Você está na página 1de 14

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

ASPEK ERGONOMI DAN KESEHATAN KERJA


DI PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Aldy Ayatullah
Dicha Oseanni A
Fally Usman Arif
Faris Wanandi
Ghea Putri Pragita
Heru Tri Purwanto
Ikra Alfata Arza
Indah Kusumawati
Ismail Gunawan
Pranindya Nur Adha

KEPANITERAAN KLINIK HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


PERIODE 25 JULI 2016 30 JULI 2016
JAKARTA
1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan
teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu sisi lain akan terjadi
dampak negatifnya,bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang
mungkin timbul.
Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan para pekerja terutama kesehatan kerja. Berbagai risiko
tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja yang dapat menimbulkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukanoleh semua pihak dengan cara
penyesuain antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal
sebagai pendekatan ergonomic dalam upaya kesehatan kerja.
Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal ( UU Kesehatan 1992 Pasal 23).
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya
dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomic ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomic ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan
stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat
kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan manusia. Salah satu perusahaan
yang kami kunjungi mengenai masalah ergonomic dan kesehatan kerja adalah PT.
ASTRA DAIHATSU MOTOR.

I.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ergonomic dan kesehatan kerja pada PT. ASTRA
DAIHATSU MOTOR.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan sarana P3K di PT. Astra
Daihatsu Motor.
b. Untuk mengetahui Program Kesehatan Kerja di PT. Astra Daihatsu Motor.
c. Untuk mengetahui Pemeriksaan Kesehatan (Awal, Berkala, Khusus) di PT.
Astra Daihatsu Motor.
d. Untuk mengetahui Aspek Ergonomi di PT. Astra Daihatsu Motor.
e. Untuk mengetahui Program Gizi Kerja di PT. Astra Daihatsu Motor
f. Untuk mengetahui Penyakit Tertinggi pada Pelayanan Kesehatan di PT. Astra
Daihatsu Motor
g. Untuk mengetahui Penyakit Akibat Kerja di PT Astra Daihatsu Motor.
g. Untuk mengetahui Tenaga Kesehatan di PT. Astra Daihatsu Motor.
I.3. Manfaat
A. Bagi PT. Astra Daihatsu Motor
Sebagai sarana informasi bagi perusahaan khususnya seluruh pekerja
mengeenai gambaran ergonomi dan kesehatan kerja di PT. Astra Daihatsu Motor
B. Bagi Paramedis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mengenai ergonomi
dan kesehatan kerja di perusahaan
I.3. Waktu dan Tempat kegiatan
1. Waktu
Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis, 27 Agustus 2009 ( 09.00 12.00 WIB)
2. Tempat
Kegiatan ini dilakukan di PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR, Jl. Yos Sudarso
Kav 24, Sunter, Jakarta Pusat.

BAB II
TINJAUAN TEORI
Dalam pembahasan,Kami akan membagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu
ergonomic dan kesehatan kerja.
II.1. ERGONOMI
Ergonomi yaitu ilmu keserasian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan
kerjanya. Sasaran penelitian ergonomic ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomic ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia yakni untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban
bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan manusia.
Ruang lingkup ergonomic sangat luas aspeknya antara lain meliputi :

Teknik

Fisik

Pengalaman fisik

Anatomi (kekuatan, gerakan otot dan persendian)

Antropometri

Sosiologi

Fisiologi (suhu tubuh, oksigen uptake, pulse, dan aktivitas)

Desain

Dan lain-lain
Secara sederhana ergonomic dapat disebut ilmu yang dapat mengatur
pekerjaan sesuai dengan kemampuan orang yang mengerjakannya. Namun dalam hal
ini manusia mempunyai keterbatasan fisik, mental dan social dalam melakukan
proses interaksi, sehingga selayaknya pekerjaanlah yang harus disesuaikan dengan
kemampuan manusia.
Menurut ILO, Ergonomic adalah penerapan ilmu manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuian bersana antara pekerjaan manusia secara
optimum, dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
Masalah umum dalam ergonomic adalah:
1.
2.
3.
4.

Penyesuaian pekerjaan dengan kondisi fisik


Penyesuaian pekerjan dengan perilaku pekerjaan
Penyesuaian interaksi antara pekerjaan dengan alat , mesn dan fasilitas kerja
Peyesuaian interaksi angtara pekerjaan dengan lingkungan
4

Aplikasi / penerapan ergonomic:


1. Posisi kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri , posisi duduk di mana kaki tidak
terbebani dengan brat tubuh dan posisi stabil selama berkerja. Sedangkan
posisi berdiri dimanaposisi tulangbelakang vertical dan berat badan tertumpu
secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran antrophometrinya.
3. Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
symbol yang berlaku secara internasional lebih banyak di gunakan daripada
kata-kata.
4. Mengangkat Beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban,yakni dengan kepala , bahu,
tangan , punggung , jaringan otot , dan persendiaan akibat gerakan yang
berlebihan.
a. Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang di tetapkan ILO sbb:
Laki-laki dewasa 40 kg
Wanita dewasa 15-20 kg
Laki-laki (16s/d18 th) 15-20kg
Wanita (16 s/d 18th) 12-15 kg
b. Organisasi Kerja
Pekerjaan harus diatur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik kapanpun diperlukan
- Frekuensi pergerakn diminimalisasi
- Jarak mengankat beban dikurangi
- Bidang membawa beban tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi
Penerapan prinsip ergonomi yang relevan
c. Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman
penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan daripada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal, maka digunakan momentum berat badan.
Metode ini termasuk lima faktor dasar :
5

Posisi kaki yang benar


Punggung yang kuat dan kekar
Posisi lengan dejat dengan tubuh
Mengangkat dengan benar
Menggunakan berat badan
d. Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis secara teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan
mendeteksi bila ada kelainan
- Nasehat tentang hygiene dan kesehatan harus diberikan
Dalam sistem desain manusia-mesin harus ditentukan sejak dini apakah
pekerjaan tersebut sebaiknya dikerjakan oleh manusia atau mesin. Manusia memiliki
keterbatasan (biological limitation)
1. Fisiologi : kekuatan, rentang waktu, ketahanan fisik, kapasitas
2. Psikologi : kemampuan intelektual, performa, toleransi dan komunikasi
3. Antropometri : bentuk tubuh, struktur otot, panjang lengan dan tungkai bawah.
Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan
alat-alat kerja adalah sebagai berikut :
a. Berdiri : tinggi badan, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul depan, panjang
lengan.
b. Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan tangan,
jarak lekuk lutut
c. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan berdiri, tinggi kerja sebaiknya 5-10 cm
dibawah siku.
d. Dari segi otot sikap duduk yang baik adalah sedikit membungkuk, sedangkan
dari segi tulang dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan
otot perut tidak lemas.
e. Tempat duduk yang baik adalah :
- Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai tinggi
lutut, sedangkan paha dalam keadaan datar.
6

- Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm.


- Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung.
f.

Arah

penglihatan

untuk

pekerjaan

berdiri

adalah

23-37

derajat

kebawah,sedangkan untuk pekerjaan duduk arah penglihatan 23-44 derajat


kebawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat.
g. Kemampuan beban fisik maksimal ditentukan sebesar 50 kg (ILO)
h. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari, dimana jika lebih akan
menurunkan efisiensi dan kualitas kerja.
4. Nutrisi : pengambilan kalori dan status gizi
5. Klinik : kepribadian dan status kesehatan
Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia, alat dan lingkungan
kerjanya untuk menghasilkan kondisi yang optimal bagi pekerja dengan memulihkan
kondisi kerja agar:

Mengurangi beban fisik

Memperbaiki sistem kerja

Menyediakan sarana psiko sensorial pada pemakaian instrument

Mencegah pekerja uuntuk mengingat instrument yang tidak diperlukan

Melakukan penempatan pekerjaan pada pekerja.

II.2. KESEHATAN KERJA


Kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam
suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan yang menjadi
pasien dari kesehatan kerja adalah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan tersebut. Apabila di dalam kesehatan masyarakat ciri pokoknya ialah
upaya promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit) maka
dalam kesehatan kerja, kedua hal tersebut juga menjadi ciri pokok.
Kesehatan kerja ini diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi
masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh
dalam arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, rehabilitative, hygiene,
penyesuaian factor manusia terhadap pekerjaannya, dan sebagainya.
Secara implicit rumusan atau batasan ini bahwa hakikat kesehatan kerja
mencakup dua hal, yakni pertama untuk mencapai derrajat kesehatan tenaga kerja
7

yang setinggi-tingginya. Tenaga kerja di sini mencakup antara lain buruh atau
karyawan, petani, nelayan, pekerja sector nonformal, pegawai negeri dan sebagainya.
Kedua, yaitu sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan produktifitas. (Sumakmur, 1991).
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggitingginya, baik fisik, mental dan social bagi masyarakat
masyarakat
preventif,dan

lingkungan

perusahaan

tersebut,

melalui

pekerja dan untuk

usaha-usaha promotif,

kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan akibat

kerja atau lingkungan kerja sehingga dapat dijabarkan ke dalam bentuk operasional,
tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaanb.
c.
d.
e.

kecelakaan akibat kerja.


Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja.
Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan kerja.
Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari

bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.


f. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja
sehat dan produktif. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang
sehat dan produktif antara lain suhu ruangan yang nyaman, penerangan/pencahayaan
yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat kerja yang sesuai
dengan ukuran tubuh (ergonomis), dan sebagainya.
Salah satu bahasan yang terkait dengan kesehatankerja adalah tersedianya gizi
kerja yang baik. Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya dan secara
tidak langsung akan berpengaruh terhadap produktifitas perusahaan. Pada umumnya
di negara berkembang terjadi kekurangan protein, kalori, vitamin pada tenaga kerja.
Hal ini disebabkan oleh:
Faktor ekonomi
Ketidaktahuan
Kebiasaan makan kurang baik
Tingginya penyakit parasit dan infeksi dan alat pencernaan. Sehingga perlu
juga untuk mengobservasi angka kesakitan kerja yang dialami oleh para karyawan.
8

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Pada tugas kunjungan perusahaan ini, kami diberikan kesempatan melakukan
pengamatan pada bagian perakitan dan klinik perusahaan. Hasil pengamatan kami
sebagai berikut:
Aspek Kesehatan Kerja
1. Fasilitas Kesehatan
Terdapat 1 klinik dengan 3 dokter perusahaan dan 4 perawat. Klinik
perusahaan terletak di lantai dasar. Klinik melayani penyakit-penyakit yang
dikeluhkan oleh pekerja baik yang didapatkan dari luar pekerjaan maupun yang
9

berhubungan dengan pekerjaan. Untuk penyakit yang tidak dapat ditangani, klinik
akan merujuk atas permintaan dokter perusahaan ke Rumah Sakit yang bekerjasama
dengan perusahaan. Klinik di perusahaan terbuka selama 24 jam selama hari
kerja.Saat ini, terdapat beberapa Rumah Sakit yang bekerjasama namun yang paling
terdekat adalah RS. Satyanegara. PT. Astra Daihatsu Motor menyediakan empat buah
ambulans yang terbagi-bagi di setiap lokasi.
Pekerja diberikan anggaran berobat setiap tahunnya. Tunjangan yang
diberikan oleh perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jabatan pekerja tersebut.
Semakin tinggi jabatannya, semakin besar anggaran yang didapat.
2. Program Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja di PT. Astra Daihatsu Motor meliputi :
-

Promotif :
o Penyuluhan ISPA berkala
o Penyuluhan HIV/AIDS
o Penyuluhan DBD
o Penyuluhan PHBS
o Pelatihan ergonomi, P3K
o Health Campaign
o Donor darah

Preventif :
o Pengukuran faktor-faktor bahaya
o Pekan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
o Fogging
o Gizi kerja

Kuratif :
o Klinik perusahaan
o Kerjasama dengan Rumah Sakit rujukan
o Pemeriksaan kesehatan berkala

Penyuluhan diselenggarakan oleh bagian HSE perusahaan dan bekerjasama


dengan dokter atau profesional dan penyelenggara dari luar perusahaan sesuai dengan
tema yang akan dibahas. Penyuluhan HIV/AIDS diadakan setiap tahun pada bulan
Desember, namun penyuluhan lainnya disesuaikan dengan musim.
10

3. Pemeriksaan Kesehatan
a) Pemeriksaan Kesehatan Awal
Setiap tenaga kerja yang akan melamar menjadi karyawan PT. Astra Daihatsu
Motor dilakukan pemeriksaan kesehatan awal. Adapun pemeriksaan tersebut
meliputi pemeriksaan fisik, darah rutin, urin rutin, rontgen dada, serta
pemeriksaan lain yang dianggap perlu. Tujuan dilakukannya pemeriksaan awal
adalah agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang
baik, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja
lainnya dan sesuai untuk penempatan kerja yang akan dilakukan sehinga
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja bersangkutan dan tenaga kerja lainnya
terjamin.
b) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
Pada PT. Astra Daihatsu Motor dilakukan pemeriksaan berkala yaitu setiap
dua tahun sekali. Adapun pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
fisik, darah rutin, urin rutin, rontgen dada dan audiometri.
c) Pemeriksaan Kesehatan Khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan pada pekerja PT. Astra Daihatsu Motor yang
terkena hazard khusus. Pemeriksaan ini dilakukan satu kali dalam setahun.
4. Ergonomi
a. Pembebanan Kerja Shift
Jam kerja yang berlaku di lapangan terbagi dalam dua shift, yaitu :
-

Shift A : 07.00-16.00 WIB

Shift B : 21.00-06.00 WIB

Pekerja diberikan waktu istirahat selama satu jam yang dibagi menjadi tiga,
yaitu :
-

Jam 10.00 selama lima menit

Jam 12.00 selama lima puluh menit

Jam 14.15 selama lima menit

b. Sikap Tubuh dalam Kerja


Pekerja di PT. Astra Daihatsu Motor yang bekerja di bagian welding, painting,
dan assembling sebagian besar bekerja dalam posisi berdiri selama kurang
lebih delapan jam kerja.
11

c. Mengangkat dan Mengangkut


Pekerja dibantu dengan lifter atau alat khusus pengangkut barang sehingga
pekerja lebih mudah dalam mengangkat benda-benda berukuran besar. Posisi
pekerja dalam mengangkat barang masih dalam posisi normal.
d. Olahraga dan Kesegaran Jasmani
Pada PT. Astra Daihatsu Motor, seluruh pekerja melakukan senam jasmani
setiap awal shift baik pagi maupun malam setiap harinya selama sepuluh
menit. Perusahaan ini memiliki sport center yang terpisah dari perusahaan,
terletak di luar kawasan industri.
e. Musik dan Dekorasi
Tidak ada pemutaran musik di ruangan perakitan, maupun di ruangan lain di
PT. Astra Daihatsu Motor. Ruangan kerja cukup rapi dan bersih. Pekerja
mengenakan seragam kerja yang cukup netral berwarna abu-abu.
5. Program Gizi dan Kantin
Perusahaan menggunakan jasa katering dari luar perusahaan sehingga pekerja
tidak perlu membawa atau membeli makanan dari luar. Menu yang disajikan meliputi
nasi, sayur, lauk dan buah-buahan. Pekerja diberikan susu dan roti setiap awal shift.
Perusahaan menyediakan kantin sebagai tempat makan bagi pekerja. Kantin
dibershikan tiga kali sehari pada pagi hari, setelah makan dan akhir shift. Selain itu,
kantin juga dilengkapi dengan tempat sampah dan ventilasi.

6. Penyakit Tertinggi pada Pelayanan Kesehatan


Dari hasil wawancara dengan paramedis di klinik perusahaan PT. Astra
Daihatsu Motor, penyakit tertinggi pada pekerja adalah Infeksi Saluran Pernapasan
Atas (ISPA) diikuti dengan penyakit lainnya yaitu observasi febris, gastritis,
dermatitis, cephalgia, gingivitis, konjungtivitis, myalgia, dan gastroenteritis.
7. Penyakit Akibat Kerja
Kami menyimpulkan bahwa tingginya angka infeksi saluran pernapasan
disebabkan oleh kurangnya kesadaran pekerja dalam memakai masker selama bekerja.
8. Personil Kesehatan
12

Personil kesehatan di PT. Astra Daihatsu Motor berjumlah tujuh orang, yang
terdiri dari dua dokter dan empat perawat. Dokter dan paramedis yang bekerja telah
melakukan pelatihan Hiperkes sebelumnya. Jadwal kerja dokter dan paramedis terbagi
dalam 2 shift yaitu pagi dan sore, dimana pagi pada pukul 07.15 16.30 WIB dan sore
pada pukul 20.30-05.30 WIB.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
Hal-hal penting yang dapat kami simpulkan mengenai aspek ergonomis dan
kesehatan kerja di PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR adalah :
-

Sudah terpenuhinya aspek ergonomic dalam sikap kerja, cara kerja, posisi
kerja dan beban kerja.

Kesehatan kerja juga berjalan baik, mulai dari penyediaan gizi karyawan
sampai tersedianya klinik perusahaan yang berorientasi pada kesehatan

13

kerja tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan secara promotif, preventif,


kuratif , dan rehabilitatif.
IV.2. Saran
-

Kami menyarankan agar perusahaan mengadakan sosialisasi tentang


pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi
risiko terjadinya potensi bahaya. Pekerja diharapkan selalu menggunakan
masker yang telah disediakan agar dapat mengurangi efek yang
ditimbulkan akibat dari paparan bahan kimia yang ada. Selain itu,
penggunaan masker juga dapat mencegah penularan penyakit saluran
pernapasan antar sesama pekerja di perusahaan.

Anggaran pengobatan yang diberikan oleh perusahaan sebaiknya


dilakukan penyesuaian berdasarkan beban kerja pada masing-masing
pekerja. Dengan dilakukan penyesuaian ini diharapkan pekerja tidak
dibebani lagi oleh adanya dana tambahan yang tiba-tiba dibutuhkan untuk
berobat sehingga dihasilkan pekerja yang lebih produktif.

Secara keseluruhan, penerapan ergonomi dan kesehatan kerja pada PT.


ASTRA DAIHATSU

MOTORS.

sudah

cukup

baik

dan

kami

mengharapkan agar kedepannya hal ini dapat dipertahankan namun perlu


dilakukan peningkatan pada beberapa aspek agar tercipta suasana kerja
yang lebih baik.
Demikian saran yang dapat kami berikan, semoga dapat berkenan dan
memberikan dampak positif bagi produktivitas tenaga kerja PT. ASTRA DAIHATSU
MOTORS. Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini
dikarenakan waktu yang diberikan dalam pengamatan cukup singkat Jika terdapat
banyak kekurangan dalam pelaporan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

14

Você também pode gostar