Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS MASALAH
No.
1.
Data
DS:
Etilogi
Kurangnya
Problem
Perilaku kesehatan
Cenderung
Berisiko
DS:
Berdasarkan
hasil
pengumpulan
data informasi
tentang pengetahuan
(cara
seharusnya
tangan langkah)
mencuci
jenis
penyakit
39%
lain-lain
Beberapa
siswa
menggunakan
wastafel
1.
Perilaku kesehatan Cenderung Berisiko pada siswa- siswi di SMK-PP Negeri Banjarbaru
berhubungan dengan
Alkohol, 50% siswa-siswi memilki teman dekat lawan jenis dan 72% siswa-siswi
2.
berhubungan
dengan kurangnya pajanan informasi tentang PHBS (cara mencuci tangan 6 langkah)
ditandai dengan sekitar 72 % Siswa-siswi menyebutkan waktu yang tepat kapan
seharusnya mencuci tangan (sebelum makan, sesudah makan, sesudah keluar toilet
dan saat merasa tangan kotor), hasil kuesioner didapatkan prosentase 56% siswasiswi masih tidak mengetahui tentang cara cuci tangan 6 langkah, dan 44% siswa
mengetahui cuci tangan dengan 6 langkah.
C. PRIORITAS MASALAH
Skoring Prioritas Masalah 1
Bobot
Kriteria
1) Kesadaran kelompok khusus
usia sekolah dan remaja
terhadap
masalah
di
lingkungannya.
2) Motivasi kelompok khusus usia
sekolah dan remaja untuk
memecahkan masalah.
3) Kemampuan kelompok khusus
usia sekolah dan remaja untuk
menyelesaikan
masalah
keperawatan.
4) Keberadaan
ahli
dalam
menyelesaikan
masalah
keperawatan.
5) Adanya
hambatan-hambatan
dalam menyelesaikan masalah.
6) Waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah
Total
(B)
Skala
Masalah
(1-10)
8 1. Perilaku
kesehatan
Cenderung Berisiko
pada Siswa- siswi di
7
SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
berhubungan dengan
Kurangnya
pemahaman
yang
memadai tentang zat
adiktif
(Merokok,
Alkohol)
dan
pergaulan bebas
(S)
(1-10)
8
Peringkat
Rasional
Tingkat kesadaran tinggi dan pemahaman Siswa-siswi
tentang bahaya Zat adiktif (Merokok, Alkohol) dan pergaulan
bebas dapat menghindari dari hal-hal negatif yang
merugikan.
Motivasi yang tinggi dari siswa-siswi akan menghasilkan
pemecahan masalah dalam mengurangi bahaya dan dampak
penyalahgunaan zat adiktif (Merokok, Alkohol) serta
pergaulan bebas.
Kemampuan perawat yang berkompeten dibidangnya dapat
menjadi konselor bagi kelompok khusus anak sekolah
terutama remaja dalam memecahkan masalah.
Keberadaan ahli dapat menjadi rujukan untuk kelompok
khusus usia sekolah dan remaja untuk konsultasi dalam
memecahkan masalah.
Hambatan yang besar akan menjadi faktor penyulit dalam
memecahkan masalah, sehubungan dengan kurangnya
perilaku kesadaran tentang penyalahgunaan zat adiktif dan
pergaulan bebas.
Untuk mengubah perilaku dibutuhkan waktu yang panjang
Masalah
(BxS)
64
49
49
56
42
35
295
2)
3)
4)
5)
(B)
(1-10)
6
Skala
Masalah
Defisiensi
pengetahuan siswasiswi di SMK-PP
Negeri Banjarbaru
berhubungan dengan
kurangnya pajanan
informasi
tentang
PHBS (cara mencuci
tangan 6 langkah)
(S)
(1-10)
7
Peringkat
Rasional
Tingkat kesadaran tinggi dan pemahaman Siswa-siswi
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat
meningkatkan
Motivasi yang tinggi dari siswa-siswi akan menghasilkan
pemecahan masalah dalam mengurangi angka kesakitan dan
perilaku hidup sehat
Kemampuan perawat yang berkompeten dibidangnya dapat
menjadi konselor bagi kelompok khusus anak sekolah
terutama dalam peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS)
Keberadaan ahli dapat menjadi rujukan untuk kelompok
khusus usia sekolah dan UKS untuk konsultasi dalam
memecahkan masalah.
Hambatan yang besar akan menjadi faktor penyulit dalam
memecahkan masalah, sehubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang informasi PHBS cuci tangan 6 langkah
Masalah
(BxS)
42
49
48
49
49
49
6)
Defisiensi pengetahuan
siswa-
siswi
2.
Dx Keperawatan
Komunitas
Tujuan
Perilaku
kesehatan Setelah
Cenderung
Berisiko dilakukan
pada siswa- siswi di tindakan
SMK-PP
Negeri keperawatan
selama 1 x
Banjarbaru
pertemuan
berhubungan dengan
diharapkan:
Kurangnya
Siswa- siswi di
pemahaman
yang
memadai tentang zat
adiktif
(Merokok,Alkohol)
dan pergaulan bebas
ditandai dengan:
Berdasarkan
hasil
pengumpulan
data
dengan
wawancara
FGD didapatkan
5
orang (28%) dari 18
siswa
siswa-siswi
pernah merokok. dari
3 kelompok FGD
tersebut sebanyak 18
siswa-siswi
sebanyak
28%
SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
mengetahui
tentang bahaya
penyalahgunaan
zat adiktif.
Siswa-siswi
mampu menjauhi
zat adiktif dan
menjauhi
penyalahgunaan
zat adiktif
Tidak melakukan
tindakan yang
merugikan
dengan cara
Sasaran
Stategi
Siswa- siswi
Pendidi
kan
Kesehat
an
di SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
kelas X
Rencana
Kegiatan
Hari/
Tanggal
Penyuluhan :
Pemberian
edukasi tentang
pengertian dan
dampak
penyalahgunaa
n zat adiktif
(Merokok,
Alkohol) dan
pergaulan
bebas
Sabtu,
30 April
2016
Tempat
Evaluasi
Kriteria
Standar
PP Negeri
Banjarbaru
2. Kognitif
3. Afektif
mengatakan pernah
merokok, 11 %
siswa
pernah
mengkonsumsi
Alkohol.
FGD
(Focus
Group
Discussion) dengan
siswa-siswi SMK PP
Negri
Banjarbaru
sejumlah 18 orang
tersebut membahas
tentang
pergaulan
bebas. Hasil FGD
dari 3 kelompok
didapatkan
50%
siswa-siswi memilki
teman dekat lawan
jenis dan 72% siswasiswi
pernah
memiliki
teman
dekat lawan jenis
antusias dan
memperhatika
n materi yang
diberikan saat
penyuluhan.
Kemitra
an
Koordinasi
dengan pihak
puskesmas
yang
memegang
program UKS
dan kesehatan
remaja
Jumat,
29 April
2016
Puskesmas
Sungai Ulin
Afektif
Defisiensi
pengetahuan siswasiswi di SMK-PP
Negeri Banjarbaru
berhubungan dengan
kurangnya pajanan
informasi
tentang
PHBS (cara mencuci
tangan 6 langkah)
Ditandai dengan :
dengan sekitar 72 %
Siswa-siswi
menyebutkan waktu
yang tepat kapan
seharusnya mencuci
tangan (sebelum
makan, sesudah
makan, sesudah
keluar toilet dan saat
merasa tangan
kotor), hasil
kuesioner didapatkan
prosentase 56%
siswa-siswi masih
tidak mengetahui
tentang cara cuci
tangan 6 langkah,
dan 44% siswa
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x
pertemuan
diharapkan:
Siswa
menegetahui cara
cuci tangan ang
baik dan benar
Mampu
menerapkan cuci
tangan dengan 6
langkah
Siswa- siswi
di SMK-PP
Negeri
Banjarbaru
kelas X
Pendidi
kan
Kesehat
an
Penyuluhan :
Pemberian
edukasi tentang
mengetahui
tentang
pergaulan
bebas serta
bahaya
pergaulan
bebas
Sabtu,
30 April
2016
Aula SMK-
1. Psikomotor
PP Negeri
Banjarbaru
2. Kognitif
mengetahui cuci
tangan dengan 6
langkah.
3. Afektif
Kemitra
an
Koordinasi
dengan pihak
puskesmas
Jumat,
29 April
2016
Puskesmas
Sungai Ulin
Afektif
terutama
mencuci
tangan, waktu
mencuci
tangan dan
cara mencuci
tangan dengan
6 langkah.
85% Siswasiswi di SMKPP Negeri
Banjarbaru
kelas X
antusias dan
memperhatika
n materi yang
diberikan saat
penyuluhan.
85% siswa(i)
SMK PP Negri
Banjarbaru
menyatakan
mau
membiasakan
diri dengan
kegiatan cuci
tangan yang
yang
memegang
program UKS
dan kesehatan
remaja
Pihak
puskesmas
memberikan
perhatian
kepada
kelompok
khusus sekolah
tentang PHBS
1.
No.
01.
Hari/tanggal
Implementasi
Evaluasi
Paraf
Melakukan
penyuluhan tentang bahaya
penyalahgunaan zat adiktif.
Melakukan
Evaluasi Struktur:
- Rencana penyuluhan telah dilakukan 1 minggu yang lalu.
- Meminta izin ke Kepala Sekolah SDN Banjarbaru Kota
7dilakukan tiga hari sebelum hari kegiatan untuk
Ners
Muda
Kel. D
UNLAM
penyalahgunaan zat
perilaku kekerasan.
adiktif
WITA
02.
Selasa, 24
November
2015
07.45- 08.15
WITA
Melakukan
penyuluhan tentang cara
mencuci tangan yang baik
dan benar
Mempraktikkan cara
mencuci tangan yang baik
dan benar
Evaluasi Struktur:
- Rencana penyuluhan telah dilakukan 2 minggu yang lalu.
- Meminta izin ke Kepala Sekolah SDN 1 Komet dilakukan
tiga hari sebelum hari kegiatan untuk peminjaman tempat
dan menentukan peserta serta waktu penyuluhan.
- Penyuluh datang sebelum waktu yang ditentukan.
- Penyuluh menyiapkan alat-alat yang digunakan dalam
penyuluhan serta menyiapkan tempat penyuluhan.
Ners
Muda
Kel. D
UNLAM