Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN
1. KARSONO (0402514026)
2. HARMITA APRILANTI (0402516010)
3. ALFIYANA SUSANTI (0402516020)
BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah hak semua anak.Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara ekplisit pada
alenia keempat.Bahkan, pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi
yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum
dalam universal Declaration of human right 1948 pasal 26 ayat 1 yang
menyatakan bahwa: setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan
haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar.Pendidikan tingkat dasar haruslah
bersifat wajib.Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi
harus dapat diakses secara adil oleh semua orang.selain itu, mandate Millenium
Development goals (MMDGs) yang diformulasikan oleh PBB secara tegas juga
menyatakan bahwa semua Negara di dunia harus dapat menyediakan pendidikan
yang gratis dan sama rata paling tidak pada pendidikan dasar.
Berkaitan dengan pendidikan pasti terjadi proses belajar dan pembelajaran,
pada proses belajar terjadilah evaluasi dan penilaian. Penilaian itu bukan
pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment.Interpretasi selalu
menunjuk adanya perbandingan.Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
hukuman yang bersifat umum melainkan menentukan nilai dari suatu objek atau
peristiwa dalam konteks situasi tertentu.
Menurut Sujana (1990) Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif.Dan
lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual.
Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur
perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam
setiap bidang studi.Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu
diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa
adanya standar yang digunakan sebagai norma, penilaian kurang berarti. Untuk
menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan,
alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang
terkontrol.
C. TUJUAN
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan ini
kami mencoba untuk menguraikan bahasan bahasan tentang penilaian dalam
proses belajar-mengajar, khususnya tentang penilaian alternatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Asesmen adalah sekelompok pengertian yang mengacu pada pengumpulan
data
dan
informasi
untuk
tujuan
menjelaskan
tingkat
pengetahuan,
Pemanfaatan pendekatan non tradisional (non tes baku; objektif tes) untuk
memberi
2.
penilaian
kinerja/proses
dan
hasil
belajar
peserta
didik
3.
pengerjaan tugas-tugas.
Prosedur yang dilakukan oleh dosen sepanjang proses pembelajaran untuk
memperoleh berbagai data atau informasi tentang aktivitas belajar peserta didik
sehingga informasi tersebut dapat memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang perkembangan dan kemajuan belajarnya.
5
4.
5.
Catatan
Anekdotal
merupakan
catatan
pengamatan
informal
yang
2.
3.
4.
5.
Instruktur dan peserta fokus pada komunikasi, bukan pada jawaban yang
benar dan yang salah
8
Peserta didik memiliki kesempatan untuk menilai diri mereka sendiri dan
rekan-rekan mereka.
secara lengkap, tidak hanya hasil belajar dalam ranah kognitif tetapi juga
ranah afektif dan psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif
menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh
siswa bukan apa yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah
dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.
2. Kelemahan Asesmen alternative:
a.
b.
c.
d.
untuk
mengamati
siswa
menyelesaikan
tugas-tugas
dengan
10
daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benarbenar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan pilihanpilihan mereka dalam laporan laboratorium.
Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah
yang diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan.Penilaian unjuk kerja bisa
dimulai secara perlahan dan teratur.Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja
menilai pemahaman siswa, maka lebih baik mengunakan penilaian dengan
komentar dari pada nilai numerik. Sebab nilai memberi kesan pada siswa bahwa
pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau tidak sama sekali. Komentar guru dapat
memberikan pandangan pada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar
pekerjaan berikutnya.
Dua hal yang harus ada dalam penilaian unjuk kerja adalah standar unjuk
kerja harus ditetapkan dan tugas unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat
dievaluasi menggunakan standar yang ditetapkan tersebut.
Langkah langkah penilaian kinerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2) Penilaian portofolio
11
b) Prinsip portofolio
12
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam
menggunakan portofolio disekolah, antara lain :
Kepuasan (satisfaction).
Kesesuaian (relevance).
3) Penilaian Proyek
Proyek merupakan cara yang tepat untuk melibatkan siswa lebih jauh dalam
penyelesaian masalah. Proyek dapat melibatkan siswa dalam situasi terbuka yang
memberikan hasil yang beragam, atau mengiring murid untuk memikirkan
pertanyaan atau hipotesis yang membutuhkan penelusuran (investigasi) lebih
jauh.Proyek juga memberi peluang bagi siswa untuk menggali ide ilmiah
menggunakan ilmu fisika atau teknologi seperti sensor elektronik, kalkulator
grafik dan komputer. Dengan kata lain proyek yang dimaksud berfokus pada
konsep dan prinsip inti sebuah disiplin yang memfasilitasi siswa untuk
berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya yang dapat
menghasilkan suatu produk nyata.
Proyek yang terlibat dalam konsep pemecahan masalah dapat digunakan
siswa untuk menggali, belajar, berfikir, dan mencari ide yang mengembangkan
pemahaman mareka dalam semua konsep penting dari suatu pembelajaran
menurut
keputusan
menteri
(Kepmen)
No.53/4/2001
tentang
Pedoman
Dasar
dan
Menengah
(DIKDASMEN),
Proyek
mempunyai
pengertian:
1.
2.
13
3.
4.
Jadi, Proyek yang dimaksud disini adalah Penilaian Proyek yang merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi
yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu.Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
4) Penilaian investigasi
Dalam investigasi ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan
sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih
bermakna pada siswa.Menurut laporan dari Cockcroft (2010) bahwa investigasi
merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada siswa
untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan.Kegiatan
belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru,
sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak
terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada
berbagai teori investigasi.
Menurut Height (2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi, investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang/kelompok, dan selanjutnya orang
tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya
dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu
atau lebih hasil. Dengan kata lain bahwa investigasi adalah kegiatan menyebar
(divergen activity) dimana para siswa lebih diberikan kesempatan untuk
memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal-hal menarik yang mengusik rasa
keingintahuan mereka.
Langkah-langkah pembelajaran investigasi menurut Santyasa (2008):
14
1.
2.
3.
4.
5.
BAB III
PENUTUP
keahlian
atau
subjek
masih
merupakan
tujuan
utama
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006.Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
Bernawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Pustaka Insan Madani :
Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19
Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 19 Ayat 1
Pashler H, Daniel MM, Rohrer D, Bjork R. 2008. Learning style: concept and
evidence.Journal of The Associationfor Psicological Science 9 (3): 106-119
Krathwohl, D.R. 2014.Tasonomy Of Educational Objectives, The Classification
Of Educational Goals. Handbook II: Affective Domain. New York: David
Mckay Co., Inc
Mulyana E.H. 2005.Asesmen dalam Pembelajaran Sains SD. Bandung: Alfabeta
16
17