Você está na página 1de 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin, hematokrit
dan jumlah eritrosit kurang dari normal sesuai umur dan jenis kelamin. Menurut etiologi
dan fisiologinya anemia dibagi menjadi 4 golongan yaitu anemia aplastik, anemia
perdarahan, anemia hemolotik dan anemia defisiensi.1
Anemia hemolitik didefinisikan sebagai anemia yang diakibatkan oleh peningkatan
dekstrusi eritrosit. Karena hiperplasia eritropoiesis dan perluasan anatomik pada sumsum
tulang, dektrusi eritrosit dapat meningkat beberapa kali lipat sebelum pasien menjadi
anemia. Hal ini terjadi bila umur eritrosit berkurang dari 120 hari dan bila sumsum tulang
tidak mampu mengatasi keadaan tersebut maka akan terjadi anemia .Sumsum tulang
dewasa normal mampu menghasilkan eritrosit dengan kecepatan 6-8 kali kecepatan
normal asalkan efektif. Oleh karena itu, anemia hemolitik mungkin tidak tampak sampai
jangka panjang eritrosit kurang dari 30 hari. Secara umum anemia hemolitik dapat
dikelompokkan menjadi anemia hemolitik autoimun dan anemia hemolitik non autoimun.
Angka kejadian anemia hemolitik adalah 5% dari keseluruhan anemia.2-4
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapu dapat
juga mengenai organ tubuh lainnya. TB anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak
usia 0-14 tahun.Tuberkulosis anak merupakan faktor penting di negara-negara
berkembang karena jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun adalah 40-50% dari jumlah
seluiruh populasi. Di mana sekurang-kurangnya 500.000 anak menderita TB setiap tahun.
200 anak di dunia meninggal setiap hari akibat TB, 70.000 anak meninggal setiap tahun
akibat TB.5
Diagnosis TB anak sangat sulit, selain karena gejalanya yang tidak khas dan juga
sulitnya mendapatkan spesimen diagnostik.6-7 Karena sulitnya mendiagnosis TB anak,
sering terjadi overdiagnosis yang diikuti overtreatment. Di lain pihak, ditemukan juga
underdiagnosis dan undertreatment.6

Indonesia menempati urutan ke tiga dunia dalam jumlah total penderita TB setelah

2
Cina dan India.6Data TB di Indonesia menunjukkan proporsi kasus TB anak diantara
semua kasus TB tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun 2011 dan
8,2% pada tahun 2012. Apabila dilihat data per provinsi, menunjukkan kualitas diagnosis
TB anak masih sangat bervariasi pada level provinsi. Kasus BTA positif pada TB anak
tahun 2010 adalah 5,4 % dari semua kasus TB anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi
6,3% dan tahun 2012 menjadi 6 %.5
Berdasar latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menyajikan kasus seorang anak
dengan anemia hemolitik, dan TB paru yang mendapatkan perawatan rawat inap di
bangsal C1L1 RSUP Dr. Kariadi Semarang.

1.2 TUJUAN
Pada laporan kasus ini disajikan suatu kasus anak perempuan usia 16 tahun 10 bulan
dengan anemia hemolitik disertai TB paru yang dirawat di C 1L1IRNA RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Penyajian kasus ini bertujuan untuk mempelajari lebih dalam tentang cara
mendiagnosis dan mengelola penderita anemia hemolitik danTB parupada seorang anak umur
16 tahun10 bulan yang dirawat di IRNA C1L1.

1.3 MANFAAT
Penulisan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam belajar cara
menegakkan diagnosis dan melakukan pengelolaanpenyakit pada anak uia 16 tahun 10 bulan
dengan anemia hemolitik dan TB paru.

Você também pode gostar