Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Titrasi kompleksometri meliputi
reaksi pembentukan ion-ion kompleks
ataupun pembentukan molekul netral
yang terdisosiasi dalam larutan.
Persyaratan terbentuknya kompleks
demikian adalah kelarutan yang
tinggi. Contoh dari kompleks tersebut
adalah logam dengan EDTA. Titrasi
dengan merkuro nitrat dan perak
sianida juga dikenal sebagai titrasi
kompleksometri[3].
Reaksi pengompleksan dengan
suatu
ion
logam,
melibatkan
penggantian satu molekul pelarut atau
lebih yang terkoordinasi, dengan
gugus-gugus nukleofilik lain. Gugusgugus yang terikat pada ion pusat,
disebut ligan dan dalam larutan air.
Reaksinya dapat dinyatakan oleh
persamaan :
M(H2O)n + L
M(H2O)(n-1)L
+ H2O
Di sini ligan L dapat berupa
sebuah molekul netral atau sebuah ion
bermuatan,
dengan
penggantian
molekul-molekul air berturut-turut
selanjutnya dapat terjadi, sampai
terbentuk kompleks MLn dengan n
adalah bilangan koordinasi dari ion
logam itu, dan menyatakan jumlah
maksimum ligan monodentat yang
dapat terikat padanya[5].
Pembentukkan suatu spesi
kompleks yang tunggal ketimbang
dihasilkannya spesi-spesi demikian
tahap demi tahap, jelas akan
menyederhanakan
titrasi
kompleksometri, dan memudahkan
deteksi titik akhir. Schwarzenbch
menyadari bahwa ion asetat mampu
membentuk komplek-kompleks asetat
yang rendah kestabilannya dengan
hampir semua kation polivalen, dan
bahwa jika sifat ini dapat diperkuat
dengan efek sepit, maka komplekskompleks yang jauh lebih kuat akan
menjadi
warna biru
3. Penentuan Kesadahan Tetap
No Prosedur
Hasil
Percobaan
Pengamatan
1. - 250
mL Larutan
cuplikan air berwarna
dididihkan bening
selama 30
menit,
kemudian
didinginkan
2.
dan
disaring
Larutanber
- 10 mL filtrat warnamerah
+ 1 ml muda
buffer pH
10 + sedikit
3.
indikator
EBT-NaCl
- Dititrasi
dengan
-V1 = 4,3
larutan
mL
baku EDTA -V = 3,3
2
0,01 M
mL
Vrata-rata= 3,8
mL
-Larutan
berubahdari
merahmuda
menjadi
warna biru.
0,56mg
11,2 ppm
0,05 L
0,5 mg
10 ppm
0,05L
Jawab:
m KIO3
M KIO3 =
Vpengenceran BM KIO3
0,35 g
0,05 L 214,0064 g / mol
= 0,033 M
= M KIO3 x e KIO3
= 0,033 M x 6
= 0,198 N
5. Pembakuan Larutan Na2S2O3
dengan KIO3
Diketahui : N KIO3 = 0,198 N
V Na2S2O3
= 4,45ml
V KIO3 = 0,7ml
Ditanya
: N Na2S2O3...?
Jawab
:
N KIO3 x V KIO3 = N Na2S2O3 x V
Na2S2O3
N KIO3 V KIO3
V Na 2 S 2 O 3
N Na2S2O3 =
0,198 N 4,45 mL
0,7 mL
=
= 1,26 N
5. Penentuan Kadar Cu dengan
Larutan Baku Na2S2O3
Diketahui: V Na2S2O3 = 0,7ml= 0,0007
L
N Na2S2O3
= 1,26 N
m sampel
= 1 gram
BA Cu = 63,55 gr/mol
Vpengenceran
= 50ml
Vdipipet = 10 ml
Ditanya : % Cu dalam sampel...?
Jawab :
Reaksi : 2 S2O32- + I2
S4O62- + 2Imgrek S2O42= 2 mgrek I2
(V S2O42- x N S2O42-) = 2( mol I2 x e
I2)
1,26 x 0,0007
2 x2
mol I2 =
mol I2 = 2,2 x 10-4 mol
Reaksi : 2Cu2+ + 4I- 2CuI + I2
mol Cu2+
= 2 mol I2
-4
= 2 x 2,2 x 10 mol
= 4,4 x 10-4 mol
massa Cu2+
= mol Cu2+ x BA Cu2+
-4
= 4,4 x 10 molx 63,55 gr/mol
= 0,028 gram
m Cu 2
100 %
m garam
% Cu2+ =
0,028 gram
100 %
1 gram
=
= 1,4 %
B. Pembahasan
1.
Penent
uan kadar Na2CO3
Untuk dapat menentukan
kadar Na2CO3 terlebih dahulu
dibuat larutan baku boraks 0,1 N.
Pembuatan larutan baku ini
dilakukan
dengan
cara
melarutkan sebanyak 1,7 gram
Na tetraboraks (Na2B2O7.10H2O)
dengan akuades 25 mL, ke
dalam labu takar 100 mL,
diencerkan sampai tanda batas,
dan
kocok
hingga
homogen.Standarisasi dilakukan
untuk mengetahui konsentrasi
pasti suatu reagen sesaat sebelum
direaksikan, karena biasanya
konsentrasi suatu reagen sangat
mudah
berubah
akibat
penguapan, absorbsi uap air dari
udara dan sebagainya. Pada
percobaan ini yang merupakan
larutan standar primer adalah
larutan boraks 0,1 N, sedangkan
larutan standar sekunder adalah
larutan HCl 0,1 N dan larutan
NaOH 0,1 N.
Penent
uan Kandungan Asam Asetat
dalam Sampel
a. Pembakuan larutan NaOH
0,1 N dilakukan dengan
menggunakan larutan HCl
yang telah distandarisasi. Hal
ini diperbolehkan walaupun
HCl
merupakan
suatu
standar sekunder dan bukan
standar primer, karena HCl
yang akan digunakan pada
proses
titrasi
telah
distandarisasi dengan larutan
boraks. Adapun reaksi antara
AgNO3 + NaCl
AgCl
+
NaNO3
AgCNS
(putih)
Fe+3 + CNS-Fe(CNS)+2(larutan
merah)
Maka
reaksinya
keseluruhan adalah :
AgNO3+ KCNS
secara
AgCNS +
KNO3
Kesimpulan
yang
dapat
diambil dari percobaan argentometri
adalah titrasi pengendapan adalah
titrasi dimana hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam
yang sukar larut dengan prinsip
dasarnya adalah reaksi pengendapan
yang cepat mencapai kesetimbangan
pada setiap penambahan titran dan
diperlukan indikator. Metode Mohr
dilakukan dengan menggunakan
indikator kalium kromat, metode
Volhard menggunakan indikator feri,
dan metode Fajans menggunakan
indikator fluoresein. Kadar NaCl 0,1
N dalam sampel garam dapur merk
miwon dengan metode Mohr
adalah sebesar 105,15 %.
REFERENSI
1. Day, R.A. dan A.L. Underwood.
1998. Kimia Analisa Kuantitatif.
Erlangga. Jakarta.
2. Hardjadi, W. 1993. Ilmu Kimia
Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta
3. Keenan,&Wood. 1991. Kimia
Untuk
Universitas.Erlangga.
Jakarta.
4. Khopkar, SM. 1990. Konsep
Dasar Kimia Analitik. UI.
Jakarta.
5. Malone, Leo J. 2001. Basic
Concepts of Chemistry. Saints
Louis University. New York.
6. Moeller,
Therald.
1958.Qualitative
Analysis.
McGRaw-Hill Book Company.
New York.
7. Narimo. 2011. Pembuatan Asam
Cuka Dari Pepaya Solo Secara
Fermentasi.Jurnal Kimia dan
Teknologi ISSN 0216-163. Vol.
10 : 15-21.
8. Syukri. 1999. Kimia Dasar. ITB
Press. Bandung.