Você está na página 1de 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY NY.

O
DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM
DI RUANG PERINATOLOGI RSUD R. SYAMSUDIN.,S.H

Tanggal Masuk RS : 04 April 2016 jam 01.30 WIB


Waktu Pengkajian

: 04 April 2016 jam 10.30 WIB

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama Bayi
: By. Ny. O
No RM
: A377373
Tanggal Lahir
: 04 April 2016
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Diagnosa Medis : NCB SMU Spontan + Asfiksia Sedang
b. Identitas Penanggungjawab
Nama Ibu
: Ny. O
Nama Ayah
: Tn. M
Agama
: Islam
Alamat
: Kp. Talahah Kabupaten Bogor
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pada tanggal 4 April 2016 jam 01.30, bayi dari Ny. O lahir dengan
P2A0 Partus Maturius Spontan Ketuban Hijau tidak KPD dengan
riwayat Eklamsia, bayi mengalami asfiksia sedang dan ada retraksi
dinding dada dengan APGAR skor 4/6.
b. Keluhan Utama
Bayi tampak kesulitan untuk bernafas
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 4 april 2016, bayi tampak sesak.
Terdapat retraksi dinding dada dan suara nafas tambahan ronchi. Sesak
terlihat bertambah apabila bayi menangis dan berkurang apabila bayi
tertidur.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat eklamsia pada ibu bayi
e. Riwayat Intranatal
1

Jenis Persalinan
: normal dengan ibu eklamsia
Letak bayi dalam kandungan
: normal, presentasi kepala
Keadaan ketuban
: hijau cair
Obat yang didapat bayi
: vitamin K, tetes mata, Hb0
3. Pemeriksaan Fisik
Penampilan Umum : bayi tampak sesak, kesulitan untuk bernafas,
pergerakannya

lemah,

ekstremitas

tampak

pucat, ada retrakssi dinding dada, terpasang


selang oksigen 1 liter/menit, infus dextrose
10% 12 TPM di tangan kanan, dan terpasang
OGT.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
Heart rate
Suhu
Respirasi
Antropometri
Berat badan
Tinggi badan
Lingkar Kepala
Lingkar Dada
LILA
APGAR score
Reflex

: tidak dikaji
: 148x/menit
: 35,8oC
: 52x/menit
: 2.650 gram
: 46 cm
: 33 cm
: 32 cm
: 10 cm
: 4/6
: Rooting (+), Graf (+), Tonickneck (+), sucking

(+)
Pemeriksaaan Fisik Head to Toe
Kepala : fontanel belum menutup, rambut kotor,
tidak ada lesi, bentuk kepala normal
Mata
: konjungtiva anemis, bentuk simetris, sclera
putih
Hidung : terdapat lender/secret, adanya pernafasan
cuping hidung
Telinga : terdapat serumen pada telinga, bentuk
simetris
Mulut : bibir tampak pucat, tidak ada lender, tidak
ada kelainan
Leher : terdapat kotoran berwarna putih pada leher
bayi
Dada

: bentuk simetris, terdapat retraksi dinding

dada, terdapat suara nafas tambahan ronchi


2

Abdomen

: perut cembung, tali pusat basah,

tidak ada tanda-tanda infeksi


Genitalia: skrotum utuh, penis normal, tidak ada
pengeluaran
Ekstremitas

: bentuk simetris, warna pucat, akral

dingin, pergerakan lemah.


4. Data Biologis
No

Pola

Aktivitas
1 Nutrisi

Selama di Rumah Sakit


Klien mendapatkan nutrisi yaitu diberi cairan
glukosa 5% sebanyak 5cc melalui selang OGT

2 Eliminasi
a. BAK
Frekuensi
Warna
b. BAB
Frekuensi
Warna
3 Personal
Hygiene

Selama dirawat, klien sudah BAK 3x dalam 1 hari


Kuning jernih
Klien sudah BAB sebanyak 2x dalam 1 hari
Kuning kehijauan
Klien dibantu oleh perawat untuk personal hygiene
selama dirumah sakit (dibersihkan dari kotoran
urine dan feses, mengganti popok, ganti baju

4 Aktivitas dan
Istirahat

bersih)
Klien tidak bergerak aktif, tidur terus menerus,
hanya terbangun jika lapar dan BAB/BAK, atau
jika kenyamanannya terganggu

5. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 4 april 2016 jam 04.36
N
o

Pemeriksaan

HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Index Eritrosit
5
MCV
6
MCHC
7
Trombosit
1
2
3
4

Hasil

Nilai Rujukan

11,4 g/dL
18.500 /L
33 %
3,1 juta /L

15,2 23,6 g/dL


4.000 10.000 /L
44 - 72 %
4,4 6,0 juta /L

108 fL
37 g/dL
266.000 /L

98 - 122 fL
31 - 35 g/dL
150.000 450.000 /L

6. Analisa Data
No
Data
1 Ds : Tidak dapat
dikaji
Do :
- Bayi tampak kesulitan
untuk bernafas
- Adanya pernafasan
cuping hidung
- Ada retraksi dinding
dada
- Suara nafas ronchi
- Respirasi 52 x/menit
- APGAR score : 4/6
(asfiksia sedang)
2 Ds : Tidak dapat
dikaji
Do :
- akral dingin
- ekstremitas pucat
- ada retraksi dinding
dada
- respirasi 52 x/menit

3 Ds : tidak dapat dikaji


Do :
- akral dingin
- ekstremitas

Etiologi
Factor predisposisi : ibu

Problem
Bersihan jalan

melahirkan dengan

nafas tidak

riwayat eklamsia

ASFIKSIA

Paru-paru terisi cairan

Bersihan jalan nafas tidak

efektif

efektif

Factor predisposisi : ibu

Pola nafas

melahirkan dengan

tidak efektif

riwayat eklamsia

ASFIKSIA

Adanya obstruksi jalan


nafas oleh secret

Nafas sesak

Apneu

Pola nafas tidak efektif


Factor predisposisi : ibu

Resiko

melahirkan dengan

ketidakseimba

riwayat eklamsia

ngan suhu

pucat
suhu 35, 8 oC

ASFIKSIA

Bayi kekurangan kadar

tubuh :
hipotermi

O2 dan kadar CO2


Meningkat

Suolai O2 dalam darah


menurun

Resiko
ketidakseimbangan suhu
tubuh : hipotermi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mucus
yang berlebih
2. Pola nafas tidak

efektif

berhubungan

engan

hipoventilasi

atau

hiperventilasi
3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan dengan
kurangnya suplai oksigen dalam darah

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DX

: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi


mucus yang berlebih

Tujuan Panjang : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 x 24 jam


diharapkan masalah dapat teratasi

Tujuan pendek

: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam


diharapkan Klien dapat memperlihatkan bersihan jalan
nafasnya efektif, dengan kriteria :
Nafas Bayi kembali normal
Bayi aktif.
Pada pemeriksaan auskultasi tidak ditemukan lagi bunyi
tambahan pernafasan

No
Intervensi
1 Tentukan kebutuhan oral /
suction trakhea

Rasional
Pengumpulan data untuk perawatan
optimal suction dapat mengeluarkan

2 Auskultasi suara nafas

lender
Membantu mengevaluasi keefektifan

sebelum dan sesudah suction


3 bersihkan daerah tracheal

tidakan suction
Meminimalisasi penyebaran

setelah suction berhasil


dilakukan
4 Monitor status oksigen,

mikroorganisme
Untik mengetahui efektifitas suction

hemodinamika segera,
sebelum, selama dan sesudah
tindakan
5 Tinggikan posisi kepla bayi
6 Kaji tanda vital

Memaksimalkan ekspansi paru


Sebagai indicator adanya gangguan

pernafasan, nadi, tekanan

dlm system pernafasan

darah.
Kaji frekwensi, kedalaman

Berguna dalam evaluasi derajat

pernafasan dan tanda-tanda

distress pernafasan adan/atau

sianosis setiap 2 jam.


Dorong pengeluaran

kronisnya proses penyakit


Kental, tebal dan banyaknya sekresi

sputum, pengisapan

adalah sumber utama gangguan

(suction) bila diindikasikan.

pertukaran gas pada jalan nafas kecil,


pengisapan dibutuhkan bila batuk

Lakukan palpasi fokal

tidak efektif.
Penurunan getaran vibrasi diduga ada

fremitus

pengumpulan cairan atau udara


terjebak.

10 Observasi tingkat kesadaran,


selidiki adanya perubahan

Gelisah dan ansietas adalah


manifestasi umum pada hipoksia,
GDA memburuk disertai
bingung/somnolen menunjukkan
disfungsi serebral yang berhubungan

11

Kolaborasi dengan tim

dengan hipoksemia.
Dapat memperbaiki /mencegah

medis pemberian O2 sesuai

memburuknya hipoksia.

dengan indikasi

Dx

: Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi atau


hiperventilasi

Tujuan Panjang : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 x 24 jam


diharapkan masalah dapat teratasi
Tujuan pendek

: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam


diharapkan Klien memperlihatkan pola nafas yang efektif,
dengan Kriteria hasil :

Pernapasan pasien 30-60X/menit.


Irama pernapasan teratur
Tidak ada retraksi dada saat bernapas
Bernapas mudah tidak ada suara napas tambahan

No
Intervensi
1 Pertahankan kepatenan jalan
nafas dengan menggunakan
penghisapan lender
2 Pantau status pernafasan dan
oksigenasi sesuai kebutuhan
3 Auskultasi jalan nafas untuk
mengetahui adanya penuruna
ventilasi
4 Berikan oksigen sesuai

Rasional
Untuk membersihkan jalan nafas
dari lender
Guna meningkatkan kadar oksigen
yang bersirkulasi dan
memperbaiki status kesehatan
Membantu mengevaluasi
ketidakefektifan batuk klien
Terapi oksigen dapat membantu

kebutuhan melalui nasal canule


5 Kolaborasi untuk pemeriksaan
AGD dan pemakaian alat bantu
pernafasan
6 Kaji frekwensi, kedalaman

mencegah gelisah dan edema paru


Perubahan AGD dapat
mencetuskan disritmia jantung
Kecepatan biasanya meningkat

pernafasan dan ekspansi dada.

apabila terjadi peningkatan kerja

Catat upaya pernafasan,

nafas
Penggunaan otot bantu pernafasan

termasuk penggunaan otot bantu sebagai akibat dari penigkatan


8

pernafasan
Auskulatasi bunyi nafas dan

kerja nafas
adanya bunyi nafas ronki dan

catat adanya bunyi nafas seperti

mengi menandakan adanya

mengi, krekels,dll
Tinggikan kepala bayi dan

kegagalan pernafasan
Untuk memungkinkan ekspansi

bantu mengubah posisi


10 Berikan oksigen tambahan

paru dan memudahkan pernafasan.


Memaksimalkan bernafas dan
menurunkan kerja nafas

Dx

: Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan


dengan kurangnya suplai oksigen dalam darah

Tujuan
Tujuan Panjang : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4 x 24 jam
diharapkan masalah dapat teratasi
Tujuan pendek : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam
diharapkan masalah resiko hipotermi teratasi dengan
kroteria hasil :
Suhu tubuh bayi normal 36 37 oC
Akral hangat
Ekstremitas tidak pucat
No
Intervensi
Rasional
1 Hindarkan bayi dari lingkungan Menjaga suhu tubuh tetap stabil
yang dingin dan tempatkan pada

tempat yang hangat


Monitor gejala yang

Untuk mendeteksi lebih awal

berhubungan dengan hipotermi : perubahan yang terjadi guna

fatigue, lemah, apatis,

mencegah komplikasi

perubahan warna kulit.


Monitor TTV

Monitor suhu, jika terjadi


peningkatan dapat menunjukan

Bila basah segera ganti pakaian

adanya tanda-tanda infeksi


Mencegah kehilangan panas tubuh

bayi dengan yang hangat dan

melalui konduksi

kering, beri selimut


Monitor adanya bradikardi

Penurunan frekuensi nadi


menunjukan terjadinya asidosis
respiratori karena kelebihan
retensi CO2

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Keperawatan pada hari Selasa, tanggal 5 April 2016
No
Waktu
Implementasi
Paraf
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
1
2
3
4

mucus yang berlebih


09.00
Menentukan kebutuhan oral / suction trakhea
09.30
Mengauskultasi suara nafas sebelum dan
09.35

sesudah suction
Membersihkan daerah tracheal setelah suction

09.45

berhasil dilakukan
Memonitor status oksigen, hemodinamika

segera, sebelum, selama dan sesudah tindakan


5
10.00
Meninggikan posisi kepla bayi
Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi
1
09.05
Mempertahankan kepatenan jalan nafas
2
3
4

09.20

dengan menggunakan penghisapan lender


Memantau status pernafasan dan oksigenasi

09.50

sesuai kebutuhan
Mengauskultasi jalan nafas untuk mengetahui

09.52

adanya penuruna ventilasi


Memberikan oksigen sesuai kebutuhan melalui
9

11.00

nasal canule
Berkolaborasi untuk pemeriksaan AGD dan

pemakaian alat bantu pernafasan


Dx : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan
1

dengan kurangnya suplai oksigen dalam darah


09.10
Menghindarkan bayi dari lingkungan yang
dingin dan tempatkan pada tempat yang hangat
(di dalam incubator atau di bawah lampu

09.15

sorot)
Memonitor gejala yang berhubungan dengan
hipotermi : fatigue, lemah, apatis, perubahan

3
4

10.05
10.30

warna kulit.
Memonitor TTV
Bila basah segera mengganti pakaian bayi

11.10

dengan yang hangat dan kering, beri selimut


Memonitor adanya bradikardi

Implementasi Keperawatan pada hari Rabu, tanggal 6 April 2016


No
Waktu
Implementasi
Paraf
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
mucus yang berlebih
1
09.00
Mengauskultasi suara nafas
2
09.04
Memonitor status oksigen
3
09.13
Meninggikan posisi kepala bayi
Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi
1
09.07
Memantau status pernafasan dan oksigenasi
2

09.00

sesuai kebutuhan
Mengauskultasi jalan nafas untuk mengetahui

09.15

adanya penuruna ventilasi


Memberikan oksigen sesuai kebutuhan melalui

nasal canule
Dx : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan
1

dengan kurangnya suplai oksigen dalam darah


09.20
Menghindarkan bayi dari lingkungan yang
dingin dan tempatkan pada tempat yang hangat
(di dalam incubator atau di bawah lampu
sorot)

10

09.25

Memonitor gejala yang berhubungan dengan


hipotermi : fatigue, lemah, apatis, perubahan

3
4
5

10.05
10.30

warna kulit.
Memonitor TTV
Bila basah segera mengganti pakaian bayi

11.10

dengan yang hangat dan kering, beri selimut


Memonitor adanya bradikardi

Implementasi Keperawatan pada hari Kamis, tanggal 7 April 2016


No
Waktu
Implementasi
Paraf
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
1
2
3

mucus yang berlebih


08.56
Mengobservasi tanda vital pernafasan, nadi,
09.17

tekanan darah.
Mengobservasi frekwensi, kedalaman

09.22

pernafasan dan tanda-tanda sianosis


Mengobservasi tingkat kesadaran, selidiki

adanya perubahan
4
09.26
Melakukan pemberian oksigen sesuai indikasi
Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi
1
09.17
Mengkaji frekwensi, kedalaman pernafasan
2
3
4

09.28

dan ekspansi dada.


Mencatat upaya pernafasan, termasuk

09.20

penggunaan otot bantu pernafasan


Mengauskulatasi bunyi nafas dan mencatat

09.35

adanya bunyi nafas seperti mengi, krekels,dll


Meninggikan kepala bayi dan bantu

mengubah posisi
5
09.26
Memberikan oksigen tambahan
Dx : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan
1

dengan kurangnya suplai oksigen dalam darah


09.39
Menghindarkan bayi dari lingkungan yang
dingin dan tempatkan pada tempat yang hangat
(di dalam incubator atau di bawah lampu

09.49

sorot)
Memonitor gejala yang berhubungan dengan
hipotermi : fatigue, lemah, apatis, perubahan
warna kulit.
11

3
4
5

08.56
11.32

Memonitor TTV
Bila basah segera mengganti pakaian bayi

09.47

dengan yang hangat dan kering, beri selimut


Memonitor adanya bradikardi

Implementasi Keperawatan pada hari Jumat, tanggal 8 April 2016


No
Waktu
Implementasi
Paraf
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
1
2
3

mucus yang berlebih


10.02
Mengobservasi tanda vital pernafasan, nadi,
10.08

tekanan darah.
Mengobservasi frekwensi, kedalaman

10.10

pernafasan dan tanda-tanda sianosis


Mengobservasi tingkat kesadaran, selidiki

adanya perubahan
Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi
1
10.13
Mengkaji frekwensi, kedalaman pernafasan
2

10.17

dan ekspansi dada.


Mencatat upaya pernafasan, termasuk

10.02

penggunaan otot bantu pernafasan


Mengauskulatasi bunyi nafas dan mencatat

10.19

adanya bunyi nafas seperti mengi, krekels,dll


Meninggikan kepala bayi dan bantu

mengubah posisi
Dx : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan
1

dengan kurangnya suplai oksigen dalam darah


11.32
Menghindarkan bayi dari lingkungan yang
dingin dan tempatkan pada tempat yang hangat
(di dalam incubator atau di bawah lampu

2
3

11.49
11.58

sorot)
Memonitor TTV
Bila basah segera mengganti pakaian bayi
dengan yang hangat dan kering, beri selimut

E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi Tanggal 8 April 2016 jam 14.38
12

No
Evaluasi Keperawatan
Paraf
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi
S
O
A
P
Dx
S

mucus yang berlebih


Tidak dapat dikaji
Bayi tidak tampak kesulitan dalam bernafas
Tidak ada suara nafas tambahan
Tidak ada pernafasan cuping hidung
Respirasi dalam tentang normal : 38 x/menit
Tidak ada retraksi dinding dada
Masalah teratasi
Intervensi dihentikan
: Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi
Tidak dapat dikaji
Akral hangat
Ekstremitas tidak pucat
Tidak ada retraksi dinding dada

Respirasi dalam batas normal : 38 x/menit


A Masalah teratasi
P Intervensi dihentikan
Dx : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan
dengan kurangnya suplai oksigen dalam darah
S Tidak dapat dikaji
Akral hangat
O

Ekstremitas tidak pucat

Suhu dalam batas normal : 36,7 oC


A Masalah teratasi
P Intervensi dihentikan

13

CATATAN PERKEMBANGAN
No
Waktu
Catatan Perkembangan
Paraf
Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi mucus
1

yang berlebih
Selasa, 5 April 2016

Rabu, 6 April 2016

S
O

Tidak dapat dikaji


Resiprasi dalam batas normal : 40

A
P
I
E

x/menit
Suara nafas tambahan ronchi
Adanya retraksi dinding dada
Masalah teratasi sebagian
Intervensi 2, 4, 5 dilanjutkan
Mengauskultasi suara nafas
Memonitor status oksigen
Meninggikan posisi kepala bayi
Resiprasi dalam batas normal : 40

S
O

x/menit
Suara nafas tambahan ronchi
Adanya retraksi dinding dada
Tidak dapat dikaji
Respirasi dalam batas normal 47

A
P
I

x/menit
Suara nafas tambaahan ronchi
Ada retraksi dinding dada
Masalah teratasi sebagian
Intervensi 6, 7, 10, 11 dilanjutkan
Mengobservasi tanda vital
pernafasan, nadi, tekanan darah.
Mengobservasi frekwensi,
kedalaman pernafasan dan tandatanda sianosis
Mengobservasi tingkat kesadaran,
selidiki adanya perubahan
Melakukan pemberian oksigen

sesuai indikasi
Suara nafas tambahan ronchi

14

Kamis, 7 April 2016

S
O

Tidak dapat dikaji


Respirasi dalam batas normal 48
x/menit
Tidak ada retraksi dinding dada

A
P
I

Tidak ada suara nafas tambahan


Masalah teratasi sebagian
Intervensi 6, 7, 10 dilanjutkan
Mengobservasi tanda vital
pernafasan, nadi, tekanan darah.
Mengobservasi frekwensi,
kedalaman pernafasan dan tandatanda sianosis
Mengobservasi tingkat kesadaran,

Jumat, 8 April 2016

E
S
O

selidiki adanya perubahan


Tidak ada suara nafas tambahan
Tidak dapat dikaji
Respirasi dalam batas normal

A
P

46x/menit
Tidak ada suara nafas tambahan
Tidak ada retraksi dinding dada
Masalah teratasi
Intervensi dihentikan

CATATAN PERKEMBANGAN
Dx
1

: Pola nafas tidak efektif berhubungan engan hipoventilasi


Selasa, 5 April 2016 S Tidak dapat dikaji
O Resiprasi dalam batas normal : 40
A
P
I

x/menit
Masalah teratasi sebagian
Intervensi 2, 3, 4 dilanjutkan
Memantau status pernafasan dan
oksigenasi sesuai kebutuhan
Mengauskultasi jalan nafas untuk
mengetahui adanya penuruna

15

ventilasi
Memberikan oksigen sesuai

Rabu, 6 April 2016

kebutuhan melalui nasal canule


Respirasi dalam batas normal :

S
O

40x/menit
Tidak dapat dikaji
Respirasi dalam batas normal 47

A
P
I

x/menit
Ada retraksi dinding dada
Maslaah teratasi sebagian
Intervensi 6, 7, 8, 9, 10 dilanjutkan
Mengkaji frekwensi, kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada.
Mencatat upaya pernafasan,
termasuk penggunaan otot bantu
pernafasan
Mengauskulatasi bunyi nafas dan
mencatat adanya bunyi nafas
seperti mengi, krekels,dll
Meninggikan kepala bayi dan
bantu mengubah posisi

Memberikan oksigen tambahan


Respirasi dlam batas normal
47x/menit
Ada retraksi dinding dada

Kamis, 7 April 2016

S
O

Respirasi dalam batas normal 48


x/menit

A
P
I

Tidak ada retraksi dinding dada


Maslaah teratasi sebagian
Intervensi 6, 7, 8, 9 dilanjutkan
Mengkaji frekwensi, kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada.
Mencatat upaya pernafasan,
termasuk penggunaan otot bantu
pernafasan
Mengauskulatasi bunyi nafas dan
16

mencatat adanya bunyi nafas


seperti mengi, krekels,dll
Meninggikan kepala bayi dan
E

bantu mengubah posisi


Respirasi dalam batas normal 48
x/menit

Jumat, 8 April 2016

S
O

Tidak ada retraksi dinding dada


Tidak dapat dikaji
Respirasi dalam batas normal

A
P

46x/menit
Tidak ada retraksi dinding dada
Masalah teratasi
Intervensi dihentikan

CATATAN PERKEMBANGAN
Dx : Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh : Hipotermi berhubungan dengan
kurangnya suplai oksigen dalam darah
1
Selasa, 5 April 2016 S Tidak dapat dikaji
O Suhu tubuh 36,0oC
A Masalah belum teratasi
P Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan
I Menghindarkan
bayi
dari
lingkungan
tempatkan

yang
pada

dingin
tempat

dan
yang

hangat (di dalam incubator atau di


bawah lampu sorot)
Memonitor

gejala

yang

berhubungan dengan hipotermi :


fatigue, lemah, apatis, perubahan
warna kulit.
Memonitor TTV
Bila

basah

segera

mengganti

pakaian bayi dengan yang hangat


dan kering, beri selimut
Memonitor adanya bradikardi

17

Rabu, 6 April 2016

Suhu tubuh dibawah normal :

S
O
A
P
I

36,0 oC
Tidak dapat dikaji
Suhu tubuh 36,0oC
Masalah belum teratasi
Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan
Menghindarkan
bayi
dari
lingkungan
tempatkan

yang
pada

dingin
tempat

dan
yang

hangat (di dalam incubator atau di


bawah lampu sorot)
Memonitor

gejala

yang

berhubungan dengan hipotermi :


fatigue, lemah, apatis, perubahan
warna kulit.
Memonitor TTV
Bila

basah

segera

mengganti

pakaian bayi dengan yang hangat


dan kering, beri selimut

Kamis, 7 April 2016

Memonitor adanya bradikardi


Suhu tubuh dibawah normal :

S
O
A
P
I

36,0 oC
Tidak dapat dikaji
Suhu tubuh 36,5oC
Masalah teratasi sebagian
Intervensi 1, 3, 4 dilanjutkan
Menghindarkan
bayi

dari

lingkungan

dan

tempatkan

yang
pada

dingin
tempat

yang

hangat (di dalam incubator atau di


bawah lampu sorot)
Memonitor TTV
Bila

basah

segera

mengganti

pakaian bayi dengan yang hangat


E

dan kering, beri selimut


Suhu tubuh normal : 36,5 oC

18

Jumat, 8 April 2016

S
O
A
P

Tidak dapat dikaji


Suhu tubuh 36,9oC
Masalah teratasi
Intervensi dihentikan

19

Você também pode gostar