Você está na página 1de 4

PENYULUHAN GEJALA DAN PENANGANAN PENYAKIT ALZHEIMER PADA

LANSIA PROLANIS BPJS KESEHATAN DI KECAMATAN PATRANG, KABUPATEN


JEMBER
Hanif Rafika Putri1
Mochammad Maulana Trianggono2
1&2

Dosen Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini IKIP PGRI Jember
e-mail:
rafika.putri13@co.id
maulanafisika09@gmail.com

ABSTRAK
Pada lansia di atas usia 65 tahun beresiko terkena penyakit demensia alzheimer. Penyakit ini dapat
dialami semua orang tanpa membedakan gender, status sosial, ras, bangsa, etnis, ataupun suku. Secara
umum, dikatakan bahwa penyakit Alzheimer akan menyerang 100 juta orang pada tahun 2050. Beberapa
alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi
virus, polusi udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, dan presdiposisi
heriditer. Dampak dari penyakit ini diantaranya, orang yang bersangkutan akan kehilangan
kecemerlangan dan integritasnya. Keterlibatan sosial dengan orang-orang semakin berkurang. Akhirnya,
orang tersebut kehilangan kesadaran terhadap sekelilingnya. Perhatian terhadap masalah yang
berkembang pesat ini sangat sedikit sehingga kebanyakan orang yang mengalami penyakit ini terus
menderita tanpa bantuan dan harapan. Karena penderita demensia Alzheimer yang cukup banyak dan
pengobatan penyakit ini masih sangat terbatas, maka diperlukan pencegahan untuk mengurangi
dampaknya. Salah satu upaya untuk pencegahan penyakit ini adalah dengan memberikan penyuluhan
kepada para lansia dan keluarga akan gejala dan bahaya demensia alzheimer, cara penanganan dan
beberapa terapi untuk mengurangi resiko terkena penyakit demensia alzheimer. Penyuluhan dilakukan di
Rumah praktek dr. Hj. Lilik Laksmiati (Jl. Dr. Subandi No.20, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember).
Kegiatan ini dilaksanakan pada kegiatan PROLANIS BPJS Kesehatan, hari Sabtu, 21 Mei 2016. Metode
yang digunakan dalam kegiatan kali ini adalah observasi dan wawancara. Lansia yang tergabung dalam
PROLANIS BPJS Kesehatan Kecamatan Patrang, Jember sangat mendukung dan bersifat kooperatif
terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyakarat ini. Buktinya, sebagaimana ditunjukkan
hasil observasi bahwa para khalayak sasaran mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan pengabdian
masyarakat ini dengan penuh disiplin dan antusiasme. Setelah mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini, sebagian besar khalayak sasaran mengaku banyak memperoleh
informasi dan wawasan mengenai gejala dan penanganan penyakit alzheimer. Sebagian besar khalayak
sasaran mengaku sekarang ini mereka akan semakin menjaga pola hidup sehat untuk mencegah penyakit
alzheimer.
Kata kunci: Penyakit alzheimer, Penyuluhan penyakit alzheimer.

PENDAHULUAN
Lanjut usia merupakan siklus terakhir
perkembangan manusia. Masa lansia adalah masa
dimana semua orang berharap akan menjalani
hidup dengan tenang, damai serta menikmati masa
pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan
penuh kasih sayang. Pada kenyataanya sering kali
keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara
negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan
masyarakat sekitarnya. Masyarakat menganggap
bahwa orang yang sudah lanjut usia sudah tidak
produktif lagi dan banyak mengalami masalah
kesehatan.
Kondisi lansia mengalami berbagai
penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis,
mental maupun psikis. Lansia mengalami

kemunduran secara biologis diantaranya yaitu


jumlah sel menjadi sedikit dan lebih besar
ukurannya,
daya
pendengaran
mengalami
penurunan, menurunnya penglihatan, kemampuan
jantung
dalam memompa darah menurun,
temperatur tubuh menurun, otot-otot pernafasan
kehilangan kekuatan, banyak gigi yang tanggal,
indra pengecap menurun, sensitifitas lapar
menurun, kulit mengerut atau keriput dan
sebagainya. Lansia juga mengalami perubahan
mental yaitu perubahan pada memori dan I.Q.
Sedangkan secara psikis yaitu adanya penurunan
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan
stress.
Pada lansia di atas usia 65 tahun beresiko
terkena penyakit demensia alzheimer. Penyakit ini

Halaman 1

dapat dialami semua orang tanpa membedakan


Karena penderita demensia Alzheimer yang
gender, status sosial, ras, bangsa, etnis, ataupun cukup banyak dan pengobatan penyakit ini masih
suku. Edukasi bagi tenaga perawatan, anggota sangat terbatas, maka diperlukan pencegahan untuk
keluarga, dan relawan sangat penting dalam upaya mengurangi dampaknya. Salah satu upaya untuk
memberi asuhan keperawatan lanjut usia pencegahan penyakit ini adalah dengan
penyandang demensia alzheimer (Nugroho,2008).
memberikan penyuluhan kepada para lansia dan
Menurut data Alzheimers Association, di keluarga akan gejala dan bahaya demensia
Amerika Serikat penyakit Alzheimer menyerang alzheimer, cara penanganan dan beberapa terapi
hampir 50% penduduk berusia 85 tahun atau lebih. untuk mengurangi resiko terkena penyakit
Penyakit ini diprediksi akan meningkat tiga kali demensia alzheimer.
lipat dalam 40 tahun ke depan. Secara umum,
dikatakan bahwa penyakit Alzheimer akan METODE PENELITIAN
menyerang 100 juta orang pada tahun 2050.
Kegiatan
kepada
masyarakat
ini
Sedangkan menurut data Alzheimers Asia Pasifik dilaksanakan di Rumah praktek dr. Hj. Lilik
tahun 2006, beberapa negara di Asia Tenggara juga Laksmiati (Jl. Dr. Subandi No.20, Kecamatan
mengalami kasus demensia yang disebabkan oleh Patrang, Kabupaten Jember). Kegiatan ini
Alzheimer pada tahun 2005, diantaranya Malaysia dilaksanakan pada kegiatan PROLANIS BPJS
63.000 orang, Filipina 169.800 orang, Singapura Kesehatan, hari Sabtu, 21 Mei 2016. Rincian
22.000 orang, dan Thailand 229.100 orang. pelaksanaan kegiatan tersaji pada tabel di bawah
Sedangkan di Indonesia kejadian demensia pada ini.
tahun 2005 yaitu 606.100 orang.
Penyakit alzheimer dapat timbul pada
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Waktu
semua umur, 96% kasus dijumpai setelah
05.45
Pembukaan
berusia 40 tahun keatas. Berdasarkan jenis
06.00
Presentasi penyakit
kelamin, prevalensi wanita lebih banyak tiga
alzheimer dan
kali dibandingkan laki-laki. Hal ini mungkin
06.00
gejalanya (oleh
refleksi dari usia harapan hidup wanita lebih
06.30
Mochammad Maulana
lama dibandingkan laki-laki (Japardi, 2002).
T., M.Pd)
Dari beberapa penelitian tidak ada perbedaan
Penyuluhan
Presentasi pencegahan
terhadap jenis kelamin.
dan penanganan
Penyebab yang pasti belum diketahui.
penyakit alzheimer
06.30
Beberapa alternatif penyebab yang telah
pada lansia (oleh
07.00
dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan
Hanif Rafika Putri,
fungsi imunitas, infeksi virus, polusi
M.Pd)
Diskusi dan tanya
07.00
udara/industri, trauma, neurotransmiter, defisit
jawab
07.30
formasi sel-sel filament, dan presdiposisi
07.30

heriditer (Japardi, 2002). Dampak dari penyakit


Senam otak
08.00
ini diantaranya, orang yang bersangkutan akan
Senam
08.00
kehilangan kecemerlangan dan integritasnya.
Penutupan
08.15
Kerabat dan teman mengatakan bahwa orang
Tabel
1.
Rincian
Pelaksanaan
Kegiatan
yang bersangkutan bukan dirinya lagi. Keterlibatan
Agar pelaksanaan pengabdian masyarakat
sosial dengan orang-orang semakin berkurang.
dapat
berjalan
lancar dan baik, maka perlu suatu
Akhirnya, orang tersebut kehilangan kesadaran
sistematika
pengelompokkan
khalayak sasaran
terhadap sekelilingnya.
dengan
kriteria
dan
ciri-ciri
yang
jelas. Khalayak
Kurangnya kesadaran dan pemahaman
terhadap demensia Alzheimer mengakibatkan sasaran dalam pengabdian masyarakat adalah:
ketidakcukupan sumber daya untuk menghadapi Lansia yang tergabung dalam PROLANIS BPJS
krisis ini. Perhatian terhadap masalah yang Kesehatan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan kali
berkembang pesat ini sangat sedikit sehingga
ini
adalah
observasi dan wawancara. Pengabdian
kebanyakan orang yang mengalami penyakit ini
dilakukan
dengan cara mengadakan pertemuan
terus menderita tanpa bantuan dan harapan.
secara
langsung
dengan lansia yang tergabung
Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat
dalam
PROLANIS
BPJS Kesehatan Kecamatan
terbatas oleh karena penyebab dan patofisiologis
masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan Patrang, Jember untuk kemudian memberikan
suportif seakan hanya memberikan rasa puas pada penyuluhan tentang gejala dan penanganan
penderita dan keluarga (Japardi, 2002). Pemberian penyakit alzheimer. Selama penyuluhan dilakukan,
obat stimulan, vitamin B, C, dan E belum ada beberapa hal yang diamati yakni:
mempunyai efek yang menguntungkan.

Halaman 2

a.

Mengukur daya tangkap dan pemahaman para


lansia PROLANIS BPJS Kesehatan dengan
cara mengajukan beberapa pertanyaan.

b.

Mengidentifikasi faktor penunjang semua


permasalahan yang dikonsultasikan oleh para
peserta
serta
mengklasifikasi
semua
permasalahan yang didiskusikan oleh para
peserta.

Setelah dilakukan penyuluhan, juga


dilakukan wawancara kepada pada lansia yang
tergabung dalam PROLANIS BPJS Kesehatan
Kecamatan Patrang, Jember. Beberapa pertanyaan
yang diajukan berhubungan dengan kepuasan
terhadap kegiatan penyuluhan secara umum, serta
pemerolehan informasi mengenai penyakit
alzheimer.
HASIL DAN PEMBAHASAN

a.

b.

c.
d.

e.
f.

Apakah kecelakaan dapat menyebabkan


penyakit alzheimer?
Karena beberapa tahun lalu saya
mengalami kecelakaan dan saya
mengalami beberapa gejala penyakit
alzheimer yang telah dijelaskan.
Bagaimana jika perempuan yang
memakai perhiasan emas? Apakah juga
ada pengaruhnya terhadap kesehatan dan
menimbulkan penyakit alzheimer?
Terbuat dari apakah peralatan masak
yang aman bagi kesehatan?
Bagaimana jika menggunakan peralatan
masak yang terbuat dari tanah liat?
Apakah
tidak
berbahaya
dan
menimbulkan gejala alzheimer?
Mengapa
alumunium
dapat
menyebabkan penyakit alzheimer?
Bagaimana bila terpaksa menggunakan
peralatan memasak yang terbuat dari
alumunium?
Apakah ada perlakuan khusus agar
alumuniumnya tidak terurai dan masuk
ke dalam tubuh?
Apakah peralatan masak yang bagian
luarnya dilapisi oleh cat berbahaya?
Apakah juga menimbulkan penyakit
alzheimer?

Data hasil kegiatan kepada masyarakat ini


berupa data deskriptif yaitu data berupa gambaran
secara tertulis yang dapat diamati. Data tersebut
menggunakan metode observasi untuk mengetahui
g.
efektivitas aspek proses yang diperoleh dari
penyuluhan dan wawancara terbuka untuk
mengetahui efektifitas aspek perolehan hasilnya.
Data yang telah diperoleh dianalisis dan disajikan
dalam bentuk narasi.
B. Hasil wawancara
Berdasarkan wawancara, tanya jawab dan
pengamatan
langsung
selama
kegiatan
Setelah dilakukan penyuluhan, juga
berlangsung, kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan wawancara kepada pada lansia yang
ini memberikan hasil sebagai berikut:
tergabung dalam PROLANIS BPJS Kesehatan
A. Hasil Observasi
Kecamatan Patrang, Jember. Beberapa pertanyaan
1. Meningkatnya
pengetahuan
dan yang diajukan berhubungan dengan kepuasan
pemahaman lansia yang tergabung dalam terhadap kegiatan penyuluhan secara umum, serta
PROLANIS BPJS Kesehatan Kecamatan pemerolehan informasi mengenai penyakit
Patrang, Jember tentang gejala dan alzheimer. Hasil dari wawancara tersebut adalah:
penanganan penyakit alzheimer. Ini terbukti
1. Sebagian besar khalayak sasaran yaitu 85%
saat para lansia diberikan beberapa
mengaku
sangat
puas
mengikuti
pertanyaan, mereka dapat menjawab dengan
keseluruhan rangkaian kegiatan penyuluhan
baik.
dan rangkaian kegiatan tentang tentang
2. Dari 5 pertanyaan yang telah diajukan,
gejala dan penanganan penyakit alzheimer.
semuanya dapat dijawab dengan baik oleh
para lansia yang berjumlah 40 orang.
2. Setelah mengikuti keseluruhan rangkaian
3. Sebagian besar khlayak sasaran mengikuti
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,
keseluruhan rangkaian kegiatan pengabdian
sebagian besar khalayak sasaran mengaku
kepada masyarakat ini dengan penuh
banyak memperoleh informasi dan wawasan
antusiasme. Indikasinya: mereka sangat
mengenai gejala dan penanganan penyakit
aktif selama berlangsungnya proses dialog
alzheimer.
(mengajukan
pertanyaan;
mengajukan
3. Sebagian besar khalayak sasaran mengaku
pendapat, memberi tanggapan baik terhadap
sekarang ini mereka akan semakin menjaga
sesama peserta maupun pada penyaji
pola hidup sehat untuk mencegah penyakit
materi) dan mengikuti senam otak yang
alzheimer.
dipandu oleh penyaji materi.
4. Ada sekitar 7 pertanyaan yang diajukan oleh
para lansia saat diskusi, diantaranya adalah:

Halaman 3

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan analisis data-data deskriptif
hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat
sebagaimana telah dikemukakan pada bab IV hasil
kegiatan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai
berikut.
1. Lansia yang tergabung dalam PROLANIS
BPJS Kesehatan Kecamatan Patrang,
Jember sangat mendukung dan bersifat
kooperatif terhadap pelaksanaan kegiatan
pengabdian
kepada
masyakarat
ini.
Buktinya, sebagaimana ditunjukkan hasil
observasi bahwa para khalayak sasaran
mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan
pengabdian masyarakat ini dengan penuh
disiplin dan antusiasme.
2. Lansia yang tergabung dalam PROLANIS
BPJS Kesehatan Kecamatan Patrang,
Jember, sebagaimana buktinya ditunjukkan
hasil wawancara langsung:
3. Sebagian besar khalayak sasaran mengaku
sangat
puas
mengikuti
keseluruhan
rangkaian kegiatan penyuluhan dan
rangkaian kegiatan tentang tentang gejala
dan penanganan penyakit alzheimer.
4. Setelah mengikuti keseluruhan rangkaian
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini,
sebagian besar khalayak sasaran mengaku
banyak memperoleh informasi dan wawasan
mengenai gejala dan penanganan penyakit
alzheimer.
5. Sebagian besar khalayak sasaran mengaku
sekarang ini mereka akan semakin menjaga
pola hidup sehat untuk mencegah penyakit
alzheimer.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diajukan berkaitan
dengan kegiatan penyuluhan tentang gejala dan
penanganan penyakit alzheimer pada lansia ini
adalah sebagai berikut:
1. Perlu diadakan senam otak secara rutin
untuk melatih otak untuk terus berpikir dan
mencegah terkena penyakit alzheimer.
2. Bagi lansia, perlu semakin menjaga pola
hidup sehat guna menjaga agar tubuh tetap

sehat pada umumnya dan


penyakit alzheimer khususnya.

mencegah

DAFTAR PUSTAKA
Alzheimer Disease International. (2008). Piagam
Global
Penyakit
Alzheimer.
www.alz.co.uk. Diakses tanggal 09 Mei
2016.
Creswell, John. (2015). Riset pendidikan Edisi
Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Guslinda. (2013). Pengaruh Senam Otak Terhadap
Fungsi Kognitif pada Lansia Dengan
Dimensia di Panti Sosial Tresna Werdha
Sabai Nan Aluih Sicincin Padang
Pariaman Tahun 2013. Prodi S1
Keperawatan STIKes Mercubaktijaya
Padang.
Haeroni. (2014). Pengaruh Terapi Membaca Al
quran (Surah Ar-rahman) terhadap
Demensia pada Lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo
Ungaran
Kabupaten
Semarang.
Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Japardi, Iskandar. (2002). Penyakit Alzheimer.
Fakultas Kedokteran Bagian Bedah
Universitas Sumatera Utara.
Julianti, Riri. (2008). Demensia. Faculty of
Medicine University of Riau RSJ
Tampan of Pekanbaru.
Nugroho, H. W. (2008). Keperawatan Gerontik
dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
Poerwadi, Troeboes. (2000). Penatalaksanaan
Demensia Alzheimer. Anima Indonesian
Psychological Journal 2000, Vol. 15 No.
3.
Understand Educate Alzheimers Australia. (2013).
What is Dementia?. Alzheimers
Australia.
Untari, Ida. (2014). Efektifitas Senam Cegah Pikun
Up Brains Game terhadap Peningkatan
Daya Ingat pada Lansia. Seminar Nasional
dan Call For Papers Uniba 2014.

Halaman 4

Você também pode gostar