Você está na página 1de 9

Artikel Pendidikan

Artikel Pendidikan merupakan sebuah tulisan yang memberikan informasi


mengenai bidang pendidikan baik formal maupun non formal. Sekedar untuk
mengingatkan Anda tentang pendidikan berikut ini saya paparkan tentang
filosofi pendidikan dan fungsi pendidikan.
Filosofi Pendidikan
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti dilakukan
banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam
kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum
kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti
daripada pendidikan formal. Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran
yang amat mendalam, sering kali lebih mendalam dari yang disadari mereka,
walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.
Fungsi Pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang
nyata (manifes). Mempersiapkan anggota masyarakt untuk mencari nafkah,
fungsi laten lembaga sebagai wadah pendidikan, melalui pendidikan di
sekolah orang tua melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik
anak kepada sekolah.
Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan nilai pembangkangan di
masyarakat. Hal ini tercermin dengan danya perbedaan pandangan antara
sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan
sikap terbuka.
Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan kepada para anak
didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada
dalam masyarakat. Memilih dan mengajarkan peranan sosila.

Artikel tentang Sistem Pendidikan


Ketika dunia pendidikan kembali dituding telah gagal membentuk watak
mulia pada anak didik. Maka, seperti biasa, segera muncul saran untuk
memperbaiki kurikulum atau muatan pada mata ajaran. Tapi, bila
sebelumnya yang dipersoalkan hanya sebatas masalah mata pelajaran atau
paling jauh struktur kurikulum, Ajip Rosidi dan mungkin banyak dari kalangan
pemerhati dan pelaku pendidikan, mempersoalkan hal yang lebih mendasar.
Yakni tentang sistem pendidikan nasional yang ditudingnya masih mewarisi
sistem
pendidikan
kolonial.
Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini
memang adalah sistem pendidikan yang sekular-materialistik. Bila disebut
bahwa sistem pendidikan nasional masih mewarisi sistem pendidikan
kolonial, maka watak sekuler-materialistik inilah yang paling utama, yang
tampak jelas pada hilangnya nilai-nilai transedental pada semua proses
pendidikan.
Sistem pendidikan semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia
shaleh yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui
penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi
pendidikan menghasilkan dikotomi pendidikan yang sudah berjalan puluhan
tahun, yakni antara pendidikan agama di satu sisi dengan pendidikan
umum di sisi lain. Pendidikan agama melalui madrasah, institut agama dan
pesantren dikelola oleh Departemen Agama, sementara pendidikan umum
melalui sekolah dasar, sekolah menengah dan kejuruan serta perguruan
tinggi
umum
dikelola
oleh
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Disadari atau tidak, berkembang penilaian bahwa hasil pendidikan haruslah
dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam. Pengembalian itu dapat
berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara
dengan nilai materi yang telah dikeluarkan. Agama ditempatkan pada posisi
yang sangat individual. Nilai transendental dirasa tidak patut atau tidak perlu
dijadikan sebagai standar penilaian sikap dan perbuatan. Tempatnya telah
digantikan oleh etik yang pada faktanya bernilai materi juga.
Pendidikan
Sekuler
bagian
dari
Kehidupan
Sekuuler
Sistem pendidikan yang material-sekuleristik tersebut sebenarnya hanyalah
merupakan bagian belaka dari sistem kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang juga sekuler. Dalam sistem sekuler, aturan-aturan,

pandangan dan nilai-nilai Islam memang tidak pernah secara sengaja


digunakan untuk menata berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.
Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya
ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Maka, di tengahtengah sistem sekuleristik tadi lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh
dari nilai-nilai agama. Yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku
politik yang oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik
dan individualistik, sikap beragama yang sinkretistik serta paradigma
pendidikan
yang
materialistik.
Solusi
Fundamental
Pendidikan yang materialistik adalah buah dari kehidupan sekuleristik yang
terbukti telah gagal menghantarkan manusia menjadi sosok pribadi yang
utuh, yakni seorang Abidu al-Shalih yang muslih. Hal ini disebabkan oleh dua
hal. Pertama, paradigma pendidikan yang keliru dimana dalam sistem
kehidupan sekuler, asas penyelenggaraan pendidikan juga sekuler. Tujuan
pendidikan yang ditetapkan juga adalah buah dari paham sekuleristik, yakni
sekedar membentuk manusia-manusia yang berpaham materialistik dan
serba
individualistik.
Kedua, kelemahan fungsional pada tiga unsur pelaksana pendidikan, yakni
(1) kelemahan pada lembaga pendidikan formal yang tercermin dari
kacaunya kurikulum serta tidak berfungsinya guru dan lingkungan
sekolah/kampus sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya, (2)
kehidupan keluarga yang tidak mendukung, dan (3) keadaan masyarakat
yang
tidak
kondusif
.
Tidak berfungsinya guru/dosen dan rusaknya proses belajar mengajar
tampak dari peran guru yang sekadar berfungsi sebagai pengajar dalam
proses transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tidak sebagai
pendidik yang berfungsi dalam transfer ilmu pengetahuan dan kepribadian
(transfer of personality), karena memang kepribadian guru/dosen sendiri
banyak
tidak
lagi
pantas
diteladani.
Lemahnya pengawasan terhadap pergaulan anak dan minimnya teladan dari
orang tua dalam sikap keseharian terhadap anak-anaknya, makin
memperparah terjadinya disfungsi rumah sebagai salah satu unsur
pelaksana
pendidikan.
Sementara itu, masyarakat yang semestinya menjadi media pendidikan yang
riil justru berperan sebaliknya akibat dari berkembangnya sistem nilai
sekuler yang tampak dari penataan semua aspek kehidupan baik di bidang
ekonomi, politik, termasuk tata pergaulan sehari-hari yang bebas dan tak
acuh pada norma agama; berita-berita pada media masa yang cenderung
mempropagandakan hal-hal negatif seperti pornografi dan kekerasan, serta
langkanya keteladanan pada masyarakat. Kelemahan pada unsur keluarga

dan masyarakat ini pada akhirnya lebih banyak menginjeksikan beragam


pengaruh negatif pada anak didik. Maka yang terjadi kemudian adalah
sinergi
pengaruh
negatif
kepada
pribadi
anak
didik.
Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus
dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diujudkan dengan
Oleh karena itu, penyelesaian problem pendidikan yang mendasar harus
dilakukan pula secara fundamental, dan itu hanya dapat diujudkan dengan
melakukan perbaikan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan
paradigma pendidikan sekuler menjadi paradigma Islam. Sementara pada
tataran derivatnya, kelemahan ketiga faktor di atas diselesaikan dengan cara
memperbaiki strategi fungsionalnya sesuai dengan arahan Islam.
Solusi
pada
Tataran
Paradigmatik.
Secara paradigmatik, pendidikan harus dikembalikan pada asas aqidah Islam
yang bakal menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan,
penyusunan kurikulum dan standar nilai ilmu pengetahuan serta proses
belajar mengajar, termasuk penentuan kualifikasi guru/dosen serta budaya
sekolah/kampus yang akan dikembangkan. Sekalipun pengaruhnya tidak
sebesar unsur pendidikan yang lain, penyediaan sarana dan prasarana juga
harus
mengacu
pada
asas
di
atas.
Melihat kondisi obyektif pendidikan saat ini, langkah yang diperlukan adalah
optimasi pada proses-proses pembentukan kepribadian Islam (syakhshiyyah
Islamiyyah) dan penguasaan tsaqofah Islam serta meningkatkan pengajaran
sains-teknologi dan keahlian sebagaimana yang sudah ada dengan menata
ontologi, epistemologi dan aksiologi keilmuan yang berlandaskan pada nilainilai
Islam,
sekaligus
mengintegrasikan
ketiganya.)
Solusi

pada

Tataran

Strategi

Fungsional

Pendidikan yang integral harus melibatkan tiga unsur pelaksana: yaitu


keluarga, sekolah/kampus dan masyarakat. Buruknya pendidikan anak di
rumah memberi beban berat kepada sekolah/kampus dan menambah
keruwetan persoalan di tengah masyarakat. Sementara, situasi masyarakat
yang buruk jelas membuat nilai-nilai yang mungkin sudah berhasil
ditanamkan di tengah keluarga dan sekolah/kampus menjadi kurang
optimum. Apalagi bila pendidikan yang diterima di sekolah juga kurang
bagus, maka lengkaplah kehancuran dari tiga pilar pendidikan tersebut.
Dalam pandangan sistem pendidikan Islam, semua unsur pelaksana
pendidikan harus memberikan pengaruh positif kepada anak didik
sedemikian sehingga arah dan tujuan pendidikan didukung dan dicapai
secara bersama-sama, Kondisi tidak ideal seperti diuraikan di atas harus
diatasi.

Solusi strategis fungsional sebenarnya sama dengan menggagas suatu


sistem pendidikan alternatif yang bersendikan pada dua cara yang lebih
bersifat strategis dan fungsional, yakni: Pertama, membangun lembaga
pendidikan unggulan dimana semua komponen berbasis paradigma Islam,
yaitu: (1) kurikulum yang paradigmatik, (2) guru/dosen yang profesional,
amanah dan kafaah, (3) proses belajar mengajar secara Islami, dan (4)
lingkungan dan budaya sekolah/kampus yang kondusif bagi pencapaian
tujuan pendidikan secara optimal. Dengan melakukan optimasi proses
belajar mengajar serta melakukan upaya meminimasi pengaruh-pengaruh
negatif yang ada, dan pada saat yang sama meningkatkan pengaruh positif
pada anak didik, diharapkan pengaruh yang diberikan pada pribadi anak
didik
adalah
positif
sejalan
dengan
arahan
Islam.
Kedua, membuka lebar ruang interaksi dengan keluarga dan masyarakat
agar keduanya dapat berperan optimal dalam menunjang proses pendidikan.
Sinergi pengaruh positif dari faktor pendidikan sekolah/kampus keluarga
masyarakat inilah yang akan membuat pribadi anak didik terbentuk secara
utuh
sesuai
dengan
kehendak
Islam.
Berangkat dari paparan di atas, maka untuk mewujudkan lembaga
pendidikan unggulan yang dimaksud setidaknya terdapat empat komponen
yang harus dipersiapkan guna menunjang tindak solusif sebagaimana yang
digagas, yakni penyiapan kurikulum paradigmatik, sistem pengajaran,
sarana prasarana dan sumberdaya guru/dosen. (aliya)

Artikel Inovasi Pendidikan


Inovasi pendidikan perlu dilakukan mengingat pendidikan akan mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam hal ini pembaruan
teori dalam pendidikan.
Berikut ini adalah sebuah artikel yang menjelaskan Manfaat Pembaharuan
Teori terhadap Pendidikan dalam Permasalahan tumbuh kembang dan
pendidikan anak cerdas istimewa
Manfaat Pembaharuan Teori terhadap Pendidikan
Dengan berbagai perubahan penggunaan dasar teori giftedness, maka
dampaknya adalah perubahan cara pendeteksian, pendiagnosisan,

pengasuhan, dan pendidikan anak-anak cerdas istimewa. Namun


pembaharuan dan perubahan ini memerlukan kesepakatan baik dalam
tataran perguruan tinggi yang menjadi pusat pengembangan ilmiah, maupun
dalam tataran praktikal di lapangan yang didukung oleh peraturan
pemerintah. Tanpa adanya pembaharuan dan perubahan secara nasional,
maka penanganan anak-anak cerdas istimewa Indonesia hanyalah akan
bersifat sporadis, debat panas dan kontroversial akan tetap terus
berlangsung. Hal ini hanya akan merugikan anak didik karena tak
terpenuhinya tumbuh kembang anak dan pendidikan yang mendukung
kebutuhannya. Dunia pendidikan Indonesia pun akan senantiasa tertinggal
dari metoda dan tingkat mutu pendidikan secara mainstream internasional.
Dalam kelas reguler/inklusi dan kurikulum berdiferensiasi
Dalam laporan penelitian tiga bagian yang salah satunya adalah penelitian
metateori yang dilakukan oleh T.Mooij dkk (2007) dari Centrum voor
Begaafheid Onderzoek (pusat penelitian giftedness) Universitas Nijmegen
Belanda, memperlihatkan bahwa trend pendidikan anak cerdas istimewa
secara mainstream kini lebih menyadari bahwa pendidikan untuk berbagai
kelompok gifted ini lebih baik berada dalam sekolah atau kelas-kelas reguler
bersama dengan anak-anak usia sebayanya. Hal ini dimaksudkan agar anakanak ini dapat melakukan kontak yang baik dengan peer grup atau
sebayanya, guna pengembangan sosial emosional yang tepat yaitu
pengembangan self-esteem yang baik serta self-concepts yang realistis.12
Disamping itu, anak-anak ini juga membutuhkan metoda tersendiri terutama
ditujukan pada aktualisasi prestasi dengan pendekatan multitalenta (lihat
teori multifaktor dari Kurt Heller), maka dalam kelas-kelas reguler kepadanya
diperlukan kurikulum yang sesuai dengan level masing-masing serta adanya
kurikulum berdiferensiasi. Bentuk sekolah atau kelas reguler yang menerima
beragam keunikan anak, dan memberikan tawaran pedidikan sesuai dengan
keunikan anak didik, disebut sebagai kelas atau sekolah inklusi.
Beragam kelas atau sekolah inklusi yang banyak dikembangkan oleh
berbagai negara mempunyai beberapa keragaman. Sebagai misal, Norwegia
yang telah memulai pendidikan melalui kelas inklusi sejak adanya reformasi
pendidikan tahun 1994 yang meletakkan anak-anak gifted bersama beragam
anak-anak berkebutuhan khusus lainnya seperti anak berkecerdasan kurang
dan terbatas, cacat fisik primer, dan anak-anak normal. (Bentuk seperti ini
biasa disebut full-inclusion). Bentuk sekolah atau kelas inklusi seperti ini
membutuhkan tawaran pendidikan dengan banyak level atau komptensi.
Namun negara Belanda meletakkan anak gifted dalam sekolah inklusi yang
terbatas bersama 4 kelompok lainnya yaitu: penyandang ADHD, Autisme,
learning disabilities dan anak normal. Berbeda dengan model yang
dikembangkan oleh Norwegia, dalam Undang-undang pendidikan Belanda,
sekolah reguler sebagai sekolah inklusi hanya menerima anak berkecerdasan
normal ke atas, dan tidak bergangguan cacat primer. Bentuk sekolah seperti
ini telah berdiri sejak tahun 1990 dengan nama program We Zijn Weer

Samen Naar School atau Kita Kembali Sekolah Bersama-sama. Nama seperti
ini diberikan karena semula anakanak berkebutuhan khusus tersebut dipisah
diletakkan di sekolah-sekolah khusus. Bentuk pendidikan di Belanda kini
lebih kepada pendekatan sistem kompetensi atau level, dibagi dalam 3
kompetensi, yaitu kompetensi atas, rata-rata, dan bawah. Dan juga lebih
kepada pendekatan pendidikan yang adaptif (adaptive education),
dimana materi pendidikan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan
dan kondisi murid (Mnks & Pflger, 2005, Dodde & Luene,1995 ) Maksud
diadakan kurikulum berdiferensiasi bagi anak-anak gifted ini adalah (Mooij,
2007):

meningkatkan motivasi belajar anak didik

menghindari kebosanan dalam menempuh pelajaran

agar perkembangan anak menjadi lebih baik

Diferensiasi kurikulum bagi anak gifted dapat dibagi dalam 4 bentuk


(Mooij dkk,
2007):
1. Pengkayaan (enrichment): yaitu berupa tawaran ekstra materi
pelajaran yang dimaksudkan untuk pendalaman dan perluasan.
2. Pemadatan atau pemampatan (compacting): yaitu berupa
pemampatan materi pelajaran reguler. Atau dengan kata lain bahwa
pelajaran yang diberikan tidak perlu dilakukan pengulanganpengulangan yang memang diperlukan sebagai latihan bagi anak-anak
normal13.
3. Paruh waktu (part-time) dalam kelompok-plus atau kelas-plus
(pull-out): dimana dalam kelompok/kelas itu diadakan ekstra aktivitas
atau program yang menantang khusus untuk anak-anak gifted.
Kegiatan dalam kelompok/kelas plus ini dilakukan beberapa jam dalam
satu minggu. Bila anak-anak gifted tersebut membutuhkan kegiatan
yang menantang guna memenuhi kebutuhan keberbakatannya, ia
dapat sementara waktu keluar dari kelasnya (pull-out), masuk ke
dalam kelompok-plus atau kelas-plus tersebut, bersama-sama dengan
anakanak gifted lainnya dalam berbagai usia mengerjakan berbagai
proyek yang diminatinya. Kelas-kelas seperti ini sering juga disebut
Kangaroo-class.
4. Percepatan (acceleration): yaitu berupa lompat kelas (Class
skipping).
Namun
percepatan
ini
membutuhkan
beberapa
pertimbangan berupa:

kematangan sosial emosional

kapasitas intelektual

prestasi

adanya lompatan perkembangan didaktik

persetujuan orang tua

penerimaan guru

Perlu psychoeducational assessment dan diagnostic


Dari penelitian-penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaannya, terutama di sekolah dasar dan taman kanak-kanak, anakanak gifted itu tidak bisa mendapatkan program pengembangan
keberbakatan yang sama antara satu anak dengan anak lainnya. Hal ini
selain disebabkan karena tumbuh kembang mereka sangat beragam yang
umumnya masih sangat krusial, disamping juga kekuatan kemampuan atau
bakat anak dari satu anak ke anak lain akan berbeda-beda. Diantara mereka
masih banyak yang membutuhkan terapi remedial terutama di bagian
perkembangan bahasa & bicara, perkembangan sosial emosional, dan
perkembangan motorik halus. Karena itu program diberikan sefleksibel
mungkin ke dua arah sekaligus, terhadap berbagai kekurangan melalui
program remedial dan juga ke arah pengembangan keberbakatannya. Setiap
anak yang membutuhkan perhatian khusus akan mendapatkan IEP
(individual education program) yang dievaluasi dan dilakukan
pembaharuan program setiap satu semester. Untuk ini semua, si anak
memerlukan psychoeducational assessment and diagnostic, agar bisa
ditentukan bentuk-bentuk intervensi apa yang cocok untuknya serta bentuk
program pengembangan keberbakatan yang bagaimana yang cocok
untuknya. Program akselerasi hanya diberikan kepada mereka yang memang
mampu meraih prestasi yang sangat baik, mempunyai perkembangan sosial
emsoional yang memadai jika diberikan akselerasi berupa lompat kelas, dan
mempunyai perkembangan kemampuan didaktif yang memang sangat baik
(Hoogeven dkk, 2004; Mooij dkk, 2007)14. Psychoeducational Assessment
dan diagnostic seperti yang dibutuhkan seperti ini memang belum banyak
dipelajari di Indonesia, karena itu orang tua sangat kesulitan untuk mencari
sekolah yang memang menyediakan atau mempunyai jejaring dengan pusat
pelayanan psychoeducational tersebut.
Mengutamakan keharmonisan tumbuh kembang
Dunia pendidikan masa kini adalah pendidikan yang meletakkan dasar-dasar
keharmonisan tumbuh kembang. Pendekatan ini bukan hanya ditujukan bagi
anakanak yang mengalami tumbuh kembang yang berbeda tetapi juga anak-

anak yang mempunyai perkembangan yang sesuai dengan patokan tumbuh


kembangnya. Terlebih kepada anak-anak gifted, yang mempunyai pola
alamiah tumbuh kembang berbeda dengan anak-anak sebayanya, maka mau
tidak mau pendidikan anak-anak gifted terutama di usia muda seperti di
taman kanak-kanak dan sekolah dasar, selayaknyalah jika keharmonisan
tumbuh kembangnya justru menjadi perhatian utama. Karenanya lingkungan
belajar sejak di usia dini dan sekolah dasar harus mampu memberikan
tawaran
pendidikan
yang
cukup
sesuai
dengan
tingkatan
perkembangannya.
Dari berbagai penelitian untuk melihat seberapa jauh sudah tawaran
pendidikan yang diberikan kepada siswa-siwa gifted, menunjukkan bahwa
(Mooij, 2007):

Anak-anak gifted yang mendapatkan pendidikan dalam sekolah khusus


atau kelas khusus akan menunjukkan prestasi pendidikan dan
pengembangan kognitif yang baik, tetapi mempunyai self-concepts
atau persepsi terhadap diri sendiri yang rendah.

Program percepatan hanya dapat diberikan kepada anak-anak gifted


yang memang sudah mempunyai fungsi yang baik (secara kognitif,
prestasi, dan sosial emosional).

Dalam program pengkayaan (enrichment), berbagai mata ajaran harus


dikuasai terlebih dahulu, artinya kepada anak-anak gifted ini
diperlukan program compacting mata ajaran reguler. Hal ini
dimaksudkan agar dalam program pengkayaan dimana si anak
melakukan pendalaman dan perluasan, ia sudah menguasai dasardasar teori terlebih dahulu.

Sejak dini sekali anak-anak gifted memerlukan pendidikan yang


sefleksibel mungkin, individual, dukungan yang terus menerus secara
pedagogis, sosial, emosional, kognitif, pengorganisasian proses
pembelajaran, serta evaluasi dan pemantauan efek program yang
diberikan kepadanya.

Umumnya sekolah-sekolah dalam memberikan program layanan


kepada anak-anak gifted, lebih mendahulukan mata ajaran
matematika
(dan
science)
daripada
pelajaran
yang
lebih
mengutamakan
bahasa.
Karenanya
justru
seringkali
akan
memunculkan underachiever (prestasi rendah). Karena itu program
berkemampuan bahasa juga perlu diberikan.

Você também pode gostar

  • Resume
    Resume
    Documento3 páginas
    Resume
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Riwayat Hidup: Data Pribadi
    Daftar Riwayat Hidup: Data Pribadi
    Documento2 páginas
    Daftar Riwayat Hidup: Data Pribadi
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Fitokim
    Tugas Fitokim
    Documento10 páginas
    Tugas Fitokim
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Template Biodata
    Template Biodata
    Documento4 páginas
    Template Biodata
    Sii Cuet Tatik
    100% (1)
  • Ujian Metpen
    Ujian Metpen
    Documento6 páginas
    Ujian Metpen
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • COVER
    COVER
    Documento3 páginas
    COVER
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Caker
    Caker
    Documento12 páginas
    Caker
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kimia Analitik
    Kimia Analitik
    Documento6 páginas
    Kimia Analitik
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Konsep Manusia Utuh
    Konsep Manusia Utuh
    Documento17 páginas
    Konsep Manusia Utuh
    Badar Karuhun
    Ainda não há avaliações
  • Anion
    Anion
    Documento40 páginas
    Anion
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kiman Short
    Kiman Short
    Documento13 páginas
    Kiman Short
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 3.xia4 Sejarah
    Kelompok 3.xia4 Sejarah
    Documento25 páginas
    Kelompok 3.xia4 Sejarah
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • CPOB
    CPOB
    Documento11 páginas
    CPOB
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • ANION
    ANION
    Documento36 páginas
    ANION
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Presentasi BCMA
    Presentasi BCMA
    Documento30 páginas
    Presentasi BCMA
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Apoteker Dalam Pengadaan
    Tugas Apoteker Dalam Pengadaan
    Documento21 páginas
    Tugas Apoteker Dalam Pengadaan
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kwu Bab 1 Dan 2
    Kwu Bab 1 Dan 2
    Documento16 páginas
    Kwu Bab 1 Dan 2
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kontrak Kuliah UU Dan Etika
    Kontrak Kuliah UU Dan Etika
    Documento2 páginas
    Kontrak Kuliah UU Dan Etika
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Caker
    Caker
    Documento12 páginas
    Caker
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Judul Skripsi Yeaa
    Judul Skripsi Yeaa
    Documento2 páginas
    Judul Skripsi Yeaa
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 9
    Kelompok 9
    Documento15 páginas
    Kelompok 9
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • (G) Tatik, Resistensi Intrinsik Bakteri Gram Negatif
    (G) Tatik, Resistensi Intrinsik Bakteri Gram Negatif
    Documento6 páginas
    (G) Tatik, Resistensi Intrinsik Bakteri Gram Negatif
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Hal 108
    Hal 108
    Documento10 páginas
    Hal 108
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Kebijakan KKN
    Kebijakan KKN
    Documento23 páginas
    Kebijakan KKN
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal SJ PDF
    Jurnal SJ PDF
    Documento8 páginas
    Jurnal SJ PDF
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Medan Gravitasi
    Medan Gravitasi
    Documento20 páginas
    Medan Gravitasi
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • KTI ASLI B.indo
    KTI ASLI B.indo
    Documento14 páginas
    KTI ASLI B.indo
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Resume
    Resume
    Documento5 páginas
    Resume
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações
  • Interpretasi Hasil
    Interpretasi Hasil
    Documento2 páginas
    Interpretasi Hasil
    Sii Cuet Tatik
    100% (1)
  • Analisis Keamanan Dan Efikasi Liposomal Insulin (IGF-1) Dalam Formulasi Gel Cair Untuk Perawatan Rambut Rontok Pada Hamster
    Analisis Keamanan Dan Efikasi Liposomal Insulin (IGF-1) Dalam Formulasi Gel Cair Untuk Perawatan Rambut Rontok Pada Hamster
    Documento11 páginas
    Analisis Keamanan Dan Efikasi Liposomal Insulin (IGF-1) Dalam Formulasi Gel Cair Untuk Perawatan Rambut Rontok Pada Hamster
    Sii Cuet Tatik
    Ainda não há avaliações