Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Eny Faridah
(083654008)
Dina Muspitasari (083654018)
Hanif Rafika Putri (083654025)
Yunita Dwi Ivandri P.
(083654224)
Nurlailatin
(083654225)
Nur Fajriyatin K.N. (083654226)
Rumah Ambruk Akibat Sampah
Musibah rumah ambruk ini terjadi
pada tanggal 2 Oktober 2011 di Jalan Lasem
Barat,
desa
Dupak,
kecamatan
malam pukul 19.00 WIB sudah terdapat tanda bahwa rumah akan ambruk,
yaitu rumah mengalami retak sepanjang 2 cm dan secara bertahap retak
tersebut bertambah panjang. Puncaknya, rumah ambruk seluruhnya jam
02.30 WIB tanggal 2 Oktober 2011. Sebanyak 9 rumah, bagian belakangnya
ambruk ke sungai, 28 rumah lainnya retak-retak, dan 29 rumah lainnya
terkena dampak akibat musibah tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam
musibah kali ini. Hal ini karena warga segera melapor ke kepala desa ketika
melihat kondisi rumah mereka yang retak secara tiba-tiba. Petugas yang
terkait langsung mengambil tindakan dengan meminta warga agar tidak
berada di dalam rumah untuk sementara waktu. Setelah kejadian, bantaran
sungai yang terbuat dari beton ambles sedalam 50 cm. Warga yang
rumahnya ambruk mendapat bantuan dari pemerintah kota Surabaya. Puingpuing rumah warga yang ambruk segera dibersihkan dan rumah warga sudah
mulai diperbaiki. Sedangkan untuk rumah warga yang retak dan terkena
dampak, bagian belakang rumah mereka yang langsung berbatasan dengan
sungai dibongkar 2,5 meter. Hal ini dimaksudkan agar rumah tidak ambruk ke
sungai.
Maka tak diherankan jika daerah Lasem barat merupakan daerah yang
sering banjir. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan sampah yang
mengakibatkan penyempitan aliran dan pendangkalan sungai. Pada saat
musim penghujan volume air semakin besar sedangkan aliran air tidak lancar
sehingga air meluap ke pemukiman warga. Karena sering terjadi banjir, maka
pihak pemerintah kota Surabaya melakukan pengerukan sungai sebanyak
dua kali dalam setahun. Pengerukan dimaksudkan untuk mengangkat
sampah yang ada di sungai sehingga aliran air dapat berjalan dengan lancar.
Pengerukan di sungai Kremil terakhir dilakukan sekitar lima bulan yang
lalu sebelum musibah terjadi. Pengerukan merupakan salah satu penyebab
ambruknya 9 rumah di bantaran sungai. Musibah ini juga terjadi akibat
kesalahan warga sendiri yang membangun rumah di atas bantaran sungai.
Terlebih lagi saat membangun rumah, warga tidak membuat pondasi sendiri,
melainkan ikut pondasi plengsengan yang ada di bantaran sungai. Selain itu,
pendangkalan.
Karena
dan
adanya
akhirnya
pendangkalan,
maka
mengakibatkan
pemerintah
kota
Apalagi,
sungai
dalam
keadaan
selesai
dikeruk.
Hal
ini