Você está na página 1de 14

PENDAHULUAN

Gambar Ortografik tentang dua atau lebih dua tampang menjelaskan obyek dengan
cermat dalam bentuk dan ukuran. Tetapi, karena tiap-tiap tampang hanya memperlihatkan dua
ukuran tanpa kesan apapun tentang jarak muka-belakang(depth). Gambar serupa itu hanya
dapan memberikan informasi kepada mereka yang memiliki pengetahuan terperinci tentang
gambar grafik. Oleh sebab itu, gambar tampang jamak dipakai terutama oleh ahli teknik, juru
gambar,kontraktor.
Namun karena pengetahuan tentang gambar teknik di gunakan secara umum maka
para ahli memakai gambar lukisan konvensional untuk menyampaikan informasi kepada
pihak-pihak yang tidak memiliki imajinasi terlatih yang perlu untuk membangun dalam
ingatan suatu obyek dari tampang.
Pembagian gambar pelukisan bidang tunggal digolongkandalam tiga pembagian
umum: 1. Proyeksi Piktorial 2. Proyeksi Ortogonal 3. Proyeksi Pandangan. Oleh sebab itu
dibuatlah makalah ini untuk membahas tentang penyajian benda-benda tiga dimensi. Namun
dalam makalah ini hanya akan dibahas tentang Proyeksi Piktorial.

URAIAN MATERI
Proyeksi
Proyeksi merupakan cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda
ataupun pandangan suatu benda terhadap suatu bidang gambar. Proyeksi piktorial/pandangan
tunggal adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap bidang dua dimensi.
Sedangkan proyeksi ortogonal merupakan cara pemproyeksian yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.Secara umum proyeksi dapat dilihat
pada table.

Proyeksi Piktorial (Posisi Benda)


Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi, dapat
dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar.
Beberapa macam cara proyeksi antara lain:
Proyeksi Isometrik
A. Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada
umumnya dibuat gambar isometri, dimetri dan trimetri, dari proyeksi aksonometrinya.
Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya dari benda yang
bersangkutan. Oleh karena itu, penggambarannya memakan waktu. Di pihak lain gambar
isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang benar.
Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan panjang
yang sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk
membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat
dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain.

Ciri Ciri Gambar Isometri


1)
2)
3)
4)
5)

Panjang garis pada sumbu simetri menggambarkan panjang yang sebenarnya.


Penggambaranya sangat sederhana.
Banyak dipakai untuk membuat gambar satu pandangan.
Dapat menyajikan gambar benda dengan tepat.
Memerlukan waktu menggambar yang lebih singkat disbanding dengan proyeksi yang
sama.
6) Ciri pada sumbu
- Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30 terhadap garis mendatar.
- Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120.

Gamabar Isometrik
Obyek jarang digambar dalam proyeksi isometric sejati sebab pemakaian skala
isometric yang menyusakan dan tidak praktis. Sebagai gantinya dipakai metode konvensional
di mana semua pengeerutan (foreshortening) diabaikan , dan panjang sejati nyata diukurkan
sepanjang sumbu isometric dan sepanjang garis isometric. Untuk menghindari kebingungan
serta untuk memisahkan metode ini dari proyeksi isometric sejati, proyeksi ini di
sebutgambar isometric.
Gambar isometric suatu benda sedikit lebih besar (22,5%) dari pada proyeksi isometric,
tetapi karena perbandingan nya sama, ukuran yang bertambah besar tidak mempengaruhi
nilai pelukisan gambaran. Pemakaian skala yang teratur memungkinkan seorang juru gambar
menghasilkan sebuah gambar yang memuaskan dengan waktu dan usaha yang minimum.
Dalam gambar isomertik, garis yang sejajar dengan sumbu isometrik disebutgaris isometric.

B. Cara Umum menggambar proyeksi Isometri


Secara umum cara menggambar proyeksi isometric adalah sebagai
berikut.
1) Menentukan kedudukan sumbu isometric sesuai dengan
tujuan dan hasil yang akan memberikan gambar yang
paling jelas.
2) Menggambar benda tersebut dengan sisi-sisi yang akan
memberikan panjang sisi yang sebenarnya, sejajar dengan
sumbu isometric.
3) Menurut kedudukan Sumbu-sumbu isometric biasa dilihat
pada gambar di bawah ini.

C. Contoh Gambar isometric


Cara membuat gambar isometric sebuah benda dengan sebuah bidang miring
1) Buatlah gambar isometric selubung segi empat dari benda tersebut sementara bidang miring
diabaikan dahulu.
2) Titik A dan Bitentukan dengan memindahkan ukuran-ukuran d dan e pada sisi selubung seg
empat.
3) Hubungkan lah A dan B, maka satu sisi dari bidang miring telah diperoleh.
4) Sumbu isometric dan benda yang diinginkan dapat diselesaikan.

Cara membuat gambar isometric sebuah benda dengan model lingkaran


1) Mulailahdengan mengambarsebuah kotak
menggunakandimensikeseluruhandanmenghilangkanbusurdan lingkaran. Gambarlahgaris
tengahdanpersegi sebagai acuanuntuk membuat lingkaran
2) Buah Dengan menggunakan busur, buatlah garis melingkar melalui titik acuan.
Makaakanmuncul sebagaielipsbukanbusurlingkaran.
3) Buat elips melalui titik acuan dan menyinggung bujur sangkar yang telah dibuat , lalu hapus
bagian yang tidak dibutuhkan.

Metoda konstruksi koordinat.


Apabila sebuah obyek
ditempati oleh sejumlah permukaan
yang landau, maka cara
menggambarnya bisa mengunakan
metoda konstruksi koordinat. Dalam
metode ini , titik ujung rusuk
ditempatkan pada bidang rusuk
isometric terlihat seperti gambar.
Seumpama RL dipakai sebagai garis dasar dimana di dilakukan pengukuran sepanjang garis
isometric. Jarak yang diperlukan untuk menematkan titik A langsung diambil dari tampang
ortografik.
Rusuk melengkung tak teratur paling mudah digambar dengan metode ordinat(offset method)
yang merupakan modifikasi metode konstruksi koordinat. Kedudukan garislengkung dapat
ditetapkan dengan cepat serta mudah oleh titik-titik jelma yang ditempatkan dengan
mengukur sepanjang garis isometric.

D. Sudut dalam gambar


isometric
Karena
sudut dalam gambar
tidak seperti sudut
asli, maka
pengukuran sudut
harus diubah
melalui suatu cara
menjadi pengukuran
linier yang dapat di
ukurkan sepanjang garis isometric.
Biasanya , satu atau dua pengukuran yang diambil dari tampang ortogafik dapat
diukur sepanjang garis isometric dalam gambar pelukisan untuk menempatkan rusuk landau
yang telah ditentukan oleh suatu ukuran sudut. Skala yang dipakai untuk tampang ortografik
harus lah sama dengan skala yang dipakai dalam mengolah gambar pelukisan.
E. Lingkaran dan Busur Lingkaran dalam Gambar isometric.
Dalam isometric lingkaran Nampak sebagai elips. Karena bentuk yang rumit dan
membosankanmaka sering diabaikan dan diganti dengan memakai metode mengambar
secara pedekatan. Gambaran yang di peroleh secara demekian itu cukup cermat untuk
kebanyakan
pekerjaan,
sekalipun elips
sejati yang sedikit
lebih sempit dan
lebih panjang ,
lebih menarik
dalam bentuk nya.
Untuk konstruksi
pendkatan ,
umumnya dipakai
metode empat
pusat.

F. Pusat Sumbu isometrik


Kadang ada perlunya menempatkan sumbuisometrik utama demikian rupa sehingga
obyek akan berada dalam posisi untuk menempatkan muka tertentu agarmenjadi lebih baik
untuk dilihat.
Perbedaan dalam arah hendaknya jangan menebabkan kebinggungan , sebab sudut
antara sumbu dan prosedur yang diikuti dalam membuat tampang adalah sama untuk
sembarang posisi. Pilihan terhadap arag dapat tergantung dari konstruksi obyek, tetapi
biasanya pilihan itu di tentukan oleh posisi dari mana obyek secaralazim di pandang.
Sumbu balik dipakai dalam bidang arsitektur untuk memperlihatkan suatu
keistimewaan seandainya dilihat dari posisi sewajarnya di bawah.
Obyek panjang kadang-kadang di gambar dengan sumbu panjangnya mendatar , seperti
terlihat dalam gambar.

F. Tampang Penampang Isometrik

ada umumnya penampang isometric untuk memperlihatkan konstruksi bagian dalam


suatu benda, di gunakan untuk memperlihatkan bagian yang rumit atau yang tidak bisa di
bayangkan dari luar. Bagian dalam gambar isometric didasarkan atas prinsip yang sama
seperti penampang gambar ortografik. Bidang isometric dipakai untuk memotong obyek dan
prosedur umum yang diikuti dalam membuat gambaran adalah sama seperti untuk tampang
luar.

PROYEKSI DIMETRI

Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang ditampilkan, dan garis-garis yang
berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu
yang sama panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang.
Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada
sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 41,8 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2 derajat
untuk sudut sebelah kiri.

10

Gambar dimetrik

Setelah skala diambil dan sudutdihitung, dapat


digambar kotak rangkum sesuai dengan sudut dan tampang
dibuat lengkap denganmengikuti prosedur umum yang dipakai
dalam gambar isometric, kecuali bahwa yang harus dipakai
ialah dua skala. Kedudukan yang lazim dipakai, bersama
dengan rasio skala dan sudut yang cocok di perlihatkan
Gambar 11.26(b), Skala pertama yang diberikan dalam setiap
rasio ialah untuk sumbu vertical. Karena dua dari sumbu
mengerut sama banyaknya, sedang yang ketiga mengerut
ddalam rasio yang berbeda, jelaslah bahwa dua skala yang harus dipakai. Ini merupakan metode
gambaran yang berhasil guna.

Untuk menggambar proyeksi dimetriada bermacam-macam ketentuan terutama tentang besarnya


sudut proyeksi maupun skala perpendekatan. Ketentuan sudut proyeksi dan skala perpendekatan
ditunjukan table
Cara Proyeksi

Skala Pendekatan

Sudut Proyeksi

30

30

Sumbu X
82

Sumbu Y
82

Sumbu Z
82

Proyeksi Dimetri

15
35
40

15
35
10

73
86
54

73
86
92

96
71
92

Proyeksi Trimetri

20
30
30
35
45

10
15
20
25
15

64
65
72
77
65

83
86
83
85
92

97
92
89
83
86

Proyeksi Isometri

11

PROYEKSI TRIMETRI
Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu ukuran kedua
rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan
adalah 10:9:5 atau 6:5:4.

12

PARALLEL

Secara umum proyeksi paralel merupakan pembagian dari 2 macam


proyeksi. Didalam proyeksi parallel masih dibagi 3 macam proyeksi,
yaitu : Orthogonal, Oblique dan Axonometri seperti gambar diatas.
Aksonometri yang terbagi menjadi : isometri, Dimetri dan Trimetri
merupakan bagian dari proyeksi paralel.
Proyeksi Paralel adalah apabila cara memproyeksikan objek dengan
bantuan garis sejajar atau sinar sejajar, dengan demikian hasil
gambarnya akan sama besar dengan bendanya.Seperit pada gambar1
dibawah.

13

REFERENSI

Earle, James H.1986.DRAFTING TECHNOLOGY.US America:ADDISON-WESLEY


PUBLISHING COMPANY.
Kapur RK, Sapra PK.1992.ENGINEERING DRAWING.New Delhi:Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited.
Sujiyanto.2001.MENGGAMABAR TEKNIK MESIN.Yogyakarta:KANISIUS.
H. Takeshi,Sato.,N.Sugiarto Hartanto.2002.MENGGAMBAR MESIN MENURUDSTANDAR ISO.
Jakarta:PT.Padnya Paramitha.
J.Luzadder,Warren., H.Hendarsin.1999.MENGGAMBAR TEKNIK UNTUK
DESAIN,PENGEMBANGAN PRODUK, DAN KONTROL NUMERIK.Jakarta:ERLANGGA.
Gunawan,GAMBAR PROYEKSI DAN PERSPEKTIF , Mazgun's Weblog.html ,
17November2014,Jam 22.30wib.

14

Você também pode gostar