Você está na página 1de 4

SANITASI RUANG DAN PEKERJA

Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada


pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat
kesehatan manusia (Budiman, 2007).
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara kebersihan
lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk
keperluan mencuci, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar
sampah tidak dibuang sembarangan (DepKes RI, 2004)
Secara luas ilmu sanitasi adalah penerapan dari prinsip-prinsip tersebut
yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan
kesehatan yang baik pada manusia. Untuk mempraktekkan ilmu ini, maka
seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara
langsung atau tidak langsung membahayakan terhadap kehidupan manusia. Dalam
arti luas, juga mencakup kesehatan masyarakat (taman, gedung-gedung umum,
sekolah , restoran dan lingkungan lainnya). Sanitasi akan membantu melestarikan
hubungan ekologik yang seimbang. Ada beberapa cara sanitasi antara lain :
Sanitasi udara, udara tidak mempunyai flora alami karena organisme tidak
dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara. Mikroba yang ada di udara dapat
ditimbulkan akibat kontaminasi dari lingkungan sekitarnya, misalnya dari
debu,air, proses aerasi, dari penderita saluran infeksi, dan lain-lain. Selain itu,
setiap aktivitas manusia juga dapat menimbulkan mikroba di udara. Jumlah dan
macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca, dan jumlah orang yang ada di tempat tersebut. Daerah yang
berdebu hampir selalu mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang tinggi.
Mikroorganisme udara di dalam suatu ruangan dapat diuji secara kuantitatif
menggunakan agar cawan yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu
di dalam ruangan tersebut atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka.
Sanitasi ruang, Ruangan merupakan salah satu sumber kontaminasi dalam
pengolahan pangan. Jika di dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan air,
mikroba yang ditemukan di dalamnya juga bervariasi, misalnya mikroba tanah

dari tanah dan debu, mikroba air dari semprotan air, mikroba dari makanan
fermentasi (spora tempe, oncom,dll.), mikroba ternak dan sebagainya. Oleh
karena itu sanitasi dan kehigienisan suatu ruangan sangat perlu diperhatikan guna
menjamin mutu dan keamanan pangan. Untuk mengetahui tingkat sanitasi dan
hygienitas dari suatu ruangan (industri pangan) , dapat dilakukan uji sanitasi yaitu
uji sanitasi dengan metode RODAC dimana hasilnya cepat diketahui. Evaluasi
mikrobiologi pada peralatan dan permukaan-permukaan yang kontak dengan
pangan merupakan kegiatan penting untuk mengetahui efektivitas pembersihan
dan desinfeksi yang diterapkan, termasuk tingkat cemaran pada proses tersebut.
(Doyle dkk, 2000)
Sanitasi pekerja, dalam industri pangan, sanitasi meliputi kegiatankegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk
pangan; pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan
pekerja. Dalam industri pangan sanitasi pekerja sangat diperhatikan khususnya
pada tangan, karena tangan merupakan alat paling utama dalam melakukan semua
pekerjaan. Kontaminasi yang disebabkan oleh pekerja dapat berlangsung
selama jam

kerja dari

para pekerja

menangani makanan.

Setiap kali

tangan pekerja yang tidak higienis dan bersih kontak dengan bahan pangan, maka
mikroorganisme yang ada di tangan dapat berpindah ke makanan dan akan
mencemari makanan (Puspitasari, 2004:14).
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
akan

tetapi

juga

mempengaruhikeadaan

lingkungan.

Misalnya

bakteri

thermogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri


dapat pula mengubah pH dari media tempat ia hidup, perubahan ini disebut
perubahan secara kimia (Lay, 1994).
Sumber kontaminasi potensial terdapat selama jam kerja dari para pekerja
yang menangani makanan. Setiap kali tangan pekerja mengadakan kontak dengan
bagian-bagian tubuh yang mengandung stafilokoki, maka tangan tersebut akan
terkontaminasi, dan segera akan mengkontaminasi makanan yang tersentuh.
Perpindahan langsung mikroba koki ini dari alat pernafasan ke makanan, terjadi
ketika pekerja batuk dan berbangkis tanpa menutupi hidung dan mulutnya. Tangan

dengan luka atau memar yang terinfeksi merupakan sumber stafilokoki virulen,
demikian pula luka yang terinfeksi pada bagian tubuh lain, karena mungkin
pekerja tersebut menggaruk atau menyentuh luka tersebut.
Organisme yang berasal dari alat pencernaan dapat melekat pada tangan
pekerja yang mengunjungi kamar kecil dan tidak mencuci tangannya dengan baik
sebelum kembali bekerja. Mikroba patogen yang berasal dari alat pencernaan
yang mampu menimbulkan penyakit melalui makanan adalah : Salmonella,
Streptokoki fekal, Clostridium perfringens, EEC (Enteropathogenic Escherichia
coli) dan Shigella.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran. Hal. 124, dan 144-147.
Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan PL.
Jakarta.
Doyle et al. 2000. Reducing Transmission of Infectious Agent in the Home
(SourceInfection). In: Mulyono, Pengaruh Pelatihan Sanitasi Makanan
Terhadap Peningkatan Kualitas Mikrobiologis Makanan Rumah Makan
Padang di Yogyakarta. Tesis Program pasca Sarjana UGM. Yogayakarta.
Hal. 16-17.
Lay, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Pt Raja Grafindo
Persada.

Você também pode gostar