Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak.
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
c.
Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d.
Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
e.
Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup
secara bersamasama.
f.
Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga .
Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang
masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya,
misalnya
makan,
tidur,
bangun
pagi
dan
sebagainya
Tugas perkembangan
1. Membina hubungan intim danmemuaskan.
2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3. mendiskusikan rencana memiliki anak.
4. Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga istri
dan keluarga sendiri.
II.
Mempertahankan
hubungan
yang
memuaskan
dengan
pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan berinteraksi dan
merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
III.
Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
Perubahan
sistem
peran
dan
peraturan
untuk
tumbuh
kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk
bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
VI. Keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak
yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
VII. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
1. Tugas perkembangan
2. Mempertahankan kesehatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
4. Meningkatkan keakraban pasangan.
5.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat .
b. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah
masalah dalam kelompoknya
c.
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu angota
keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang
lain.
d.
Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien ) keluarga tetap
berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota keluarganya yang
menderita hipertensi.
e.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi anggota
keluarga yang menderita sakit hipertensi.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan cara
menghindari adanya stres
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
hipertensi
d. Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic
7. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman ( 1981) keluarga mempunyai lima (5 ) tugas
memelihara kesehatan
Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran perawat
diperlukan sebagai berikut :
a. Pengenal tentang gejala hipertensi
merupakan
suatu
(Soekarsohardi,1999 : 151)
factor
terjadinya
kompilikasi
penyakitt
kardiovaskuler
umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya kompilkasi penyakit
kardiovaskuler.
Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana komplikasi yang
mungkin timbul menjadi nyata. Ada beberpaa pendapat yang menjelaskan definisi hipertensi,
antara lain :
a.
Menurut WHO
b. Hipertensi adalah kenaikan tekaan darah sama atau diatas 160/90 mmHg.
c.
1).
Menurut kaplan, mendefinisikan hipertensi berdasar atas perbedaan usia dan jenis kelamin:
Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah pada waktu berbaring
diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2).
Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya diatas 145/95
mmHg
3).
pada wanita, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah diatas atau sama dengan 160/95 mmHg
Menurut sumber lain disebutkan bahwa Hipertensi adalah tekanan sistole lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastole lebih dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan pemeriksaan rata-rata 2 kali
atau lebih pengukuran tekanan darah 2 waktu yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi
adalah peningkatan tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
2. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
a. Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab hipertensi seperti berrtambahnya usia
, factor psikologis , dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
b. Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis,
penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan
pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan,
lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi (Susi Purwati , 2000 : 25 )
3. Gejala Klinis
Gejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat hipertensi.
Pada hipertensi essensial dapat berjalan gejala dan umumnya baru timbul gejala setelah
komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak, dan jantung yang sering di jumpai berupa
:
1. Sakit kepala
2. Vertigo
3. Perdarahan retina
4. Gangguan penglihatan
5. Proteinuria
6. Hematuria
7. Takikardi, palpitasi
8. Pucat dan mudah lelah
4. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh tubuh,
tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer. Pada keadaan
normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan
peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya volume cairan
dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput . Dalam sistim Renin - Angiotensien aldosteron pada patogenesis
II
mempengaruhi
Control
Nervus
Sistim
dan
nervus
pereifer
yang
semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac output. (Jurnlistik
international cardiovaskuler,1999 )
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti , penyakit jntung koroner, gagal
jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 :
22,23 dan patologi penyakit jantung RSUD.dr Soetomo,1997).
5.
Hipertensi
Patofisiologi / Path Way
6. Pemeriksaan Penunjang
a.
Hemoglobin / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko (hiperkoagulabilitas,
anemia)
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretik
e.
f.
Kolesterol dan trigliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk /
adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
g.
h.
i.
j.
Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi
k.
Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katup, deposit / takik aorta /
pembesaran jantung
l.
EKG : dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, luas,
peniggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di
bawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi,
biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis termasuk
penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau, latihan dan relaksasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi antihipertensi. Apabila
penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pria, perokok) atau bila tekanan darah
diastoliknya diatas 85 sampai 95 mmHg dan sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka
perlu dimulai terapi obat-obatan.
Berikut algoritma penanganan hipertensi oleh Joint National on Detection Evaluation
and Treatment of High Blood Pressure :
Pengaturan diet
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa factor yang
perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya
komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan
tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa ( untuk orang sehat
rata-rata mengandung 2800 6000 mg per hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam
dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah serta
cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit untuk
menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi makanan
tanpa garam. Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG
(Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat biasanya terdapat dalam
saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut :
a.
b. Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit, ikan asin,
sardensis, sosis dan lain-lain.
c.
Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan atau
penyedap rasa seperti saos.
f.
keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah
menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi adalah :
g.
h.
i.
j.
Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.
Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh
seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi terkena
hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan diet rendah kalori, agar
berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal
berikut :
Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 0,5
kg berat badab per minggu.
Faktor lingkungan
g) Perumahan
h) Fasilitas social dan lingkungan
i)
j)
Riwayat kesehatan
Ancaman
kesehatan
adalah
keadaan
yang
dapat
memungkinkan
terjadinya
c) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau keluarga dalam
hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
KRITERIA
SKOR
Sifat masalah
3
Aktual (Tidak/kurang sehat)
2
Ancaman kesehatan
1
Keadaan sejahtera
2
Kemungkinan masalah dapat diubah
2
Mudah
1
Sebagian
0
Tidak dapat
3
Potensi masalah untuk dicegah
3
Tinggi
2
Sedang
1
Rendah
4
Menonjolnya masalah
2
Masalah berat, harus segera ditangani
BOBOT
iv.
Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot
b. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas kesehatan
yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh
keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan tugas-tugas
kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan,
maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi antara lain :
1)
Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi .
Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya hipertensi
adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet bagi penderita
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet yang benar.
3)
Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang tepat.
Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi.
ii. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan
makan-makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .
d) Rasional
i.
yang negatip sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah khususnya nutrisi
untuk klieh hiperetensi
ii.
rendah garam.
2). Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap anggota keluarga
yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang
manfaat dari pengaturan diet
a) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi
b) Kriteria hasil
i.
hiperetensi
ii. Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
c) Rencana tindakan
i. Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi.
ii. Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
d) Rasionalisasi
i.
a) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
b) Kriteria hasil
i.
hipertensi.
ii. Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi.
c) Rencana tindakan
i.
iii.
mengandung garam.
iii. Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam.
c) Rencana tindakan.
i.
klien hipertensi.
Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap
ii.
Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak
mengandung garam.
iii. Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk merubah.
d) Rasional
i.
mengandung garam.
iii. Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya
dari yang tidak sehat menjadi sehat
5). Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat keluarga berhubungan
dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.
a) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat keluarga.
b) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu untuk pengobatan
hipertensi
c) Rencana tindakan
Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
i.
Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi sesuai
rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
1). Deteksi dini kasus baru.
2). Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
3). Melakukan rujukan
4). Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
e. Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan penilaian selalu
berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
1). Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan keperawatan.
2). Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat dikaitkaan
dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
3). Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah.
4). Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care , 1989 : 97 )
PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama KK
: Ny. S
2. Umur
: 70 Tahun
3. Pendidikan
: SD
4. Pekerjaan
: Buruh tani
5. Suku / Bangsa
: Jawa / WNI
6. Alamat
7. Tanggal Pengkajian
: 21 Januari 2012
: Hipertensi
B.
C.
Nama
1.
Ny. S
2.
Ny. D
3
Tn. K
Genogram
Umur
70
58
32
L/P
L
P
L
Hub.
keluarga
KK
Anak
Anak
Pendidikan
SD
SD
SMP
Pekerjaan
Tani
Tani
Riw.
kesehatan
Hipertensi
-
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: penderita Hipertensi
: menikah
: tinggal serumah
1. Tipe keluarga
: Keluarga inti
2. Suku Bangsa
: Jawa
3. Agama
: Islam
Anggota keluarga Ny.S yaitu istri, tidak mempunyai aktivitas rekreasi kecuali hanya nonton
Televisi.
D.
Lingkungan
a.
Janis bangunan
: semi permanen
b. Status rumah
: rumah pribadi
c.
: genteng
Atap rumah
d. Ventilasi
: cukup.
e.
Cahaya
: cukup
f.
Penerangan
: cukup
g.
Lantai
: tanah
h.
i.
Jamban
Struktur Keluarga
Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga saling menyayangi dan menghormati
2. Fungsi sosial
Setiap keluarga saling menjaga hubungan sosial yang baik dengan warga sekitar dengan
mengikuti kegiatan dalam masyarakat.
3. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan
a.
Keluarga Ny.S tidak mengetahui kalau Ny. S menderita penyakit Hipertensi / darah tinggi.
b.
Keluarga Ny.S kurang cepat dalam mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan karena
sangat tergantung pada kondisi keuangan.
c.
Keluarga Ny.S belum tahu cara merawat penyakit Hipertensi / darah tinggi terutama untuk
masalah diet, kurang teratur dalam berobat dan tidak teratur kontrol tekanan darah.
d. Keluarga Ny.S belum mampu memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat terutama
untuk ventilasi kurang dan lantai masih dari tanah, karena terbentur masalah biaya.
e.
4. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 8 (delapan) orang anak, tujuh diantaranya sudah berkeluarga dan mempunyai
rumah sendiri sedangkan anak yang terakhir yaitu Tn.K masih bujangan dan satu rumah dengan
Ny.S dan Ny.D.
Ny. S dan Ny.D Sudah menopouse dan keduanya janda.
5. Fungsi ekonomi
Kebutuhan ekonomi dicukupi lewat penghasilan Ny.S kadang kadang dibantu oleh anaknya Tn.
K.
H.
Pemeriksaan Fisik
Ny. S
1. Vital sign :
TD
: 180/100 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 36 o C
RR
: 18 x/menit
2. Kepala
Rambut
. Mata
Telinga
. Hidung
Mulut
: rambut bersih.
: Visus 5/5, tidak ada kelainan, sclera putih.
: Telinga bersih, pendengaran cukup baik, tidak ada penyakit.
: Hidung bersih, penciuman masih normal.
: Mulut bersih, gigi ada beberapa yang tanggal.
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, bentuk leher normal.
4. Dada
Paru
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara sonor
. Jantung
:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara sonor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: suara sonor
Atas
1) Kanan
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kanan
2) Kiri
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada tangan kiri
b. Bawah
1) Kanan
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada kaki kanan
2) Kiri
: Kadang kadang terasa nyeri dan keju linu pada kaki kiri.
7. Genetalia
J.
: Tidak terkaji
Pemeriksaan Penunjang
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Klien mengatakan tidak tahu kalau menderita penyakit Hipertensi / darah tinggi.
Klien jarang kontrol tekanan darah.
Kadang kadang klien merasa pusing.
Ny. S mengatakan badan terasa nyeri dan leher/tengkuk kadang kadang kaku.
K.
Terapi
Ny. S mendapat obat oral :
Captopril 12,5 mg (2 x 1 tab / hari), Kalk tab (2 x1 tab / hari), Vit B1 (2 x1 tab / hari), Antalgin
tab (3 x 1 tab / hari)
L.
Harapan keluarga
Keluarga Ny.S mengharapkan bisa mencukupi kebutuhan sehari hari termasuk untuk
kebutuhan berobat Ny.S dan untuk memperbaiki rumah.
ANALISA DATA
NO
1
DATA
DS :
MASALAH
Gangguan rasa nyaman
PENYEBAB
Ketidak mampuan
nyeri kepala
keluarga merawat
pusing
anggota keluarga
Klien mengatakan
yang sakit
tengkuk/leher sakit
DO :
TD : 180/100 mmHg
Riwayat hipertensi
Jarang kontrol di
2
puskesmas
DS:
Resiko terjadi
Ketidak mampuan
komplikasi penyakit
keluarga mengenal
hipertensi (CVA)
masalah kesehatan
darah tinggi
pada anggota
keluarga yang
sakit
DO:
TD : 180/100 mmHg.
Jarang kontrol ke
Puskesmas.
Keluarga Ny.S tidak tahu
tentang Diet pada
hipertensi.
A. Skoring
1. Resiko terjadi komplikasi penyakit hipertensi pada Ny. S b.d Ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan anggota keluarga yang sakit.
No
Kriteria
1
Sifat masalah
Skala : Ancaman kesehatan
2
Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala : Sebagian
Potensial masalah
untuk dicegah
Skala : Tinggi
4
Menonjolnya masalah
Skala : Masalah tidak
dirasakan
Penghitunga
n
Sko
r
x1
x2
1
x1
x1
0
Pembenaran
Penyakit Hipertensi
merupakan penyakit
menahun yang sulit
sembuh total.
Komplikasi pada
Hipertensi bisa
disebabkan dari berbagai
faktor apalagi bila klien
tidak disiplin dalam
perawatan kesehatannya.
Sumber-sumber dan
tindakan untuk mencegah
meningkatnya tekanan
darah bisa terjangkau
oleh keluarga Ny.S
Masalah belum muncul
sehingga masalah tidak
dianggap serius oleh Ny.
S dan keluarganya
2
Total
2. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
No
Kriteria
Penghitunga Skor
Pembenaran
n
1
Sifat masalah
x1
Sakit kepala (rasa
Skala : Actual
pusing) sering dirasakan
1
oleh klien.
2
Kemungkinan masalah
x2
Sumber dan tindakan
dapat diubah
untuk mengurangi sakit
2
Skala : Mudah
kepala tersedia.
3
Potensial masalah
Dengan diet yang baik
x
1
untuk dicegah
dan minum obat secara
Skala : Sedang
teratur tekanan darah
bisa dikendalikan.
4
Menonjolnya masalah
x1
Klien merasa tidak
Skala : Ada masalah
nyaman bila sakit
kepalanya kambuh.
3
Total
B. Prioritas Masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala b d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit.
2. Resiko terjadi komplikasi pada Ny. S b.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan anggota keluarga yang sakit
1.
Umum
Setelah
Khusus
Setelah
Ktriteria evaluasi
Kriteria
Standar
Verbal
Keluarga dan
dilakukan
dilakukan
dan non
klien bisa
tindakan
kunjungan 2x
verbal
keperawatan
diharapkan
memahami
meng
Dimanifestasikan dengan:
, klien tidak
keluarga dapat :
tentang tanda-
hiper
DS :
mengalami
menjelaskan
nyeri/sakit
tanda-tanda
cara mengurangi
meng
kepala
hipertensi.
sakit/
Keluarga bisa
kepala, bisa
menyebutkan
menyebutkan
cara mengurangi
sakit kepala.
DO :
kepala.
TD : 160/90 mmHg
Keluarga bisa
Riwayat hipertensi
menyebutkan
anti nyeri
(captopril dan
puskesmas
sakit kepala.
antalgin)
Klien mau
Setelah
minum obat
Setelah
dilakukan
dilakukan
mengetahui dan
tindakan
kunjungan 2x
memahami
dimanifestasikan dengan :
keperawatan
diharapkan
DS :
, resiko
keluarga dapat :
terjadinya
menjelaskan arti
hipertensi, faktor
peng
komplikasi
hipertensi, tanda
penyebab,
peny
tinggi
pada klien
& gejala
pencegahan dan
akiba
Tujuan
Verbal
Keluarga
1. Obse
nyeri
4. Jelas
yang
5. Jelas
obat
1. Obse
komp
2. Gali
3. Jelas
bisa
hepertensi,
komplikasi
pantangan makan.
dikurangi.
faktor penyebab,
hipertensi
4. Anju
serin
DO:
pencegahan dan
Pusk
TD : 180/100 mmHg.
resiko terjadinya
5. Beri
komplikasi
akibat dari
hipertensi
kelua
No
Diagnosa keperawatan
1.
khusus
Setelah
dilakukan
kunjungan 2x
dimanifestasikan dengan :
diharapkan
DS :
keluarga
keluarga mengenai
dapat :
hipertensi
O:
menjelaskan
sakit
arti hipertensi,
mengenai penyebab
tanda &
gejala
DO :
hepertensi,
A:
TD : 160/90 mmHg
faktor
tengkuk/leher
Masalah teratasi
Riwayat hipertensi
penyebab,
pencegahan
kesempatan kepada
dan
keluarga untuk
pada klien.
komplikasi
bertanya
hipertensi
Setelah
dilakukan
adanya
masalah.
kunjungan 2x
komplikasi
Dimanifestasikan dengan:
diharapkan
hipertensi
DS :
keluarga
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
2 1. Mengobservasi
tanda tanda nyeri
9/1/2012 2. Menggali
pengetahuan
S:
Ny. S mengatakan m
menderita penyakit
3. Menjelaskan
TD : 180/100 mmH
4. Memberikan
2/2/2012 1.
29 November 2006
P:
Intervensi dihentika
2.
resiko S :
pengetahuan
menjelaskan
hipertensi.
DO:
TD : 180/100 mmHg.
hipertensi
3. Menjelaskan
TD : 170/90 mmHg
Keluarga bisa
mengenai
menyebutkan
Ny. S
dapat me
cara
gejala, penyebab,
pencegahan dan
A:
hipertensi.
rasa sakit
akibat komplikasi
pada kepala.
hipertensi
P:
Keluarga bisa
4.
menyebutkan
kesempatan kepada
salah satu
keluarga
obat sakit
bertanya
kepala.
Klien mau
minum obat
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Nasrul, 1998. Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II . Jakarta : EGC.
Moerdono, Prof.Dr. 1994. Masalah hipertensi . Jakarta: Bhrata Karya Aksara.
Rahayu Sri Ir dkk, 2000. Nutrisi untuk klien hipertensi . Jakarta : EGC
Stanhope Marcia dan Ruth N, 1997. Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian
intervensi dan penyuluhan .Jakarta : EGC.
Yasmin Ni Luh Gede, 1993. Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer.
Jakarta : EGC.