Você está na página 1de 17

MAKALAH

ASESMEN ALTERNATIF IPA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah EVALUASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN IPA

DISUSUN
1. KARSONO (0402514026)
2. HARMITA APRILANTI (0402516010)
3. ALFIYANA SUSANTI (0402516020)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPA (BIOLOGI)
TAHUN 2016

BAB II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah hak semua anak.Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara ekplisit pada
alenia keempat.Bahkan, pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi
yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum
dalam universal Declaration of human right 1948 pasal 26 ayat 1 yang
menyatakan bahwa: setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan
haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar.Pendidikan tingkat dasar haruslah
bersifat wajib.Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi
harus dapat diakses secara adil oleh semua orang.selain itu, mandate Millenium
Development goals (MMDGs) yang diformulasikan oleh PBB secara tegas juga
menyatakan bahwa semua Negara di dunia harus dapat menyediakan pendidikan
yang gratis dan sama rata paling tidak pada pendidikan dasar.
Berkaitan dengan pendidikan pasti terjadi proses belajar dan pembelajaran,
pada proses belajar terjadilah evaluasi dan penilaian. Penilaian itu bukan
pengukuran atau prediksi, melainkan interpretasi atau judgment.Interpretasi selalu
menunjuk adanya perbandingan.Penilaian tidak dimaksudkan untuk menghasilkan
hukuman yang bersifat umum melainkan menentukan nilai dari suatu objek atau
peristiwa dalam konteks situasi tertentu.
Menurut Sujana (1990) Kegiatan penilaian sangat bersifat kuantitatif.Dan
lebih banyak diarahkan pada upaya memeriksa perbedaan-perbedaan individual.
Dalam bidang pendidikan, berbagai alat uji/ tes diarahkan pula untuk mengukur
perbedaan individual antara siswa yang satu dan siswa-siswa yang lain dalam
setiap bidang studi.Dilihat dari prosedur pengembangan, penilaian selalu
diorientasikan pada upaya mengembangkan alat uji yang objektif dan baku. Tanpa
adanya standar yang digunakan sebagai norma, penilaian kurang berarti. Untuk
menentukan norma yang berlaku bagi setiap alat uji yang sedang dikembangkan,
alat uji tersebut perlu dicobakan pada sejumlah sampel tertentu dalam situasi yang
terkontrol.

Disisi lainProses pembelajaran Sains menuntut keterlibatan peserta didik


secara aktif dan bertujuan agar penguasaan ranah kognitif, afektif, serta
psikomotorik terbentuk pada diri siswa, maka alat ukur hasil belajarnya tidak
cukup jika hanya dengan tes obyektif atau subyektif saja. Dengan cara penilaian
tersebut keterampilan siswa dalam melakukan aktivitas baik saat melakukan
percobaan maupun menciptakan hasil karya belum dapat diungkap. Demikian
pula tentang aktivitas siswa selama mengerjakan tugas dari guru.Baik berupa
tugas untuk melakukan percobaan, peragaan maupun pengamatan. Bernawi
(2009)
Fenomena di atas menunjukkan bahwa bentuk atau sistem penilaian yang
digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa sangat berpengaruh terhadap
strategi pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru. Sistem penilaian
yang benar adalah yang selaras dengan tujuan dan proses pembelajaran.Slavin
(2008) Tujuan pembelajaran IPA dapat dirangkum ke dalam tiga aspek sasaran
pembelajaran yaitu penguasaan konsep Sains, pengembangan keterampilan
proses/kinerja siswa, dan penanaman sikap ilmiah.Oleh karennya agar informasi
tentang hasil belajar siswa dapat mengungkap secara menyeluruh, maka perlu
melakukan pengukuran terhadap ketiga aspek tersebut di atas. Dengan demikian
sasaran dari penilaian hasil belajar meliputi semua komponen yang menyangkut
proses dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan melihat
masalah penilaian yang ada, maka dalam makalah ini akan mengkaji lebih lanjut
tentang test yang tidak hanya merupakan tes subyektif atau obyektif saja.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian alternatif?
2. Apa fungsi penilaian alternatif?
3. Apa saja jenis-jenis penilaian alternatif?

C. TUJUAN
Sesuai dengan uraian latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan ini
kami mencoba untuk menguraikan bahasan bahasan tentang penilaian dalam
proses belajar-mengajar, khususnya tentang penilaian alternatif

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Asesmen adalah sekelompok pengertian yang mengacu pada pengumpulan
data

dan

informasi

untuk

tujuan

menjelaskan

tingkat

pengetahuan,

penampilan/kinerja, dan prestasi dari individu Rudyatmi (2010).Asesmen


mencakup pengertian yang lebih luas bukan hanya konsep pengukuran, tetapi
interpretasi satu atau lebih pengukuran untuk tujuan pembuatan keputusan.
Asesmen merupakan prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai penampilan siswa, termasuk tes dan penampilan tugas-tugas otentik.
Asesmen merupakan program penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan Pashler et.al
(2008).Dalam konteks pendidikan, asesmen meliputi kegiatan mengobservasi
belajar siswa, yaitu mendeskripsikan, mengumpulkan, merekam, memberi markah
(skor), dan menginterpretasi informasi mengenai pembelajaran mahasiswa.
Kegunaan utama asesmen sebagai bagian dari proses belajar ialah refleksi
(cerminan) pemahaman dan kemajuan mahasiswa secara individual. Mengajar
tanpa mengetahui apakah hasil mengajarnya itu telah menjadikan mahasiswa itu
belajar, belum dapat dikatakan sebagai mengajar.Salah satu bentuk asesmen
adalah asesmen alternatif. Asesmen alternatif adalah teknik pengukuran untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dengan menggunakan teknik pengukuran nontes. Mulyana (2005)
Berikut adalah penjelasan tentang asesmen alternatif:
1.

Pemanfaatan pendekatan non tradisional (non tes baku; objektif tes) untuk
memberi

2.

penilaian

kinerja/proses

dan

hasil

belajar

peserta

didik

(siswa/mahasiswa) secara menyeluruh (kognitif, afektif, dan psikomotor).


Berbagai prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
kinerja dan prestasi peserta didik, meliputi: tes, penilaian kegiatan, dan

3.

pengerjaan tugas-tugas.
Prosedur yang dilakukan oleh dosen sepanjang proses pembelajaran untuk
memperoleh berbagai data atau informasi tentang aktivitas belajar peserta didik
sehingga informasi tersebut dapat memberikan gambaran secara menyeluruh
tentang perkembangan dan kemajuan belajarnya.
5

4.

Proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi kinerja dan aktivitas (proses

5.

dan hasil) belajar peserta didik selama proses pembelajaran.


Alternatif yang dimaksudkan adalah: alternatif dari Tes Baku; asesmen kinerja;
asesmen portofolio.
Secara umum, tujuan asesmen adalah untuk 1) menilai pembelajaran di
kelas, 2) meningkatkan pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan bukan
sekedar menentukan skor. Oleh karena itu, asesmen merupakan suatu strategi
pengumpulan dan penganalisisan informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek pembelajaran.
B. Bentuk Asesmen Alternatif
Teknik asesmen alternatif yang dibahas pada bagian ini meliputi catatan
sekolah, cuplikan kerja, portofolio, wawancara, observasi, dan jurnal.
a. Catatan sekolah
Catatan sekolah merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa berupa
deskripsi tentang aspek aspek yang dialami siswa berkaitan dengan mata
pelajaran di sekolah.
b. Cuplikan kerja dan tes performansi
kegiatan yang dihasilkan siswa berkaitan dengan pengetahuan yang sudah
dipelajari.
c. Portofolio
Portofolio merupakan berkas bukti bukti yang disusun untuk mendapatkan
akreditasi perolehan belajar melalui pengalaman.Dalam format penilaian
portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan kriteria, dan keputusan
(diterima,ditolak, bersyarat dengan tambahan). Untuk ini lampiran berkas bukti
bukti untuk kerja siswa harus diperhatikan.
d. Wawancara
Wawancara adalah teknik asesmen lisan yang digunakan untuk memperoleh
jawaban dari siswa tentang sesuatu yang telah dipelajari. Asesmen dengan
wawancara ini dapat dipakai sebagai penunjang atan pelengkap jika dengan
asesmen yang lain belum didapatkan gambaran yang jelas tentang siswa.
e. Observasi

Observasi adalah teknik asesmen alternatif yang dilakukan dengan cara


melakukan pengamatan secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang
sesuatu yang terjadi dikelas berkaitan dengan materi yang ditargetkan guru.
Observasi ini harus selalu diusahakan dalan situasi yang alami agar
mendapatkan data yang sebenarnya.
f. Jurnal
Jurnal merupakan catatan harian siswa yang menggambarkan kegiatan siswa
setiap hari. Jurnal ini dapat berisikan hal hal yang dilakukan siswa diluar jam
sekolah. Selain itu dapat juga dipakai oleh guru untuk memberi pertimbangan,
motivasi, dan penguatan kepada siswa.
g.

Catatan

Anekdotal

merupakan

catatan

pengamatan

informal

yang

menggambarkan perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial,


kebutuhan, kelebihan, kekurangan, kemajuan, gaya belajar, ketarampilan, dan
strategi yang digunakan peserta didik atau yang berkaitan dengan hal apa saja
yang tampak bermakna ketika dilakukan pengamatan. Catatan ini berisi
komentar singkat yang spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang
perlu dikerjakan siswa yang didokumentasikan secara terus menerus sehingga
menggambarkan kemampuan berbahasa anak secara luas.

C. Fungsi Penilaian Alternatif


Menurut beberapa ahli seperti Gardner, Fodor, Sternberg, Perkins, Gruber
(2008) menunjukkan bahwa individu yang kreatif menggunakan apa yang mereka
miliki lebih efisien dan fleksibel. Seperti individu yang sangat reflektif tentang
kegiatan mereka, dalam proses pembelajaran yang terprogram. Sehingga dalam
pembelajaran mempu memberikan penilaian pada ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotori.Adapun fungsi dari penilaian alternative sebagai berikut:
1.

Sebagai pemantauan kemampuan dan kinerja siswa .


7

2.

Sebagai proses yang melibatkan siswa dan guru dalam melakukan


penilaian tentang siswa kemajuan dalam bahasa menggunakan strategi nonkonvensional.

3.

Untuk menilai kompetensi, termasuk orang-orang yang melibatkan


individu dalam membuat penilaian diri.

4.

Sebagai kemampuan untuk melakukan berbagai occupationally atau


profesional yang relevan dengan tugas-tugas komunikatif

5.

Melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan tentang mana lembar


kerja mereka untuk menilai, dan untuk menjamin bahwa umpan balik
disediakan.

D. Karakteristik Penilaian Alternatif


Karateristik utama penilaian alternatif tidak hanya mengukur belajar siswa,
tapi secara lengkap memberi informasi yang lebih jelas tentang proses
pembelajaran. Berikut ialah empat asumsi pokok penilaian kinerja:
1) Didasarkan pada partisipasi aktif siswa.
2) Tugas-tugas yang diberikan/dikerjakan oleh siswa merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran.
3) Penilaian tidak hanya mengetahui posisi siswa dalam proses pembelajaran,
melainkan juga untuk memperbaiki proses pembelajaran.
4) Dengan mengetahui lebih dulu kriteria yang digunakan, siswa akan terbuka
dan aktif berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
Meskipun demikian Ada banyak cara untuk mengimplementasikan penilaian
alternatif dalam kelas. Penilaian alternativ mungkin akan menunjukkan sebagian
besar karakteristik ini:

Penilaian ini didasarkan pada tugas-tugas otentik yang menunjukkan


kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan komunikasi

Instruktur dan peserta fokus pada komunikasi, bukan pada jawaban yang
benar dan yang salah
8

Membantu peserta didik untuk menetapkan kriteria untuk berhasil


menyelesaikan tugas komunikasi

Peserta didik memiliki kesempatan untuk menilai diri mereka sendiri dan
rekan-rekan mereka.

Meminta para siswa untuk melakukan, menciptakan atau menghasilkan


sesuatu.

Mendorong siswa dalam merefleksikan diri.

Mengukur hasil signifikansi.

Mampu berpikir tingkat tinggi dan keterampilan pemecahan masalah.

Menggunakan tugas-tugas yang mewakili kegiatan instruksional


bermakna.

Memanggil aplikasi dunia nyata.

Menggunakan penilaian manusia (bukan mesin) untuk skor.

Memerlukan peran instruksional dan penilaian untuk guru.

Memberikan kesempatan penilaian diri bagi siswa.

Menyediakan kesempatan bagi individu maupun kerja kelompok.

Mendorong siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar di luar ruang


lingkup penugasan.

Eksplisit mendefinisikan kriteria kinerja.

Membuat penilaian sama pentingnya dengan kurikulum dan pengajaran

E. Kelebihan dan Kelemahan Asesmen Alternatif.


1. Keunggulan asesmen alternative anatara lain:
a. Dapat menilai hasil belajar yang kompleks dan ketrampilan-ketrampilan
yang tidak dapat dinilai dengan asesmen tradisional.
b. Menyajikan hasil penilaian yang lebih hakiki, langsung, dan lengkap
dengan melakukan asesmen anda akan dapat menilai hasil belajar anak

secara lengkap, tidak hanya hasil belajar dalam ranah kognitif tetapi juga
ranah afektif dan psikomotor.
c. Meningkatkan motivasi siswa.
d. Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.Asesmen Alternatif
menekankan kepada apa yang dapat ditunjukan atau dikerjakan oleh
siswa bukan apa yang diketahui siswa.
e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk selfvaluation.
f. Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang telah
dilakukan.
g. Meningkatkan daya transferabilitas hasil belajar.
2. Kelemahan Asesmen alternative:
a.
b.
c.
d.

Membutuhkan banyak waktu


Adanya unsure subjektifitas dalam penskoran
Ketetapan penskoran rendah
Tidak tepat untuk kelas besar.

D. Jenis-jenis Penilaian Alternatif


Penilaian alternatif mengambil banyak bentuk, sesuai dengan sifat
keterampilan dan pengetahuan yang sedang dinilai. Siswa biasanya diminta untuk
menunjukkan pembelajaran dengan menciptakan sebuah produk, seperti pameran
atau presentasi lisan, atau melakukan suatu keterampilan, seperti melakukan
sebuah eksperimen atau demonstrasi.
Empat variasi penilaian alternatif adalah penilaian kinerja, penilaian
portofolio, penilaian proyek dan penilaian investigasi. Dalam situasi tertentu,
lebih dari satu bentuk mungkin terlibat
1) Penilaian Kinerja (performance assessment)
Performance assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas
dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan
mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam
berbagai macam konteks.Kratwohl (2014) bahwa performance assessment adalah
suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan
mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan
kriteria yang diinginkan.
Istilah ini mengacu pada berbagai kegiatan penilaian guru yang memberikan
kesempatan

untuk

mengamati

siswa

menyelesaikan

tugas-tugas

dengan

menggunakan keterampilan yang sedang dinilai. Sebagai contoh, di kelas sains,

10

daripada mengambil tes pilihan ganda tentang eksperimen ilmiah, siswa benarbenar melakukan percobaan laboratorium dan menulis tentang proses dan pilihanpilihan mereka dalam laporan laboratorium.
Tujuan tugas dalam penilaian unjuk kerja adalah untuk mengetahui apakah
yang diketahui siswa dan apakah yang mereka lakukan.Penilaian unjuk kerja bisa
dimulai secara perlahan dan teratur.Akan tetapi karena penilaian unjuk kerja
menilai pemahaman siswa, maka lebih baik mengunakan penilaian dengan
komentar dari pada nilai numerik. Sebab nilai memberi kesan pada siswa bahwa
pekerjaan itu berhasil, sebagian, atau tidak sama sekali. Komentar guru dapat
memberikan pandangan pada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar
pekerjaan berikutnya.
Dua hal yang harus ada dalam penilaian unjuk kerja adalah standar unjuk
kerja harus ditetapkan dan tugas unjuk kerja harus ditulis sehingga dapat
dievaluasi menggunakan standar yang ditetapkan tersebut.
Langkah langkah penilaian kinerja
1.

Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang


diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.

2.

Menuliskan perilaku kemampuan kemampuan spesifik yang


penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil
akhir yang terbaik.

3.

Membuat kriteria kriteria kemampuan yang akan diukur jangan


terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama
siswa melaksanakan tugas.

4.

Mendefinisikan kriteria kemampuan kemampuan yang akan


diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable)
atau karakteristik produk yang dihasilkan.

5.

Urutkan kroteria kriteria kemampuan yang akan diukur


berdasarkan urutan yang dapat diamati.

6.

Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria


kriteria kemampuan yang dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.

2) Penilaian portofolio

11

Penilaian portofolio adalah proses yang berkesinambungan yang melibatkan


siswa dan guru dengan memilih sampel karya siswa untuk dimasukkan dalam
koleksi, tujuan utamannya adalah untuk kemajuan siswa. Portofolio merupakan
kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu
penilaian.
Penggunaan prosedur ini meningkat dibidang bahasa, terutama yang berkaitan
dengan keterampilan menulis. Hal itu membuat intuitif akal untuk melibatkan
siswa dalam pengambilan keputusan tentang mana lembar kerja mereka untuk
menilai, dan untuk menjamin bahwa umpan balik disediakan. Guru dan
rekam(review) merupakan hal penting. Mungkin keuntungan terbesar dari
penilaian portofolio adalah bahwa siswa diajarkan untuk menjadi pemikir
independen.Portofolio dapat berbasis kertas, berbasis komputer, atau kombinasi
keduanya. Pada akhirnya, mereka harus dinilai terhadap seperangkat kriteria yang
telah ditetapkan dan akan memberikan bukti pembelajaran yang telah terjadi dari
waktu ke waktu.
a) Tujuan penilaian portofolio
Tujuannya ditetapkan portofolio berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan
siapa yang akan menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio
dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, antara lain :

Menghargai perkembangan yang dialami siswa.

Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.

Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik.

Merefleksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan


eksperimentasi.

Meningkatkan efektifitas proses pengajaran.

Bertukar informasi dengan orangtua/wali siswa dan guru lain.

Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.

Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan membantu siswa


dalam merumuskan tujuan.

b) Prinsip portofolio

12

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam
menggunakan portofolio disekolah, antara lain :

Saling percaya (mutual trust) antara guru dan siswa.

Kerahasiaan bersama (confidentiality) antara guru dan siswa.

Milik bersama (join ownership) antara siswa dan guru.

Kepuasan (satisfaction).

Kesesuaian (relevance).

Penilaian proses dan hasil

3) Penilaian Proyek
Proyek merupakan cara yang tepat untuk melibatkan siswa lebih jauh dalam
penyelesaian masalah. Proyek dapat melibatkan siswa dalam situasi terbuka yang
memberikan hasil yang beragam, atau mengiring murid untuk memikirkan
pertanyaan atau hipotesis yang membutuhkan penelusuran (investigasi) lebih
jauh.Proyek juga memberi peluang bagi siswa untuk menggali ide ilmiah
menggunakan ilmu fisika atau teknologi seperti sensor elektronik, kalkulator
grafik dan komputer. Dengan kata lain proyek yang dimaksud berfokus pada
konsep dan prinsip inti sebuah disiplin yang memfasilitasi siswa untuk
berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugas-tugas bermakna lainnya yang dapat
menghasilkan suatu produk nyata.
Proyek yang terlibat dalam konsep pemecahan masalah dapat digunakan
siswa untuk menggali, belajar, berfikir, dan mencari ide yang mengembangkan
pemahaman mareka dalam semua konsep penting dari suatu pembelajaran
menurut

keputusan

menteri

(Kepmen)

No.53/4/2001

tentang

Pedoman

Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang


Pendidikan

Dasar

dan

Menengah

(DIKDASMEN),

Proyek

mempunyai

pengertian:
1.

Akumulasi tugas yang mencakup beberapa kompetensi dan harus


diselesaikan oleh peserta didik (pada akhir semester).

2.

Suatu model pembelajaran yang diadopsi untuk mengukur dan menilai


ketercapaian kompetensi secara kumulatif.

13

3.

Merupakan suatu model penilaian diharapkan untuk menuju


profesionalisme.

4.

Lingkup kegiatan yang dilakukan dari membuat proposal, persiapan,


pelaksanaan (proses) sampai dengan kegiatan kulminasi (penyajian,
pengujian dan pameran).

Jadi, Proyek yang dimaksud disini adalah Penilaian Proyek yang merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang mencakup beberapa kompetensi
yang harus diselesaikan oleh peserta didik dalam periode/waktu tertentu.Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
4) Penilaian investigasi
Dalam investigasi ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam mengembangkan
sikap dan pengetahuannya tentang matematika sesuai dengan kemampuan
masing-masing sehingga akibatnya memberikan hasil belajar yang lebih
bermakna pada siswa.Menurut laporan dari Cockcroft (2010) bahwa investigasi
merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan kepada siswa
untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan.Kegiatan
belajar dimulai dengan diberikan masalah-masalah yang diberikan oleh guru,
sedangkan kegiatan belajar selanjutnya cenderung terbuka, artinya tidak
terstruktur secara ketat oleh guru, yang dalam pelaksanaannya mengacu pada
berbagai teori investigasi.
Menurut Height (2004), investigasi berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi, investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang/kelompok, dan selanjutnya orang
tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya
dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu
atau lebih hasil. Dengan kata lain bahwa investigasi adalah kegiatan menyebar
(divergen activity) dimana para siswa lebih diberikan kesempatan untuk
memikirkan, mengembangkan, menyelidiki hal-hal menarik yang mengusik rasa
keingintahuan mereka.
Langkah-langkah pembelajaran investigasi menurut Santyasa (2008):

14

1.

Pendahuluan dengan masalah. Buatlah siswa tertarik dengan memotivasi


yang baik dan membuat situasi yang dapat membangkitkan semangat.

2.

Mengklarifikasi masalah. Gunakan pertanyaan untuk menggambarkan


pertanyaan matematika yang pokok yang terdapat dalam masalah.

3.

Mendisain Investigasi. Guru membimbing siswa, baik secara individual


maupun kelompok untuk memilih pemecahan masalah yang tepat yang paling
memuaskan. Contoh: Apa yang akan kita cari dari masalah itu? Bagaimana
kita dapat mencoba untuk memecahkan masalah? Apa pemecahan masalah
yang tepat yang mungkin berguna?

4.

Melaksanakan investigasi. Para siswa membuat dan menguji hipotesis,


mendiskusikan dan guru harus memberi pertanyaanpertanyaan untuk
membimbing siswa.

5.

Merangkum pembelajaran. Para siswa membutuhkan waktu untuk


mempresentasikan temuan mereka dan menjelaskan beberapa teori yang
dimiliki siswa mengenai temuannya.

BAB III
PENUTUP

Bahwa bagian dari tujuan penilaian alternatif adalah untuk membuat


penilaian yang lebih bermakna pada pengalaman belajar. Namun, memastikan
penguasaan

keahlian

atau

subjek

masih

merupakan

tujuan

utama

penilaian.Penilaian alternatif diperlukan siswa untuk menunjukkan keterampilan


dan pengetahuan yang tidak dapat dinilai dengan menggunakan berjangka waktu
pilihan ganda atau tes benar atau salah sehingga mengajak siswa untuk berusaha
mengungkapkan siswa berpikir kritis dan evaluasi keterampilan karena tujuan dari
jenis penilaian ini meminta siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas terbuka yang
sering mengambil lebih dari satu periode kelas untuk menyelesaikan.Selain itu
15

mendorong siswa untuk melanjutkan aktivitas belajar di luar ruang lingkup


penugasan sehingga siswa menjadi lebih professional dan komunikatif.Penilaian
alternatif mengambil banyak bentuk, sesuai dengan sifat keterampilan dan
pengetahuan yang sedang dinilai. Siswa biasanya diminta untuk menunjukkan
pembelajaran dengan menciptakan sebuah produk, seperti unjuk kerja atau
presentasi lisan, atau melakukan suatu keterampilan, seperti melakukan sebuah
eksperimen atau demonstrasi.
Keuntungan yang didapatkan bagi sekolah adalah dengan menerapkan
penilaian alternatif sekolah dapat mempersiapkan Penilaian alternatif membantu
sekolah mempersiapkan siswa untuk tugas-tugas kompleks yang akan dituntut
dari mereka ketika mereka menjadi dewasa dengan berfokus pada keterampilan
berpikir daripada menghafal. Sehingga untuk prospek masa yang akan datang
siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas karena faktanya untuk
dunia kerja menuntut pekerja dengan keterampilan berpikir analitis. Pekerja akan
perlu menggunakan berpikir tingkat tinggi keterampilan untuk memecahkan
masalah-masalah kompleks.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006.Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara
Bernawi Munthe. 2009. Desain Pembelajaran. Pustaka Insan Madani :
Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah (PP) No. 19
Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional Pasal 19 Ayat 1
Pashler H, Daniel MM, Rohrer D, Bjork R. 2008. Learning style: concept and
evidence.Journal of The Associationfor Psicological Science 9 (3): 106-119
Krathwohl, D.R. 2014.Tasonomy Of Educational Objectives, The Classification
Of Educational Goals. Handbook II: Affective Domain. New York: David
Mckay Co., Inc
Mulyana E.H. 2005.Asesmen dalam Pembelajaran Sains SD. Bandung: Alfabeta

16

Nana Sudjana.1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja


Rosdakarya : Bandung.
Slavin RE. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Produk. Bandung: Nusa
Media
Rudyatmi E & Ani Rusilowati. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Semarang :
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang.
Yousnelly p, Saktyowati.D.O, Parulian. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta:
Yudistira
Santyasa. 2008. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI). On line
at http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran-kooperatif-tipegroup-investigation-gi/\ [diakses tanggal 10 Maret 2012]

17

Você também pode gostar