Você está na página 1de 52

1 Abad Pertengahan

Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya


kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa
raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional,
dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi
Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517.Abad Pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang
dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.
Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik
dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian
manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman
Pembaharuan. Maksud Zaman Kelam ialah zaman masyarakat Eropa
menghadapi kemunduran intelek dan ilmu pengetahuan. Menurut Ensiklopedia
Amerika, tempo zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara zaman
kejatuhan Kerajaan Roma dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad
ke-15 Masehi. Gelap juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi masyarakat
Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan dan cengkraman kuat pihak
berkuasa agama; Gereja Kristen yang sangat berpengaruh. Gereja serta para
pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik.
Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan
kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum
cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal
ketat. Pemikiran mereka ditolak. siapa yang mengeluarkan teori yang
bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera malah ada yang
dibunuh.
Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas Aquinas
(1274) seorang ahli falfasah yakni negara wajib tunduk kepada kehendak gereja
. St Augustine (1430) sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante
Alighieri (1265-1321) berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah masing-masing
berdiri sendiri, dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi
manusia (Joseph H Lynch, 1992, 172-174).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah
total satu dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap
yang lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak melangit
haruslah membumi, atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap
segala urusan hidupnya, maka dia harus memutuskan hubungan secara total
dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan
materinya maka dia bukan lagi seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan
hubungan dengan Tuhan.

Kata Augustine Siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan filsafat
adalah orang yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan dimana
kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan keindahannya
hanya merupakan wajah alam kubur. Kota inilah yang tidak diterima oleh Tuhan
dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong dan angkuh adalah merupakan
kepekatan hari dan orang yang memiliki pengetahuan tentang segala yang harus
diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika melihat kota setan ini tenggelam ke
dalam kesesatan dan kesombongannya, maka semua sudut kegelapannya akan
terlihat.
Konsep diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra (2004) yakni : Para ilmuwan
pada Abat Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai
fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan,
roh manusia, dan etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikansi
tinggi, jadi ilmu didasarkan atas penalaran keimanan.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad
pertengahan dan tekanan kuat para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas
tatanan yang menguasai dunia dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan
menyeret mereka ke pengadilan serta menganggap kegiatan ilmiah sebagai
campurtangan setan, kemudian faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan
ini telah menjadi latar belakang munculnya Renaisans yang telah melahirkan
teriakan protes terhadap kondisi yang dominan pada abad pertengahan
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan
zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan
16. Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru,
suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci
(1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630),
Galileo Galilei (1564-1643), dll.
2.2

Zaman Renaisans

Zaman Renaisans (bahasa Inggris: Renaissance) adalah sebuah gerakan


budaya yang berkembang pada periode kira-kira dari abad ke-14 sampai abad ke17, dimulai di Italia pada Abad Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke
seluruh Eropa. Meskipun pemakaian kertas dan penemuan barang metal
mempercepat penyebaran ide-idenya dari abad ke-15 dan seterusnya, perubahan
Renaissance tidak terjadi secara bersama maupun dapat dirasakan di seluruh
Eropa.Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya
diwarnai oleh ajaran Kristiani,orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi
baru sebagai alternatif dari kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya
kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik.Kebudayaan klasik ini dipuja dan
dijadikan model serta dasar bagi seluruh peradaban manusia.

Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan


konvensi diplomasi, dan dalam ilmu peningkatan ketergantungan pada sebuah
observasi. Sejarawan sering berargumen bahwa transformasi intelektual ini adalah
jembatan antara Abad Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaissance
dipenuhi revolusi terjadi di banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial
dan politik, Renasaince mungkin paling dikenal karena perkembangan artistik dan
kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang
terinspirasi dengan istilah "Manusia Renaissance".
Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence, Italia, pada abad ke14.Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal-usulnya dan karakteristik,
berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari
Florence pada beberapa waktu, struktur politik,perlindungan keluarga dominan,
Wangsa Medici dan migrasi sarjana Yunani dan terjemahan teks ke bahasa Italia
setelah Kejatuhan Konstantinopel di tangan Turki Utsmani.
Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke dalam bahasa
Inggris adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran kembali"),
pertama kali digunakan dan didefinisikan oleh sejarawan Perancis Jules Michelet
pada tahun 1855 dalam karyanya, Histoire de France. Kata Renaissance juga telah
diperluas untuk gerakan sejarah dan budaya lainnya, seperti Carolingian
Renaissance dan Renaissance dari abad ke-12.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Awal Mula
Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa
abad kegelapan.Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan
Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran
Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional.
Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi
Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.
Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik. Hal
ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe

kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa mengingat


dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat perkembangan
ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan
agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.Abad pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang
dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.
Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik
dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian
manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang
dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa
menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut
Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula
antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan
intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja
Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi
pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja
yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu
pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains
merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun ditolak dan
timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang
bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada
yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil
berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma.
Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu
berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapatkeputusan adalah para ahli agama. Bahkan segala sesuatu yang bertentangan
dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat.

Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan
oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak
memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut
merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya
adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang
mengatakan.Akibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi
kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang
tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang
lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi.

Zaman Kegelapan (Dark Ages)


Abad kegelapan merupakan sebuah zaman antara runtuhnya Kekaisaran
Romawi dan Renaisannce atau munculnya kembali peradaban lama. Dari masa
sebelum masehi yang kental dengan Filsafat Relativisme (Kebenaran) Sofisme
Yunani Kuno, berlanjut ke apa yang kemudian dinamakan Jaman Abad
Pertengahan yang berlangsung lama, kurang lebih selama lima belas Abad, dari
sekitar Abad I sampai Abad XV M.Masa ini disebut juga sebagai Era atau masa
Medieval atau juga Abad Kegelapan atau Dark Ages) dan dimulai setelah masa
Nabi Isa bin Maryam alaihis salam menapakkan kaki di muka Bumi dan
berdakwah.
Beliau dikenal juga sebagai Isa bin (anak) Maryam, yang dengan sejumlah
perkecualian dan catatan perbedaan mendasar adalah hampir dapat dikenal sama
juga sebagai Yesus Kristus atau Yesus dari Nazareth dalam khazanah
Kristen.Kegemparan akan datangnya Yesus dari Nazareth yang tak memiliki
ayah dan nasabnya ditahbiskan kepada Maryam (Maria), ibunya, dan dalam hidup
singkatnya menampilkan berbagai mukjizat luar-biasa itu, mengguncang
peradaban manusia di sekitarnya saat itu, dan banyak orang yang kemudian
berspekulasi akan kenyataan ini.Di masa ini, lahir pula agama Kristen, dan ideidenya mendominasi relung kehidupan masyarakat Eropa dan pengikutnya,
termasuk para Pemikirnya. Dan wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan
ini, karenanya, didominasi oleh Filsafat Kristen.
Filsafat Kristen atau Abad Pertengahan ini, antara lain bertokohkan Filsuf
Plotinus, (Santo atau Saint) Augustinus atau Augustine, (Saint) Anselmus, Robert
Grosseteste, Roger Bacon, Albert Agung, Thomas Aquinas, dsb. Yang
kesemuanya sepakat mengedepankan iman dogmatis (tak boleh dibantahi)
Kristiani, dan telaahnya pun bersifat religius-dogmatis.Akibat pengaruh hebat dan
dominan Agama Kristen yang didominasi oknum kaum Gerejawan dan Monarki
Baratnya dengan segala ragam tafsir dogmatisnya.
Dan tak pelak pemanfaatan Platonisme ala Yunani Kuno (dicetuskan Plato)
yang mengajarkan bahwa kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya dan berpusat
kepada Tuhan namun berjenis dan berbungkus baru, yang disebut sebagai NeoPlatonisme, menjadi gencar dan ditahbiskan sepenuhnya tanpa telaah kristis
kepada iman Kristiani. Ini, mau tak mau mendukung pula klaim dogmatis akan
kebenaran Kristen.Para ahli Filsuf dan Agamawan mereka di saat itu karenanya
teguh bermottokan Credo et intelligam atau Keyakinan (keimanan agama)
berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli pemikiran atau
lebih mudahnya, Yakini dulu sesuatu, baru carikan alasan untuk
menjelaskannya.

Maka, dengan sendirinya, Akal (di Barat) benar-benar kalah pada masa ini
(terutama terlihat pada isi Filsafat dari Plotinus, Augustinus, Anselmus). Bahkan
potensi pemanfaatan akal diganti mutlak oleh Augustinus dengan Iman dogmatis,
sebelum penghargaan terhadap potensi Akal sempat muncul kembali kemudian
pada masa Thomas Aquinas di akhir masa Abad Pertengahan itu.Dan karenanya
pula, Aquinas kemudian ditentangi hebat dan dibenci sebagian besar masyarakat
gereja yang terlanjur menjadi pendukung jalur hati iman Kristiani yang dalam hal
ini sebagaimana telah disebutkan di atas adalah iman mutlak dogmatis kristiani
yang tidak mengindahkan telaah kritis akal.
Ini juga tak pelak menyebabkan masyarakat Barat di masa itu secara luas
menjadi percaya dan beriman dogmatis akan rasa hati (atau yang adalah agama,
Kristen, lebih tepatnya Kristen Katolik, bagi mereka), karena menurut mereka
agama adalah rasa hati dan Filsafat adalah pemikiran. Filsafat dan Agama itu
sendiri, satu hal yang di masa sesudahnya terutama masa Thomas Aquinas, dicoba
untuk disatu-padukan namun menemui sejumlah kendala sampai masa Modern
merebak.Keyakinan Kristiani yang mendominasi di masa Abad Pertengahan ini,
menjadikannya tidak boleh atau tidak mudah untuk dapat dikritiki, sekaligus
membuat kedudukan mereka yang berada dalam struktur otoritas agamanya
menjadi tinggi dan tak dapat disalahkan. Dan karenanya ini juga membuat mereka
makmur secara ekonomi juga sebagai pemegang mandat negara dengan mandat
Otokrasi dan Teokrasi Kristiani.
Dan kenyataan ini bagi sebagian orang lain, misalnya rakyatnya yang
mereka pimpin, artinya juga adalah kesemena-menaan yang diorganisasikan.
Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat kesejahteraan masyarakat saat itu
dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan, dengan pajak sistem Feodalisme
berdasarkan tafsir mereka terhadap iman Kristiani dan bahwa Gereja adalah wakil
Tuhan di Bumi dan bahwa sistem pemerintahan yang terbenar adalah Kerajaan
Kristiani penyokongnya. Golongan Ksatria, dan Raja adalah pelindung rakyat dan
rakyat harus membayar pajak kepada mereka yang penafsirannya seringkali
dianggap semena-mena oleh rakyat.
Tak pelak juga, maka, perkembangan ilmu-pengetahuan yang biasanya
berdasarkan kepada gelitikan pemikiran, rasa penasaran, kebertanya-tanyaan
pemikiran pun menjadi lambat pula. Pendeknya, potensi telaah akal pada masa ini
dihambati.
Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum
negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman
Kekaisaran Romawi. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja.
Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak
mengeluarkan pendapat keputusan adalah para ahli agama. Gagasan tentang Dark
Age berasal dari Petrarch (seorang humanis,cendekiawan dan penyair Italia) pada
tahun 1330-an

Dia menulis tentang orang-orang yang hidup sebelum dia, ia berkata: "Di
tengah kesalahan bersinar seorang genius, mata mereka melihat dengan tajam
meskipun mereka dikelilingi oleh kegelapan yang sangat pekat ". Para penulis
yang beragama Kristen, termasuk Petrarch sendiri telah lama menggunakan kiasan
" terang melawan gelap "untuk menggambarkan" kebaikan melawan kejahatan ".
Petrarch adalah orang pertama yang menggunakan kiasan dan memberikan makna
sekuler dengan membalikkan penerapannya. Zaman klasik telah lama dianggap
sebagai zaman "gelap" karena kurangnya kekristenan yang dilihat oleh Petrarch
sebagai zaman "cahaya" karena prestasi dan pencapaian kultural, sedangkan pada
zaman Petrarch, diduga kurang prestasi budaya sehingga Petrarch memandangnya
sebagai zaman kegelapan (dark age).

Abad pertengahan merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami


masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasi gereja
sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat
mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak
mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan.
Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang
merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya,
pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa
matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga
Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi
dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi).
Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan
hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan
banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir
filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan
untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman
Kegelapan.Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada
masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang
mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang
dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa
menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut
Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula
antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan
intelektual pada abad ke-15 Masehi.

Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja
Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi
pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja
yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu
pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains
merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun ditolak dan
timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang
bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada
yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil
berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma.
Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu
berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapatkeputusan adalah para ahli agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru
meniru mereka) Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran
dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat.

Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu


digagalkan oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak
paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi
tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi
korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang
mengatakan akibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi
kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang
tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang
lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi.

Renaisans di Italia
Florencia Kota Pelopor

Florencia menjadi pelopor renaissance di Italia, bukan justru kota Roma,


Milano atau Venesia. Menurut John Hele dan Plum Florensia menjadi kota
pelopor Renaissance di Italia karena berbagai faktor antara lain adalah :
Kota Florencia pada zaman Romawi bernama Florentia itu secara geografis
merupakan kota pedalaman Italia Utara yang sangar strategis, subur karena
dibelah oleh Sungai Arno dan menjadi kota pertemuan dari berbagai kota di Italia
Utara antara lain Genoa, Lucca dan Pisa di sebelah barat, Siena dan Arezzo di

sebelah selatan, Urbino, San Marino dan Romagna di sebelah timur serta Bologna,
Modena di bagian Utara. Maka tidak mengherankan jika Florencia menjadi kota
pertemuan dagang yang kaya raya dan besar pada abad ke-XIII.
Florencia sebagai kota industry khususnya wol (terbaik di Italia) dan tekstil pada
umumnya. Menurut John Hele pada abad ke XIV sudah ada 21 gilda utama yang
dimiliki oleh para hakim, notaries, importir dan pengusaha dan 44 gilda kecil
sebagai pendukungnya yang dimiliki oleh pengrajin, pedagang.
Florencia sebagai pusat keuangan Italia masa itu. Kota ini mempunyai penduduk
yang besemboyan per non dormire (agar jangan tidur, maksudnya tidur tidak
mendatangkan rezeki) dan Florentinis ingentis nihil arduit est (tidak ada yang
dapat dikerjakan oleh orang Florencia).
Florencia merupakan ibukota Republik Florentia yang pada prinsipnya menganut
system pemerintahan demokrasi dan memperhatikan kepentingan rakyat. Maka
kreativitas seni dan inteletual dapat bebas berkembang. Didirikannya pendidikan
formal di Accademia Plato yang didirikan oleh keluarga Medici sehingga
melahirkan seniman-seniman besar, para ilmuan terkenal, sastrawan jenius dan
arsitek besar. Maka tidak mengherankan apabila dapat mempertahankan
kemasyuran dan berperan penting dalam modernisasi Italia selama dua abad.
Florencia telah menjadi awal pembaharuan berbagai bidang kehidupan manusia
dari sumber-sumber daya manusia, keuangan, perdangangan, sosial dan budaya,
Benih-benih humanism yang melahirkan liberalism, individualism serta
rasionalisme mendapat tempat subur untuk berkembang ke seluruh penjuru Eropa.
Keluarga Medici

Keluarga Medici merupakan salah satu keluarga yang terkenal di Italia


pada zaman renaissance. Keluarga ini mulai mempunyai nama terhormat dalam
masyarat pada abad ke XIV ketika Averardo de Medici yang terkenal dengan
nama Bicci berhasil dalam usahawan swasta ulat sutera, kain lenen dan akhirnya
menjadi bankir. Usaha ini dilanjutkan anaknya yang bernama Giovanni di Bicci
meluas ke luar Italia. Keluaga Medici mulai terlibat dalam berbagai bidang
terutama politik, ketika Giovani terpilih menjadi hakim agung di Florancia pada
1421.

Giovani mempunyai dua anak yang bernama Casimo dan Lorenzo. Casimo
berhasil menjadikan keluarga Medici mencapai puncak kejayaan pada bidang
politik, ekonomi bahkan agama. Ia juga tokoh utama yang menjadi pelopor dan
pelindung bidang budaya, kesenian dan ilmu pengetahuan. Casimo adalah pewaris
etos kerja orang Florencia yaitu per non dormire sehingga ia memadukan usaha
bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan dengan semboyan
tersebut. Jasanya antara lain menjadi pendukung utama untuk mendirikan
Accademia Plato di Florencia pada tahun 1642 sehingga ia ikut serta dalam
menentukan arah perkembangan dunia akedemisi. Kemudian mendorong
mendirikan Akademia Seni pada 1460 yang dipimpin oleh Michelangelo. Ia juga
mendorong seniman untuk bersemboyan Iart pour Iart bukan Iart pour dargent

(seni untuk uang).

Lorenzo merupakan penerus Casimo, ia tampil sebagai diplomat ulung,


seniman dan akhirnya menjadi penguasa di Florencea. Keturuan lain keluarga
Medici ada yang menjadi pemimpin gereja yang tertinggi seperti Paus Leo X
(1513-1521), Paus Clemens VII (1523-1534), Paus Pius IV (1559-1565), Paus
Leo IX tahun 1605. Sejak Paus Leo X tampil banyak pula paus yang menjadi
peminat dan pelindung karya seni serta mengangkat keturunan Keluarga Medici
menjadi Duke of Urban. Sementara itu pada masa Paus Clemens VII, keturunan
Medici yang bernama Alessandro diangkat menjadi pendiri dinasti Tuscani yang
berkuasa hingga abad XVIII.

3.2

Faktor Faktor

Abad Pertengahan
Periode Abad Pertengahan awal antara tahun 500-1000 merupakan masa transisi
dalam sejarah Eropa yg kacau sehingga disebut sebagai abad kegelapan. Periode
ini ditandai dengan :

Invasi suku-suku barbar, mula-mula orang-orang Jerman (Goth, Frank, AngloSaxon, dll), kemudian disusul bangsa Skandinavia (Viking) antara tahun 8001000.
Terbentuknya kerajaan-kerajaan Jerman dan terjadinya perang-perang perebutan
wilayah kekuasaan antara kerajaan-kerajaan tersebut.
Kehancuran Romawi Barat menyebabkan ekonomi bergeser dari kota-kota ke
pedesaan. Pergeseran ini mendorong kemunculan sistem feodal di Eropa.
Disintegrasi Kekaisaran Romawi Barat setelah sekitar 800 tahun dengan
serangkaiaan penaklukan ,ekspansi dan konsolidasi politik serta aktifitas kultural,
kemudia digantikan perannya oleh Gereja.Jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat,
secara politis membawa pengaruh terjadinya berbagai kerajaan barbar di
Eropa.Setiap kerajaan barbar harus berupaya menata pemerintahan sendiri,karena
telah lepas dari pengaturan dan pengawasan Kekaisaran Romawi.Adapun berbagai
negara Jerman yang penting,yang didirikan di atas reruntuhan Kerajaan Romawi
Barat adalah:

Kerajaan Goth Timur,wilayahnya meliputi Italia,Slav,dan Burgundia (Swiss)

Kerajaan Goth Barat,meliputi Spanyol,Kerajaan Vandal di Afrika Utara,Kerajaan


Franka di Perancis,Belgia,Belanda,dan Jerman Barat.Sementara itu,sumbangan
bangsa Aglo-Saxons yang terhalau dari Jerman menyerbu ke tanah
Inggris,kemudian mendesak bangsa-bangsa Kelt yang datang lebih dulu ke
kepulauan itu.
Akibat runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi
masyarakat Agraris dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu
lintas uang.Semua wujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan
tanah.Hanya pemilik tanah yang memungkinkan adanya administrasi dan sistem
militer negara,keadaan ini menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.
Telah terjadi anarkhi selama tiga abad (abad VI,VII,VIII) pada masa Keruntuhan
Romawi,tercipta ketidakstabilan politik,terjadi anarkhi,tidak ada keamanan
perorangan dan hak milik,di situ terjadi pertentangan semua melawan
semua.Kekerasan terjadi dimana-mana ,para petani mencari perlindungan di
sekitar benteng yang diperkuat terhadap ancaman penyerbuan gerombolan
bersenjata.Maka,orang-prang merdeka makin lama makin tergantung pada tuan
tanah,bahkan ada yang membayar dengan kemerdekaanya,tuan tanah bertindak
sebagai pelindung kaum tani dan harta kekayaannya digunakan untuk biaya
perang dan untuk memberi bantuan dalam bahaya kelaparan.Sebaliknya,balas jasa
mengerjakan tanah untuk kepentingan tuan tanahnya.Dengan adanya kenyataan
tersebut terjadilah hubungan foedal,para petani bersumpah setia dalam ikatan
foedal untuk memenuhi kebutuhan hidup para tuan tanah yang memberi bantuan
dan perlindungan,keselamatan hidup demi tuan tanah.

Renaisans
Latar belakang timbulnya Renaissance jika dilihat dari beberapa aspek adalah
kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan.

Kondisi sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja. Segala
kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan
untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia
tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga
menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.
Kondisi budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokohtokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan
akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu
pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.

Kondisi politik
Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara,
kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok
bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya
kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan
militer milik raja.
Kondisi ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan
penguasa.Kondisi-kondisi di atas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung
dan tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu
timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.Perubahan-perubahan
yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi Abad Pertengahan menjadi
latar belakang langsung munculnya Renaissance, sebagai berikut :

Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan
gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada keduniaan
sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan materialistis semakin berkembang
mendesak kehidupan keagamaan.
Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri,
menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan ekonomi ke arah yang
lebih baik. Petani-petani yang pada Abad Pertengahan setia mengerjakan tanah
para bangswan feodal, kini hilang berganti dengan golongan masyarakat baru
yang disebut buruh pabrik.
Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis
menjadi juga pusat perdagangan dan industri.
Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu
menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai perdagangan
tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga hanya mau membayar
pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali memegang kekuasaan politik tertinggi
yang ditaati perintahnya oleh seluruh lapisan masyarakat.
Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai kembali
oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari Konstantinopel ke
Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.
Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah
perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga
menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang
feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi
masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan
agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus pada kemajuan

diri sendiri. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme


menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar
kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke
seluruh Italia dan Eropa.

3.3

Karakteristik

CIRI-CIRI ABAD PERTENGAHAN


1.

Feodalisme
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, feodalisme adalah system sosial
atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan,
system social yang menagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan
mengagung-agungkan prestasi kerja, sistemsosial di Eropa pada abad Pertengahan
yang ditandai oleh kekuasaan yang besar ditangan tuan tanah.
Dalam id.wikipedia.org, feodalisme adalah sebuah system pemerintahan dimana
seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak
yang juga masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa
disebut vasal. Para vassal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka.
Sedangkan para vassal pada giliran ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi
mereka sendiri yang memberi mereka upeti.
Sejak itu muncul orang-orang kuat sebagai tuan tanah yang mengatur
pemakaian tanah diwilayah kekuasaannya. Tempat tingga mereka yang disebut
kastil atau puri. Kekuasaan mereka ditopang oleh bawahannya. System ini
kemudian berkembang luas. Bangsawan menjadi kelompok yang sangat istimewa
dan melakukan regenerasi berdasarkan keturunan.
Sesuai dengan penelusuran ensiklopedia feudal atau feudal, merupakan satu
istilah yang digunakan pada awal era modern yakni abad ke-17 merujuk pada
pengalaman system politik diEropa abad pertengahan. System politik yang
terbangun pada masa itu ditentukan oleh perpaduan antar para militer legal
maupun tidak atau warlord, tuan tanah, bangsawan raja, yang lantas tersusun
hirarki dalam masyarakat yang khas : ada raja, ada bangsawan, tetapi juga ada
pelayan dan budak (vassal). Kata kuncinya tetap hirarki.
Menurut fokusnya, kekuasaan politik bersifa local dan personal yang
menghasilkan sesuatu dunia social dari klaim-klaim dan kekuasaan-kekuasaan
tumpang tindih (Anderson, hlm.,1974a, hlm. 149) beberapa diantara klaim-klaim
dan kekuasaan ini mengalami konflik; dan tidak ada pemerintah atau Negara yang
berdaulat dalam arti yang paling tinggi di atas wilayah dan penduduk yang ada
(Bull, 1977, hlm.254). dalam system kekuasaan ini banyak dipenuhi ketegangan,
dang sering terjadi perang.
Didunia abad pertngahan, ekonomi didominasi oleh pertanian, dan
kelebihan apa pun yang dihasilkan menjadi sasaran klaim-klaim yang bersaing.
Klaim yang berhasil menjadi dasar untuk menciptakan dan mempertahankan
kekuasaan politik. Tetapi jaringan kerajaan-kerajaan, para pangeran, istri-istri para
bangsawan dan pusat-pusat kekuasaan lainnya yang bergantung pada susunan ini

diperumit oleh munculnya kekuasaan-kekuasaan alternative di kota-kota kecil dan


kota-kota besar. Kota-kota dan federasi kota bergantung pada perdagangan dan
manufaktur serta akumulasi modal yang relative tinggi. Mereka mengembangkan
struktur-struktur social dan politik yang berbeda dan sering menikmati systemsistem pemerintahan independent yang ditentukan oleh para warganegara.
2.

Skolastik
Upaya skolastik abad pertengahan Dalam gambaran historis singkat ini,
metode untuk menghubungkan iman dan rasio yang pertama dibahas adalah
filsafat Thomistik Gereja Roma Katolikl. Selain persetujuan (assent) pribadi orang
percaya, dalam sistem ini iman artinya informasi yang diwahyukan yang ada
dalam Alkitab, tradisi, dan suara hidup dari gereja Roma. Akal budi artinya
informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan inderawi terhadap alam dan
dinterprestasi intelek. Rasionalis abad ke-17 membedakan akal budi (reason)
dengan sensasi (inderawi), Thomas membedakan akal budi (reason) dan wahyu.
kebenaran akal budi adalah kebenaran yang dapat diperoleh melalui kemampuan
indera dan intelek alamiah manusia tanpa bantuan anugrah supranatural.
Kerajaan Roma hidup dari abad ke-18 sampai awal abad ke-19. pada
puncaknya, ia mencerminkan suatu usaha, dibawah perlindungan gereja Katolik,
untuk menyatukan dan mensentralisir pusat-pusat kekuasaan dunia kristen barat
yang terpisah-pisah menjadi suatu kerajaan menjadi suatu kerajaan kristen yang
disatukan secara khusus kekuasaan sekular yang aktual dari kerajaan dibatasi oleh
struktur-struktur kekuasaan yang kompleks dari eropa feodal disatu pihak dan
gereja katolik dipihak lain.
Sepanjang abad pertengahan gereja secara konsisten berusaha menempatkan
otoritas spiritual diatas otoritas sekuler dan berusaha mengubah sumber otoritas
dan kebijaksanaan yang diakui dari wakil-wakil duniawi ini kepada wakil-wakil
duniawi lainnya. Pandangan duniawi (world view) kristen menstransformasikan
pertimbangan-pertimbangan tindakan politk dari suatu kerangka duniawi kepada
kerangka teologis ia menegaskan bahwa kebaikan terletak pada ketundukannya
terhadap kehendak Tuhan.

Ciri Ciri Renaisans


Ciri utama renaisens adalah individualisme, humanisme, lepas dari agama.
Manusia sudah mengandalkan akal (rasio) dan pengalaman (empiris) dalam
merumuskan pengetahuan. Yang berkembang pada waktu itu sains, dan
penemuan-penemuan dari hasil pengembangan sains yang kemudian berimplikasi
pada semakin ditinggalkannya agama karena semangat humanisme. Fenomena
tersebut cukup tampak pada abad modern.
Kebudayaan Yunani-Romawi adalah kebudayaan yang menempatkan manusia
sebagai subjek utama. Filsafat Yunani, misalnya menampilkan manusia sebagai
makhluk yang berpikir terus-menerus memahami lingkungan alamnya dan juga

menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi mencapai kebahagiaan


hidup.

INDIVIDUALISME DAN HUMANISME

Secara umum, individualisme dapat diartikan sebagai satu filsafat yang memiliki
pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia
serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.
Tidak mudah menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan
dan awal yang pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan
para ahli sejarah tentang peralihan zaman pertengahan ke zaman modern.
Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika
Konstantinopel ditaklukkan oleh Turki Usmani pada tahun 1453 M. Peristiwa
tersebut dianggap sebagai akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja.
Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi, sehingga
perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan
dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh
karena itu, orang mulai mencari alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif
itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju,
pemikiran tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani
kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan
telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.
Pada abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani
dan Latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda
dengan apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis
bermaksud meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta
berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya
kepustakaan yang baik dan mengikuti kultur klasik Yunani.
Para humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri
manusia adalah modal yang cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan
peradaban manusia. Tanpa wahyu, manusia dapat menghasilkan karya budaya
yang sebenarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humanisme telah
memberi sumbangannya kepada renaisans untuk menjadikan kebudayaan bersifat
alamiah.

Zaman renaisans banyak memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian


yang sebenarnya difokuskan pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup
alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula
terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini
dibuktikan dengan perang terbuka terhadap kepercayaan terhadap orang-orang
yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin
besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru yang dihuni oleh manusiamanusia yang dapat merasakan kepuasan atas dasar kepemimpinan akal yang
sehat.
Zaman ini juga sering disebut sebagai Zaman Humanisme. Maksud ungkapan
tersebut adalah manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada abad tersebut
manusia kurang dihargai kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran
gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme
menghendaki ukurannya haruslah manusia, karena manusia mempunyai
kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap manusia
mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena semangat
humanisme tersebut , akhirnya agama Kristen semakin ditinggalkan, sementara
pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama dan nilainilai spiritual.
Menurut Mahmud Hamdi Zaqzuq, ada beberapa faktor penting yang
mempengaruhi kelahiran Renaisans, yaitu:
Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan
filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam
ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad ke-13 dan 14. Bahkan
sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan
ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki
kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
Pasca penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para
pendeta dan sarjana ke Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana
tersebut menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa. Mereka secara
bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa
teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dikemukakan Slamet Santoso seperti yang
dikutip Rizal Mustansyir, yaitu :
Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Iberia dengan Prancis membuat
para pendeta mendapat kesempatan belajar di Spanyol kemudian mereka kembali
ke Prancis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di
lembaga-lembaga pendidikan di Prancis.
Perang Salib (1100-1300 M) yang terulang enam kali, tidak hanya menjadi ajang
peperangan fisik, namun juga menjadikan para tentara atau serdadu Eropa yang
berasal dari berbagai negara itu menyadari kemajuan negara-negara Islam,

sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu sekembalinya di negaranegara masing-masing.

3.4

Agama

Zaman di ini kekuasaan gereja sangat besar bahkan melebihi kekuasaan


raja atau pemimpin Negara pada saat itu, pada essensinya sejak masa dulu gereja
memang tidak pernah ditempatkan dalam sebuah struktur sosial, dikarenakan
karena gereja yaitu bentuk manifestasi dari agama Kristen protestan atau katolik
yang menurut mereka tidak bisa dimasukkan pada struktur sosial dalam
masyarakat karena fokusnya yaitu dalam ranah hubungan manusia dengan tuhan,
tetapi apakah dengan tidak masuk ke dalam struktur sosial mereka ini posisi
mereka menjadi tidak penting? justru posisi gereja pada hakekatnya berada tepat
dibawah kekuasaan kerajaan karena kebanyakan para pastur merupakan penasehat
kerajaan.Tetapi yang terjadi pada zaman ini justru sebaliknya, gereja memiliki
kekuasaan penuh untuk menentukan segala apapun, siapapun, dan kapanpun itu,
dengan menggunakan kekuatan tuhan sebagai pelaksana kekuasaan mereka,
apapun yang dikeluarkan gereja pada saat itu tidak boleh dilanggar oleh satu
orang pun karena itu adalah perintah dari tuhannya, begitu pula dengan filsafat
dan pengetahuan, apa yang dikatakan oleh pihak gereja merupaka suatu kebenaran
yang mutlak dan tidak boleh ditentang, posisi pastur pada saat itu tertinggi dalam
struktur vertikal lapisan masyarakat.
Pada akhirnya semua warga tunduk sampai pada suatu kasus dimana ada
yang menentang kebijakan gereja ini, yaitu penentuan bahwa Bumi yang
mengitari matahari atau Matahari yang mengitari bumi, pada saat itu dari pihak
gereja mengeluarkan ajaran bahwa Matahari mengitari bumi dengan Surga dan
neraka yang berada diatas dan dibawahnya, karena yang menjadi acuan mereka
yaitu hanya dengan melihat perputaran matahari dari pagi yang muncul di timur
dan tenggelam di barat pada sore harinya.
Tetapi pendapat ini ditentang oleh seorang pemikir besar yang bernama
Galileo, menurutnya Bumilah yang mengitari Matahari, toh pada essensinya itu
merupakan suatu kebenaran tetapi pihak gereja tidak dapat menerima itu, dia
dihukum dibakar hidup-hidup karena telah menentang gereja, hal inilah yang
menyebabkan kemandegan dari para pemikir barat pada saat itu karena kekuasaan
gereja yang begitu besar, dan bukan lain hal ini disebabkan semata-mata ketika
suatu golongan memiliki hak yang istimewa yang tidak di dapatkan orang lain
pada umumnya maka dia bisa bertindak apapun yang diingnkannya.

3.5 Wabah Penyakit


Sampar HitamWabah dari Eropa Abad Pertengahan
Kala itu tahun 1347. Wabah ini telah mengamuk di Timur Jauh. Kini ia menyebar
ke pinggiran Eropa bagian timur.

Orang Mongol sedang mengepung Genoa yang berbenteng, pusat perdagangan


Kaffa, yang sekarang disebut Feodosiya, di Semenanjung Krim. Setelah terjangkit
penyakit misterius yang membunuh sebagian besar dari mereka, orang Mongol
menghentikan penyerangan. Tetapi sebelum mundur, mereka melancarkan
tembakan maut. Dengan katapel raksasa, mereka melontarkan mayat-mayat
korban wabah yang masih hangat melewati tembok kota. Sewaktu belakangan
beberapa pasukan Genoa naik kapal dayung untuk melarikan diri dari kota yang
telah dilanda wabah, mereka menyebarkan penyakit itu ke setiap pelabuhan yang
mereka kunjungi.
Dalam sebulan, kematian melanda seluruh Eropa. Dengan cepat penyakit itu
menyebar ke Afrika Utara, Italia, Spanyol, Inggris, Prancis, Austria, Hongaria,
Swiss, Jerman, Skandinavia, dan kawasan Baltik. Dua tahun kemudian, lebih dari
seperempat populasi Eropa, sekitar 25 juta jiwa, telah menjadi korban dari apa
yang disebut malapetaka demografis paling brutal yang pernah dikenal umat
manusiaSampar Hitam.

Membubuh Dasar untuk Malapetaka


Tragedi Sampar Hitam tidak hanya mencakup penyakit itu sendiri. Sejumlah
faktor turut memperparah malapetaka ini, salah satunya adalah semangat
keagamaan. Sebuah contoh adalah doktrin api penyucian. Pada akhir abad ke-13,
kepercayaan akan api penyucian tersebar di mana-mana, kata sejarawan Prancis,
Jacques le Goff. Pada awal abad ke-14, Dante menghasilkan karyanya yang
berpengaruh, The Divine Comedy, dengan uraiannya yang terperinci tentang
neraka dan api penyucian. Berkembanglah iklim keagamaan yang membuat
masyarakat cenderung menghadapi wabah dengan sikap apatis dan pasrah,
memandang hal itu sebagai hukuman dari Allah sendiri. Sebagaimana akan kita
lihat, cara berpikir yang pesimis demikian malah menyulut penyebaran penyakit
tersebut. Keadaan itu benar-benar ideal bagi penyebaran wabah tersebut, kata
buku The Black Death, oleh Philip Ziegler.
Selain itu, terdapat problem gagal panen yang berulang-ulang di Eropa.
Akibatnya, populasi yang sedang bertumbuh pesat di benua tersebut mengalami
malnutrisitidak kuat melawan penyakit.

Wabah Itu Menyebar


Menurut Guy de Chauliac, dokter pribadi Paus Clement VI, ada dua wabah
yang menyerang Eropa: pneumonia dan bubo. Ia melukiskan gangguan kesehatan
ini secara terperinci sebagai berikut, Yang pertama berlangsung selama dua
bulan, penderitanya terus-menerus demam dan muntah darah, lalu mati dalam
waktu tiga hari. Yang kedua berlangsung setelah itu, penderitanya juga terusmenerus demam tetapi disertai abses (bisul bernanah) dan karbunkel (bisul batu)

pada bagian luar tubuh, khususnya di ketiak dan pangkal paha. Penderitanya akan
mati dalam lima hari. Para dokter tidak berdaya untuk menghentikan penyebaran
wabah itu.
Banyak orang melarikan diri karena panikmeninggalkan ribuan orang
yang terinfeksi. Sebenarnya, para bangsawan kaya dan para profesional termasuk
yang pertama-tama melarikan diri. Meskipun ada pemimpin agama yang ikut
melarikan diri, banyak komunitas keagamaan menyembunyikan diri dalam biarabiara mereka, berharap dapat terhindar dari kontaminasi.
Di tengah-tengah kepanikan ini, paus menyatakan tahun 1350 sebagai Tahun
Suci. Para musafir yang mengadakan perjalanan ke Roma dijamin langsung
masuk firdaus tanpa melewati api penyucian! Ratusan ribu musafir mengindahkan
seruan itumenyebarkan wabah tersebut seraya mereka mengadakan perjalanan.
Upaya yang Sia-Sia
Upaya-upaya untuk mengendalikan Sampar Hitam terbukti sia-sia karena
tidak seorang pun tahu persis bagaimana penyakit itu ditularkan. Kebanyakan
orang menyadari bahwa kontak langsung dengan penderitaatau bahkan dengan
pakaiannyasangat berbahaya. Beberapa orang bahkan takut bertatapan langsung
dengan penderitanya! Akan tetapi, penduduk Florence, Italia, menuding kucing
dan anjing sebagai penyebabnya. Mereka membantai binatang-binatang ini, tanpa
menyadari bahwa tindakan tersebut malah membuka jalan bagi makhluk yang
justru berkaitan dalam menyebarkan kontaminasitikus.
Seraya angka kematian meningkat, ada yang berpaling kepada Allah
memohon pertolongan. Pria dan wanita memberikan semua milik mereka kepada
gereja, sambil berharap agar Allah melindungi mereka dari penyakit ituatau
setidaknya mengaruniai mereka kehidupan surgawi jika mereka mati. Hal ini
sangat memperkaya gereja. Jimat keberuntungan, patung Kristus, serta kotakkotak kecil berisi ayat (phylactery) menjadi populer sebagai penangkal. Ada juga
yang berpaling kepada takhayul, ilmu gaib, dan obat palsu untuk memperoleh
kesembuhan. Minyak wangi, cuka, dan ramuan khusus konon dapat menangkal
penyakit itu. Mengeluarkan darah adalah cara pengobatan favorit lainnya.
Kalangan medis yang terpelajar dari University of Paris bahkan menghubungkan
wabah tersebut dengan kesejajaran posisi planet-planet! Akan tetapi, penjelasan
dan pengobatan palsu tidak sanggup menghentikan penyebaran wabah
pembunuh ini.

Dampak yang Belum Sirna


Setelah lima tahun, Sampar Hitam tampaknya hampir berakhir. Tetapi
sebelum akhir abad itu, wabah tersebut kambuh paling tidak sebanyak empat kali.
Dampak Sampar Hitam sebanding dengan dampak Perang Dunia I. Hampir
semua sejarawan modern sependapat bahwa pemunculan wabah endemis itu telah
menimbulkan dampak yang teramat dalam terhadap ekonomi dan masyarakat
setelah tahun 1348, komentar buku The Black Death in England terbitan tahun

1996.

Wabah tersebut memusnahkan sebagian besar populasi, dan dibutuhkan waktu


berabad-abad untuk memulihkan kondisi beberapa daerah. Dengan berkurangnya
angkatan kerja, tentu saja upah kerja meningkat. Para tuan tanah yang kaya jatuh
miskin, dan feodalismeyang mencirikan Abad Pertengahanterpuruk.
Demikian, wabah itu menjadi pemicu perubahan politik, agama, dan sosial.
Sebelum wabah itu, Prancis menjadi buah bibir di antara kaum terpelajar di
Inggris. Akan tetapi, meninggalnya sejumlah besar guru Prancis turut menjadikan
bahasa Inggris lebih menonjol daripada bahasa Prancis di Inggris. Perubahan juga
terjadi dalam lingkungan agama. Sebagaimana dikomentari oleh sejarawan
Prancis, Jacqueline Brossollet, akibat kurangnya calon imam, Gereja sering kali
merekrut orang-orang yang kurang berpengetahuan dan apatis. Brossollet
menyatakan bahwa kebobrokan [gereja] sebagai pusat dalam pengajaran dan
iman merupakan salah satu penyebab terjadinya Reformasi.
Yang pasti, Sampar Hitam berdampak kuat terhadap kesenian, menjadikan
kematian sebagai tema artistik yang umum. Kategori tarian kematian yang
terkenal, biasanya menggambarkan tengkorak dan mayat, menjadi simbol populer
untuk kuasa maut. Karena bimbang akan masa depan, banyak orang yang selamat
dari wabah tersebut meninggalkan semua batasan moral. Tatanan moral pun
ambruk hingga kondisi yang luar biasa bejat. Sehubungan dengan gereja, karena
kegagalannya mencegah Sampar Hitam, orang-orang abad pertengahan merasa
telah dikecewakan oleh Gerejanya. (The Black Death) Beberapa sejarawan juga
mengatakan bahwa perubahan sosial akibat Sampar Hitam memupuk
individualisme dan bisnis serta meningkatnya mobilitas sosial dan ekonomi
cikal bakal kapitalisme.
Sampar Hitam juga mendorong pemerintah-pemerintah untuk mendirikan sistem
pengendalian sanitasi. Setelah wabah itu mereda, Venesia bertindak
membersihkan jalan-jalan kota. Raja John II, yang dijuluki si Baik, dari Prancis
juga memerintahkan agar jalan-jalan dibersihkan sebagai cara untuk menangkal
ancaman epidemi. Raja tersebut mengambil langkah ini setelah mengetahui bahwa
seorang dokter Yunani kuno menyelamatkan Athena dari sebuah wabah dengan
membersihkan dan mencuci jalanan. Banyak jalanan pada abad pertengahan, yang
menjadi selokan terbuka, akhirnya dibersihkan.

Sudah Berlalu ?
Namun, baru pada tahun 1894, bakteriolog Prancis, Alexandre Yersin,
mengidentifikasi basil yang bertanggung jawab atas Sampar Hitam. Basil tersebut
dinamakan sesuai namanya, Yersinia pestis. Empat tahun kemudian, seorang
Prancis lainnya, Paul-Louis Simond, menyingkapkan bahwa kutu (pada binatang

pengerat) berperan memindahkan penyakit tersebut. Sebuah vaksin segera


dikembangkan tetapi tidak terlalu sukses.
Apakah wabah itu sudah berlalu? Sama sekali tidak. Pada musim dingin tahun
1910, sebanyak 50.000 orang di Manchuria meninggal karena wabah tersebut.
Dan, setiap tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan ribuan
kasus barudan jumlahnya terus meningkat. Jenis-jenis baru penyakit ini juga
telah ditemukanjenis yang kebal terhadap obat-obatan. Ya, jika standar-standar
dasar higienis tidak dipertahankan, wabah itu senantiasa menjadi ancaman bagi
umat manusia. Jadi, buku Pourquoi la peste? Le rat, la puce et le bubon (Mengapa
Ada Wabah? Tikus, Kutu, dan Bubo), yang disunting oleh Jacqueline Brossollet
dan Henri Mollaret, menyimpulkan bahwa wabah itu sama sekali bukan hanya
penyakit di Eropa kuno pada Abad Pertengahan, . . . sungguh disesalkan, wabah
itu mungkin adalah penyakit masa depan.

3.6 Perkembangan Ilmu Filsafat & Seni


A.

PERKEMBANGAN ILMU PADA ABAD PERTENGAHAN

Akal pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan
jelas pada filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan
terhadap akal muncul kembali dan karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik.
Dan abad Pertengahan ini merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang
hampir seratus persen pada zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman
Sofis.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia
mengatakan bahwa Tuhan (ia mewakili metafisika) bukan untuk dipahami,
melainkan untuk dirasakan. Oleh karena itu, tujuan filsafat (dan tujuan hidup
secara umum) adalah beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam hidup ini, rasa itulah satusatunya yang dituntut oleh kitab suci, pedoman hidup semua manusia.

Filsafat rasional dan sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan


usaha yang sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah
menutup sama sekali ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak. Karena
iman harus mutlak, orang-orang yang masih hidup juga menghidupkan filsafat
(akal) harus dimusuhi.Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia
yang diakui pada zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa
kita tidak perlu dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran

itu mutlak yaitu ajaran agama.


Ciri khas dari pada filsafat Abad Pertengahan terletak pada suatu rumusan
yang terkenal yang dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam.
Rumusan itu berarti iman lebih dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu.
Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah argument untuk
memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan itu. Sifat ini
berlawanan dengan sifat filsafat raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah
yang didahulukan; setelah dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau;
diimani. Mengikuti jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung
filsafat Abad Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan
penalaran itu pula maka menurut hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan
filsafat Abad Pertengahan adalah St. Anselmus.
Abad Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas
Aquinas. Dia adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha membuat
filsafat Aristoteles sesuai dengan agama Kristen.Kita anggap ia menciptakan
perpaduan hebat antara iman dan ilmu pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran
rasional pada waktu ia hidup telah banyak berkurang. Oleh karena itu ia berhasil
mengumumkan filsafar rasionalnya. Yang terkenal adalah beberapa pembuktian
tentang adanya Tuhan yang masih dipelajari sampai sekarang.
Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas
ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu
pada masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama.

Definisi/karakteristik Pemikiran Masa Abad Pertengahan


Menurut Herman (2007-27), pada zaman ini dikenal aliran filsafat patristik dan
skolastik berdasarkan Theos. Filsuf terkenal pada masa ini adalah Agustinus (35443 SM) dan Thomas Aquinas (1225-1275) yang memunculkan ajaran Tomisme.
Selain itu, dikenal juga filsuf-filsuf muslim pada zaman keemasan abad
pertengahan, yaitu Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusjd, dan Al-Ghazali
yang menunjukkan hubungan mata rantai dengan sejarah filsafat Yunani (adanya
semboyan mitos-logos-theos). Thomas Aquinas (1225-1227) merupakan murid
dari Albertus Agung yang mengembangkan pemikiran Aristoteles. Filsafatnya
adlah theologis yang memadukan pemikiran Agustinus dan Neo Platomisme
dengan mempergunakan pemikiran Arilstoteles.
Sejarah filsafat abad pertengahan dibagi menjadi dua zaman atau periode, yakni
periode pratistik dan periode skolastik.
1.

Patristik (100-700)

Patristik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapa-bapa gereja, adalah ahli
agama Kristen pada abad permulaan agama kristen.
Didunia barat agama katolik mulai tersebar dengan ajaranya tentang Tuhan,
manusia dan etikanya. Untuk mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka
menggunakan filsafat yunani dan memperkembangkanya lebih lanjut, khususnya
menganai soal soal tentang kebebasan manusia, kepribadian, kesusilaan, sifat
tuhan. Yang terkenal Tertulianus (160-222), Origenes (185-254), Agustinus (354430), yang sangat besar pengaruhnya. Zaman ini muncul pada abad ke-2 sampai
abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para Bapa Gereja untuk
mengartikulasikan, menata, dan memperkuat isi ajaran Kristen serta membelanya
dari serangan kaum kafir dan bidah kaum Gnosis.
2. Skolastik 800-1500
Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Kalau tokoh masa Patristik
adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya memberikan bentuk pada pemikiran
filsafat dan teologi pada zamannya.

Para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar dari lingkungan sekolahkerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan oleh Raja Karel Agung (742-814)
dan kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo-ordo biarawan. Dengan
demikian, kata skolastik menunjuk kepada suatu periode di Abad Pertengahan
ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung bermunculan. Namun,
dalam arti yang lebih khusus, kata skolastik menunjuk kepada suatu metode
tertentu, yakni metode skolastik. Zaman Skolastik memiliki tiga periode, yaitu :
o Periode Skolstik awal (800-120)
Ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang erat
antara agama dan filsafat. Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena
hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Pada periode ini, diupayakan
misalnya, pembuktian adanya Tuhan berdasarkan rasio murni, jadi tanpa
berdasarkan Kitab Suci (Anselmus dan Canterbury). Selanjutnya, logika
Aristoteles diterapkan pada semua bidang pengkajian ilmu pengetahuan dan
metode skolastik dengan pro dan kontra mulai berkembang (Petrus Abaelardus
pada abad ke-11 atau ke-12).
o Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13)
Periode puncak perkembangan skolastik dipengaruhi oleh Aristoteles akibat
kedatangan ahli filsafat Arab dan yahudi. Filsafat Aristoteles memberikan warna
dominan pada alam pemikiran Abad Pertengahan. Aristoteles diakui sebagai Sang

Filsuf, gaya pemikiran Yunani semakin diterima, keluasan cakrawala berpikir


semakin ditantang lewat perselisihan dengan filsafat Arab dan Yahudi.
Tokoh/filosof Yang Hidup Pada Masa Abad Pertengahan :
1.

PLOTINUS ( 204-270 )

Dalam berbagai hal Plotinus memang bersandar pada doktrin-doktrin Plato.


Sama dengan Plato, ia menganut realitas idea. Pada Plato idea itu umum, artinya
setiap jenis objek hanya ada satu idenya. Pada Plotinus idea itu partikular, sama
dengan dunia partikular. Perbedaan mereka yang pokok ialah pada titik tekan
ajaran mereka masing-masing. Sistem metafisika Plotinus di tandai dengan
konsep transendens. Menurut pendapatnya dalam pikiran terdapat tiga realitas :
The One, The Mind, The Soul.
The One ( Yang Esa ) adalah Tuhan dalam pandangan philo, yaitu suatu realitas
yang tidak mungkin dapat di pahami melalui metode sains dan logika. Ia berada di
luar eksistensi, diluar segala nilai. Yang Esa itu adalah puncak semua yang ada. Ia
itu cahaya di atas cahaya. Kita tidak mungkin mengetahui esensinya, kita hanya
mengetahui bahwa ia itu pokok atau prinsip yang berada di belakang akal dan
jiwa. Ia adalah pencipta semua yang ada. Mereka merasa memiliki pengetahuan
keilahian juga tidak akan dapat merumuskan apa Ia itu sebenarnya.
The Mind ( Nous ) adalah gambaran tentang Yang Esa dan di dalamnya
mengandung ide-ide Plato. Ide-ide itu merupakan bentuk asli objek-objek.
Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita harus
melaui perenungan.
The Soul (psykhe) merupakan arsitek dari semua fenomena yang ada di alam,
soul itu mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapat
dilihat dalam dua aspek, ia adalah energi di belakang dunia, dan pada waktu yang
sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa manusia juga mempunyai dua
aspek, yang pertama intelek yang tunduk pada reinkarnasi, dan yang kedua
adalah irasional.
Tentang ilmu Plotinus menganggap sains lebih rendah dari metafisika,
metafisika lebih rendah dari pada keimanan. Surga lebih berarti dari pada bumi,
sebab syurga itu tempat peristirahatan jiwa yang mulia. Bintang-bintang adalah
tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga mengakui adanya hantu-hantu yang bertempat
diantara bumi dan bintang-bintang. Semua ini memperlihatkan rendahnya mutu
sains Plotinus. Plotinus dapat dikatakan sebagai musuh naturalisme. Ia
membedakan dengan tegas tubuh dan jiwa, jiwa bagi Plotinus tidak dapat
diterjemahkan ke dalam ukuran-ukuran badaniah, fakta alam harus dipahami
sesuai dengan spiritualnya. Tujuan filsafat Plotinus ialah terciptanya kebersatuan
dengan Tuhan.

Caranya ialah pertama-tama dengan mengenal alam melalui alat indra,


dengan ini kita mengenal keagungan Tuhan, kemudian kita menuju jiwa dunia,
setelah itu menuju jiwa ilahi. Jadi perenuangan itu dimulai dari perenungan
tentang alam menuju jiwa ilahi, objeknya dari yang jamak kemudian kepada Yang
Satu. Dalam perenungan terakhir itu terjadi keintiman, tidak terpisah lagi antara
yang merenung dengan yang direnungkan.
2. AUGUSTINUS ( 354 430 )
Ajaran Augustinus dapat dikatakan berpusat pada dua pool, Tuhan dan
manusia. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa seluruh ajaran Augustinus berpusat
pada Tuhan. Kesimpulan ini di ambil karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin
mengenal Tuhan dan Roh, tidak lebih dari itu. Ia yakin benar bahwa pemikiran
dapat mengenal kebenaran, karena itu ia menolak skeptisisme. Ia mengatakan
bahwa setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Ia
sependapat dengan Plotinus yang mengatakan bahwa Tuhan itu diatas segala jenis
(catagories).
Sifat Tuhan yang paling penting ialah kekal, bijaksana, maha kuasa, tidak
terbatas, maha tahu, maha sempurna dan tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno tetapi
selalu baru, Tuhan adalah suatu kebenaran yang abadi.
3.

BOETHIUS

Boethius memiliki pemikiran yang hampir serupa dengan Augustinus.


Sesudah Boethius, Eropa mulai mengalami depresi besar-besaran. Menurunnya
kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama, munculnya feodalisme, invasi
besar-besaran, munculnya supranaturalisme baru, semuanya merupakan faktor
yang dapat menghasilkan kekosongan intelektual. Semua para ilmuwan pada
waktu itu lebih tertarik pada teologi daripada filsafat, dan mereka
mempertahankan dogma-dogma kristen.
Asal istilah abad kegelapan adalah penggunaan untuk menunjukan periode
pemikiran pada tahun 1000-an, yaitu antara masa jatuhnya imperium Romawi dan
Renaissance abad ke-15. Seorang tokoh yang terkenal abad ini adalah St.
Anselmus dialah yang mengeluarkan pernyataan credo ut intelligam yang dapat
dianggap sebagai ciri utama abad pertengahan. Sekalipun pada umumnya filosof
abad pertengahan berpendapat seperti itu (mengenai hubungan akal dan iman),
Anselmulah yang diketahui mengeluarkan pernyataan itu.
4. ANSELMUS ( 1033-1109 )
Di dalam filsafat Anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral
pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah yang paling penting sebelum yang
lain. Dari sini dapatlah kita memahami pernyataannya, credo ut intelligam
(believe in order to understand/percayalah agar mengerti). Ungkapan itu
menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman daripada akal. Iapun mengatakan
wahyu harus diterima dulu sebelum kita mulai berfikir. Kesimpulannya akal

hanyalah pembantu wahyu. Anselmus adalah salah seorang terpelajar, seorang


ahli Kristen yang mencoba memasukkan logika dalam pelayanan iman. Meskipun
Anselmus mengetahui Alkitab dengan baik, tetapi ia ingin menguji kekuatan
logika manusia dalam upayanya membuktikan doktrinnya. Namun selalu imanlah
yang mendasari semua itu.
Dalam karyanya Proslogium, yang pada awalnya berjudul Iman Mencari
Pengertian (Fides Quaerens Intellectum). Menurut Anselmus, apa yang kita sebut
Allah memiliki suatu pengertian yang lebih besar dari segala sesuatu yang bisa
kita pikirkan. Apabila kita berbicara tentang Allah, yang kita maksudkan ialah
suatu pengertian yang lebih besar dari pada apa saja yang dapat kita pikirkan.
Dengan begitu pengertian Allah yang ada di dalam rumusan pemikiran kita
adalah lebih besar daripada apa saja yang ada di dalam pikiran. Apa yang di dalam
pikiran ada sebagai yang tertinggi atau yang lebih besar, tentu juga berada di
dalam kenyataan sebagai yang tertinggi dan yang terbesar.
5.

THOMAS AQUINAS (1225-1274)

Berdasarkan filsafatnya pada kepastian adanya Tuhan. Aquinas mengatahui


banyak ahli teologi percaya pada adanya Tuhan hanya berdasarkan pendapat
umum. Menurut Aquinas, eksestensi Tuhan dapat diketahui dengan akal. Untuk
membuktikan. Ia mengajukan lima dalil (argumen) untuk membuktikan bahwa
eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal, seperti sebagai berikut ini :

Argumen gerak

Sebab yang mencukupi

Kemungkinan dan keharusan

Memperhatikan tingkatan yang terdapat pada alam

Keteraturan alam

Tentang jiwa
Di dalam filsafat gereja, Aquinas mengatakan bahwa manusia tidak akan
selamat tanpa pelantara gereja. Sakramen-sakramen gereja itu perlu, sakramen itu
mempunyai dua tujuan yaitu : Pertama, menyempurnakan manusia dalam
penyembahan kepada Tuhan. Kedua, menjaga manusia dari dosa. Aquinas juga
mengatakan bahwa Baptis mengatur permulaan hidup, penyesalan (confirmation)
untuk keperluan pertumbuhan manusia dan sakramen maha kudus (eucharist)
untuk menguatkan jiwa.
Peradaban dunia Islam, terutama pada zaman Bani Umayyah telah menemukan
suatu cara pengamatan astronomi pada abad VII Masehi, dan pada abad VIII
Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran dan astronomi. Pada zaman

keemasan kebdayaan Islam telah medirikan penerjemahan berbagai karya Yunani,


serta menjadi pembuka jalan penggunaan pecahan decimal dan berbagai konsep
hitung lainnya. Sekitar abad 600-700 M, kemajuan ilmu pengetahuan berada di
peradaban dunia Islam. Sumbangan sarjana Islam dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga bidang :

Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebarluaskannya sehingga


dapat dikenal
dunia Barat seperti sekarang ini.

Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedokteran, obat-obatan,


astronomi, ilmu kimia, ilmu bumi dan ilmu tumbuh-tumbuhan.

Menegaskan sistem desimal dan dasar-dasar aljabar.


Perhubungan antara Timur dan Barat selama Perang Salib sangat penting untuk
perkembangan kebudayaan Eropa karena pada waktu ekspansi bangsa Arab telah
mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia dan Spanyol sehingga tingkat
kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa.

ZAMAN KEEMASAN FILSAFAT


Zaman Keemasan filsafat lazimnya dikenal sebagai zaman renaisans
(renaissance). Istilah renaisans berasal dari bahasa Perancis yang terdiri dari kata
re yang berarti lagi atau kembali, dan kata neissance yang berarti kelahiran atau
kebangkitan. Zaman renaisans adalah zaman kelahiran-kembali kebudayaan
Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M sesudah mengalami masa
kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani. Namun,
orang-orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif bagi
kebudayaan Yunani-Romawi sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka
kenal dengan baik.. Kebudayaan klasik ini juga dipuja dan dijadikan model serta
dasar bagi seluruh peradaban manusia. Pada zaman ini telah dicapai titik puncak
dalam bidang seni, pemikiran, dan sastra.
Pada masa ini banyak filsuf-filsuf islam yang terkenal diantaranya adalah :
A. Filsafat Islam Di Dunia Islam Timur
1.

Al-Ghazali / 1050-1111 M (Tahafutut al-Falasifah)

Pokok pemikiran dari al-Ghozali adalah tentang Tahafutu al-falasifah (kerancuan


berfilsafat) dimana al-Ghazali menyerang para filosof-filosof Islam berkenaan
dengan kerancuan berfikir mereka. Tiga diantaranya, menutur al-Ghazali
menyebabkan mereka telah kufur, yaitu tentang : Qadimnya Alam, Pengetahuan
Tuhan, dan Kebangkitan jasmani.
2.

Suhrawardi / 1158-1191 M (Isyraqiyah / Illuminatif)

Pokok pemikiran Suhrawardi adalah tentang teori emanasi, ia berpendapat bahwa


sumber dari segala sesuatu adalah Nuur An-Nuur (Al-Haq) yaitu Tuhan itu
sendiri. Yang kemudian memancar menjadi Nuur al-Awwal, kemudian memancar
lagi mejadi Nuur kedua, dan seterusnya hingga yang paling bawah (Nur yang
semakin tipis) memancar menjadi Alam (karena semakin gelap suatu benda maka
ia semakin padat).
Pendapatnya yang kedua adalah bahwa sumber dari Ilmu dan atau kebenaran
adalah Allah, alam dan Wahyu bisa dijadikan sebagai perantara (ilmu) oleh
manusia untuk mengetahui keberadaan Allah. Sehingga keduanya, antara Alam
dan Wahyu adalah sama-sama sebagai ilmu.
3.

Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M)

Khaldun membuat karya tentang pola sejarah dalam bukunya yang terkenal:
Muqaddimah, yang dilengkapi dengan kitab Al-I'bar yang berisi hasil penelitian
mengenai sejarah bangsa Berber di Afrika Utara. Dalam Muqaddimah itulah Ibnu
Khaldun membahas tentang filsafat sejarah dan soal-soal prinsip mengenai timbul
dan runtuhnya negara dan bangsa-bangsa.
Dalam mempertautkan sejarah dengan filsafat, Ibnu Khaldun tampaknya ingin
mengatakan bahwa sejarah memberikan kekuatan intuisi dan inspirasi kepada
filsafat, sedangkan filsafat menawarkan kekuatan logika kepada sejarah. Dengan
begitu, seorang sejarawan akan mampu memperoleh hasil yang relatif valid dari
proses penelitian sejarahnya, dengan dasar logika kritis.Dasar sejarah filsafatnya
adalah :
1.
Hukum sebab akibat yang menyatakan bawa semua peristiwa, termasuk
peristiwa sejarah, berkaitan satu sama lain dalam suatu rangkaian hubungan sebab
akibat.

2.
Bahwa kebenaran bukti sejarah tidak hanya tergantung kepada kejujuran
pembawa cerita saja akan tetapi juga kepada tabiat zaman. Karena hal ini para
cendekiawan memberinya gelar dan titel berdasarkan tugas dan karyanya serta
keaktifannya di bidang ilmiah.
Karena hal ini para cendekiawan memberinya gelar dan titel berdasarkan tugas
dan karyanya serta keaktifannya di bidang ilmiah, yaitu :
Sarjana dan filosof besar
Ulama Islam
Sosiolog
Pedagang
Ahli sejarah
Ahli Hukum
Politikus
Sastrawan Arab
Administrator dan organisator

4.

Al-Kindi (806-873 M)

Menurut al-Kindi filsafat hendaknya diterima sebagai bagian dari


kebudayaan Islam, oleh karena itu para sejarawan Arab awal menyebutnya
filosof Arab. Menurutnya batasan filsafat yang ia tuangkan dalam risalahnya
tentang filsafat awal adalah filsafat adalah pengetahuan tentang hakekat segala
sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filosof dalam
berteori ialah mencapai kebenaran dan dalam prakteknya ialah menyesuaikan
dengan kebenaran. Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Relevansi
agama dan filsafat, fisika dan metafisika (hakekat Tuhan bukti adanya Tuhan dan
sifat-sifatNya), Roh (Jiwa), dan Kenabian.
5.

Abu Bakar Ar-Razi (865-925 M)

Nama lengkapnya adalah abu bakar muhammad ibn zakaria ibn yahya alrazi. Di barat dikenal dengan Rhazes. Ia lahir di Ray dekat Teheran pada 1
Syaban 251 H (865 M. Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : Akal
dan agama (penolakan terhadap kenabian dan wahyu), prinsip lima yang abadi,
dan hubungan jiwa dan materi.
6.

Al-Farabi (870-950 M)

Sejarah mencatatnya sebagai pembangun agung sistem filsafat, dimana ia


telah membaktikan diri untuk berfikir dan merenung, menjauh dari kegiatan
politik, gangguan dan kekisruhan masyarakat. Al-Farabi adalah seorang yang
logis baik dalam pemikiran, pernyataan, argumentasi, diskosi, keterangan dan
penalarannya. Unsur-unsur penting filsafatnya adalah :

Logika

Kesatuan filsafat

Teori sepuluh kecerdasan

Teori tentang akal

Teori tentang kenabian

Penafsiran atas al-Quran.


Pemikiran filsafatnya berikisar tentang masalah : kesatuan filsafat, metafisika
(hakekat Tuhan), teori emanasi, teori edea, Utopia jiwa (akal), dan teori kenabian.
7.

Ibnu Maskawih (932-1020 M)

Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad Ibn Muhammad Ibn Yaqub Ibn
Miskawih. Ia lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dan wafat di Asfahan

pada 9 safar 421 H (16 Februari 1030 M). Pemikiran filsafatnya berikisar tentang
masalah : filsafat akhlaq, dan filsafat jiwa.
8.

Ibnu Shina (980-1037 M)

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah
seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi
bagian Uzbekistan). Ibnu Sina bernama lengkap Ab Al al-Husayn bin
Abdullh bin Sn ( Abu Ali Sina). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah
dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal
pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran). Pemikiran filsafatnya berikisar
tentang masalah :

fisika dan metafisika,

filsafat emanasi,

filsafat jiwa (akal), dan

teori kenabian.
9. Ibnu Bajjah (1082-1138 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Yahya Ibn Al-Shaigh
Al-Tujibi Al-Andalusi Al-Samqusti Ibn Bajjah. Ibn bajjah dilahirkan di Saragossa,
andalus pada tahun 475 H (1082 M). Pemikiran filsafatnya berikisar tentang
masalah : metafisika, teori pengetahuan, filsafat akhlaq, dan Tadbir al-mutawahhid
(mengatur hidup secara sendiri).
10. Ibnu Tufail (1082-1138 M)
Nama lengkapnya adalah abu bakar Muhammad Ibn Abd Al-Malik Ibn
Muhammad Ibn Muhammad Ibn Thufail Al-Kaisyi. Di barat dikenal dengan abu
bacer. Ia dilahirkan di guadix, 40 mil timur laut Granada pada 506 H (1110 M)
dan meninggal di kota Marraqesh, Marokko pada 581 H (1185 M). Pemikiran
filsafatnya berikisar tentang masalah : percikan filsafat, dan kisah hay bin
yaqadhan.
11. Ibn Rusyd 520 H/1134 M (Teori Kebenaran Ganda)
Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, 1126 Marrakesh, Maroko, 10
Desember 1198), adalah seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia). Salah satu
Pemikiran Ibn Rusyd adalah ia membela para filosof dan pemikiran mereka dan
mendudukkan masalah-masalah tersebut pada porsinya dari seranga alGhazali.Untuk itu ia menulis sanggahan berjudul Tahafut al-Tahafut. Dalam buku
ini Ibn Rusyd menjelaskan bahwa sebenarnya al-Ghazalilah yang kacau dalam
berfikirnya.
12. Nashirudin Thusi

Thusi, nama lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad Ibn Muhammad AlHasan Nashir Al-Din Al-Thuai Al-Muhaqqiq. Ia lahir pada 18 Februari 1201 M /
597 H di Thus, sebuah kota di Khurasan. Diantara filsafatnya adalah tentang
metafisika, jiwa, moral, politik, dan kenabian.
13. Shuhrawardi al-Maqtul
Nama lengkapnya adalah Syeikh Shihab Al-Din Abu Al-Futuh Yahya Ibn
Habasy Ibn Amirak Al-Suhrawardi, ia dilahirkan di suhraward, Iran barat laut,
dekat zan-jan pada tahun 548 H atau 1153 M. Diantara filsafatnya adalah tentang
metafisika dan cahaya, epistimologi, kosmologi, dan psikologi.
14. Mulla shadra
Nama lengkapnya Muhammad Ibn Ibrahim Yahya Qawami Siyrazi, sering
disebut shadr al-din al-sirazi atau akhund mulla shadra. Dikalangan muridmuridnya dikenal dengan shadr al-muttiallihin. Ia dilahrikan di syiraz pada tahun
979 H/980 H atau 1571 /1572 M dari sebuah keluarga terkenal lagi berpengaruh.
Diantara filsafatnya adalah tentang metafisika, epistimologi, dan fisika.
15.

Muhammad Iqbal

Dr.Muhammad Iqbal dilahirkan di Sialkot, Wilayah Punjab (pakistan barat)


pada tahun 1877. Iqbal berasal dari keluarga Brahma Kashmir, tetapi nenek
moyang Muhammad Iqbal telah memeluk islam 200 tahun sebelum Ia dilahirkan.
Ayah muhammad Iqbal, Nur Muhammad adalah penganut islam yang taat dan
cenderung ke pada ilmu tasawuf. Diantara filsafatnya adalah tentang ego dan
khudi, ketuhanan, materi dan kausalitas, moral, dan insan al-Kamil.
Perkembangan Seni
Sejarah arsitektur gereja abad pertengahan dimulai pada tahun 313 M saat
ketika agama Kristen dinyatakan sebagai agama yang legal.
Setelah Terbebas dari penyiksaan, umat Kristen mulai membangun
basilika. Basilika paling bagus dan besar adalah Gereja St. Sophia di
Konstantinopel, yang memiliki gaya khas Byzantium. Gaya Byzantium tersebut
dalam perkembangan selanjutnya berpengaruh ke daerah-daerah dunia Muslim.
Arsitektur Masjid sangat dipengaruhi oleh gaya Byzantium itu. Salah satunya
adalah masjid Umar di Yarusalem. Para arsitek di luar Konstantinopel juga
mencoba memodifikasikan gaya Byzantium. Salah satu contoh adalah Gereja San
Vitale, di Ravena, Italia Utara. Kapel ini semula dimaksudkan untuk mausoleum
Karel Agung

Periode Abad Gelap

Selama abad gelap, di Eropa Barat tidak ada gaya khas yang berkembang.
Mundurnya peradaban Romawi berakibat pada melemahnya upaya pengembangan
gaya arsitektur orisinal. Kaum barbar, baik Jerman, Slav, maupun Finno-Ugria,
paling banter hanya bisa membuat imitasi gaya arsitektur Romawi Barat yang
tengah merosot itu.

Periode Romanesque
Istilah ini mengacu pada seni yang berkembang di Eropa barat dari sekitar
tahun 1000 hingga 1200. Gereja-gereja yang dibangun dengan gaya baru di segala
penjuru Eropa barat mengingatkan kembali pada basilika-basilika yang dibangun
di Roma pada abad IV, V, dan VI. Itulah sebabnya maka gaya baru ini disebut
Romansque. Salah satu gereja gaya Romanesque yang terkenal adalah katedral
Pisa, yang selesai dibangun pada 1093. Contoh lain dari bangunan gaya
Romanesque yang perlu dicatat adalah gereja biara Cluny. Gereja ini diresmikan
pada 1131. Gereja Cluny merupakan gereja yanh sangat besar dan megah.

Arsitektur Gothik
Istilah gothik mengacu pada seni arsitektur, lukis, dan pahat tiga abad
terakhir zaman pertengahan. Istilah ini berasal dari para penulis akhir Abad
Pertengahan yang lebih menaruh perhatian pada kebudayaan Yunani-Romawi
daripada kebudayaan abad pertengahan sendiri. Arsitektur gothik adalah kreasi
para genius abad pertengahan. Sebagai gaya dalam seni, gaya Gothik ini adalah
lebih baik jika diperbandingkan dengan gaya-gaya lainnya. Pengaruh arsitektur
Gothik lebih luas daripada gaya Romanesque.
Perbedaan utama antara gaya ini adalah bahwa gaya Gothik serba lancip,
sedangkan Romanesque serba bundar. Arsitektur Gothik pertama-tama
berkembang di Prancis tengah, terutama di daerah sekitar Paris. Abad XIII
merupakan puncak perkembangan arsitektur Gothik . selama masa pemerintahan
Raja Louis IX (1226-1270) bermunculanlah karya-karya besar seperti katedralkatedral di Reims, Amiens, Paris, Beauvais, dan yang terbagus adalah katedral
Sainte Chapelle, yang berhadapan dengan Notre Dame di Paris. Meskipun
arsitektur Gothik pada mulanya muncul di sekitar Paris, ini tidak berarti bahwa
gaya ini semata-mata milik Prancis. Arsitektur ini tetap dianggap sebagai hasil
dari semangat Kristianitas, karena kristen merupakan agama yang merambah
seluruh kawasan Eropa barat.

Dekorasi Gothik
Ide-ide Gothik bukan hanya tampak pada gaya arsitektur, tetapi juga pada
dekorasi seni patung, lukis, hiasan, serta pada setiap bentuk seni kerajinan,
termasuk kerajinan yang terbuat dari besi. Motif atau corak dekorasi yang
mengandung pesan ajaran kristen. Telah lama gereja menampakkan imaji-imaji
tentang Allah Bapa, Kristus, Perawan Maria, para tokoh suci serta malaikat.
Penampakan imaji-imaji itu dimaksudkan untuk mendorong semangat keagamaan
umat Kristen.

Seni Pahat: Romanesque dan Gothik


Pahatan menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus serta
para santo banyak dijumpai di gereja-gereja. Selama masa Romanesque
penggambaran peristiwa-peristiwa tersebut kurang tampak hidup. Hasilnya, seni
pahat Romanesque tidak tampak naturalistik. Lain halnya dengan para pemahat
Gothik. Sebelum memahat, mereka pahat secara cermat dan naturalistik. Mereka
amati kedetilan lekuk-lekuk anatominya. Barulah mereka mulai memahat. Satu
hal yang khas dalam seni pahat Gothik adalah penampilannya yang kaku.

Seni Lukis
Tembok yang rata biasnya dihiasi dengan fresco gambar yang dilukis
dengan air kapur berwarna yang dipakai pada gips yang basah, sesuai dengan
sketsa karbon yang telah dirancang. Bentuk lukisan terbaik sebelum tahun 1300
adalah karya para miniaturis. Para miniaturis Irlandia terkenal sebagai ilustator
yang piawai, yang membuat hiasan-hiasan yang begitu indah dan kompleks pada
buku-buku para biarawan. Karya-karya mereka mencapai puncak
perkembangannya selama periode Gothik.

Seni Lukis Italia


Karena gaya Gothik merupakan produk Eropa utara, pengaruhnya tidak
begitu kuat di Italia. Para seniman Italia cenderung tetap mempertahankan
metode-metode dan konsepsi-konsepsi lama, yang disebut Greek (Yunani) atau
Byzantine (Byzantium). Sama seperti para penganut naturalisme Gothik, para
seniman Italia pada mulanya juga lebih senang menciptakan lukisan-lukisan
tentang alam, seperti binatang, tumbuhan, bunga, dan sebagainya. Oleh karena itu
ketika mereka harus membuat lukisan tentang manusia, hasilnya tampak kaku,
dan tidak riil. Dengan kata lain, mereka bersikap tradisional.
Para seniman Italia yang pertama-tama menunjukkan perubahan sikap
terhadap komposisi warna, anatomo, pencahayaan, bayangan, dan animasi adalah
Cimabue (1302) dan muridnya, Giotto (1336) mereka adalah seniman Florence
(Firenze). Karya terbesar Giotto dapat kita lihat di Arena Chapel katedral Padua
dan Bardi Chapel Gereja Santa Croce di Florence. Para pelukis sesudah Giotto
cenderung sebagai epigon-epigonnya. Mereka hanya bisa mengikuti model-model
yang telah dirintis Giotto, tetapi tak mampu menandinginya.

Seni Pahat Italia


Seni pahat, seperti halnya seni lukis, mengalami serangkaian
perubahanyang sangat berarti dalam abad XIV. Sebelum tahun 1300, pahatanpahatan yang menggambarkan manusi tampak kaku. Karya-karya itu sebagian
besar adalah hasil kerja para seniman penganut model Yunani. Ayah dan anaknya
yang bernama Niccola dan Giovanni Pisano menghasilkan pahatan-pahatan pada
mimbar besar di katedral-katedral di Pisa, Siena, dan Pistoia. Karya-karya ini
sudah menunjukkan semangat Gothik. Giotto, selaim pelukis, adalah juga
pemahat. Pengaruhnya dalam dunia seni pahat tidak kalah besarnya dengan

pengaruhnya dalam dunia seni rupa. Ketenaranya antara lain karena karya-karya
pahatannya pada panel-panel rendah, yang ia rancang untuk menghiasi menara
lonceng Gereja Santa Maria dan Katedral Florence.
Panel-panel karya Giotto tersebut tampak sederhana. Tetapi justru karena itu,
karya-karya tersebut mengundang banyak perhatian. Dan sejak saat itulah para
pemahat meninggalkan metode penggambaran yang serba semarak.

Seni Lukis Flanders


Di Eropa Utara, perintis inovasi dalam dynia seni Lukis adalah para
seniman Flanders.Hubert dan Jan van Eyck bersaudara menunjukkan inovasi itu
pada karya-karya miniatur mereka yang menjadi ilustrasi pada buku-buku agama.
Inovasi lainnya yang dipelopori Van Eyck bersaudara ini adalah penggunaan cat
minyak dalam melukis. Kapan tepatnya perintisan inovasi ini dimulai sebenarnya
masih kabur. Setelah Van Eyck bersaudara, pelukis lainnya yang perlu dicatat
adlah Rogier van der Weyden (1464). Ia memiliki kemampuan yang luar biasa
dalam menggambarkan insiden-insiden dramatis, dan mampu membangkitkan
emosi yang pedih. Seniman lukis Flanders lainnya lagi yang perlu dicatat adalah
Hans Memling (1494. Ia berasal dari Bruges. Ciri khas dari karyanya adlah
sentuhan yang halus dan sentimentil.

Seni Pahat Flanders


Seni pahat Flanders, seperti halnya seni lukisnya, mencapai puncak
perkembangannya pada awal abad XV. Ciri khas yang menonjol yang dapat kita
amati dalam karya-karya besar yang ada adalah mencuatnya gagasan-gagasan
naturalisme, idealisme religius, dan corak penderitaan yang pedih. Seniman pahat
Flanders yang terkemuka adalah Claus Sluter, yang berkerja pada istana Duke
Philipe di Burgundia. Sluter ditugasi untuk mendekorasi biara Carthuisan di
Champmol, dekat Dijon, yang dipersembahkan sebagai mausoleum para pangeran
Burgandia.

Seni Musik Abad Pertengahan


Seperti halnya dengan seni lukis, pahat, dan arsitektur, seni musik abad
pertengahan diabadikan untuk gereja. Lagu-lagu dan tari-tarian rakyat sudah
barang tentu tetap ada. Namun, karena sebagian besar bukti karya-karya populer
itu sudah lenyap, maka kita tidak dapat merekontruksikannya dengan baik.
Bahkan musik Yunani dam Romawi telah dilupakan orang. Kreasi seni seorang
seniman musik cenderung dilupakan begitu sang seniman tiada. Apalagi seni
musik kuno, entah Yahudi, dan Romawi, yidak tertulis, sehingga cepat hilang.
Demikian jugalah seni musik populer atau seni musik rakyat abad pertengahan.
Meskipun begitu kita tidak boleh berasumsi bahwa abad pertengahan tidak
mengenal musik rakyat semacam itu, hanya kaarenaa bukti-bukti historis yang
kita dapatkan semata-mata berkaitan dengan musik gereja. Liturgi atau
kebangkitan gereja banyak menggunakan musik. Pada mulanya para pemimpin
gereja tidak suka menggunakan musik dalam kebangkitan keagamaan. Alasan

utamanya adalah karena musik telah menjadi bagian dalam ritus-ritus kaum kafir,
pertunjukan-pertunjukan gladiator, maupun hiburan-hiburan tak bermorak dalam
masyarakat kafir.
Namun, meski betapa kerasnya sikap para pemimpin gereja, secara
perlahan-lahan musik menyelinap masuk ke dalam gereja. Inovasi dalam seni
musik banyak bermunculan saat puncak abad pertengahan tiba. Guido dArezzo
(1050) melengkapi sistem notasi yang telah dikembangkan pada masa itu. Ia
menggunakan lima garis paralel yang di atasnya terdapat not-not balok untuk
menandai pola titinada. Organ adalah alat musik yang paling penting dalam abad
pertengahan. Alat musik ini telah diketemukan jauh sebelumnya. Selain alat musik
tiup, alat musik bersenar juga digunakan. Oarang Yunani kuno telah mengenal alat
musik bersenar yang disebut cithara. Alat ini dimainkan dengan jari.
Begitu banyak aspek kehidupan akhir abad pertengahan yang menjadi sumber
inspirasinya para seniman Gothik. Dan begitu eratnya kaitan antara kreasi-kreasi
kesenimanan mereka dengan apa yang menjadi puncak-puncak peradaban Abad
pertengahan, sehingga periode ini kemudian lazim disebut Zaman Gothik.

Contoh Karya Terkenal:

Mona Lisa (1497 )


Lukisan tersebut merupakan lukisan yang sangat terkenal hingga kini.
Lukisan ini mengandung banyak sekali misteri yang hingga saat ini belum
terungkap jelas siapa orang yang dilukis oleh Leonardo, apa motivasinya dan apa
sebenarnya tujuan ia melukisnya. Lukisan ini terlihat simple atau biasa saja, tetapi
jika lebih diperhatikan lagi, akan terlihat jelas apa sebenarnya yang menjadi daya
tarik dari lukisan ini. Ada banyak sekali. Terlebih jika kita memperhatikan tatapan
mata dan senyumannya dan latar belakang lukisannya. Tatapan mata dengan
paduan senyuman yang terlihat sangat misterius. Butuh waktu bertahun-tahun ia
menyelesaikan lukisan ini dan beberapa kali ia memperbaiki sisi lukisan terlebih
sisi senyuman objeknya.
Lukisan Mona Lisa menyimpan banyak sekali misteri dan banyak juga
ilmuwan yang mengidentifikasikan lukisan ini sebagai lukisan yang menyimpan
kode-kode yang dibuat oleh Leonardo. Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa
ada inisial yang berbeda di kedua mata lukisan Mona Lisa. Ada juga yang bilang
latar belakang lukisan tersebut membentuk objek yang berbeda dari apa yang
seharusnya. Terkait objek yang dilukis, Mona Lisa diyakini sebagai istri dari
saudagar pada masanya yang bernama Lisa Gherardini. Mona diartikan sebagai
nyonya dengan demikian Mona Lisa berarti Nyonya Lisa. Ada juga yang justru

berpendapat bahwa objek dari lukisan tersebut adalah potret diri Leonardo da
Vinci sendiri yang dilukis dengan variasi berbeda yang tentu saja menyimpan
rahasia tersendiri dari pelukisnya.
The Last Supper (1495)
Lukisan ini dikenal sebagai Perjamuan Terakhir Yesus dengan murid-Nya
sebelum ia wafat oleh penyaliban.
Di dalam novel karya Dan Brown dan film yang berjudul The Da Vinci
Code, lukisan ini menyimpan makna misterius dan membentuk kode bahwa ada
hubungan romantika Yesus dengan salah seorang murid-Nya, Maria Magdalena.
Lukisan ini menggambarkan bagaimana perjamuan Yesus di malam terakhir-Nya
berkumpul bersama dengan murid-muridNya sebelum ia ditangkap untuk
melewati proses penyaliban dan wafat di kayu salib seperti yang dikisahkan Injil.
Dalam film dan novel The Da Vinci Code, lukisan ini digambarkan sebagai kode
yang dibuat oleh Leonardo untuk menggambarkan bagaimana romantika yang
terjadi antara Yesus dengan Maria Magdalena yang bertentangan dengan iman
Kristen. Biar bagaimana pun kontroversinya, lukisan ini tetap merupakan maha
karya besar dari sosok jenius Leonardo da Vinci yang akan dikenang sepanjang
zaman.
Kisah hidup Leonardo da Vinci memang tidak lepas dari fakta-fakta yang
memperjelas kejeniusannya sebagai seniman dan ilmuwan. Karya-karya besarnya
akan terus diingat, demikian juga pemikirannya yang ia wariskan kepada ilmuwan
setelahnya. Sudah terlahir seseorang yang jenius dalam karya maupun
pemikirannya dan sebagai contoh orang yang menikmati apa yang ia pelajari
tanpa batasan bidan apapun, yang penting dia senang dan menikmati apa yang ia
pelajari. Orang itu adalah Leonardo da Vinci, terlahir 500 tahun yang lalu.
Leonardo pun meninggal di umurnya yang menginjak 67 tahun di kota Indre-etLoire, Prancis dan dimakamkan diKapel St.

"St. George Tabernacle" (sekitar 14151417) Museo Nazionale del Bargello,


Firenze (Donatello)

3.7 Penjelajahan
Ramainya perdagangan di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah
berlangsungnya Perang Salib (1096 - 1291). Dengan jatuhnya kota Konstantinopel
(Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan
antara orang Eropa dan Asia terputus. Sultan Mahmud II, penguasa Turki
menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah

kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi kendala krisis perdagangan rempahrempah. Oleh karena itu bangsa Barat berusaha keras mencari sumbernya dengan
melakukan penjelajahan samudra.
Ada beberapa faktor yang mendorong penjelajahan samudra:
Semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di
mana pun yang dijumpainya sebagai tindak lanjut dari Perang Salib.

Semangat gospel, yaitu semangat untuk menyebarkan agama Nasrani.

Semangat glory, yaitu semangat memperoleh kejayaan atau daerah jajahan.

Semangat gold, yaitu semangat untuk mencari kekayaan/emas.

Perkembangan teknologi kemaritiman yang memungkinkan pelayaran dan


perdagangan yang lebih luas, termasuk menyeberangi Samudra Atlantik.

Adanya sarana pendukung seperti kompas, teropong, mesiu, dan peta yang
menggambarkan secara lengkap dan akurat garis pantai, terusan, dan pelabuhan.

Adanya buku Imago Mundi yang menceritakan perjalanan Marco Polo (12711292).

Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa bumi
itu bulat seperti bola, matahari merupakan pusat dari seluruh benda-benda
antariksa. Bumi dan bendabenda antariksa lainnya beredar mengelilingi matahari
(teori Heliosentris).

Penjelajahan Samudera Oleh Bangsa Eropa


Negara-negara yang memelopori penjelajahan samudra adalah Portugis dan
Spanyol, menyusul Inggris, Belanda, Prancis, Denmark, dan lainnya. Untuk
menghindari persaingan antara Portugis dan Spanyol, maka pada tanggal 7 Juni
1494 lahirlah Perjanjian Tordesillas. Paus membagi daerah kekuasaan di dunia
non-Kristiani menjadi dua bagian dengan batas garis demarkasi/khayal yang
membentang dari kutub Utara ke kutub Selatan. Daerah sebelah Timur garis
khayal adalah jalur/kekuasaan Portugis, sedangkan daerah sebelah Barat garis
khayal adalah jalur Spanyol.
Garis Khayal Tordesillas yang dibuat berdasarkan perjanjian tordesilas
Pelayaran Orang-orang Portugis
Orang-orang Portugis menjadi pelopor berlayar mencari tempat asal rempahrempah. Hal ini tidak lepas dari kiat Pangeran Henry Mualim (Henry Navigator)
yang memberi hak-hak istimewa kepada keluarga-keluarga saudagar sukses dari
Italia, Spanyol, dan Prancis. Tujuannya supaya mereka bersedia tinggal dan
berdagang di ibukota Portugis.

Berikut ini penjelajah-penjelajah yang berasal dari Portugis.


1) Bartholomeu Dias
Bartholomeu Dias berangkat dari Lisabon (Portugis) pada bulan Agustus 1487.
Ketika sampai di ujung Selatan benua Afrika, kapal Dias terkena badai topan.
Setelah badai reda, Dias kembali ke Portugis. Oleh Dias dan rombongannya,
ujung Selatan Benua Afrika dinamai Tanjung Badai. Namun, Raja Portugal Joao II
mengganti namanya menjadi Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) karena untuk
menghilangkan kesan menakutkan dan tempat tersebut dianggap memberikan
harapan bagi bangsa Portugis untuk menemukan Hindia.
2) Vasco da Gama
Pada tanggal 8 Juli 1497, Raja Portugis Manuel I memerintahkan Vasco da Gama
mengikuti jejak Dias. Ekspedisinya dilakukan melalui laut sepanjang pantai
Afrika Barat.
Dalam pelayarannya, Vasco da Gama sempat singgah di pantai Afrika Timur.
Atas petunjuk mualim Moor, da Gama melanjutkan ekspedisinya memasuki
Samudra Hindia dan Laut Arab. Perjalanan Vasco da Gama tiba di Calcuta pada
tanggal 22 Mei 1498. Di Calcuta, Vasco da Gama berupaya mendirikan pos
perdagangan. Ia membeli rempah-rempah untuk dikirim ke Portugis dan sebagian
dijual ke negara- negara Eropa lainnya.
Rute pelayaran pertama Vasco da Gama
3) Alfonso d Albuquerque
Setelah beberapa lama menduduki Calcuta, orang Portugis sadar bahwa
penghasil rempah-rempah bukan India. Ada tempat lain yang menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah di Asia, yaitu Malaka. Oleh karena itu ekspedisi ke
Timur dilanjutkan kembali.
Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka adalah
dengan merebut atau menguasai Malaka. Oleh karena itu, dari Calcuta, Portugis
mengirimkan ekspedisi ke Malaka di bawah pimpinan Alfonso d Albuquerque.
Ekspedisi d Albuquerque tersebut berhasil menaklukkan Malaka pada tahun
1511.
Pelayaran Orang-orang Spanyol
Berikut ini para penjelajah Spanyol yang melakukan pelayaran ke dunia Timur:
1) Christopher Columbus
Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa
Maria, Nina, dan Pinta, Columbus mulai berlayar mencari sumber rempah-rempah
di dunia Timur. Setelah berlayar lebih dari 2 bulan mengarungi Samudra Atlantik,
sampailah Columbus di Pulau Guanahani yang terletak di Kepulauan Bahama,

Karibia. Ia merasa telah sampai di Kepulauan Hindia Timur yang merupakan


sumber rempah-rempah.
Ia menamai penduduk asli di kawasan itu sebagai Indian. Selanjutnya
Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia Barat. Columbus bersama seorang
penyelidik bernama Amerigo Vespucci antara tahun 1492 1504, berlayar
terhitung 4 kali. Mereka menemukan benua baru yang diberi nama Amerika. Jadi
penemu Benua Amerika adalah Christopher Columbus. Sejak Columbus
menemukan benua Amerika, menyusul pelaut-pelaut Spanyol seperti Cortez dan
Pizzaro. Cortez menduduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku
Indian yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530
menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.

2) Ferdinand Magelhaens (Magellan)


Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke Barat didampingi
oleh Kapten Juan Sebastian del Cano (Sebastian del Cano) dan seorang penulis
dari Italia yang bernama Pigafetta. Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan
Magelhaens-del Cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu
bulat seperti bola. Pada tahun 1520, setelah menyeberangi Samudra Pasifik,
sampailah rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini
kemudian diberi nama Filipina, mengambil nama Raja Spanyol, Philips II. Dalam
suatu pertempuran melawan orang Mactan, Magelhaens gugur (27 April 1521).
Akibat peristiwa itu rombongan bergegas meninggalkan Filipina dipimpin oleh
Sebastian del Cano, menuju Kepulauan Maluku. Magelhaens dianggap sebagai
orang besar dalam dunia pelayaran karena menjadi orang yang pertama kali
berhasil mengelilingi dunia. Raja Spanyol memberi hadiah sebuah tiruan bola
bumi. Pada tiruan bola bumi itu dililitkan pita bertuliskan Engkaulah yang
pertama kali mengitari diriku.
Pelayaran orang-orang Inggris
1) Sir Francis Drake
Pada tahun 1577 Drake berangkat berlayar dari Inggris ke arah Barat. Dalam
pelayarannya, rombongan ini memborong rempah-rempah di Ternate. Setelah
mendapatkan banyak rempah-rempah Drake pulang ke negerinya dan sampai di
Inggris pada tahun 1580. Pelayaran Drake ini belum memiliki arti penting secara
ekonomis dan politis.
2) Pilgrim Fathers
Pada tahun 1607 rombongan yang menamakan diri Pilgrim Fathers melakukan
pelayaran ke arah Barat. Kapal yang bernama May Flower berhasil membawa
rombongan ini mendarat di Amerika Utara.

3) Sir James Lancester dan George Raymond


Pada pelayaran tahun 1591, Lancester berhasil mengadakan pelayaran sampai ke
Aceh dan Penang, sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada bulan Juni 1602,
Lancester dan maskapai perdagangan Inggris (EIC) berhasil tiba di Aceh dan terus
menuju Banten. Di Banten, dia mendapatkan izin dan mendirikan kantor dagang.
4) Sir Henry Middleton
Pada tahun 1604 pelayaran kedua EIC yang dipimpin Sir Henry Middleton
berhasil mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Terjadi persaingan dengan
VOC. Selama tahun 1611 - 1617, orang-orang Inggris mendirikan kantor dagang
di Sukadana (Kalimantan Barat Daya), Makassar, Jayakarta, Jepara, Aceh,
Pariaman, dan Jambi.
5) William Dampier
Pada tahun 1688, Dampier melakukan pelayaran dan berhasil mendarat di
Australia. Ia terus melanjutkan pelayaran dengan menelusuri pantai ke arah Utara.
6) James Cook
Pada tahun 1770 Cook berhasil mendarat di pantai Timur Australia dan
menjelajahi pantai Australia secara menyeluruh pada tahun 1771. Oleh karena itu,
James Cook sering dikatakan sebagai penemu Benua Australia.

Pelayaran Orang-orang Belanda


Biasanya para pedagang Belanda membeli dagangan rempah-rempah dari
Portugis di pusat pasar Lisabon. Namun setelah Lisabon dikuasai Spanyol,
Belanda mencari jalan menuju daerah penghasil rempah-rempah. Walaupun
Portugis berusaha merahasiakan jalan ke pusat penghasil rempah-rempah, tetapi
Belanda berhasil menyusul Portugis dan Spanyol.
Berikut ini beberapa pelaut Belanda yang melakukan penjelajahan ke dunia :
1) Barentz
Pada tahun 1594, Barentz mencari daerah Timur (Asia) melalui jalur lain yaitu ke
Utara. Perjalanan Barentz terhambat karena air laut membeku sesampainya di
Kutub Utara. Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau
Novaya Zemlya, kemudian memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam
perjalanan.
2) Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249 orang
awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempahrempah ke arah Timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Pada

tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan


mendarat di Banten.
3) Abel Tasman
Abel Tasman berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia. Pada
tahun 1642 ia menemukan sebuah pulau yang kemudian dikenal dengan nama
Pulau Tasmania.
3.8

Hukum

Inti Ajaran Kristen di Dunia Barat


Doktrin St. Agustiinus bahwa Kebenaran hanya ada dalam Gereja, di luar
Gereja tidak ada kebenaran. Artinya ajaran yang bersumber pada rasio adalah
tidak benar, kebenaran bersumber pada keyakinan atau iman.iman adalah sumber
segala-galanya.
Oleh karena itu zaman inilah disebut the dark ages atau masa kekelaman.
Disebut dark ages atau masa kekelaman sebab upaya manusia yang telah dirintis
dan dikembangkan sejak masa Socrates untuk mencapai kesejahteraan hidup
melalui kekuatan akal, justru di masa abad pertengahan ini di hentikan dan
sepenuhnya dengan cara mengembangkan ( interpretasi ) terhadap injil
( Evalingelis= Sabda atau Kabar Gembira ). Kebenaran ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bersumaber pada akal dihentikan, dan kembali ke mitos dan
irrasionalitas. Kata Agustinus Kepercayaan adalah jalan pengetahuan .Teori
Agustinus ini menjadi sumber hukum Canonika= Hukum Gereja Katholik yang
berada di tangan Kaum Klerus/Pejabat Gereja.
Hukum Kanonik ini adalah hukum anggota-anggota Persekutuan kaum
Kristiani, lebih khusus lagi Gereja Katholik Roma ( Emeritus John Gilissen,
2004, hal. 281). Sama halnya dengan tatanan-tatanan keagamaan lainnya adalah
kehendak Tuhan, sebagaimana hal ini diwahyukan-Nya kepada manusia, sebagai
sumber penting dalam hukum Kanonik. Wahyu tersebut ditemukan dalam Kitab
Suci, yang merupakan sumber satu-satunya dari ius divinum ( Hukum
Ketuhanan ). Hukum ini di tambah serta dilengkapi dan disesuaikan dengan
dekrit-dekrit konsili-konsili dan dekretal-dekretal para Paus maupun oleh
kebiasaan. Hukum Romawi juga dipandang sebagai sumber pelengkap hukum
kanonik.( ibid, hal.291 )
1.

Hukum Itu Tatanan Hidup Penuh Damai ( Agustinus, 354-430 )

Agustinus melihat tatanan hukum sebagai sesuatu yang didominasi oleh


tujuan perdamaian. Bahkan res republica dipahami Agustinus sebagai komunitas
rasional yang ditentukan dengan nilai-nilai deligere ( yakni di hargai dan dicintai).
Sebuah konsep yang berseberangan regnum yang menunjuk pada kerajaa Romawi
sebagai segerombolan perampok karena tidak memiliki keadilan. Ditonjolkan pula
istilah delicto proximi atau cinta kepada sesama. Semua unsur keadilan itulah
yang mesti menjadi dasar hukum.

Tanpa itu maka aturan dalam bentuk apapun tidak layak disebut hukum /lex
esse von vedatur, quae justa non fuerit.( Satjipto Rahardjo, 2010, hal.54-55).
Agustinus mengadopsi Zwei Zwarden Theory ( Teori Dua Pedang ) dari
Paus Gelasius , yakni Pedang Kerohanian dan Pedang Keduniawian. Pemilahan
tersebut ternyata membawa dampak dalam pembentukan hukum yaitu, hukum
yang mengatur soal keduniawian ( kenegaraan ) dan hukum yang mengatur soal
keagamaan ( kerohanian ). Demikian pula terdapat dua macam kodifikasi hukum
yaitu kodifikasi yang diselenggarakan oleh Raja Theodosius dan Raja Justinianus.
Ini adalah kodifikasi peraturan yang dikeluarkan oleh negara. Kodifiaksi tersebut
dinamakan Corpus Iuris. Kodifikasi yang diselenggarakan oleh Paus Innocentius,
yaitu kodifikasi yang dikeluarkan oleh Gereja. Kodifikasi ini disebut Corpus Iuris
Cannonici. Corpus Iuris terdiri atas empat bagian yaitu :
Instituten, ajaran yang mempunyai kekuasaan mengikat seperti undang-undang.
Maksudnya, jika ada hal-hal yang kurang jelas pengaturannya, maka dapat di cari
dalam instituten.

Pandecten, penafsiran suatu peraturan oleh para sarjana.


Codex, yaitu peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh Raja.
Novollen, yaitu tambahan dari suatu peraturan atas undang-undang.
Sebagai tokoh agama, Agustinus menempatkan hukum Ilahi ( Lex Aeterna)
sebagai citra hukum positif. Hukum Ilahi yang abadi menempatkan batas pada
semua hukum positif yang tidak boleh dilampaui. Jika hukum positif ( Lex
Temporalis ) melanggar aturan Ilahi itu, maka ia telah kehilangan kualitas
hukumnya. ( ibid.)
Sumbangan Agustinus pada pengembangan Eksplanasi dibidang hukum antara
lain :

Lewat konsep pengenalan akan Tuhan, sebagai prasyarat keadilan, Agustinus


secara implisit, memberi sinyal betapa penting peran sikap etis iman terhadap
berseminya keadilan dalam hukum. sikap iman yang tulus menjadi pra-kondisi
bagi lahirnya kedamaian dan keadilan.
Inspirasi teori Agustinus kita dapat melakukan kajian secara empiris tentang
banyak hal misalnya, kaitan antara ketaatan hukum dengan penghayatan iman
seseorang/ atau suatu komunitas, korelasi,antara religiusitas aparat hukum dengan
kepekaan mereka soal keadilan, kaitan antara angka kejahatan dengan afiliasi
religious.
Konsep Agustinus tentang deligere dan delicto proximi yang dapat berfungsi
mengkondisikan lahirnya kedamaian dan keadilan, seolah mengingatkan kita

tentang pentingnya modal social ( social capital ) dalam kehidupan hukum. disini
berkesempatan melakukan kajian tentang interelasi antara suasana
penyelenggaraan hukum dengan kondisi modal social yang dimiliki sebuah
komunitas. ( ibid, hal.57).
2. Hukum Itu Bagian Tatanan Ilahi ( Thomas Aquinas, 1225-1274 )
Thomas Aqunas merupakan imam Gereja abad pertengahan. Tidak jauh beda
dengan Agustinus, Aquinas pun mendasarkan teorinya tentang hukum dalam
konteks moral agama Kristen. Hukum diperlukan untuk menegakkan kehidupan
moral di dunia. Karena jaman ini merupakan era dominasi agama ( yang di awali
oleh agama Kristen),maka kehidupan moral dimaksud menujuk pada ukuran
agama tersebut. Misalnya mengejar kenbaikan dan menjauhi kejahatan. Hal
kebaikan dimaksud antara lain menunjang hak alamiah manusia untuk
mempertahankan hidup, cinta dan hidup berkeluarga, kerinduan mengenal Tuhan
dan hidup bersahabat. ( ibid, hal.58 )
Imperatif-imperatif moral tersebut berpengaruh pula terhadap hukum. Tata hukum
harus di bangun dalam struktur yang berpuncak pada kehendak Tuhan. Karena itu,
sebagaimana tercerminkan dalam doktrin Thomas Aquinas, konfigurasi tata
hukum di mulai dari ;
a)

Lex Aeterna; Hukum dan kehendak Tuhan

b)

Lex Natulais; Prinsip umum ( hukum alam )

c)

Lex Divina; Hukum Tuhan yang terdapat dalam Kitab Suci

d)

Lex Humane; Hukum buatan manusia yang sesuai dengan hukum alam.

Jika hukum ( Lex Humane ) menjadi tidak benar karena :


1)

Mengabaikan kebaikan masyarakat

2)

Mengabdi pada nafsu dan kesombongan pembuatnya

3)

Berasal dari keuasaan yang sewenang-wenang

4) Diskriminatif terhadap rakyat, maka hukum itu tidak sah karena


bertentangan dengan moral hukum alam dan Tuhan. ( ibid ).
Dalam hukum alam ( Lex Naturalis ) itu terdapat dua prinsip antara lain :

Prinsipa prima, yang merupakan norma-norma kehidupan yang berlaku secara


fundamental, universal, dan mutlak, serta kekal ( berlaku bagi segala bangsa dan
masa ).
Prinsipa secundaria, yang merupakan norma-norma kehiduoan yang fundamental,
tidak universal, tidak mutlak, melainkan relatif, tergantung pada manusianya,

meskipun prinsipa secundaria ini pada dasarnya dapt dikatakan merupakan


aktualisasi dari prinsipa prima. ( Ridwan Halim, 2005, hal.185 ).
Hukum pada dasarnya merupakan cerminan tatanan Ilahi. Legislasi hanya
memiliki fungsi untuk mengklarifikasi dan menjelaskan tatanan Ilahi itu. Tuga
hakim adalah menegakkan keadiloan melalui fungsinya, menerapka hukum dalam
kaitan dengan pemberlakuan undang-undang. Pemikiran Aquinas ini hanya bisa di
pahami dalam konteks kosmologi dan ontology skolastik. Kosmologi di maksud
adalah mengijinkan penalaran rasional selama batas-batas yang ditetapkan oleh
wahyu Ilahi tidak di alnggar. Penerapan hukum positif pada kasus riil, harus
dibaca sebagai implementasi hukum Ilahi.
Dalam konteks itulah Aquinas membedakan antara hukum yang berasal dari
wahyu, dengan hukum yang di jangkau oleh akal manusia. Hukum yang berasal
dari wahyu disebut Ius Divinum Positivum ( hukum Ilahi positif ). Sedangkan
hukum yang ditemui lewat kegiatan akal, terdiri dari beberapa jenis, yakni Ius
Naturale ( hukum alam ),Ius Gentium ( hukum bangsa-bangsa ), Ius Positivum
Humanum ( hukum positif buatan manusia ). ( Satjipto Rahardjo, op.cit, hal, 59 ).
Dalam system Aquinas akal berada diatas kehendak. Bagi Aquinas akal itu
mencerahkan, sedangkan kehendak cenderung naluriah. Itulah sebabnya hukum
yang berinitikan Iustum ( keadilan ), mutlak merupakan produk akal. Tentang
keadilan Aquinas membedakan tiga kategori
Iustitia Distributiva, ( keadilan distributif ), yang menunjuk kepada prinsip
kepada yang sama diberikan sama, kepada yang tidak sama diberikan tidak sama
pula. Ini disebut kesederajatan geometris
Iustitia Comutativa, ( keadilan komutatif atau tukar-menukar ), menunjuk pada
keadilan berdasarkan prinsip Aritmetis, yaitu penyesuaian yang harus dilakukan
apabila terjadi perbuatan yang sesuai dengan hukum.
Iustitia Legalis, ( keadilan hukum ), yang menunjuk pada ketaatan terhadap
hukum.
Bagi Aquinas menaati hukum bermakna sama dengan bersikap baik dalam segala
hal ( dan di asumsikan hukum itu berisi kepentingan umum ), maka keadilan
hukum di sebut juga sebagai keadilan umum ( Iustitia Generalis ),
Beberapa poin penting teori Aquinas tentang hukum antara lain :
Hukum dan peundang-undangan harus rasional dan masuk akal, karena ia
merupakan aturan dan ukuran tindakan manusia.
Hukum ditujukan bagi kebaikan umum. Karena hukum merupakan aturan bagi
perilaku, dan karena tujuan dari segala perilaku itu adalah kebahagiaan, maka
hukum mesti di tujukan bagi kebaikan bersama.
Karena hukum ditujukan bagi kesejahteraan umum, maka ia hanya dapat di buat
oleh nalar dari semua orang lewat badan legislasi.
Hukum perlu dipublikasikan karena ia mengandung aturan yang memandu hidup
manusia, maka aturan itu mesti mereka ketahui agar memiliki nilai kewajiban.
Melalui teorinya tentang keadilan hukum, Aquinas menyisipkan pesan luhur
tentang betapa pentingnya mutu dari isi suatu aturan hukum. Aquinas
menempatkan keadilan hukum sebagai keadilan umum, justru karena hukum di
andaikan berakar pada hukum alam ( yang tidak lain mencerminkan keluhuran

Ilahi ).Dan lagi pula hukum itu diasumsikan mengatur kepentingan umum. ( ibid,
hal.62 ).Thomas aquinas dengan bukunya yang terkenal antara lain Tsumma
Theologiae ( Teologi yang utama ) dan De Regime Principium Ad Regem Cipri
( Tentang Hukum Tata Negara dan Pemerintahan ). Thomas Aquinas adalah
pelopor Skolastik, yaitu penganut hukum alam yang melibatkan ajaran Aristoteles
kedalam ajaran gereja Katholik, sehingga sering disebut Aristotelisme Kristen.
( Dominikus Rato, op.cit. hal.264 ).
INTI AJARAN ISLAM DI TIMUR
Pemikir Islam mendasarkan teori hukumnya pada agama Islam, yaitu pada
wahyu Ilahi yang disampaikan kepada Nabi.Dari ahli pikir Islam AI-Syafii-Iah
aturan-aturan hukum diolah secara sistematis. Sumber hukum Islam adalah AIQuran. kemudian Hadis yang merupakan ajaran-ajaran dalam hidup Nabi
Muhammad SAW . Peraturan-peraturan yang disetujui oleh umat juga menjadi
hukum, hukum mufakat, yang disebut juga ijmak. Sumber hukum yang lainnya
adalah qiyas, yaitu analogi atau persamaan. Hukum Islam ini meliputi segala
bidang kehidupan manusia. Hukum Islam hidup dalam jiwa orang-orang Islam,
dan berdasarkan pada agama. Hukum Islam merupakan hidup ideal bagi
penganutnya. Oleh karena Hukum Islam berdasarkan pada Al Quran maka Hukum
Islam adalah hukum yang mempunyai hubungan dengan Allah, langsung sebagai
wahyu. Aturan hukum harus dibuat berdasarkan wahyu (Muhammad Khalid
Masud, 1996: 12-13).

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah Medieval Eropa, atau yang kita kenal sebagai Abad pertengahan
Eropa, dikenal sebagai era klasik dimulai dengan munculnya negara-kota Yunani
Kuno, Abad Pertengahan Eropa juga merupakan abad kebangkitan religi di Eropa.
Pada masa ini agama berkembang dan memengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan.
Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja
Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional,
dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi
Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517. Sebagai konsekuensinya,

sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap
lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan
(Renaisans). Masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan ilmu
pengetahuan. Menurut Ensiklopedia Amerika, tempo zaman ini selama 600 tahun,
dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Roma dan berakhir dengan
kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.Gelap juga bermaksud tiada
prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
tindakan dan cengkraman kuat pihak berkuasa agama.Yaitu Gereja Kristen yang
sangat berpengaruh.
Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik.
Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang
terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran
mereka ditolak.Siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan
pandangan gereja akan ditangkap dan didera masalah , malah ada yang sampai
dibunuh.Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas
Aquinas, seorang ahli falfasah yakni negara wajib tunduk kepada kehendak
gereja. St Augustine, sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante
Alighieri, berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah masing-masing berdiri
sendiri, dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi manusia
(Joseph H Lynch).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah
total satu dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap
yang lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak melangit
haruslah membumi,atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap
segala urusan hidupnya.Maka dia harus memutuskan hubungan secara total
dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan
materinya maka dia bukan lagi seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan
hubungan dengan Tuhan. Kata Augustine,siapapun yang mahir dalam kesenian,
perang, dan filsafat adalah orang yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota
setan dimana kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan
keindahannya hanya merupakan wajah alam kubur.
Kota inilah yang tidak diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang
yang sombong dan angkuh adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang
memiliki pengetahuan tentang segala yang harus diketahui oleh orang-orang
terpuji. Dan ketika melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan
kesombongannya, maka semua sudut kegelapannya akan terlihat.Konsep diatas,
dipertegas oleh Fritjof Capra, yakni Para ilmuwan pada Abat Pertengahan, yang
mencari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai fenomena, menganggap
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan, roh manusia, dan etika,
sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikansi tinggi, jadi ilmu
didasarkan atas penalaran keimanan.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan
dan tekanan kuat para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas tatanan
yang menguasai dunia dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan
menyeret mereka ke pengadilan serta menganggap kegiatan ilmiah sebagai
campur tangan setan.

Kemudian faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi
latar belakang munculnya Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes
terhadap kondisi yang dominan pada abad pertengahan.Abad Pertengahan
berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman Renaissance.
Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16. Kesenian, sastra
musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu pencerahan.
Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci, Nicolaus
Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei, dll.
Kemunculan aliran pemikiran yang mementingkan kebebasan akal seperti
alirn baru Eropah hingga abad ke 18 seperti Humanisme, rsionalisme,
nasionalisme dan absolutisme berani mempersoalkan kepercayaan dan cara
pemikiran lama yang diamalkan selama ini secara langsung melemhkan
kekuasaan golongan feudal.Itali telah menjadi pusat ilmu yang terkenal di Eropah
pada abad ke 15. Hal ini terjadi apabila Kota constntinople dikuasai oleh Islam
telah jatuh ke tangan orang Barat pada tahun 1453. Keadaan ini telah
menyebabkan ramai para ilmuan Islam berhijrah ke pusat-pusat perdagangan di
Itali. Ini menyebabkan Itali menjadi pusat intelektual terkenal di Eropah pada
masa itu.
Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya
maju. Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dn kekuasaan golongan feudal
yang sentiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di
Eropah.Melahirkan tokoh-tokoh pemikir seperti Leonardo de Vinci yang terkenal
sebagi pelukis, pemuzik dan ahli falsafah serta jurutera. Michelangelo merupakan
tokoh seni, arkitek, jurutera, penyair dan ahli anotomi.Melahirkan ahli-ahli sains
terkenal seperti Copernicus dan Galileo.Melahirkan ahli matematik seperti
Tartaglia dan Cardan yang berusaha menghuraikan persamaan ganda tiga.
Tartaglia orang pertama yang menggunakan konsep matematik dalam ketenteraan
iaitu mengukur tembakan peluru mariam. Cardan terlibat dalam penghasilan ilmu
algebra.Selain itu, Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubatan di
Eropah. Antara tokoh perubatan terkenal iaitu William Harvey yang telah
memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat inquiri sehingga membawa
kepada aktiviti penjelajahan dan penerokaan.
Dampak Positif :
Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi
pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama
dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial : ilmu bumi, ilmu sejarah dll. Begitu juga
dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini membongkar hasil peradaban
Yunani-Romawi.
Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang
senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.

Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara lain


tokoh perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga membawa
kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan
samudera.
Dampak negatif :
Eropa pada priode ini bener-bener mendapat ancaman dari orang-orang arab.
Pada khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerahdaerah seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya
pengepungan yang di lakukan Arab gagal total.
Munculnya suatu isu yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi bahwa
apakah imaji-imaji tentang Tuhan,Kristus, dan sang perawan Maria serta orangorang suci baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh dipergunakan di
dalam misa atau tidak.kontroversi ini mengundang persoalan lama yaitu tentang
kebebasan agama yang terpisah dan bebas dari organisasi politik.
Pada masa ini selain terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan moral.
Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur kehidupan
masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia renaissance merupakan
manusia yang tidak mempunyai pegangan (liar). Keliaran ini mengakibatkan
terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga manusia mengalami krisis aklak
seperti mabuk-mabukan dll. Hal ini tidak hanya terjadi di kalangan borjuis tetapi
juga dikalangan pendeta.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hakim, Atang dan Ahmad Saebani, Beni. 2008. Filsafat
Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum. Cet. V; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003.
Ahmad Tafsir, op. cit., h. 110-111,112-113,129-131,137-138,173
Anees, Bambang Q- dan Radea Juli A. Hambali. Filsafat Untuk
Umum. Cet. I; Jakarta: Prenada Media, 2003.

Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Cet. V; Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2003), h. 109,110.
Bambang Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali, selanjutnya disebut
Bambang, Filsafat Untuk Umum (Cet. I; Jakarta: Prenada Media,
2003), h. 334-335
Drs. Atang Abdul Hakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani,
M.Si., Filsafat Umum, 2008, Hal. 339,341
Drs. Surajiyo, Filsafat Umum dan Perkembangannya di Indonesia,
2010, Hal. 86.
F. Budi Hardiman, Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia
Modern (Dari Machiavelli sampai Nietzsche), 2011, Hal. 7,8,10
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Cet. IX;
Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Hardiman, Budi. 2011 Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia
Modern (Dari Machiavelli sampai Nietzsche). Jakarta : Erlangga.
Harold H. Titus et al., Living Issues in philosophy, diterjemahkan
H.M. Rasjidi, Persoalan-Persoalan Filsafat (Cet. I; Jakarta: PT Bulan
Bintang, 1984), h. 192,258.
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Cet. IX;
Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 11., lihat Jerome R. Ravertz, The
Philosophy of Science, diterjemahkan Saut Pasaribu, Filsafat Ilmu,
Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004), h.14-15,29,31-32,36
Ibid., h. 191.
Juhaya S. Praja, op. cit., h.26-27, 96,98-99,109-110.
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam perspektif (Cet. XVI; Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 100-101.
Mehdi Nakosteen, History of Islamic Origins of Western Education
A. D. 800-1350 with an Introduction to Medieval Muslim Education,
diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah, Kontribusi
Islam atas dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis abad kemasan
Islam (Cet. I; Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 271.,276.
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Cet. VII;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Nakosteen, Mehdi. History of Islamic Origins of Western Education
A. D. 800-1350 with an Introduction to Medieval Muslim Education.
Diterjemahkan oleh Joko S. Kahhar dan Supriyanto Abdullah dengan
judul Kontribusi Islam atas dunia Intelektual Barat: Deskripsi
Analisis abad kemasan Islam. Cet. I; Surabaya: Risalah Gusti, 1996.
Ravertz, Jerome R. The Philosophy of Science. Diterjemahkan oleh
Saut Pasaribu dengan judul Filsafat Ilmu, Sejarah dan Ruang
Lingkup Bahasan. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, selanjutnya disebut Rizal,


Filsafat Ilmu (Cet. VII; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 5859.,70,73-74,134.
Surajiyo. 2010. Filsafat Umum dan Perkembangannya di Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam perspektif. Cet. XVI; Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Tafsir, Ahmad Filsafat Umum (Akal dan Hati Sejak Thales sampai
Capr), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1990.
Titus, Harold H., et al. Living Issues in philosophy. Diterjemahkan
oleh H.M. Rasjidi dengan judul Persoalan-Persoalan Filsafat. Cet. I;
Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984.
Zaqzuq, op.cit., h. 17-18.
Diposkan oleh Fram di 21.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: Abad Pertengahan, Makalah, Medival, Renaisan, Sejarah
Reaksi:
2 komentar:
1.
DJ AFIP20 November 2014 19.24
Rajalistrik.com
Balas
2.
YEAY23 September 2015 21.56
Artikel ini sangat bermanfaat bagi pelajar seperti saya... two thumbs up!
Melt In Daydream
Balas
Muat yang lain...
Link ke posting ini
Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Translate
Powered by

Translate

Cari Blog Ini

Popular Posts

Tugas Cerpen Juru Masak Cipta Damhuri Muhammad


TUGAS CERPEN JURU MASAK SMAN 1 NGADIROJO 2014/2015
CERPEN JURU MASAK CIPTA...

Makalah Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja


KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT.Karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah y...

Makalah Abad Pertengahan & Zaman Renaisans


Makalah Abad Pertengahan

&

Zaman Renaisans KAT...

Makalah Pelanggaran HAM


SMAN 1 NGADIROJO
...

Makalah Diferensiasi Unsur Unsur Budaya Suku Batak


Makalah Diferensiasi Unsur Unsur Budaya Suku Batak KATA
PENGANTAR
...

Makalah MFT & VO2MAX

KATA PENGANTAR
..
.

Blogger templates
Blogroll
Blog Archive

2016 (1)

2015 (3)
o Oktober (1)
o April (2)

Makalah Abad Pertengahan & Zaman Renaisans

Makalah Diferensiasi Unsur Unsur Budaya Suku Batak...

2014 (2)

About

Você também pode gostar