasa.blogspot.co.id/2011/02/analisis-tingkat-rawan-banjir-di.html

Keluar

Beri tahu saya

11/4/2016

Você também pode gostar