Você está na página 1de 7

JUDUL

:PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA
KARANGBENDO BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

PENULIS

: Adi Sucipto

KEYWORD : Hipertensi, Teknik relaksasi otot progresif, Tekanan darah

A) PENDAHULUAN
Lansia merupakan kelompok yang sudah mengalami penurunan atau perubahan fungsi
seperti fisik, psikis, biologis, spiritual, serta hubungan sosialnya, dan tentunya
memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupannya, salah satunya kondisi
kesehatannya.

World

Population

Prospect

(2010)

dalam

KemenKesRI

(2013)

menyebutkan bahwa populasi lansia di dunia pada tahun 2010 mencapai 14,35% dari total
penduduk dunia.
Tingginya angka kejadian hipertensi menuntut peran tenaga kesehatan untuk melakukan
upaya penanganan/pengobatan. Salah satu pengobatan hipertensi yang dapat dilakukan
yaitu dengan cara terapi komplementer. Salah satu bentuk terapi komplementer adalah
terapi relaksasi otot progresif. Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot
dalam yang tidak memerlukan imajinasi, kekuatan atau sugesti. Teknik relaksasi otot
progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot
yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan rilaks.

Terapi relaksasi otot progresif bermanfaat untuk

menurunkan resistensi perifer dan menaikkan elastisitas pembuluh darah. Otot-otot dan
peredaran darah akan lebih sempurna dalam mengambil dan mengedarkan oksigen serta
relaksasi otot progresif dapat bersifat vasodilator yang efeknya memperlebar pembuluh
darah dan dapat menurunkan tekanan darah secara langsung. Relaksasi otot progresif ini
menjadi metode relaksasi termurah, tidak memerlukan imajinasi, tidak ada efek samping,
mudah dilakukan, membuat tubuh dan pikiran terasa tenang dan rileks. Latihan ini dapat
membantu mengurangi ketegangan otot, stres, menurunkan tekanan darah, meningkatkan
toleransi terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status
fungsional, dan kualitas hidup meningkat. Dari hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan di Desa Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta pada tanggal 19

Februari 2014, ditemukan sebanyak 42 orang lansia mengalami hipertensi dengan jumlah
lansia perempuan sebanyak 32 orang dan laki-laki sebanyak 10 orang yang sebelumnya
dilakukan pengukuran tekanan darah pada lansia yang berada di lingkungan Desa
Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
B) METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian jenis eksperimen semu atau Quasi Experimental.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control Group. Penelitian
ini membandingkan antara hasil intervensi teknik relaksasi otot progresif dengan suatu
kelompok kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama(9).
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta pada
tanggal 30 Mei 2014 sampai dengan 5 Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh lanjut usia yang mengalami hipertensi primer yang ada di Desa Karangbendo,
Banguntapan, Bantul, Yogyakarta yang berjumlah sebanyak 42 orang. Sampel adalah
bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi(10) dimana dalam penelitian ini
menggunakan teknik Stratified Proportional Random Sampling yaitu pengambilan sampel
dalam populasi yang bersifat heterogen yang dibagi-bagi dalam strata dan setiap strata
pengambilan sampel dengan cara acak sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi
dengan jumlah sampel 38 responden.
C) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
a) Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
di desa Karangbendo.Banguntapan, Bantul Yogyakarta Bulan Mei-Juni 2014
b)

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa dilihat Usia 60-96 tahun
sebanyak 16 orang (44,4%), 70-79 tahun sebanyak 13 responden (36,1%) dan
Usia 80-89 tahun sebanyak 7 responden (19,4) . Jadi mayoritas responden dalam
penelitian ini berusia 60-69 tahun sebanyak 16 responden (44,4) . sementara itu
dilihat dari hasil distribusi frekuensi karakteristik responden distribusi frekuensi
karakteristik responden berdasarkan jenis Laki laki sebanyak 7 responden
(19,4%) dan jenis kelamin Perempuan sebanyak 29 responden (80,6%)
b) Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pretest pada kelompok
Intervensi dan kelompok kontrol di Desa Karangbendo,Bantul, Yogyakarta
Bulan Mei-Juni 2014

Berdasarkan grafik diatas Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden


Pretest pada kelompok Intervensi dan kelompok kontrol hasilnya sama yaitu
100%.
c) Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Posttest

pada kelompok

Intervensi dan kelompok kontrol di Desa Karangbendo,Bantul, Yogyakarta


Bulan Mei-Juni 2014

Pada grafik diatas menunjukan hasil setelah posttes pada kelompok intervensi
dibagian tekanan darah sistolik mempunyai hasil normal sebanyak 72,2% dan
hasil dari Hipertensi sebanyak 27,2% sementara itu hasil dari tekanan darah
diastolik normal sebanyak 16,7% dan Hipertensi sebanyak 83,3% . dengan
demikian pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi teknik relaksasi
otot progresif, terjadi penurunan tekanan darah sistolik sementara pada
tekanan darah diastolik tidak mengalami penurunan yang signifikan.
2) Analisis Bivariat
a)Pretest dan Posttest pada Kelompok Intervensi pada Lansia yang Mengalami
Hipertensi di Desa Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Bulan
Mei-Juni 2014.

Pada hasil posttest Tekanan Darah pada kelompok Intervensi

mengalami

perubahan dimana terjadi perubahan tekanan darah sistolik normal sebanyak


13 responden (72,2%) dan Diastolik normal sebanyak 3 responden (16,7%).

b)

Hasil Pretest dan Posttest pada Kelompok Kontrol pada Lansia yang
Mengalami

Hipertensi

di

Desa

Yogyakarta Bulan Mei-Juni 2014

Karangbendo,

Banguntapan,

Bantul,

Berdasarkan hasil data diatas menunjukan bahwa tekanan darah sistolik dan
tekanan darah diastolik sebanyak 18 respomden (100%)
D) KESIMPULAN
Tekanan darah pada lansia dengan hipertensi sebelum diberikan terapi relaksasi otot
progresif yaitu 36 responden baik kelompok intervensi maupun kelompok kontrol
mengalami hipertensi (100%) baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik. Tekanan darah pada lansia dengan hipertensi sesudah diberikan terapi relaksasi
otot progresif yaitu tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi mayoritas masuk ke
dalam kategori tekanan darah sistolik normal yaitu 13 responden (72,2%) dan tekanan
darah diastolik mayoritas masuk ke dalam kategori hipertensi yaitu 15 responden
(83,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol semua responden masuk ke dalam kategori
hipertensi sistolik dan diastolik yaitu 18 responden (100%).Ada perbedaan tekanan darah
sebelum dan sesudah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada lansia yang
mengalami hipertensi di Desa Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dimana
perbedaan terjadi pada tekanan darah sistolik pada kelompok intervensi dengan nilai pvalue = 0,000 (p-value < 0,05).

E) SARAN
Kepada lansia yang mengalami hipertensi agar dapat melaksanakan latihan teknik
relaksasi otot progresif ini secara benar dan rutin dengan cara melaksanakan latihan rutin

dua kali dalam satu hari yaitu setiap pagi hari dan sore hari sehingga dapat membantu
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan tubuh.
Dengan adanya penelitian diharapkan bagi ilmu keperawatan agar bisa menjadikan
penelitian ini sebagai acuan untuk pengembangan ilmu keperawatan yang komprehensif
khususnya keperawatan medikal bedah dan keperawatan komunitas khususnya
keperawatan gerontik dengan cara terjun ke masyarakat untuk memeberikan pendidikan
kesehatan tentang latihan teknik relaksasi otot progresif kepada masyarakat khususnya
lansia dan menjadikan latihan teknik relaksasi sebagai salah satu pengobatan non
farmakoterapi untuk mengatasi tekanan darah tinggi pada lansia. Untuk peneliti
selanjutnya diharapkan bisa dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh teknik relaksasi otot progresif dengan frekuensi latihan teknik relaksasi otot
progresif dilakukan lebih dari 1 kali latihan dalam 1 hari atau berkelanjutan dengan lama
waktu penelitian kurang lebih 1 bulan pada lansia dengan hipertensi.

HASIL ANALISIS JURNAL


PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA KARANGBENDO
BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

Disususn oleh :
RIMA MILANTIKA
010113a094

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2016

Você também pode gostar