Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2.
3. Adanya permintaan dari dewan komisaris atau DPR untuk melakukan audit,
misalnya karena adanya dugaan manajemen/ pejabat melakukan penyelewengan.
Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit ditetapkan terlebih dahulu
atau dibakukan. Kalau audit investigasi yang dilaksanakan merupakan pengembangan
temuan audit sebelumnya, seperti financial audit dan operational audit, auditor dapat
menyusun langkah audit yang hendak dilaksanakan. Meskipun terkadang setelah
dilaksanakan masih banyak mengalami penyesuaian atau perubahan. Kertas kerja
audit biasa disusun sebagai berikut:
1. kertas kerja audit yang umum, yaitu menyangkut data umum objek atau kegiatan
yang diperiksa termasuk ketentuan yang harus dipatuhi,
2. kertas kerja audit untuk setiap orang yang diduga terlibat, yaitu berisi antara lain;
identitas seseorang, tindakan yang melanggar hukum serta akibatnya yang
dilengkapi dengan bukti yang mendukung. Selain itu, dapat pula disusun per
tahapan transaksi seperti pada kasus kredit macet, antara lain; tahap permohonan
kredit, tahap perhitungan 5 C, tahap pencairan dan penggunaan kredit, serta tahap
setelah kredit cair sampai dinyatakan macet. Kertas kerja harus dibuat
sedemikian rupa, sehingga mudah dibuat laporan khusus.
Adapun hasil audit investigasi pada umumnya dapat disimpulkan berikut ini.
1. Apa yang dilaporkan masyarakat tidak terbukti.
2. Apa yang diadukan terbukti, misalnya terjadi penyimpangan dari suatu aturan
atau ketentuan yang berlaku, namun tidak merugikan negara atau perusahaan.
3. Terjadi kerugian bagi perusahaan akibat perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan oleh karyawan.
4. Terjadi ketekoran/kekurangan kas atau persediaan barang milik Negara, dan
bendaharawan tidak dapat membuktikan bahwa kekurangan tersebut diakibatkan
bukan karena kesalahan atau kelalaian bendaharawan.
5. Terjadi kerugian negara akibat terjadi wanprestasi atau kerugian dari perikatan
yang lahir dari undang-undang.
6. Terjadi kerugian negara akibat perbuatan melawan hukum dan tindak pidana
lainnya.
Laporan audit investigasi bersifat rahasia, terutama apabila laporan tersebut
akan diserahkan kepada kejaksaan. Dalam menyusun laporan, auditor tetap
menggunakan azas praduga tak bersalah. Pada umumnya audit investigasi berisi:
dasar audit, temuan audit, tindak lanjut dan saran. Sedangkan laporan audit yang akan
diserahkan kepada kejaksaan, temuan audit memuat: modus operandi, sebab
terjadinya penyimpangan, bukti yang diperoleh dan kerugian yang ditimbulkan.
Sebagaimana halnya penyelidikan dan penyidikan, audit investigatif bisa
dilaksanakan secara REAKTIF atau PROAKTIF
1. REAKTIF
Audit investigatif dikatakan bersifat reaktif apabila auditor melaksanakan audit
setelah menerima atau mendapatkan informasi dari pihak lain mengenai
kemungkinan adanya tindak kecurangan dan kejahatan. Audit investigatif yang
bersifat reaktif umumnya dilaksanakan setelah auditor menerima atau
mendapatkan informasi dari berbagai sumber informasi misalnya dari auditor lain
yang melaksanakan audit reguler, dari pengaduan masyarakat, atau karena
adanya permintaan dari aparat penegak hukum. Karena sifatnya yang reaktif
maka auditor tidak akan melaksanakan audit jika tidak tersedia informasi tentang
adanya dugaan atau indikasi kecurangan dan kejahatan.
2. PROAKTIF
Audit investigatif dikatakan bersifat proaktif apabila auditor secara aktif
mengumpulkan informasi dan menganalisis informasi tersebut untuk menemukan
kemungkinan adanya tindak kecurangan dan kejahatan sebelum melaksanakan
audit investigatif. Auditor secara aktif mencari, mengumpulkan informasi dan
menganalisis
informasi-informasi
yang
diperoleh
untuk
menemukan
2.
How(how much)/ Bagaimana fraud bisa terjadi? dan berapa besar kerugian
akibat fraud tersebut?
4.
Jelas dalam arti bahwa laporan harus disampaikan secara sistematik dan
setiap informasi yang disampaikan mempunyai hubungan yang logis.
Sementara itu, istilah-istilah yang bersifat teknis harus dihindari dan kalau
tidak bisa dihindari harus dijelaskan secara memadai;
c. Berimbang dalam arti bahwa laporan tidak mengandung bias atau prasangka
dari auditor yang menyusun laporan atau pihak-pihak lain yang dapat
mempengaruhi auditor. Laporan hanya memuat fakta-fakta dan tidak memuat
opini atau pendapat pribadi auditor
d. Relevan dalam arti bahwa laporan hanya mengungkap informasi yang
berkaitan langsung dengan kecurangan atau kejahatan yang terjadi.
e. Tepat waktu dalam arti bahwa laporan harus disusun segera setelah pekerjaan
lapangan selesai dilaksanakan dan segera disampaikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Studi kasus
Contoh Kasus Audit Investigasi
Pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Tahun 2007 Pada Pemkab Jeneponto di
Bontosunggu, Makassar
1. Tujuan Investigasi
Tujuan audit investigasi ini adalah untuk mengetahui dan menentukan apakah
temuan audit keuangan atas Laporan Keuangan Daerah Pemerintah Kabupaten
Jeneponto di Bontosunggu Tahun Anggaran 2003 khususnya temuan tentang
Belanja
Modal
Bangunan
Gedung
Perwakilan
di
Jakarta
sebesar
2. Kesimpulan
Hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Daerah Tahun 2003 Pada Pemkab
Jeneponto di Bontosunggu, Makassar diketahui ada indikasi pemyimpanganpenyimpangan atas :
Melakukan
wawancara
kepada
pihak
terkait
atas
penyimpangan-
penyimpangan tersebut
4. Rekomendasi
Berdasarkan penyimpangan, modus operandi, pihak yang diindikasikan terlibat,
serta indikasi unsur tindak pidana yang telah diidentifikasikan dan setelah
didapatkan alat bukti, kemudian dapat disimpulkan adanya indikasi tindak pidana
korupsi. Tim audit investigasi merekomendasikan agar hasil audit investigasi ini
ditindaklanjuti dengan penyerahan laporan ini kepada Kejaksaan agar dapat
segera diteruskan dengan proses penyidikan oleh Jaksa Penyidik.
5. Dasar Hukum
1. UU No. 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksaan Keuangan
2. UU
No.
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Atas
Pengelolaan
dan