Você está na página 1de 8

ANALISIS SEAKEEPING DAN MANOUEVRING KAPAL PATROLI CEPAT

UNTUK WILAYAH TIMUR


ABSTRAK
Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang begitu besar terutama di Indonesia
bagian timur, dimana dua pertiga dari luas wilayahnya adalah laut. Oleh karena itu, potensi
tersebut harus dilindungi dari praktek praktek illegal fishing, illegal mining, dan illegal
piracy. Dalam upaya perlindungan tersebut, maka diperlukan kapal patroli yang tangguh yang
memiliki kecepatan yang tinggi serta didukung kemampuan manoueuvering kapal yang baik
dan memiliki seakeeping kapal yang baik.
Kemampuan kapal bermanouever dan seakeeping kapal yang baik di lautan, sangat
dipengaruhi oleh bentuk badan kapal (Hull). Tugas akhir ini mengusulkan 4 bentuk badan
kapal patroli yang ukuran utamanya sesuai dengan FPB 57. Keempat bentuk badan kapal
dihitung dan dianalisa kemampuan seakeeping dan manouevering dan kemudian
dibandingkan satu dengan lainnya. Dalam analisa seakeeping menggunakan software maxsurf
dan analisa manouevering menggunakan software manouever prediction program (MPP).
1.

Latar Belakang Masalah


Indonesia
memiliki
potensi
kekayaan alam yang begitu besar terutama
di Indonesia bagian timur, dimana dua
pertiga dari luas wilayahnya adalah laut.
Oleh karena itu, potensi tersebut harus
dilindungi dari praktek praktek illegal
fishing, illegal mining, dan illegal piracy.
Dalam upaya perlindungan tersebut, maka
diperlukan kapal patroli yang tangguh
yang memiliki kecepatan yang tinggi serta
didukung kemampuan manoeuver kapal
yang baik dan peralatan tempur yang
canggih. Agar memenuhi tujuan tersebut
suatu kapal harus memenuhi beberapa
karakteristik dasar, yaitu mengapung
dalam posisi tegak lurus, bergerak dengan
kecepatan sesuai dengan rancangan awal,
cukup kuat untuk menahan beban yang
dialami akibat cuaca yang buruk, dan
mampu berjalan pada suatu lintasan lurus
serta manoeuver di laut lepas. Kondisi laut
yang tidak ramah pada saat saat tertentu
dapat
mengakibatkan
kapal
tidak
melakukan aktifitas berlayar. Sehingga
sebagai seorang ahli perkapalan untuk
merancang kapal harus dapat merancang
kapal patroli cepat yang beroprasi
dikondisi laut yang tidak ramah.

Permasalahan ini dapat diselesaikan


dengan pendekatan seakeeping.
Berdasarkan permasalahan diatas
maka tujuan Tugas Akhir ini yaitu
menganalisa Manoeuver pada kondisi
gelombang ekstrim di indonesia bagian
timur dengan mengambil data dari BMKG
(Bandan Meterologi Klimatologi dan
Geofisika) dan seakeeping bertujuan untuk
menganalisa respon gerakan kapal patroli
terhadap gelombang baik untuk gerakan
heaving, pitching dan rolling.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR
TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Pada saat ini armada timur
membutuhkan banyak kapal patroli cepat,
dalam
kapal patroli cepat yang harus
diperhatikan pada gerakan kapal. Ketika
kapal patroli cepat melakukan manouever
dilaut maka akan timbul gerakan gerakan
kapal (rolling, pitching, heaving) dan
gerakan gerakan kapal tersebut bisa
timbul karena adanya gelombang laut dan
bentuk lambung kapal.
Perancang lambung kapal sangat
dipengaruhi oleh kondisi laut, kecepatan
dan radius pelayaran yang ditempuh.
Dalam mengembangkan model lambung
iv

kapal mono hull yang terbaru yang harus


diperhatikan adalah seakeeping dan
manouver yang lebih baik dibandingkan
dengan perancangan kapal sebelumnya.
Analisa seakeeping dan manouever
kapal mengambil data dimensi kapal FPB
57 Nav KRI Layang dengan dimensi
58,10 meter x 7,62 meter x 2,85 meter.
Ditenagai oleh 1 mesin diesel, 1 shaft
menghasilkan 8,850 shp yang sanggup
mendorong kapal hingga kecepatan 30
knot dan diawaki oleh maksimal 53 pelaut.
Dimensi kapal FPB 57 Nav KRI
Layang divariasikan keempat bentuk
lambung kapal frigate dengan ukuran
kapal yang divariasikan 10 % dari ukuran
semula bertujuan agar model kapal
mendekati displacement kapal KRI
Layang.
2.2
Pemilihan Desain Bodyplan
Untuk membangun sebuah kapal terutama
kapal patroli yang harus diperhitungkan
bentuk lambung kapal yang memiliki
hambatan yang kecil dan seakeeping yang
baik. Pada tugas akhir ini akan membahas
tentang Seakeeping kapal patroli cepat
yang mengambil 4 tipe bodyplan kapal
frigate yaitu:
1.
Bodyplan of Parent Hull From
(PHF)
Bodyplan yang dirancang memiliki
DWT dan volume internal yang sama.
Selain itu bodyplan ini memenuhi
persyaratan stabilitas dan daya apung
angkatan laut Amerika. (Gesellschaft,
2004).

Bodyplan ini memiliki haluan yang


berbentuk V dan telah diperbesar dari versi
PHF. tetapi memiliki stabilitas yang baik
dan mengikuti persyaratan stabilitas
angkatan laut Amerika. (Gesellschaft,
2004).

Gambar 2.2: Bodyplan ESC40DV


3
Bodyplan PHF20
Bodyplan
ini
merupakan
perbesaran dari PHF, bentuk lambung
PHF20
telah
diperpanjang
20%
dibandingkan PHF. Tetapi memiliki
muatan yang sama dengan PHF. Dengan
demikian volume tambahan dilambung
yang disebabkan oleh panjang tambahan
terutama digunakan untuk ruang kosong.
(Gesellschaft, 2004)

Gambar 2.3 : Bodyplan PHF20


Bodyplan PHF TH
Bodyplan PHF-TH sama dengan
PHF tapi bagian deknya diturunkan 10
derajat. (Gesellschaft, 2004)
4.

2.

Gambar 2.1: Bodyplan of Parent


Hull From (PHF)
Bodyplan ESC40DV
1

Gambar 2.4 : Bodyplan PHF TH


3.

METODOLOGI PENILITIAN
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir
ini digunakan metode analisa dan
perhitungan secara matematis yang
tahapan-tahapannya sebagai berikut :
3.1
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan guna lebih
memahami permasalahan yang ada,
sehingga memunculkan dugaan-dugaan
awal yang selanjutnya bisa disusun
menjadi sebuah hipotesa awal.
Studi literatur yang dilakukan
adalah yang berkaitan dengan pemahaman
teori dan konsep dari perhitungan
hambatan dan olah gerak kapal cepat.
3.2
Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
yang
menyangkut objek dari tugas akhir ini
dilakukan pertama kali adalah mencari
dimensi
kapal,
jumlah crew,
displacement kapal, dan kecepatan kapal
yang beroperasi di armada laut timur.
FPB 57 Nav KRI Layang adalah
salah satu kapal patroli cepat yang
beroperasi diarmada timur. Selanjutnya
memvariasi model lambung kapal frigate
yang akan di modelkan dengan ukuran
kapal yang digunakan adalah KRI Layang
dan mencari data gelombang pada
perairan indonesia bagian timur dengan
bantuan BMKG (Bandan Meterologi
Kelematologi dan Geofisika).
3.3 Pemodelan Kapal Patroli Cepat
Berdasarkan data ukuran utama
dan data bentuk lambung kapal maka
dapat dilakukan pemodelan kapal.
Perhitungan Maneuvering kapal dilakukan
dengan menggunakan bantuan software

MPP (Maneuvering Prediction Program)


sedangkan perhitungan olah gerak kapal
dilakukan dengan bantuan software
Seakeepers. Akan tetapi untuk bisa
mengunakan software ini, model harus
dalam format 3 dimensi. Untuk itu perlu
dibuat model 3 dimensinya dengan
bantuan software Maxsurf Pro dan Lines
Plan kapal sebagi input untuk membuat
model 3 dimensi tersebut. Model 3
dimensi yang sudah
jadi nantinya
digunakan untuk menganalisa hambatan
kapal, olah gerak kapal dengan
menggunakan software Seakeepers.
3.4

Perhitungan Olah Gerak Model


Pada Seakeepers.
Tahap selanjutnya, yaitu kondisi
model telah jadi dari program maxsurf,
dan telah diperbaiki garisnya di Cad
adalah
mencari RAO (Response
Amplitude Operators) merupakan nilai
dari
karakteristik
kapal
terhadap
gelombang. Pada software Seakeepers
digunakan untuk menampilkan hasil
response kapal terhadap gelombang.
3.5 Perhitungan Maneuvering Pada
MPP
MPP adalah program yang digunakan
untuk mengetahui maneuvering kapal.
Akan tetapi sofware MPP tidak dapat
dijalankan pada semua windows komputer
hanya yang menggunaka windows Xp saja
yang dapat menjalankan program MPP.
Hasil uji ini akan ditampilkan dalam
bentuk angka.
3.6 Kesimpulan
Dari hasil analisa Maneuvering dan olah
gerak kapal maka dapat diketahui
4. PERMODELAN DAN DATA
PERHITUNGAN
4.1Pemodelan Kapal Patroli Cepat
pada software Maxsurf Pro
Maxsurf Pro adalah program yang
digunakan oleh Naval Architect dan
Marine Engineer untuk membuat model
2

(lines plan) dalam bentuk 3D, yang dapat


memperlihatkan potongan station, buttock,
shear dan 3D-nya pada pandangan depan,
atas, samping dan prespektif. Selain
digunakan untuk membuat Lines Plan
kapal juga dapat digunakan untuk
membuat bentuk 3D-lain seperti: pesawat,
mobil dan produk industri lainya. Proses
pembuatan Lines Plan ini merupakan
kunci utama suksesnya
perancangan
desain kapal sebelum model dilakukan
analisa hidrodinamika, kekuatan struktur
dan pendetailan lebih lanjut.
Untuk membuat model kapal
patroli cepat pada software Maxsurf Pro
ini dapat dilakukan dengan cara membuat
surface berdasarkan 4 tipe Bodyplan kapal
frigate. Berikut adalah cara membuat
model pada maxsurf :
1.
Buka Software maxsurf Pro 11.12
2.
Klik
file > new desig, Klik
surfaces > add surfaces > default. Maka
akan muncul gambar seperti dibawah,
bentuk surface menjadi sebuah kapal
sesuai dengan contoh bodyplan kapal
frigate, ubah juga pandangan samping dan
atas surface. Tambah beberapa control
point dengan menggunakan tool add
control
point
untuk
memudahkan
pembentukan surface sesuai bentuk kapal.

Gambar 4.1: tampilan awal pada new


design
3.
Tentukan ukuran kapal dengan cara
memvariasikan 10% ukuran utama kapal
FPB 57 Nav KRI Layang.
4.
Bagi surface tersebut dengan
station-station sesuai dengan jumlah
station yang ada pada contoh bodyplan
kapal. Langkah selanjutnya adalah
menyambung antar surface agar menjadi

satu kesatuan. Caranya adalah dengan


menggunakan perintah Bond Edges,
kemudian klik 2 garis batas 2 surface yang
akan disambung. Pastikan bahwa jumlah
control point dan stiffness dari masingmasing adalah sama.

Gambar 4.2: penentuan station, bottock


dan waterlines
5.
Untuk membuat transom kapal bisa
dilakukan cara dengan menambahkan
surface transverse plane,kemudian klik
display > trim invisible, klik surface
transverse plane maka transom kapal akan
terbentuk.
6.
Untuk pembuatan skeg dibuat
dengan menggunakan tool shape > box
kemudian
tentukan
panjangnya.
Tambahkan
control
point
untuk
membentuk lekukan skeg. Penambahan
control point langkahnya sama dengan
penambahan control point untuk surface.
Setelah semua selesai dibuat, maka
hasilnya
7.
Menentukan sarat kapal dapat
dilakukan dengan menggunakan perintah
data > frame of reference > pada kolom
DWL masukan nilai sarat awal. Dimana
sarat kapal diperlukan untuk menghitung
manoeuver kapal patroli cepat.

2. Memasukkan Input Project Name


3. Masukkan
Input
Vessel
Characteristics
4. Masukkan
Input
Steering
Characteristics
5. Memasukkan
Condition
6. Memasukkan
Properties

8.
Setelah proses diatas dilakukan
maka dapat dilihat hasil dari permodelan 4
tipe bodyplan kapal frigate.

Untuk mengukur kemampuan


manoeuver sebuah kapal, umumnya
adalah ketika kapal melakukan sea
trial. Namun, seiring perkembangan
zaman kini kemampuan manoeuver
sebuah kapal dapat diprediksi dengan
program / software. Salah satu
software yang biasa digunakan adalah
Manoeuver Prediction Program (MPP).
MPP adalah salah satu software yang
bisa digunakan untuk melakukan
perhitungan seakeeping dengan cepat.
Adapun langkah-langkah penggunaan
program ini sebagai berikut :
1. Membuka program MPP.

Operating

input

Water

7. Menjalankan program dengan


terlebih dahulu sudut kemudi
8. Setelah di klik OK, maka program
akan melakukan perhitungan secara
otomatis. Bila sudah selesai maka
akan muncul data hasil perhitungan
karakteristik
manuver
kapal
sebagai output.

Gambar 4.5: Mentukan sarat kapal

4.2 Perhitungan Manoeuver dengan


menggunakan software
Maneuvering Prediction Programn
(MPP)
Kemampuan manoeuver sebuah
kapal dapat didefiniskan sebagai
kemampuan
kapal
untuk
mempertahankan atau mengubah posisi
dari gerakan kapal dibawah kontrol.
Kemampuan ini menjadi sangat
penting ketika kapal berlayar di daerah
yang sempit. Sebagai contoh adalah
ketika kapal berlayar dalam areal
kolam pelabuhan untuk bersandar.

input

4.3Perhitungan Seakeeping kapal pada


Software Seakeepers.
Seakeepers adalah program yang
digunakan untuk menghitung besarnya
seakeeping model kapal serta menganalisa
bentuk gelombang yang terjadi. Hasilnya
akan ditampilkan dalam bentuk angka dan
grafik. Berikut adalah langkah-langkah
simulasi
perhitungan
seakeeping
menggunakan
software
Seakepers
(Seakeepers user manual, 2005) :

Buka program Seakeepers


Buka desain File, Open Design
Untuk memulai analisa buka measure
hull, centang semua select surface
kemudian OK.
Tentukan vessel type, klik Monohull
kemudian OK.
Pilih mass distribution, isi pitch
gyradius, roll gyradius, dan VCG
kemudian OK
Pilih damping factor isi roll (total)
kemudian OK
Pilih environmental kemudian OK
Pilih frequency range kemudian OK
Untuk mulai menganalisis
analysis method kemudian OK.

pilih

Untuk tahap akhir analysis pilih solve


seakeeping analysis kemudian OK.
Hasil dari salah satu runing seakeepers

4.4 Data Kondisi Gelombang


Data gelombang laut untuk
perairan Indonesia Timur diambil dari
data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG). Data ini bertujuan
untuk mengetahui seastate dari perairan
Indonesia timur, dimana pada data BMKG
dicari H1/3 , H1/10, dan H1/100, kemudian
dirata ratakan sehingga didapat sebagai
berikut:
BULAN
H1/3 H1/10 H1/100
Januari
1,48
2010
Februari
1,1
2010
Maret
0,57
2010
April 2010 0,61

1,88

2,48

1,4

1,84

0,73

0,96

0,78

1,02

Mei 2010

1,06

1,35

1,78

Juni 2010

1,67

2,13

Juli 2010

1,58

2,64

Agustus
2010
September
2010
Oktober
2010
Nopember
2010
Desember

1,15

1,47

1,93

1,27

1,67

0,8

1,33

0,67

0,85

1,12

0,89

1,1

1,49

Tabel 4.2: Data gelombang dari BMKG


5.

HASIL DAN ANALISA


PEMBAHASAN
5.1 Analisa Olah Gerak Kapal Patroli
Cepat
Analisa olah gerak kapal untuk
menentukan kondisi kritis dari kapal
patroli cepat
dilakukan dengan
memvariasikan beberapa komponen yang

berpengaruh dalam menentukan besarnya


amplitudo simpangan pitch, heave dan roll.
Besarnya amplitudo sangat dipengaruhi
oleh besarnya harga frekuensi gelombang
yang terjadi. Jika mengacu pada formula
untuk mendapatkan nilai frekuensi
gelombang maka 2 variabel yang sangat
mempengaruhinya, kecepatan dan sudut
hadap. Oleh sebab itu dalam analisa ini
dilakukan pemvariasian pada kedua
variabel tersebut.
5.1.1 Analisa Heaving
Pada subbab ini akan dibahas
bagaimana respons heaving kapal yang
terjadi. Perhitungan respons heaving kapal
dapat dilakukan dengan mengalihkan
respons Amplitude Operator (RAO)
dengan encounter wave spectrum S (We).
Analasa
ini
dilakukan
dengan
memvariasikan kecepatan kapal dan sudut
hadap.
5.1.2 Analisa Pitching
Analisa
respons
pitching
maksimum
sama
dengan
analisa
perhitungan respons heaving kapal yaitu
dapat dilakukan dengan mengalihkan
respons amplitude oerator (RAO) dengan
encounter wave spektrum S (We). Analisa
ini dilakukan dengan memvariasikan
keccepatan kapal dan sudut hadap.
5.1.3 Analisa Rolling
Olah gerak kapal perlu dianalisa
berikutnya adalah analisa respons rolling
yang terjadi. Perhitungan rolling kapal ini
juga dapat dilakukan dengan mengalihkan
respons amplitude operator (RAO) dengan
encounter wave spectrum S(We). Analisa
ini dilakukan dengan memvariasikan
keccepatan kapal dan sudut hadap.
5.2 Hasil Analisa Motion Sicnkness
Incidence
Olah gerak kapal berkaitan juga
dengan
kenyamanan
ABK
yang
dinyatakan dalam motion sickness
incidence (MSI). MSI adalah kemampuan
orang untuk menahan percepatan vertical
tanpa muntah. Dalam tugas akhir ini kapal
patroli cepat akan dianalisa MSI dengan
menggunakan software seakeeper. Lokasi
5

yang ditinjau MSI adalah geladak utama,


lokasi tersebut dipilih karena pada lokasi
tersebut terjadi aktifitas ABK di kapal.
Pada lokasi ini nantinya akan diketahui
kenyamanan
ABK
yang
diukur
berdasarkan MSI.
5.3

2.

Kelayakan Kapal Menurut IMO


Dari Segi Manouever
3.

Sebagaimana regulasi lainnya yang


menyangkut masalah performance kapal, IMO
juga membuat batasan atau aturan yang terkait
dengan masalah kemampuan manuver suatu
kapal.
Dalam
aturan
terkait,
IMO
mensyaratkan beberapa tes manuver yang
perlu dilakukan oleh sebuah kapal seperti
turning test, Z maneuver testdirect spiral test,
dll.
Karena dalam proyek ini perhitungan
yang dilakukan oleh program hanya terbatas
data untuk turning test, maka yang akan
dibandinkan adalah hasil dari perhitungan
terhadap regulasi truning test yang dikeluarkan
oleh IMO. Adapun kriteria yang disyaratkan
IMO untuk turning test adalah:

dan model PHF-TH. Model ESC40DV


memiliki
seakeeping
yang
jelek
dibandingka tiga model yang lainnya.
Pada analisa motion sickness incidence
(MSI) pada keempat model yaitu : model
Parent Hull From, model ESC40DV,
model PHF20, dan model PHF-TH.
Model yang memiliki MSI paling jelek
adalah model PHF-TH.
Pada analisa Manouever pada keempat
model yaitu : model Parent Hull From,
model ESC40DV, model PHF20, dan
model PHF-TH. Model ESC40DV yang
memenuhi
standar
International

Maritime Organization (IMO)


6.2
Saran
1. Data-data proses perhitungan sebaiknya
sudah
lengkap
tersedia
untuk
mempermudah proses perhitungan.
2. Pengetahuan tetang software yang
digunakan sudah dikuasai sebelumnya
sehingga mempercepat proses pengerjaan.

1. Turning test dilakukan pada kondisi


sudut kemudi sebesar 350 ke arah
portside dan ke arah starboard, dengan
harga yaw rate yang bernilai 0.
2. Untuk harga turning diameter, IMO
mensyaratkan 4.5 L. Sedangkan
harga tactical diameter 5 L. Harga L
dimaksud adalah panjang Lpp kapal.

Perhitungan syarat IMO :


6

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai
penutup
pada
laporan
penelitian ini, akan diuraikan beberapa
kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan
pada
BAB
V
dan
saran
sebagai
penyempurnaan dan kelanjutan dari tugas
akhir ini.

6.1 Kesimpulan
1.

Pada analisa seakeeping yang dilakukan


menggunakan software maxsurf pada
keempat model yaitu : model Parent Hull
From, model ESC40DV, model PHF20,
6

Você também pode gostar