Você está na página 1de 14

B.

ANALISIS MASALAH
No.
1.

Data
DS:

Etilogi

Kurangnya

Dari wawancara melalui metode FGD pemahaman yang


(Focus Group Discussion) dengan siswa- memadai tentang

Problem
Perilaku kesehatan
Cenderung
Berisiko

siswi SMK PP Negri Banjarbaru sejumlah zat adiktif


18 orang yang di bagi menjadi 3 (Merokok,Alkohol)
kelompok, 1 kelompok ada 6 orang dan pergaulan
terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan di bebas
mana kelompok FGD tersebut membahas
tentang penyalah gunaan zat adiktif
(Alkohol, Narkoba).
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan
wawancara FGD didapatkan 5 orang (28%)
dari 18 siswa siswa-siswi pernah merokok.

dari 3 kelompok FGD tersebut sebanyak


18 siswa-siswi sebanyak 28% mengatakan
pernah merokok, 11 % siswa pernah
mengkonsumsi Alkohol.
Dari wawancara melalui metode FGD
(Focus Group Discussion) dengan siswasiswi SMK PP Negri Banjarbaru sejumlah
18 orang yang di bagi menjadi 3
kelompok, 1 kelompok ada 6 orang
terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan di
mana kelompok FGD tersebut membahas
tentang pergaulan bebas.
Hasil FGD dari 3 kelompok didapatkan
50% siswa-siswi

memilki teman dekat

lawan jenis dan 72% siswa-siswi pernah


memiliki teman dekat lawan jenis.
DO: 2

DS:

kurangnya pajanan Defisiesi

Berdasarkan

hasil

pengumpulan

data informasi

tentang pengetahuan

melalui kuesioner, sekitar 72 % Siswa- PHBS

(cara

siswi menyebutkan waktu yang tepat mencuci tangan 6


kapan

seharusnya

tangan langkah)

mencuci

(sebelum makan, sesudah makan, sesudah


keluar toilet dan saat merasa tangan
kotor).
Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan
prosentase 56% siswa-siswi masih tidak
mengetahui tentang cara cuci tangan 6
langkah, dan 44% siswa mengetahui cuci
tangan dengan 6 langkah.
Berdasarkan hasil kuesioner
didapatkan

jenis

penyakit

39%

lain-lain

(pilek,flu) yang pernah dialami siswasiswi SMK PP Negeri Banjarbaru, 23%


pernah mengalami diare, 14% demam
berdarah, 9% demam tifoid, 9% ISPA, dan
6% scabies.
DO:
Sekolah memiliki beberapa wastafel, ada
tempat sabun, namun tidak ada isinya. Di
dekat wastafel juga terdapat poster cuci
tangan.

Beberapa

siswa

menggunakan

wastafel

tersebut, namun tidak mempraktikkan langkah


benar mencuci tangan.

Hanya ada 1 koperasi yang menjual makanan


kemasan di dalam sekolah. Jika jam istirahat ,
siswa(i) lebih banyak dikantin.

B. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


No.

Diagnosa Keperawatan Komunitas

1.

Perilaku kesehatan Cenderung Berisiko pada siswa- siswi di SMK-PP Negeri Banjarbaru

berhubungan dengan

Kurangnya pemahaman yang memadai tentang zat adiktif

(Merokok,Alkohol) dan pergaulan bebas ditandai wawancara FGD didapatkan 5 orang


(28%) dari 18 siswa siswa-siswi pernah merokok, 11 % siswa pernah mengkonsumsi

Alkohol, 50% siswa-siswi memilki teman dekat lawan jenis dan 72% siswa-siswi
2.

pernah memiliki teman dekat lawan jenis.


Defisiensi pengetahuan siswa- siswi di SMK-PP Negeri Banjarbaru

berhubungan

dengan kurangnya pajanan informasi tentang PHBS (cara mencuci tangan 6 langkah)
ditandai dengan sekitar 72 % Siswa-siswi menyebutkan waktu yang tepat kapan
seharusnya mencuci tangan (sebelum makan, sesudah makan, sesudah keluar toilet
dan saat merasa tangan kotor), hasil kuesioner didapatkan prosentase 56% siswasiswi masih tidak mengetahui tentang cara cuci tangan 6 langkah, dan 44% siswa
mengetahui cuci tangan dengan 6 langkah.

C. PRIORITAS MASALAH
Skoring Prioritas Masalah 1
Bobot
Kriteria
1) Kesadaran kelompok khusus
usia sekolah dan remaja
terhadap
masalah
di
lingkungannya.
2) Motivasi kelompok khusus usia
sekolah dan remaja untuk
memecahkan masalah.
3) Kemampuan kelompok khusus
usia sekolah dan remaja untuk
menyelesaikan
masalah
keperawatan.
4) Keberadaan
ahli
dalam
menyelesaikan
masalah
keperawatan.
5) Adanya
hambatan-hambatan
dalam menyelesaikan masalah.
6) Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah
Total

(B)

Skala
Masalah

(1-10)
8 1. Perilaku
kesehatan
Cenderung Berisiko
pada Siswa- siswi di
7

SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
berhubungan dengan
Kurangnya
pemahaman
yang
memadai tentang zat
adiktif
(Merokok,
Alkohol)
dan
pergaulan bebas

(S)
(1-10)
8

Peringkat
Rasional
Tingkat kesadaran tinggi dan pemahaman Siswa-siswi
tentang bahaya Zat adiktif (Merokok, Alkohol) dan pergaulan
bebas dapat menghindari dari hal-hal negatif yang
merugikan.
Motivasi yang tinggi dari siswa-siswi akan menghasilkan
pemecahan masalah dalam mengurangi bahaya dan dampak
penyalahgunaan zat adiktif (Merokok, Alkohol) serta
pergaulan bebas.
Kemampuan perawat yang berkompeten dibidangnya dapat
menjadi konselor bagi kelompok khusus anak sekolah
terutama remaja dalam memecahkan masalah.
Keberadaan ahli dapat menjadi rujukan untuk kelompok
khusus usia sekolah dan remaja untuk konsultasi dalam
memecahkan masalah.
Hambatan yang besar akan menjadi faktor penyulit dalam
memecahkan masalah, sehubungan dengan kurangnya
perilaku kesadaran tentang penyalahgunaan zat adiktif dan
pergaulan bebas.
Untuk mengubah perilaku dibutuhkan waktu yang panjang

Masalah
(BxS)
64

49

49

56

42

35
295

Skoring Prioritas Masalah 2


Bobot
Kriteria
1)

2)

3)

4)

5)

Kesadaran kelompok khusus


usia sekolah dan remaja
terhadap
masalah
di
lingkungannya.
Motivasi kelompok khusus usia
sekolah dan remaja untuk
memecahkan masalah.
Kemampuan kelompok khusus
usia sekolah dan remaja untuk
menyelesaikan
masalah
keperawatan.
Keberadaan
ahli
dalam
menyelesaikan
masalah
keperawatan.
Adanya
hambatan-hambatan
dalam menyelesaikan masalah.

Waktu yang diperlukan untuk


menyelesaikan masalah
Total

(B)
(1-10)
6

Skala
Masalah

Defisiensi
pengetahuan siswasiswi di SMK-PP
Negeri Banjarbaru
berhubungan dengan
kurangnya pajanan
informasi
tentang
PHBS (cara mencuci
tangan 6 langkah)

(S)
(1-10)
7

Peringkat
Rasional
Tingkat kesadaran tinggi dan pemahaman Siswa-siswi
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat
meningkatkan
Motivasi yang tinggi dari siswa-siswi akan menghasilkan
pemecahan masalah dalam mengurangi angka kesakitan dan
perilaku hidup sehat
Kemampuan perawat yang berkompeten dibidangnya dapat
menjadi konselor bagi kelompok khusus anak sekolah
terutama dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
Keberadaan ahli dapat menjadi rujukan untuk kelompok
khusus usia sekolah dan UKS untuk konsultasi dalam
memecahkan masalah.
Hambatan yang besar akan menjadi faktor penyulit dalam
memecahkan masalah, sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang informasi PHBS cuci tangan 6 langkah

Masalah
(BxS)
42

49

48

49

49

49

6)

Untuk mengubah perilaku dibutuhkan waktu yang panjang


286

D. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


1

Perilaku kesehatan Cenderung Berisiko pada siswa- siswi di SMK-PP Negeri

Banjarbaru berhubungan dengan

Kurangnya pemahaman yang memadai

tentang zat adiktif (Merokok, Alkohol) dan pergaulan bebas


2

Defisiensi pengetahuan

siswa-

siswi

di SMK-PP Negeri Banjarbaru

berhubungan dengan kurangnya pajanan informasi tentang PHBS (cara


mencuci tangan 6 langkah)

2.

STRATEGI INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN SEKOLAH


No
1.

Dx Keperawatan
Komunitas

Tujuan

Perilaku
kesehatan Setelah
Cenderung
Berisiko dilakukan
pada siswa- siswi di tindakan
SMK-PP
Negeri keperawatan
selama 1 x
Banjarbaru
pertemuan
berhubungan dengan
diharapkan:
Kurangnya
Siswa- siswi di

pemahaman
yang
memadai tentang zat
adiktif
(Merokok,Alkohol)
dan pergaulan bebas

ditandai dengan:
Berdasarkan
hasil
pengumpulan
data
dengan
wawancara
FGD didapatkan
5
orang (28%) dari 18
siswa
siswa-siswi
pernah merokok. dari

3 kelompok FGD
tersebut sebanyak 18
siswa-siswi
sebanyak
28%

SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
mengetahui
tentang bahaya
penyalahgunaan
zat adiktif.
Siswa-siswi
mampu menjauhi
zat adiktif dan
menjauhi
penyalahgunaan
zat adiktif
Tidak melakukan
tindakan yang
merugikan
dengan cara

Sasaran

Stategi

Siswa- siswi

Pendidi
kan
Kesehat
an

di SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
kelas X

Rencana
Kegiatan

Hari/
Tanggal

Penyuluhan :
Pemberian
edukasi tentang
pengertian dan
dampak
penyalahgunaa
n zat adiktif
(Merokok,
Alkohol) dan
pergaulan
bebas

Sabtu,
30 April
2016

Tempat

Evaluasi
Kriteria
Standar

Aula SMK- 1. Psikomotor

PP Negeri
Banjarbaru

2. Kognitif

3. Afektif

95% Siswasiswi di SMKPP Negeri


Banjarbaru
hadir dalam
kegiatan
penyuluhan.
85% Siswasiswi di SMKPP Negeri
Banjarbaru
menyebutkan
apa itu zat
adiktif dan
bahaya
penyalahgunaa
n zat adiktif
90% Siswa siswi di SMKPP Negeri
Banjarbaru
yang hadir

mengatakan pernah
merokok, 11 %
siswa
pernah
mengkonsumsi
Alkohol.
FGD
(Focus
Group
Discussion) dengan
siswa-siswi SMK PP
Negri
Banjarbaru
sejumlah 18 orang
tersebut membahas
tentang
pergaulan
bebas. Hasil FGD
dari 3 kelompok
didapatkan
50%
siswa-siswi memilki
teman dekat lawan
jenis dan 72% siswasiswi
pernah
memiliki
teman
dekat lawan jenis

antusias dan
memperhatika
n materi yang
diberikan saat
penyuluhan.

Kemitra
an

Koordinasi
dengan pihak
puskesmas
yang
memegang
program UKS
dan kesehatan
remaja

Jumat,
29 April
2016

Puskesmas
Sungai Ulin

Afektif

90 % siswasiswi di SMKPP Negeri


Banjarbaru
yang hadir
menyatakan
tidak akan
melakukan
peyalahgunaan
zat adiktif
Pihak
puskesmas
memberikan
perhatian
kepada
kelompok
khusus sekolah
dan remaja
tentang perilaku
kesehatan

Defisiensi
pengetahuan siswasiswi di SMK-PP
Negeri Banjarbaru
berhubungan dengan
kurangnya pajanan
informasi
tentang
PHBS (cara mencuci
tangan 6 langkah)
Ditandai dengan :

dengan sekitar 72 %
Siswa-siswi
menyebutkan waktu
yang tepat kapan
seharusnya mencuci
tangan (sebelum
makan, sesudah
makan, sesudah
keluar toilet dan saat
merasa tangan
kotor), hasil
kuesioner didapatkan
prosentase 56%
siswa-siswi masih
tidak mengetahui
tentang cara cuci
tangan 6 langkah,
dan 44% siswa

Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x
pertemuan
diharapkan:
Siswa
menegetahui cara
cuci tangan ang
baik dan benar
Mampu
menerapkan cuci
tangan dengan 6
langkah

Siswa- siswi

di SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
kelas X

Pendidi
kan
Kesehat
an

Penyuluhan :
Pemberian
edukasi tentang
mengetahui
tentang
pergaulan
bebas serta
bahaya
pergaulan
bebas

Sabtu,
30 April
2016

Aula SMK-

1. Psikomotor

PP Negeri
Banjarbaru

2. Kognitif

95% Siswasiswi di SMKPP Negeri


Banjarbaru
kelas X hadir
dalam kegiatan
penyuluhan.
85% Siswasiswi di SMKPP Negeri
Banjarbaru
kelas X dapat
mendemonstra
sikan cara
mencuci
tangan yang
baik dan benar
80% Siswasiswi di SMKPP Negeri
Banjarbaru
kelas X dapat
menyebutkan
kembali
tentang
pentingnya
PHBS

mengetahui cuci
tangan dengan 6
langkah.
3. Afektif

Kemitra
an

Koordinasi
dengan pihak
puskesmas

Jumat,
29 April
2016

Puskesmas
Sungai Ulin

Afektif

terutama
mencuci
tangan, waktu
mencuci
tangan dan
cara mencuci
tangan dengan
6 langkah.
85% Siswasiswi di SMKPP Negeri
Banjarbaru
kelas X
antusias dan
memperhatika
n materi yang
diberikan saat
penyuluhan.
85% siswa(i)
SMK PP Negri
Banjarbaru
menyatakan
mau
membiasakan
diri dengan
kegiatan cuci
tangan yang

yang
memegang
program UKS
dan kesehatan
remaja

baik dan benar.

Pihak
puskesmas
memberikan
perhatian
kepada
kelompok
khusus sekolah
tentang PHBS

1.
No.
01.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Dx Keperawatan Komunitas

Hari/tanggal

Perilaku Cenderung Berisiko pada Jumat,


siswa(i) SDN 1 Komet berhubungan 27 November
dengan kurangnya informasi yang 2015
adekuat
tentang
bahaya

Implementasi

Evaluasi

Paraf

Melakukan
penyuluhan tentang bahaya
penyalahgunaan zat adiktif.

Melakukan

Evaluasi Struktur:
- Rencana penyuluhan telah dilakukan 1 minggu yang lalu.
- Meminta izin ke Kepala Sekolah SDN Banjarbaru Kota
7dilakukan tiga hari sebelum hari kegiatan untuk

Ners
Muda
Kel. D
UNLAM

penyalahgunaan zat
perilaku kekerasan.

adiktif

dan 07.30 08.00

penyuluhan tentang bahaya


perilaku kekerasan.

WITA

peminjaman tempat dan peminjaman alat.


- Informasi mengenai penyuluhan telah diberitahukan
kepada Kepala Sekolah SDN Banjarbaru Kota 7 dua hari
sebelum kegiatan akan dilaksanakan.
- Penyuluh datang sebelum waktu yang ditentukan.
- Penyuluh menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam
penyuluhan serta menyiapkan tempat penyuluhan.
- Siswa antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai
akhir, Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan penyulahan
100% tiap kelas.
Evaluasi Proses:
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu
selama 30 menit
- Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
- Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang
diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi
Evaluasi Hasil:
- Siswa(i) SDN Banjarbaru Kota 7 dapat menyebutkan
keuntungan menggosok gigi dan kerugian tidak
menggosok gigi.
- Mendemonstrasikan langkah-langkah menggosok gigi
yang baik dan benar.

02.

Risiko peningkatan penyakit infeksi


pada siswa(i) SDN 1 Komet
berhubungan dengan kurangnya

Selasa, 24
November
2015

informasi yang adekuat tentang PHBS;


mencuci tangan dan jajanan sehat.

07.45- 08.15
WITA

Melakukan
penyuluhan tentang cara
mencuci tangan yang baik
dan benar

Mempraktikkan cara
mencuci tangan yang baik
dan benar

Evaluasi Struktur:
- Rencana penyuluhan telah dilakukan 2 minggu yang lalu.
- Meminta izin ke Kepala Sekolah SDN 1 Komet dilakukan
tiga hari sebelum hari kegiatan untuk peminjaman tempat
dan menentukan peserta serta waktu penyuluhan.
- Penyuluh datang sebelum waktu yang ditentukan.
- Penyuluh menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam
penyuluhan serta menyiapkan tempat penyuluhan.

Ners
Muda
Kel. D
UNLAM

- Siswa antusias mengikuti penyuluhan dari awal sampai


akhir, Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan penyulahan
95% tiap kelas.
Evaluasi Proses:
- Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan alokasi waktu
- Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif
- Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal-hal yang
diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi.
- 90% siswa(i) SDN 1 Komet yang ikut penyuluhan
antusias dan memperhatikan materi yang diberikan.
Evaluasi Hasil:
- 70% Siswa(i) SDN 1 Komet dapat menyebutkan
pentingnya mencuci tangan.
- 80% Siswa (i) SDN 1 Komet mampu mendemonstrasikan
langkah-langkah mencuci tangan.

Você também pode gostar