Você está na página 1de 34

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF/ DBD


1.Konsep Dasar
1.1 Pengertian
Demam berdarah dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus
(arthropodborn virus) dan ditularkan melalui gigitan n yamuk Aedes ( Aedes
albopictus dan Aedes aegypti) ( Ngastyah, 1997).
Demam berdarah dengue adalah demam akut yang disebabkan oleh 4 serotive virus
dengue dan ditandai dengan 4 gejala klinis yaitu demam yang tinggi, manifestasi
perdarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul renjatan
sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian ( Rohim,
2004).
Demam berdarah dengue merupkan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang termasuk golongan Arbovirus melaui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina
(Hidayat, 2008).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
(Arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
(Suriadi, 2006).
1.2 Etiologi
Virus dengue sejenis arbvirus
1.3 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang sering ditemukan pada penderita demam berdarah dengue
adalah:
1. Demam tinggi selama 5-7 hari
2. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit seperti petekie, ekhimosis,
hematoma.
3. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri
4. Mual muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
5. Nyeri otot, tulang, sendi, abdomen dan hulu hati

6. Sakit kepala
7. Odeme sekitar mata
8. Pembesaran hati,limpa dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda renjat ( sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, CRT kembali lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
1.4. Menurut Hidayat, Derajad DHF dapat dibagi dalam 4 tingkat yaitu:
Derajad 1:
Demam 2-7 hari dengan gejala umum tidak jelas satu-satu manifestasi perdarahan
ialah uji torniquit positif
Derajad 2:
Demam, uji torniquit positif sudah ada tanda-tanda perdarahan spontan (petekie,
ekhimosis, hematoma, epistaksis, hematemesis, melena,perdarahan gusi, telinga dan
lain-lain)
Derajad 3:
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun.
Derajad 4 :
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapa diukur, akal
dingin, berkeringat, sianosis, gelisah, kejang, sopor sampai koma.
1.5 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada penderita demam berdarag dengue adalah:
1. Darah lengkap :
- Hematokrit/ PCV meningkat 20% atau lebih.
- Trombositopenia 100.000/ mm3 atau kurang.
- Hb meningkat
- Masa perdarahan dan protombin memanjang
- Lekopeni kadang-kadang lekositosis ringan
2. Rontgen ditemukan effusi pleura
3. Serologi : Uji HI ( Hemeoaglutination inhibition test)
1.6 Penatalsanaan
Derajad I dan II

1. Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/ kg BB/ hari
untuk anak dengan BB < 10 kg atau bersamaan diberikan oralit, air buah atau
susu secukupnya, atau pemberian cairan dalam waktu 24 jam dengan perhitungan
sebagai berikut:
-

100 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg

75 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 26 - 30 kg

60 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 31 40 kg

50 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 41 50 kg

2. Pemberia obat antibiotik apabila anda infeksi sekunder


3. Pemberian antipiretik untuk menurunkan panas
4. Apabila ada perdarahan hebat berikan darah 15 cc/ kg BB/ hari.
Derajad III
1. Pemberian cairan yang cukup dengan infus RL dengan dosis 75 ml/ kg BB/ hari
untuk anak dengan BB < 10 kg, apabila ada perbaikan lanjutkan pemberian RL 10
ml/ kg BB/ jam, jika nadi dan tekanan darah tidak stabil lanjutukan jumlah cairan
berdasarkan kebutuhan cairan dalam waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah
masuk dengan perhitungan sebagai berikut:
-

100 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg

75 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 26 - 30 kg

60 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 31 40 kg

50 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 41 50 kg

2.

Peberian plasma / plasma ekspander ( Dextrain L ) sebanyak 10 ml/ kg BB/


jam dan dapat diulangi maximal 30 ml/ kg BB dalam 24 jam. Apabila setelah satu
jam pemberia RL 20 ml/ kg BB / jam keadaan tekanan darah kurang dari 80
mmHg dan nadi lemah, maka berikan cairan yang cukup berupa infus RL dengan
dosis 20 ml/ kg BB. Jika membaik lanjutkan RL lagi dengan perhitungan sebagai
berikut:
-

100 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB < 25 kg

75 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 26 - 30 kg

60 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 31 40 kg

50 ml/ kg BB / 24 jam untuk anak dengan BB 41 50 kg

Derajad IV
1.

Pemberian cairan infus RL dengan dosis 30 ml/ kg BB/ jam, apabila keadaan
tekanan darah baik, lanjutkan RL 10 ml/ kg BB/ jam, seperti perhitungan diatas.

2.

Apabila tekanan darah memburuk maka harus dipasang 2 saluran infus


dengan tujuan satu untuk infus RL 10 ml/ kg BB/ jam dan satunya untuk plasma
ekspander sebanyak 20 ml/ kg BB/ jam. Jika membaik lanjutkan pemberian RL
seperti peritungan diatas.

3.

Apabila keadaan masih juga buruk maka berikan plasma ekspander 20 ml/ kg
BB / jam, jika membaik lanjut RL

4.

Apabila masih tetap memburuk, maka berikan plasma ekspander 10 ml/ kg


BB/ jam, di ulangi maximal 30 ml/ kg BB/ jam, jika membaik lanjut RL

5.

Jika setelah 2 jam pemberian plasma dan RL tidak menunjukan perbaikan,


maka konsultasi dengan bagian anestesi untuk perlu tidaknya pemasangan central
vasculer pressure/ CVP

WOC

2. Asuahan Keperawatan
2.1

Pengkajian

1. Identitas
Umur, sering terjadi pada anak-anak umur 1 4 tahun dan 5 10 tahun, tidak
terrdapat

perbedaan jenis kelamin tetapi kematian lebih sering terjadi pada anak

perempuan, lingkungan tempat tinggal pasien merupakan endemic DHF dan sering
terjadi pada musin hujan
2. Riwayat Keperawatan
1)

Keluhan utama : demam tinggi dan mendadak, perdarahan (bintik-bintik


merah pada ekstremitas atas, dada dan mimisan/perdarahan gusi), kadang-kadang
disertai dengan penurunan kesadaran serta kejang.

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Badan panas tinggi secara mendadak dalam waktu 2 7 hari, terdapat bintik
merah pada ektremitas,dada,selaput mukosa mulut kering,mimisan,gusi ber
darah,berak darah, pembesaran hepar, kadang disertai kejang dan penurunanan
kesadaran
3) Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita DHF untuk pertama kali pada usia lebih dari 1 tahun
merupakan faktor utama patogenesis penyakit ini,malnutrisi.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat
menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui
gigitan nyamuk aides aigepty.
5) Riwayat kesehatan lingkungan
Apakah lingkungan tempat tinggal sedang terserang wabah DHF. Biasanya
lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban
bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang
dibersihkan.
3.

Pemeriksaan fisik

1)

Keadaan umum dan tanda-tanda vital : Tampak sakit sedang- sampai berat,

nadi cepat, lemah, kecil sampai tidak teraba; tekanan darah menurun (sistolok
menurun sampai 80 mmHg atau kurang.)
2)

Body of system

(1)

Pernapasan (B1 : Breathing)


Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada sistem pernapasan
kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering disertai keluhan sesak napas sehingga
memerlukan pemasangan O2. Pada derajat 1 dan 2 kadang terdapat batuk dan
pharingitis karena demam yang tinggi, suara napas tambahan (ronchi; wheezing),
pada derajat 3 dan 4 napas dangkal dan cepat.

(2) Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)


Derajat

Uji

torniquet

positif,

merupakan

satu-satunya

manifestasi

perdarahan. Derajat 2 ptekie, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtiva.


Derajat 3 kulit dingin pada daerah akral,nadi cepat, hipotensi ,menurunnya
volome

plasma,

meningkatnya

permeabilitas

dinding

pembuluh

darah,

trombositopenia dan diatesis hemoragic. Derajat 4 nadi tidak teraba dan tekanan
darah tidak dapat diukur, hematemisis dan melena.
(3)

Persarafan (B3: Brain)


Pasien gelisah, cengeng dan rewel karena demam tinggi pada derajat 1dan 2
Penurunan tingkat kesadaran (composmentis, ke-apatis, ke-somnolent,kesopor
kekoma )atau gelisah, GCS menurun, pupil miosis atau midriasis, reflek fisiologis
atau patologis sering terjadi pada derajat 3 dan 4.

(4)

Perkemihan Eliminasi Uri (B4: Bladder)


Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan
nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

(5)

Pencernaan Eliminasi Alvi (B5: Bowel)


Pada derajat 1 dan 2 mual dan muntah/tidak ada nafsu makan, mukosa mulut
kering, hiperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4 terdapat pembesaran hati dan
Nyeri tekan, sakit menelan, pembesaran limfe, nyeri tekan epigastrik.

(6) Tulang otot integumen (B6: Bone)


Pada derajad 3 dan 4 pasien mengalami parese atau kekakuan bahkan
kelumpuhan.
(7) Aktivitas dan istirahat
Pasien mengeluh nyeri pada sendi, otot, punggung, kulit terasa panas, wajah
tampak merah dapat disertai tanda kesakitan, pegal seluruh tubuh derajat 1 dan 2 .
2.2 Masalah Keperawatan
1. Resiko defisit cairan
2. Resiko syok hypovolemik
3. Hipertermi
4. Perubahan pola nafas
5. Kecemasan orang tua
6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
7. Resiko terjadi perdarahn
8. Kurang pengetahuan
2.3 Rencana asuhan Keperawatan
DP 1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya ciran
intravaskuler ke ekstravaskuler
Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairan
Kriteria :
-

Input dan output seimbang

Vital sign dalam batas normal (TD: 115/ 60 mmHg, nadi: 55-90 x/ menit, suhu:
36-37 C, RR :15-30 x/menit)

Akral hangat

Capilarry refill < 3 detik

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi ( mukosa bibir kering, turgor kulit turun,
produksi urin sedikit)

Intervensi :
1. Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering
R/ Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
2. Observasi capillary Refill
R/ Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
3. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ
R/ Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
4. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
R/ Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral
5.

Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

R/ Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic


syok.
DP 2. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria :
-

Tanda Vital dalam batas normal (TD: 115/ 60 mmHg, nadi: 55-90 x/ menit, suhu:
36-37 C, RR :15-30 x/ )
-

Input dan output seimbang

Akral hangat

Capilarry refill < 3 detik

GCS normal

Intervensi :
1. Monitor keadaan umum pasien
R/

Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi


perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok

2. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih


R/ Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi
presyok / syok

3.

Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika
terjadi perdarahan

R/ Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera
diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.
4.

Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

R/ Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara


hebat.
5.

Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo

R/ Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan
untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.
DP 3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal
Kriteria hasil :
-

Suhu tubuh antara 360C 37 0C

Anak tenang

Perabaan badan anak tidak panas

Intervensi :
1.

Beri komres air kran

R/ Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi


2. Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai
toleransi )
R/ Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
3. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap
keringat
R/ Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan
tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
4. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam
sekali atau lebih sering.

R/ Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan


elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan
umum pasien.
5. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
R/ Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat
khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.
DP 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penmpukan cairan dirongga
pleura.
Tujuan :

Anak menunjukkan pertukaran gas yang normal, bersihan jalan nafas


yang efektif dan pola nafas dalam batas normal.

Kriteria hasil :
-

PO2 dan CO2 dalam batas nilai normal ( PCO2 : 35-44 dan CO2 80-100 )

RR dalam batas normal (RR :15-30 x/)

Tidak sesak nafas

Batuk produktif

Cianosis tdak ada

Tidak ada tachypnea,ronki dan wheesing

Saturasi O2 dalam batas normal

Intervensi
1. Kaji pernapasan: frekwensi, irama, suara dan dalammya pernafasan
R/ Untuk mengetahui tingkat efektifitas fungsi pertukaran gas.
2. Beri posisi semi fowler
R/ Untuk meningkatkan ekspansi paru agar lebih baik
3. Beri Oksigen sesuai instruksi dokter.
R/ pemberian tambahan oksigen mengurangi beban kerja otot-otot pernafasan.
3) Pantau saturasi (PH,BE,HCO3) dengan BGA
R/

Untuk

mengetahui

tingkat

oksigenasi

pada

adekuattidaknya proses pertukaran gas.


4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi

jaringan

sebagai

dampak

DP 5. Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdarahan


Tujuan: Kecemasan keluarga berkurang atau hilang
Kriteria:
-

Keluarga tidak menunjukan tanda-tanda distress

Intervensi
1.

Dorong keluarga pasien untuk mengungkapkan perasaannya


dan beri umpan balik tentang mekanisme koping yang tepat.

R/ Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan


masalah
2.

Jelaskan pada keluarga pasien bahwa kecemasan adalah


masalah umum yang terjadi pada orang tua pasien yang anaknya mengalami
masalah yang sama.

R/ Membantu menurunkan stress dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya


orang yang mengalami masalah yang demikian.
3.

Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukan sikap ramah dan


tulus dalam membantu.

R/ Mengurangi rangsangan eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan.


DP 6. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :
-

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi ( BB seimbang, LLA dalam batas


normal)

Masa otot bagus/ kenya

Hb dalam batas normal (13,0- 17,5 g/ dl )

Albumin dalam batas normal (3,5- 5,0 g/ dl )

Intervensi :
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

R/ Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi


2.

Observasi dan catat masukan makanan pasien

R/ Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan


3. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )
R/ Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
4.

Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan

R/ Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga


mencegah distensi gaster.
5. Berikan dan Bantu oral hygiene.
R/ Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
6. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
R/ Menurunkan distensi dan iritasi gaster.
DP 7. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dnegan penurunan factor-fakto
pembekuan darah ( trombositopeni)
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria :
-

TD: 115/ 60 mmHg, nadi: 55-90 x/ menit reguler, pulsasi kuat.

Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat

Intervensi :
1.

Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.

R/ Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang


pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
2.

Monitor trombosit setiap hari

R/ Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran
pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.
3. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )
R/ Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.

4. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda
perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.
R/ Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila
terjadi perdarahan.
5. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan
mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.
R/ Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.
DP 8 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi.
Tujuan : Pengetahuan keluarga pasien tentang proses penyakit, diet, perawatan &
obat-obatan

bagi

penderita

DHF

meningkat

serta

pasien/keluarga

kooperative di dalam setiap tindakan keperawatan.


Kriteria:
-

Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali tentang proses penyakit, diet,


perawatan & obat-obatan bagi penderita DHF meningkat serta pasien/keluarga
kooperative di dalam setiap tindakan keperawatan.

Intervensi
1. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua pasien tentang penyakit DHF.
R/ Untuk mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan orang tua pasien
tentang penyakit yang serta kebenaran in-formasi yang telah didapatkan
sebelumnya.
2. Mengkaji latar belakang pendidikan orang tua pasien
R/ Menjelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan & obat-obatan pada pasien
dengan bahasa & ka-ta-kata yang mudah dimengerti/ dipahami.
3. Menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan & manfaatnya bagi pasien.
R/ Agar informasi dapat diterima de-ngan mudah & tepat sehingga tidak menimbulkan
kesalah pahaman.

4. Memberikan kesempatan pada orang tua pasien untuk menanyakan hal-hal yang
ingin diketahui sehu-ungan dengan penyakit yang di-alami pasien.
R/ Dengan mengetahui prosedur atau tindakan yang akan dialami, pasien akan lebih
kooperatif & kecema-annya menurun.

Menggunakan leaflet atau gambar dalam memberikan penjelasan (jika


ada/memungkinkan).
R/ Gambar-gambar atau media cetak seperti leaflet dapat membantu me-ngingat penjelasan
yang telah dibe-rikan karena dapat dilihat atau di baca berulang kali

DAFTAR PUSTAKA
Doenges at al ( 2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC
Hidayat. A.Aziz. Alimul,( 2008) Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Salemba
Medika.
Koplewich, Herold, ( 2005). Alih Bahasa: Pamungkas, Bambang. Penyakit Anak :
Diagnosa dan Penanganannya. Jakarta : Prestasi Pustaka
Ngastiyah ( 1997) . Perawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC
Nelson ( 2000) Ilmu Keperawatan Anak .Volume 1 Edisi 15. Jakarta. EGC
RS Sint. Carolus. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan DHF.
Rampengan, T, H dan Laurentz, I.R ( 1997) Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.
Jakarta. EGC
Rohim, Abdul dkk ( 2004) Ilmu Penyakit Anak. Salemba Medika.
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak . Jakarta. EGC
Wong, Donna L ( 2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta. EGC

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST. VINCENTIUS A PAULO

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK


Pengkajian tgl: 24-2-2009

jam: 14.30

Sumber data : Orang tua

NO.RM : 23-05-52

Tanggal MRS : 24-2-2009

Dx. Masuk: DHF

Pav : 14

Ruang/ kelas II

1. Identitas anak

Identitas orangtua

Nana: An.R

Nama ayah: Tn.W

Tanggal lahir: 29-04-1997

Nama ibu: Ny. I

Jenis kelamin: laki-laki

Pekerjaan ayah/ibu: Wiraswasta/ IRT

Anak ke : 1 dari dua bersaudara

Pendidikan ayah/ ibu: SMA/SMA

Tanggal MRS: 24 -2-09

Agama: Islam

Alamat: Surabaya

Suku/ bangsa: Jawa

Diagnosa medis: Panas

Alamat: Surabaya

Sumber informasi: Ayah dan ibunya


2. Riwayat sakit dan kesehatan
Keluhan Utama: Demam, pusing dan muntah
a. Riwayat sakit saat ini
Ibu pasien mengatakan anaknya panas dan tidak nafsu makan makan sejak tanggal
19- 2 -2009 ,oleh keluarganya anak dibawa ke dokter umum dan diberi obat penurun
panas, hanya menolong sedikit, panas tetap hilang timbul dan anak tetap tidak nafsu
makan. Pada tanggal 24 2- 2009 jam 10.30 Wiba, anak muntah-muntah dan
mengeluh pusing, oleh keluarganya, anak dibawa ke dokter anak dan dianjurkan

untuk periksa darah (laboratorium) Dari pemeriksaan laboratorium ( DL) hasilnya


Leukosit : 3.300 10 9 / L , Eritrosit : 6, 4 x10 12/L HB: 15,5g/l, HCT/PCV: 46 %, Trobosit :
112

10 9/L,

7,12FL,

MCV: 72,3FL, MCH: 24,3Pg, MCHC: 33,4g/dl, RDW- SD: 16,6FL, MPV:
Segmen 48 %, LYMPH: 30 %,

MONO: 20 %. Berdasarkan hasil

laboratorium oleh dokter pasien dianjurkan untuk dirawat dan diberi surat pengantar.
Oleh keluaga pasien dibawa ke RSK pasien masuk lewat kantor terima. Pada saat
masuk ruangan keadaan umumnya lemah, TD 100/ 70 mmHg. Nadi : 92 x / menit,
suhu 388 C.
b.

Riwayat kesehatan sebelumnya

Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah sakit ataupun sakit demam berdarah,
paling hanya batuk pilek minum obat langsung sembuh.
c . Riwayat kesehatan yang lalu:
- Penyakit yang pernah diderita
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya hanya batuk dan pilek, tidak pernah sakit dan
masuk rumah sakit.
- Operasi : Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah dilakukan operasi.
- Alergi: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada alergi obat ataupun makanan.
-

Imunisasi: Ibu pasien mengatakan imunisasi anaknya semua sudah lengkap.

d. Riwayat kesehatan keluarga.


Ibu pasien mengatakan dalam bulan atau minggu-minggu ini tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit demam berdarah.
3. Tumbuh kembang
a.

Pertumbuhan

BB saat ini 45kg, TB: 150 cm, LLA: 28 cm


b.

Perkembangan

- Pengkajian perkembangan ( DDST)


Ibu pasien mengatakan anak sudah kelas V SD perkembangannya normal,
mempunyai group main sepak bola, dan mereka mepunyai waktu ekstrakulikuler
untuk latihan bersama dengan guru pelatihnya. Sering mengikuti lest komputer, dan
beberapa mata pelajaran tambahan.

- Tahap perkembangan psikososial


Ibu pasien mengatakan anaknya mempunyai group olah raga disekolah .
- Tahap perkembangan psikoseksual
Ibu pasien mengatakan anak mempunyai bakat dalam olahraga sepak bola, dan
anaknya termasuk dalam club olahraga untuk pertandingan disekolahnya.
4. Pemenuhan ADL
1) Kebutuhan Nutrisi
Dirumah: Ibu pasien mengatakan anaknya dalam hal makanan tidak ada masalah,
malahan suka makan makan dan ngemil. Makannya 3x sehari nasi dengan daging,
ikan, tahu, tempe, sayur dan buah-buahan di tambah dengan makanan ringan.
Makanan kesukaannya bakso. Minumnya air putih 7 sampai 8 gelas perhari, jenis
minumannya air putih dan teh manis. . Pantang makanan tidak ada. BB 48 kg.
Di rumah sakit: anak mendapat diet bubur + daging cacah, dan jenis minumannya air
putih, teh manis/ susu. Pada saat pengkajian anak hanya bisa menghabiskan makan
bubur 3 sendok makan saja, selanjutnya anak tidak mau makan lagi karena mual,
mulut tidak rasa enak dan tidak nafsu makan. Minum 1 gelas teh manis dan air putih
400 ml. BB 45 kg
Masalah :
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2) Kebutuhn Eliminasi
Di rumah: Ibu pasien mengatakan anaknya tidak ada masalah dengan BAB dan BAK,
frekuensi BAKnya

4-5x sehari, warna kuning jernih, BABnya 1 atau 2x

konsistensinya lembek.
Di rumah sakit: pada saat pengkajian pasien BAK sudah 2x jumlah urinnya 250 ml
lancar, warna kuning jernih. Anak tidak BAB sudah 5 hari.
Masalah :3) Kebutuhan Istirahat dan tidur:

Dirumah : Ibu pasien mengatakan anaknya tidur malam jam 21.00 05.00. Tidak ada
masalah dengan tidurnya, dan tidurnya memakai bantal. Tidur siang tidak pernah
karena anaknya banyak mengikuti kegiatan disekolah baru pulang jam 16.00
Di rumah sakit : Pasien bisa tidur siang kurang lebih satu jam.
Kebutuhan Hygiene perseorangan
Di rumah : Ibu pasien mengatakan anaknya mandi 2x sehari pagi dan sore hari,
keramas rambut setiap kali mandi, ganti pakaian setiap habis mandi atau bila keringat
terlalu banyak.
Di rumah sakit: anaknya di lap oleh petugas ditempat tidur.
Masalah: 5. Data penunjang
1) Lingkungan yang mempengaruhi kesehatan
Ibu pasien mengatakan lingkungan rumahnya selalu dibersihkan, ada tempat khusus
untuk pembuangan sampah. Minggu lalu ada anak tetangga depan rumahnya
menderita sakit demam berdarah , dan dirawat di RS. Dr. Sutomo.
2) Prilaku yang mempengaruhi kesehatan.
Ibu pasien mengatakan ia berusaha memberi nutrisi yang cukup pada anak-anaknya
supaya tidak sakit.
3) Pesepsi keluarga terhadap penyakit anaknya.
Ibu pasien mengatakan dokter sudah menjelaskan bahwa anaknya sakit demam
berdarah dan penyakit ini sangat berbahaya, tetapi dokter tidak menjelaskan penyebab
sakit itu. Ibu dan ayah pasien juga tidak tahu penyebab penyakit demam berdarah dan
tindakan untuk mengatasi penyakit demam berdarah pada anaaknya. Ibu dan ayahnya
berharap anak ibu cepat sembuh dan cepat masuk sekolah lagi.
6. Review Of Sistem
Keadaan umum baik.
B1 ( Breath)
Bentuk dada simetris, pola nafas irama teratur 41x/ menit, jenis nafas dada, suara
nafas tambahan tidak ada, sesak nafas tidak ada, alat bantu nafas tidak ada.
Masalah :-

B2 ( Blood)
Irama jantung

88x/ menit ireguler, cendrung bradikardia, bunyi jantung S1S2

tunggal, tapi ada bunyi jantung S3, CRT kembali kurang dari 3 detik, akral teraba
hangat. Terpasang infus Hemacel 300 ml/ 1 jam , 215 ml/ 1jam, 125 ml/ 1 jam
(pertahankan 12 jam) selanjutnya 75 ml/ 24 jam. TD 1110/ 70 mmHg, nadi 88x/
menit , cendrung bradikardia, suhu 368C.
Masalah: - Devisit volume cairan
B3 ( Brain)
Penglihatan jelas, pupil isokor, sklera tidak anemik, konjungtiva tidak ikterik.
Anaknya mengatakan tidak pernah mengalami gangguan pendengaran ataupun
penglihatan . Bentuk hidung simetris kiri dan kanan. GCS : 4-5- 6 total = 15
Masalah : B4 ( bladder)
Pada saat pengkajian pasien tidak memakai kateter , kandung kencing kosong, bentuk
alat kelamin normal.
Masalah:B5 ( Bowel)
Mulut bersih, mukosa mulut lembab, warna kemerahan tidak ada sariawan. Abdomen
supel, perut tidak ada kembung, bising usus 6x/ menit. Tidak ada pembesaran hepar
ataupun lien. Buang air besar belum
Masalah:B6 ( bone)
Pada saat pengkajian pasien pasien terbaring ditempat tidur, dan pasien dianjurkan
bedrest. Kekuatan otot semua ekstremitas nilainnya 5. Kulit tampak bersih, tidak ada
bintik-bintik kemerahan/ petekie. Turgor kulit baik, oedema pada kedua ekstremitas
tidak ada.
Masalah: Endokrin
Tidak ada pembesaran typoid, dan tidak ada hiperglikemia ataupun hipoglikemia.
Masalah : -

6. Psikososial spiritual
1) Ekspresi efek dan emosi :
Ibu pasien mengatakan anaknya kalau marah hanya diam, tidak mau bicara atau
menangis. Pada saat pengkajian pasien cendung diam kadang-kadang menjawab bila
ditanya.
2) Hubungan dengan keluarga:
Pasien sangat dekat sekali pada ayah dan ibunya dan tinggal dengan ayah dan
ibunya.
3)

Reaksi hospitlisasi pada anak:

Anak cendrung diam saat diambil darah vena untuk pemeriksaan laboratorium anak
hanya menangis.
4) Dampak hospitalisasi bagi orang tua:
Ibu harus menjaga anaknya karena suaminya harus mengantar jemput anaknya yang
satu dan juga membuka usaha ( jualan ) .
Masalah:Terapi:
- Terpasang infus Homacel 300 ml/ 1 jam , 215 ml/ 1jam, 125 ml/ 1 jam
( pertahankan 12 jam) selanjutnya 75 ml/ 24 jam.
- Dumen 3 x 500 mg
- Tyason 2 x 1 gr
- Oradexon 3 x 5 mg ampul
- Gastridin 3 x 50 mg

DOKUMENTASI DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

NO

MASALAH KEPERAWATAN

Defisit volume cairan

TANGGAL
DITEMUKAN
TERATASI
24-2-2009
Belum

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

24-2-2009

Belum

3
4

Resiko hipertermi
Intoleransi aktivitas fisik

24-2-2009
24-2-2009

Belum
Belum

Devisit pengetahuan orang tua

24-2-2009

24-2-2009

DOKUMENTASI RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

PARAF
Sr.Fransiska.OSA

CATATAN

Hari/

MASALAH KEPERAWATAN

Tgl
Selasa/

1.

24-2-09

berhubungan

Defisit

volume

INTERVENSI

cairan 1.
dengan

pindahnya ciran intravaskuler


ke ekstravaskuler

2.

Jelaskan pada keluarga 14.30.

pada Tanggal 26- 2-09

yang akan dilakukan.

Observasi
jam/lebih sering.

tindakan 3.

1. Menjelaskan

dilakukan

voume

setelah

EVALUASI

keluarga pasien tindakan S: -

capillary

cairan

TINDAKAN

pasien tindakan yang akan

Tujuan : Tidak terjadi devisit


dilakukan

vital

Refill

Observasi

sign, 14.45

tiap

O: TD 119/ 64 mmHg,

2. Mengobservasi TTV nadi 72 x/ menit,kuat dan


dan CRT, TD 1110/ 70 jelas,

akral

hangat,

mmHg, nadi 88x/ menit , Capilarry refill kembali <


intake

dan

cendrung

bradikardia, 3 detik, tidak ada tanda-

keperawatan selama 1 x 24 jam

output. Catat warna urine /

suhu 368C, RR 41x/ menit tanda dehidrasi ( mukosa

dengan kriteria :

konsentrasi, BJ.

dan CRT kembali < 2 bibir kering, turgor kulit

Input

dan 4.

output seimbang
-

Selasa/

WAKTU

Anjurkan pasien untuk

detik.

turun,

produksi

urin

minum air putih 1500-2000 19.30

3. Mengobservasi intake sedikit). Hb 12 g/ dl.

batas

ml /hari (sesuai toleransi) atau

dan output, dan mencatat PCV: 37,1 %

normal (TD: 115/ 60 mmHg,

bila tidak ada kontraindikasi

jumlah dan warna urine. A:

nadi: 55-90 x/ menit, suhu:

dan catat jumlah cairan yang

Jumlahnya

36-37 C, RR :15-30 x/

masuk.

masuk sampai jam 19.30 Perencanaan

Vital

sign

dalam

cairan

Masalah

sebagian

yang teratasi
5

(cairan

Akral hangat

Capilarry refill < 3 detik

pemberian cairan intravena

1025 ml, dan jumlah urin 24 jam, injeksi Oradexon

Tidak

(rehidrasi

1150 ml + yang dibuang 3 x 5 mg diteruskan)

ada

5.
tanda-tanda

dehidrasi ( mukosa bibir

Laksanakan
cairan

terapi
infus

Hemacel 300 ml/ 1 jam , 215

oral: 700 ml,

parenteral infus D5 % 5 NS 74 ml/

keluarganya, warna urine

24-2-09

kering, turgor kulit turun,

ml/ 1jam, 125 ml/ 1 jam

kuning jernih.

produksi urin sedikit)

jam)

4. Menganjurkan pasien

selanjutnya 75 ml/ 24 jam dan

agar minum 1500-2000

terapi gangguan hematologik

ml /hari (sesuai toleransi )

(injeksi Oradexon 3 x 5 mg)

atau

sesuai instruksi dokter.

kontraindikasi.

pertahankan

12

19.45

5.

bila

tidak

Memberi

ada

suntikan

Oradexon 1 ampul (5 mg)


2. Nutrisi kurang dari

IV.

Tanggal 26- 2-09

kebutuhan tubuh berhubungan

1.Menjelaskan pada pasien S:

Pasien

mengatakan

dengan intake nutrisi yang

dan orangtua pentingnya sudah bisa

makan tapi

tidak adekuat akibat mual dan

1. pasien

nafsu makan yang menurun.


Tujjuan:
Kebutuhan
terpenuhi

nutrisi
setelah

pasien
dilakukan

dan

orangtua

asupan

pentingnya asupan makanan

tubuh,

bagi tubuh terutama untuk

membantu

membantu

penyembuhan

proses

penyembuhannya.

16.00

makanan
terutama

2. Memberi

bagi masih sedikit.


untuk O: pasien makan porsi
proses dari

makanan

dihidangkan.
suntikan A:

Masalah

tindakan keperawatan selama 3 2. Laksanakan terapi anti mual

gastridin 1 ampul (60 mg) teratasi

x 24 jam dengan kriteria:

IV.

dan

antinyeri

apigastrium

(Gastridin 3x 60 mg) sesuai 17.00

3. Menyajikan makanan dilanjutkan

- Pasien dapat menghabiskan

instruksi dokter

dalam kondisi hangat dan

makanan

sesuai

dengan 3.

24-2-09

porsi yang dihidangkan

Sajikan makanan dalam


kondisi hangat dan anjurkan

menganjurkan

sebagian

P: perencanaan 2 dan 3

- Pasien tidak mengeluh mual


Selasa/

yang

pasien

makan makanan dalam

- Hb dalam

batas

normal

pasien makan makanan dalam

(13,0- 17,5 g/ dl )
- Albumin

keadaan hangat.

dalam

batas 4.

normal ( 3,5- 5,0 g/ dl)


- Masa otot bagus ( keras)
5.

17.15

Anjurkan pasien makan

4. Menganjurkan pasien
makan sedikit-sedikit dan

sedikit-sedikit dan perlahan-

perlahan-lahan.

lahan.

5. Memberitahu

pasien

dan

makan

Ciptakan suasana yang


menyenangkan

(makan

sambil cerita dengan orngtua)


6.

keadaan hangat.

Lakukan perawatan oral


hygiene

(menggosok

gigi

keluarga

sambil cerita dengan ayah


atau ibu.
6. Memberitahu
agar

sebelum makan, bila rasa

perawat

mulut tidak enak)

untuk

pasien

memberitahu
atau

keluarga

melakukan

oral

hygiene ( menggosok gigi


sebelum makan bila rasa
mulut tidak enak)

Selasa/

3.Resiko

hipertermi

1. Menganjurkan pasien Tanggal 26- 2-09

24-2-09

berhubungan dengan proses

banyak minum air putih S:

infeksi

1500-2000

ml

Pasien

/hari badan

mengatakan

tidak

terasa

Tujuan :

1. Anjurkan

pasien

banyak

(sesuai

toleransi)

bila demam/ meriang.


O: Suhu 365 C, nadi 68 x/

Hipertermi tidak terjadi setelah

minum air putih 1500-2000

tidak ada kontraindikasi.

dilakukan tindakan

ml /hari (sesuai toleransi) bila

2. Memberitahu keluarga menit, RR 28x/ menit.

keperawatan 3 x 24 jam

tidak ada kontraindikasi dan

untuk mensupport pasien A: Masalah tidak terjadi

dengan kriteria :

catat

agar banyak minum air P:

- Suhu tubuh, nadi, dan RR


dalam batas normal ( suhu:

jumlah

2. Beritahu

keluarga

menit, RR 15-30 x/ menit)

banyak

minum

toleransi)

untuk

pasien

bila

agar

air

1500-2000 ml /hari

panas

perencanaan

putih 1500-2000 ml /hari dilanjutkan.

mensupport

- Perabaan badan tidak

yang

masuk

36-37 C, nadi 55-90 x/


- Pasien tenang

cairan

putih.
(sesuai

tidak

ada

kontraindikasi.
badannya 380C.
pasien 19. 50
dapat

3. Menganjurkan pasien
menggunakan
tipis

yang

pakaian
menyerap

4.

Memberi

obat

oral

Dumin 1 tab (500 mg)

menggunakan pakaian tipis


yang

ada kontraindikasi.

keringat.

3. Beri kompres es jika susu 18.00


4. Anjurkan

(sesuai toleransi) bila tidak

5.

Memberi

suntikan

Tyason 1 gram IV.

menyerap

keringat.
5. Laksana terapi anti hipertermi 18.20
Gangguan

1. Membuang urin dan Tanggal 26- 2-09

Selasa/

4.

pemenuhan

dan anti infeksi (Dumin 3 x

mengukur jumlah urin, S:

24-2-09

kebutuhan ADL berhubungan

500 mg oral, Tyason 2 x 1

jumlah

dengan bedrest total

gram

warna kuning jernih.

IV

sesuai

instruksi

urine

250 ml, O:

Kebutuhan pasien

sebagian

dibantu

oleh

Tujuan

dokter.

Kebutuhan aktivitas passien 1. Bantu


terpenuhi

setelah

dilakukan

memenuhi

2. Memberitahu keluarga orang tua dan perawat


pasien

dalam

kebutuhannya

tindakan keperawatan 3 x 24

(makan

jam dengan kriteria :

dengan duduk ditempat tidur,

Pasien

dapat

melakukan aktivitas secara


bertahap

(mandi

sebagian

oleh

makan dan minum sendiri

minum

masalah

teratasi

BAK atau BAB di tempat sebgaian

sendiri

tidur.

P: perencanaan 1 dan 2
dilanjutkan.

BAB, BAK dengan kursi


roda kekamar mandi).

dibantu 2. Beritahu
perawat,

untuk membantu pasien A:

membantu

keluarga

untuk

pasien

dalam

memenuhi kebutuhannya.

dengan cara duduk ditempat


tidur, BAK, BAB dengan
menggunakan

kursi

Tanggal 25- 2-09

roda

14. 50

kekamar mandi)
5. Devisit pengetahuan orang
tua tentang pengertian penyakit 1.
demam
Selasa/ penyebab

berdarah,

Kaji

tingkat

faktor

pengetahuan, latar belakang

dan tindakan untuk

pendidikan orangtua pasien

24-2-09 mengatasinya.

dan jelaskan pada orangtua

Tujuan :

pasien

tentang

faktor 15.00

Pengetahuan orangtua pasien

penyebab

penyakit

bertambah setelah dilakukan

berdarah dan tindakan untuk

demam

1. Mengkaji
tingkat
pengetahuan,
latar
belakang
pendidikan
orangtua pasien, orang
tua pasien mengatakan
tidak mengerti tentang
faktor
penyebab
penyakit
demam
berdarah dan tindakan
untuk
mengatasinya,
pendidikan orang tua
pasien
SMA.
Menjelaskan
pada
orangtua pasien tentang

S:

Pada

saat

ditanya

kembali tentang faktor


penyebab
demam

penyakit
berdarah

tindakan

dan
untuk

mengatasinya

,orangtua

pasien dapat mengulangi


kembali dengan benar.
O:

Orangtua

tampak

pasien

kooperative

tindakan keperwatan selama 30


menit dengan kriteria:
-

Ketika

tentang

ditanya
faktor

mengatasinya.
2.

kembali
penyebab

Menjelaskan

semua

prosedur yang akan dilakukan


& manfaatnya bagi pasien.

penyakit demam berdarah dan


tindakan

untuk

mengatasinya ,orangtua pasien


dapat

mengulangi

kembali

dengan benar.

pengertian
penyakit
demam berdarah yaitu
suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus
dengue ( Arbovirus)
yang masuk kedalam
tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti
dan tindakan untuk
mengatasinya
adalah
dengan melakukan 3 M (
menguras,
mengubur
dan menutup.
2.
Menjelaskan semua
prosedur yang akan
dilakukan & manfaatnya
bagi pasien.

selama

dilakukan

tindakan.
A: Masalah teratasi
P:

perencanaan

dihentikan.

DOKUMENTASI CATATAN PERKEMBANGAN


HARI/

MASALAH

SOAP

WAKTU

IMPLEMNTASI

PARAF

Tgl
Rabu/

KEPERAWATA.
1. Defisit volume cairan

S: -

14.30

1.Melakukan observasi TTV Sr.Fransiska.OS

25-2-09

2.Nutrisi

kurang

kebutuhan tubuh.

O: TTV ( TD 111/ 72 mmHg,

( TD 111/ 72 mmHg, nadi 68x/ A

nadi 68x/ menit, suhu 365C,

menit, suhu 365C, RR 26x/

RR 26x/ menit.Akral hangat,

menit.

CRT kembali < 2 detik, tidak 16.00

2. Memberi suntikan gastridin

ada

1 ampul (30 mg ) IV

tanda-tanda

dehidrasi

( mukosa bibir lembab turgor

3.Menghidangkan

kulit bagus, produksi urin tiap 17.00

pada pasien dan menganjurkan

jam > 100 ml.

pasien untuk makan dalam

A; Masalah teratasi sebagian

keadaan hangat.

P: Perencanaan 2, 3,4 dan

4. Membuang urin 250 ml

untuk cairan infus Hemasel 75

5. Memberi obat oral Dumin 1

ml/ 24 jam, injeksi Oradexon 17.30

tab (500 mg)

3 x 5 mg diteruskan.

6. Melakukan observasi TTV (

18.00

dari S: Pasien mengatakan mulut

makanan

TD 120/ 70 mmHg, nadi 80x/

rasa tidak enak dan tidak 19.00

menit, suhu 364C,)

nafsu makan

7. Mengobservasi intake dan

O:

Pasien

Rabu/

menghabiskan

25-2-09

yang disedia.

hanya

output, dan mencatat

makanan

jumlah

dan warna urine. Jumlahnya


19.30

cairan yang masuk sampai jam Sr.

A: Masalah belum teratasi

19.30 oral: 500 ml, parenteral Fransiska.OSA

P: Perencanaan 2,3,4,5 dan 6

350 ml, dan jumlah urin 2200

dilanjutkan

ml, warna urine kuning jernih.

3. Resiko hipertermi

S: Pasien mengatakan badan


tidak

terasa

panas

D5

atau

% 5, jumlah urin tiap >

100 ml, warna kuning jernih.

demam.

8. Memberi suntikan tyason 1

O: Perabaan kulit tidak terasa

gram IV

panas, sushu 36 5C, nadi 80x/

9. Memberi suntikan Oradexon

menit, pasien tenang.

1 ampul (5 mg) IV.

A: Masalah tidak terjadi


P: Perencanaan 1, 2 dan 5
diteruskan.
4.

Gangguan

kebutuhan ADL

19.45

pemenuhan S: O : Semua kebutuhan pasien


dibantu sebagian oleh perawat
dan keluarga.
A: Masalah sebagian teratasi
P: perencanaan

1 dan

dilanjutkan
Rabu/

5.

Devisit

25-2-09

orang tua

pengetahuan S:

Orang

tua

pasien

mengatakan sudah mengerti 19.50

Sr.

tentang

Fransiska.OSA

penyebab

penyakit

demam berdarah dan tindakan


yang harus dilakukan cara
mencegahnya.

O: Ketika ditanya kembali


orang

tua

pasien

dapat

menjelaskan

dengan

benar

tentang

penyebab

penyakit

demam berdarah dan tindakan


yang harus dilakukan dan cara
untuk mencegahnya. Orangtua
pasien

tampak

kooperative

selama dilakukan tindakan.


A: Masalah teratasi
P: perencanaan dihentikan.

DOKUMENTASI CATATAN PERKEMBANGAN


HARI/

MASALAH KEPERAWATA

TGL
Kamis/

1. Defisit volume cairan

26-2-09

SOAP
S:

WAKTU
14.30

IMPLEMENTASI

PARAF

1.Melakukan observasi TTV Sr.

O: TTV ( TD 110/ 60 mmHg, nadi

( TD 111/ 72 mmHg, nadi 68x/ Fransiska.OSA

80x/ menit, suhu 36C, RR 28x/

menit, suhu 365C, RR 26x/

menit. Akral hangat, CRT kembali

menit.

< 2 detik, tidak ada tanda-tanda 16.00

2. Memberi suntikan gastridin (

dehidrasi ( mukosa bibir lembab

1 Ampul IV (30 mg )

turgor kulit bagus, produksi urin 17.00

3. Menghidangkan makan pada

tiap jam > 100 ml.

pasien

A; Masalah sebagian. teratasi

pasien untuk makan dalam

P: Perencanaan 5( cairan infus D5

keadaan hangat.

4. Membuang urin, jumlah 250

% 5 NS 74 ml/ 24 jam, injeksi 17.30

Oradexon 3 x 5 mg) diteruskan.


2.Nutrisi

kurang

kebutuhan tubuh.

makan.
sudah

bisa 19.00

makanan yang

A: Masalah sebagian teratasi

26-2-09

3. Resiko hipertermi

6. Melakukan observasi TTV


( TD 120/ 70 mmHg, nadi 80x/
menit, suhu 364C,)

disedia.

Kamis/

5. Memberi obat oral Dumin


500 mg ( 1 tab)

Pasien

menghabiskan

menganjurkan

ml.

dari S: Pasien mengatakan sudah bisa 18.00


O:

dan

19.30

7. Mengobservasi intake dan

P: Perencanaan 2 dan 3 dilanjutkan

output, dan mencatat jumlah Sr.

S: Pasien mengatakan badan tidak

dan warna urine. jumlah dan Fransiska.OSA

terasa panas atau demam.

warna urine. Jumlahnya cairan

O: Perabaan kulit tidak terasa

yang masuk sampai jam 19.30

panas, sushu 36 5C, nadi 80x/

oral: 700 ml, parenteral 325 ml,

menit, pasien tenang.

dan jumlah urin 1200 ml + yang

A: Masalah tidak terjadi

dibuang

keluarganya,

warna

P: Perencanaan 5 dilanjutkan.
4.Gangguan
kebutuhan ADL

pemenuhan S: -

urine kuning jernih.


warna kuning jernih.

O : Semua kebutuhan pasien 19.45

8. Memberi suntikan tyason 1

dibantu sebagian oleh perawat dan

gram IV

keluarga.

9. Memberi suntikan Oradexon

A: Masalah sebagian teratasi

1 ampul (5 mg) IV.

P: perencanaan 1 dan 2 dilanjutkan

Você também pode gostar