Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A.
: Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku
lain yang ditetapkan pemerintah .
3. Obat Paten
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari
pabrik yang memproduksinya.
4. Obat Baru
Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan,
pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5. Obat Tradisional :
Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan
mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan
alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah,
diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat,
diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau
fitomedisin ; bahan bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka
akan diperoleh obat jadi.
Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode
ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang
diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat sifat fisika dan kimiawinya akan
dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,
karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam
fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan
didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam
skema berikut :
Alam
Morfologi
Tumbuhan
Sistematik
Tumbuhan
Bahan Alam :
Tumbuhan
Hewan
Mineral
Identifikasi
Sistematik
Bahan Alam
Berkhasiat Obat
-
Koleksi
Pengeringan
Pengolahan
Pengawetan
Penyimpanan
Farmakognosi
Uji Khasiat
Ekstrak
Obat Tradisional
Obat Tradisional
Jamu
Isolasi
Pemisahan
Kromatografi
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Uji Klinik
Fitokimia
Isolat
Fitofarmaka
Fitomedisin
Pemurnian
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Zat Murni
Identifikasi
Karakterisasi
Elusidasi Struktur
Spektrofotometri
Bahan Obat
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Obat
Farmakologi
Farmasi Klinik
Uji Klinik
Obat Jadi
sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan sediaan galenik yaitu,
tingtur, ekstrak, anggur dan lain lain.
Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya
kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan
lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik
tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya,
misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina
antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat
sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang
dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari
jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang
baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu
lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan
lain - lainnya.
Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang
lingkup
Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope,
tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya di
bidang farmasi dan Kesehatan.
E. Sejarah Dan Perkembangan Farmakognosi
Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah
dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan
Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis,
madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum
masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab,
bunga kantil dan lainnya.
Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku
Genera Plantarum yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani,
sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam
bukunya Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches telah menggolongkan simplisia
menurut segi morfologi, cara- cara untuk mengetahui kemurnian simplisia.
Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih
terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya
sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk
tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.
F.
Ejaan Latin
Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat
perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
Cara pembacaan huruf huruf atau rangkaian rangkaian huruf Latin yang dimaksud,
dapat kita lihat pada contoh contoh berikut ini :
Huruf atau
rangkaian huruf
ae
c
c
cc
cc
ch
ch
eae
eu
ff
ie
ii
j
ll
mm
nh
oe
nn
ph
pp
qu
rh
rr
sh
ss
th
tiae
Dibaca sebagai
Contoh
Galangae
Lobeliae
k jika diikuti huruf a, o, Cacao
u atau huruf mati
Cola
Curcuma
Fructus
s jika diikuti huruf Cera
e, i, y
Citri
Glycyrrhiza
kk jika diikuti huruf a , Succus
o, u
ks jika diikuti huruf
Coccinella
e, i, y
kh jika diikuti huruf
Cinchona
hidup
h jika diikuti huruf mati Strychni
e
Dioscoreae
e +u
Oleum
Cetaceum
f
Paraffinum
i..+ ye
Iecoris
i +i
Aurantii
y
Cajuputi
l
Vanilla
m
Gummi
Ichtammolum
n
Ipecacuanhae
eu
Foeniculi
Asafoetida
n
Belladonna
Sennae
f
Orthosiphon
p
hippoglossi
kw
quercus
r
rhei
rhizoma
r
myrrha
sy
shorea
purshiana
s
Cassia
t
Mentha
sie
Liquiritiae
Diucapkan sebagai
ga-la-nge
lo-be-li-e
ka-ka-o
ko-la
kur-ku-ma
Fruk -tus
Se-ra
Sit-tri
Gli-si-ri-sa
Suk-kus
Kok-si-ne-la
Sin-ko-na
Strih-ni
Di-es-ko-re
O-le-um
Se-ta-se-um
Pa-ra-fi-num
Iye-ko-ris
Au-ran-ti-i
Ka-yu-pu-ti
Va-ni-la
Gu-mi
Ih-ta-mo-lum
I-pe-ka-ku-ane
Feu-ni-ku-li
A-sa-feu-ti-da
Be-la-do-na
Se-ne
Or-to-si-fon
hi-po-glo-si
kwer-kus
re-i
ri-zo-ma
mi-ra
syo-re
pur-si-a-na
ka-si-a
men-ta
li-kwi-ri-sie
Huruf atau
rangkaian huruf
x
x
y
y
Dibaca sebagai
Contoh
Diucapkan sebagai
p iks
ra-diks
kor-teks
bik-sa
san-to-ri-za
hi-dras-tis
ma-i-dis
pa-pa-ya
G.
1.
Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2
dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini
disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
H.
Contoh :
1.
Genus + nama bagian tanaman
2.
Petunjuk species +
tanaman
:
3.
Tempat Tumbuh
Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan.
Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak
mempunyai arti ekonomis, misalnya :
Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.
Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah
asalnya , kepulauan Maluku.
Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J.
1
2.
3.
Beberapa Definisi
Simplisia
: adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia nabati
Eksudat tanaman
: adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni .
Simplisia hewani
atau
adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zatzat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni.
4.
Simplisia mineral :
( pelikan)
5.
Alkaloida
:
6.
Glikosida
Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi
satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya
amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +
benzaldehida + asam biru ( sianida).
7.
Enzim
8.
Vitamin
adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh
tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh
manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9.
Hormon
K.
(akibat) yang merugikan bagi kelestarian suatu species. Adanya tindakan pembudidayaan,
merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur
yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat
pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan
lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya
simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang
intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering
penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh
yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu
tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika
tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan,
iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
Tahap pembudidayaan tanaman dilakukan sebagai berikut :
1. Pengelolaan tanah
Sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan
tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan
tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah
dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur
bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah
yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin
aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman. Sedangkan kesuburan
kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan
nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat
kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.
Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang
merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi
tanaman serta pertumbuhannya, saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air
seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat
terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media
yang baik bagi pertumbuhan tanaman.
Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat
antara lain :
a.
Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi (tuber)
umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam
(25 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat
berkembang dengan baik.
b.
c.
Pembuatan teras teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,
e.
2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman
(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya
persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan
pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang
tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit
untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)
waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim
tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak
gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara
lain :
a.
Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b.
Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi
fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c.
Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
d.
Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan
ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak
langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling
bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara
lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam
lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko
kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti
dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
e.
Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh
terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
3. Pemeliharaan tanaman
10
11
c.
d.
e.
f.
L. Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses
atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara
( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan
aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida,
umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia
jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.
Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih
menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas
buatan antara 50 0 55 0 C.
2. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan
atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan
kesehatan.
3. Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau
tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang
langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak
bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
4. Suhu penyimpanan
Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
SMK Indo Malay School Batam
12
20C 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di
simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
di atur antara 150 dan 300.
Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.
5. Tanda dan Penyimpanan
Semua simplisia yang termasuk daftar narkotika, diberi tanda palang medali
berwarna merah di atas putih dan harus disimpan dalam lemari terkunci. Semua
simplisia yang termasuk daftar obat keras kecuali yang termasuk daftar narkotika, diberi
tanda tengkorak dan harus disimpan dalam lemari terkunci.
6. Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia
yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi
persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
7. Benda asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme
patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia
nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah
maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur
bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya
sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau
membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak
dinyatakan dalam paparan monografi.
M. Pemalsuan Dan Penurunan Mutu Simplisia
Pemalsuan umumnya dilakukan secara sengaja, sedangkan penurunan mutu mungkin
dilakukan secara tidak sengaja.
Simplisia dianggap bermutu rendah jika tidak memenuhi persyaratan - persyaratan
yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh
tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh
kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi
syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan
kapal dan lain sebagainya.
SMK Indo Malay School Batam
13
Simplisia dinyatakan bulukan jika kwalitasnya turun karena dirusak oleh bakteri,
cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahanbahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh,
daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan
lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual
dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah,
ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya
tampak seperti keadaan semula.
N. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit,
daun, akar dan sebagainya ).
O. Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan
tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.
P. Pembuatan Serbuk Simplisia
Bersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau
dengan cara lain yang cocok, keringkan pada suhu yang cocok, haluskan , ayak.Kecuali
dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan sesuai derajat halus yang ditetapkan..
Simplisia yang mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan panas, dikeringkan pada
suhu serendah mungkin, jika perlu dengan pengurangan tekanan udara.
Pada pembuatan serbuk simplisia yang mempunyai persyaratan potensi dan kadar zat
tertentu, misalnya serbuk Digitalis dan serbuk Opium , boleh ditambahkan serbuk sejenis
yang mempunyai potensi atau kadar lebih rendah atau lebih tinggi, atau ditambah bahan
lain yang cocok, misalnya Laktosa, Pati beras, hingga hasil pengolahan terakhir
memenuhi persyaratan.
Q. Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia
Perlu dipastikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk
mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil
analisis baik kwalitatif maupun kwantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara
paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati.
Contoh dalam skala besar
Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket
menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen , ambil contoh secara terpisah
dari
berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan dibawah ini. Jika bets tidak dapat
dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian
lakukan pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.
Jumlah wadah dalam bets (N) Jumlah wadah yang harus diambil contohnya (n)
1 sampai 10
semua
11 sampai 19
11
SMK Indo Malay School Batam
14
n = 10 +
> 19
10
Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.
Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika
contoh bahan terdiri dari bagian bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua
bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu
alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah,
tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan
berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk
bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada
kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh
yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan
tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.
Contoh dalam skala laboratorium
Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar menjadi
empat bagian (Catatan:cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh , yang telah
dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata , kemudian
dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama . Ambil kedua bagian yang berlawanan dan
campur secara hati-hati . Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain pada monografi , buat contoh pengujian sebagai berikut :
Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian
dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga
melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan . Jika bahan tidak digiling, perkecil
sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur dengan menguling- gulingkan pada
kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian .
Bahan Organik Asing
Contoh untuk pengujian
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi , timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium
seperti dibawah ini , usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat).
Akar, rimpang, kulit batang dan herba
Daun, bunga , biji dan buah
Potongan bagian tanaman (bobot ratarata setiap potongan kurang dari 500 mg)
500 g
250 g
50 g
Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan
tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap
bobot contoh yang digunakan.
15
R.
Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia
1.
Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk,
bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini
diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau
gambarangambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya).
Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan
dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik
memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat
dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2.
Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3.
Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air,
sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi
dan lain sebagainya.
4.
Secara Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau
pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap
zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi.
Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
5.
S.
Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama
Penyakit
Amara
Menambah nafsu makan / pahitan
Anhidrotika
Mengurangi keluarnya keringat
Stomakika
Memacu enzim enzim pencernaan
Analgetika
Mengurangi rasa nyeri
Antelmintika
Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
Anti fungi
Membasmi
jamur,
terutama
jamur
pada
kulit,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Anti hipertensi
Anti piretika
Anti emetika
Anti diare
misalnya panu .
Menurunkan tekanan darah.
Menurunkan suhu badan
Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
16
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
Anti neuralgia
Anti reumatika
Anti spasmodika
Anti septika
Antidotum
Antitusif
Ekspetoransia
Anti diabetika
Anti hemoroida
Anti iritansia
Astringensia
Cardiaka
Cardiotonika
Cholagoga
Dismenorrhoe
Diaforetika / Sudorifika
Digestiva
Diuretika
Dilatator
Depuratif
Emenagoga
Emetika
Gonorrhoe
Hair tonic
Holitosis
Hemostatika
Insektisida
Konstipasi
Karminativa
Laktagoga
Laktifuga
Litotriptika
Laxantia, laksativa,
44.
45.
46.
47.
48.
purgativa
Skorbut
Vasodilatansia
Nephrolithiasis
Urolithiasis
Parkinson
Parkinsonisme
Parasimpatolitika
Pertusis
Roboransia / tonikum
Skabicida
Sedativa
Hipotiroidisme
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
17
56.
Trikhomoniasis
2.
18