Você está na página 1de 7

Nama :Simon D M Sianturi

Npm :230110150103
Perikanan B
Kelompok 13

Termoregulasi
Termoregulasi merupakan proses yang terjadi dalam tubuh hewan untuk
mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, supaya suhu tubuhnya tidak
mengalami perubahan yang drastis. Mekanisme termoregulasi yaitu mengatur
keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Keseimbangan suhu
tubuh hewan dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar, hewan dapat
o
o
bertahan hidup diantara -2 Csampai 50 Catau pada suhu yang lebih ekstrim.
Namun, hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari
kisaran suhu tersebut yang ideal yang dikuasai agar proses fisiologis optimal. Suhu
o
o
tubuh ideal yang palig disukai yaitu suhu ekritik berkisar antara 35 C-40 C. Kisaran
toleransi termal yaitu kisaran suhu yang lebih luas dan dapat diterima hewan. Suhu
optimal sesuai keadaan tubuh suhu tubuh yaitu inti konstan dan suhu permukaan
berubah ubah.
Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals)
dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka
menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas
utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung
berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah
anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan
yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih
konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu
poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan.
Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan
seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin, dan hewan homoiterm sering disebut
hewan berdarah panas.

Ikan Mas
Ikan Mas (karper, Common Carp) yang di kenal di Indonesia memiliki
nama latin Cyprinus Carpio dari keluarga Cyprinid. Bentuk badan Ikan Mas pada
umumnya adalah agak gemuk dengan tubuh panjang membulat pada bagian perut
dan pipih di bagian ekor. Perbandingan panjang total dengan tinggi tubuhnya
berkisar 2,3:1 hingga 3,5:1. Warna dominan pada tubuhnya coklat keemasan,
varian warna lain pada ikan mas adalah kuning, merah, hitam, putih dan corak
kombinasi dari warna-warna tersebut. Mulutnya dapat dilebarkan dengan struktur
bibir lunak dan mempunyai dua pasang sungut. Bagian kepala tanpa sisik,
sedangkan seluruh tubuh dipenuhi sisik agak besar. Fernandez (1985) menyatakan
bahwa ikan mas mempunyai satu sirip punggung, dengan sebuah jari-jari keras
yang tak sejajar dengan sirip perut memanjang kebelakang dan berakhir sejajar
dengan bagian sirip anus.Tubuh berbentuk pipih memanjang, lipatan mulut dan
bibir tipis, memiliki satu atau dua pasang kumis. Warna tubuh bervariasi dari
kecoklatan sampai keemasan.
Djuhanda (1981) menjelaskan bahwa ikan mas memiliki mulut diujung
kepala dan pada sudut-sudut mulut terdapat dua pasang sungut peraba. Sirip
punggung mempunyai 4 jari-jari keras dan 16-18 jari-jari lunak, sirip anus
mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut mempunyai 2 jari-jari
keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada mempunyai 1 jari-jari keras dan 13 - 16 jarijari lunak, jumlah sisik pada gurat sisi antara 33-37 buah.

Gambar 1. Ikan Mas


(Sumber : http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas/2spesis)
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : (Cyprinus carpio L )

Ikan Mas hidup di alam bebas pada sungai berarus tenang sampai sedang
dan area perairan air tawar lainnya seperti danau, waduk dan situ. Ikan ini
menempati perairan dengan kedalaman yang dangkal sampai sedang, dapat hidup
dan berkembang biak dengan baik di wilayah perairan dengan ketinggian 150-600
meter dpl dengan suhu kisaran 25-30 C. Ikan Mas adalah ikan air tawar yang
mampu hidup di air payau seperti tambak atau rawa-rawa di pesisir maupun
muara sungai dengan kadar garam 25-30%. Ikan Mas menyukai suatu tempat
tertentu bukan hanya karena tersedianya banyak pakan alami tetapi juga adanya
tumbuhan air yang berguna sebagai tempat memijah dan berlindung. Ikan Mas
dapat beradaptasi dengan baik sehingga mampu hidup menyebar di perairan air
tawar di seluruh pelosok Indonesia.
Seperti ikan-ikan lainnya, cara berkembang biak Ikan Mas adalah bertelur.
Masa pijahnya (breeding season) bisa terjadi sepanjang tahun. Sang Betina akan
bertelur pada perairan dangkal dekat tumbuhan air yang tembus sinar matahari,
telur-telurnya menempel pada dedaunan. Pada kondisi yang ideal dan bersuhu
hangat, telur-telur tersebut akan menetas dalam 5 hingga 8 hari.
Setiap hewan memiliki tingkah laku (behavior) yang berbeda-beda, Ikan
Mas masuk golongan omnivora dan sangat rakus. Ia gemar mengaduk-aduk dasar

perairan untuk mencari makan. Makanan alaminya meliputi tumbuhan air, lumut,
cacing, keong, udang, kerang, larva serangga dan organisma lainnya yang ada di
perairan baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan
air.
Cara makan ikan ini cukup unik yakni dengan membuka mulutnya lebarlebar dan kemudian menyedot makanannya seperti alat penghisap. Dalam kondisi
nafsu makan yang tinggi, apapun yang dianggapnya makanan akan dihisap
kemudian dicicipi dan yang bukan makanan akan dibuang dengan cara
disemburkan.
Sistem Pernafasan
Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya antara
lain untuk mengangkut gas pernapasan (O2) dari tempat penangkapan gas menuju
sel-sel jaringan. Begitu pula sebaliknya, untuk mengangkut gas buangan (CO2)
dari sel sel jaringan ke tempat pengeluarannya.
Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran-lembaran
tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insang
berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan
kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap
filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat
pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga memungkinkan O2
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan
tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)
insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada
pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu
ikan paru-paru (Dipnoi).
Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Ikan mas bernapas
dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-masing
mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum).
Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut

secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut
membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup.
Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah
yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan
air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air
melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi pada lembaran insang.

Gambar 2. SistemSirkulasiPernafasanIkan Mas


(Sumber : http://gurungeblog.com/2008/11/01/sistem-pernapasanhewan/)
Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari
jantung menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara
terus-menerus dan berulang-ulang.

Gambar 3. StrukturInsangIkan
(Sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikanpisces.html)
Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme
inspirasi dan ekspirasi.

Gambar 4. MekanismePernapasanPadaIkanBertulangSejati
(Sumber :http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikanpisces.html)
a)

b)

Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang
tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar,
sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam
rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka
sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut
menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang.
Air dalam mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaranlembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah
melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2
diikat
oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.

Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan
bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
DO (Dissolved Oxygen)
Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan dalam
kadar mg per liter air atau part per million (ppm).Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen
=DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan
pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan
organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu
perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis
organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang
dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan
bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurangdengan semakin tingginya
salinitas.
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal
dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut
minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968).
Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama
waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970).
KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan
wisata bahari dan biota laut (Anonimous, 2004).
DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada
konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam
air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas (Ahmad
dkk, 1998). Kandungan DO di kolam tergantung pada suhu, banyaknya bahan organik,
dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono, 1986 dalam Anonim, 2008).

Você também pode gostar

  • Damar
    Damar
    Documento8 páginas
    Damar
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações
  • Hubungan Pekerjaan Eksportir Importir Dengan Pekerjaan Lain
    Hubungan Pekerjaan Eksportir Importir Dengan Pekerjaan Lain
    Documento2 páginas
    Hubungan Pekerjaan Eksportir Importir Dengan Pekerjaan Lain
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações
  • SEKSUALITAS IKAN
    SEKSUALITAS IKAN
    Documento7 páginas
    SEKSUALITAS IKAN
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações
  • SEKSUALITAS IKAN
    SEKSUALITAS IKAN
    Documento7 páginas
    SEKSUALITAS IKAN
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações
  • Pasut
    Pasut
    Documento28 páginas
    Pasut
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações
  • Angga Lipid Biokim
    Angga Lipid Biokim
    Documento12 páginas
    Angga Lipid Biokim
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações
  • Lipid
    Lipid
    Documento2 páginas
    Lipid
    MUHAMMAD HEFFIQRI RIADY
    Ainda não há avaliações
  • Estuari
    Estuari
    Documento19 páginas
    Estuari
    Simon Dicky Sianturi
    Ainda não há avaliações