Você está na página 1de 9

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN ANAK USIA

SEKOLAH
A. DEFINISI ANAK USIA SEKOLAH
Anak usia sekolah merupakan anak yang berumur 6-18 tahun
(Soetjiningsih 1995). Anak

usia

sekolah dengan cirinya masa

pertumbuhan masih sangat cepat dan aktif belajar, sehingga kerja


otak harus mendapat makanan yang bergizi dalam kuantitas dan
kualitas yang tepat. Faktor yang mempengaruhi pola pertumbuhan
secara umum yaitu:
a. Keturunan
b. Lingkungan
c. Hormon
d. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu.
B. TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
a. Petumbuhan.

Tinggi dan berat badan


Pertumbuhan fisik anak pada usia SD cenderung lebih lambat
dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini. Rata-rata
anak usia SD mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5-3,5
kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm pertahhun ( F.A Hadis
1996)

Proporsi dan bentuk tubuh


Anak SD kelas-kelas awal umumnya memiliki proporsi tubuh
yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit
mulai

berkurang

sampai

terlihat

perbedaannya

ketika

anak

mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas akhir lazimnya proporsi tubuh


anak sudah mendekati seimbang. Berdasarkan tipologi Sheldon
( Hurlock 1980 ) ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak
SD yaitu :

1. Endomorph yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan


berbadan besar .
2. Mesomorph yang kelihatannya kokoh, kuat dan lebih kekar
3. Ectomorph yang tampak jangkung, dada pipih, lemak dan

seperti tak berotot


Otak
Bila dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lain,
pertumbuhan otak dan kepala jauh lebih cepat. Menurut Santrock
dan Yussen, sebagian besar pertumbuhan otak terjadi pada usia
dini. Menjelang umur lima tahun, ukuran otak anak mencapai 90%
dari ukuran otak dewasa. Kematangan otak yang dikombinasikan
dengan

pengalaman

berinteraksi

dengan

lingkungan

sangat

berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak.


b. perkembangan
1. Perkembangan biologis
Pada usia sekolah pertumbuhan pada anak laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan, pada anak laki-laki lebih tinggi dan kurus, pada
anak

perempuan

lebih

pendek

dan

gemuk.

Pada

usia

ini

pembentukan lemak lebih cepat daripada otot.


2. Perkembangan Psikososial
Pada masa ini anak-anak selalu melakukan aktivitas bersama atau
kelompok.
Menurut Freud perkembangan psikososial pada anak usia sekolah
digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase
oidipus.
3. Perkembangan Kognitif
Menurut Pieget anak berada dalam tahap operasional konkret, yaitu
anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan
simbol kemampuan anak yang dimiliki pada tahap operasional
konkret, yaitu :

Konservasi : menyukai sesuatu yang dapat dipelajari secara konkret

bukan magis
Klasifikasi : mualai
mengurutkan

belajar

mengelompokkan,

menyusun

dan

Kombinasi : mulai mencoba belajar dengan angka dan huruf sesuai


dengan keinginan yang dihubungkan dengan pengalaman yang

sebelumnya
4. Perkembangan spiritual
Pada usia anak-anak mulai tertarik terhadap surga dan neraka,
sehingga mereka mematuhi semua peraturan karena takut masuk
neraka.
5. Perkembangan bahasa
Kosa kata anak bertambah, kealahan pengucapan mulai berkurang
karena

bertambahnya

pengalaman

dan

telah

mendengarkan

penguapan yang benar. Pembicaraan yang dilakukan dalam tahap


ini lebih terkendali dan terseleksi karena anak menggunakan
pembicaraan sebagai alat komunikasi
6. Perkembangan Seksual
Pada masa ini anak mulai menyesuaikan penampilan, pakaian, dan
gerak-geriknya sesuai dengan peran seksnya
7. Perkembangan Konsep Diri
Dipengaruhi oleh hubungan dengan orangtua, saudara dan saudara
lainnya. Dan anak membentuk konsep diri sehingga membentuk ego
ideal yang berfungsi sebagai standar perilaku umum yang di
internalisasi.

C. Tugas orang tua dalam perkembangan anak usia sekolah


orang tua memainkan peranan yang formatif dalam sosialisasi
anak. Peranan tersebut sudah dimulai sejak awal masa bayi, di mana
orang tua dan anak sudah saling memberikan perhatian dan mulai
berkomunikasi. Anak merespon komunikasi orang tuanya melalui
senyuman, kerutan kening, celotehan, dan sentuhan. Ketika mobilitas
dan bahasa anak sudah memungkinkannya untuk mengeksplorasi
lingkungannya secara aktif, orang tua mulai memberikan berbagai
pelajaran kepada anak mengenai cara dunia sosial beroperasi dan
perilaku yang diharapkan oleh dunia sosial itu dari anak. Pelajaran
tersebut diarahkan untuk membantu anak belajar memiliki kompetensi
sosial yaitu perseptif terhadap orang lain, kooperatif, asertif, ramah

kepada teman sebaya, dan santun kepada orang dewasa (Lamb &
Baumrind, dalam Budd, 1985). Pada saat ini salah satu tugas yang
dihadapi orang tua adalah memperkenalkan anak kepada kelompok
teman sebayanya. Orang tua menginginkan anaknya berinteraksi
sedini mungkin dengan teman-teman sebayanya agar memperoleh
kemampuan untuk dapat bergaul dengan mereka. Pergaulan yang baik
bagi satu orang tua mungkin berbeda maknanya bagi orang tua lain,
tetapi pada umumnya orang tua menginginkan anaknya senang
bersama anak-anak lain, disukai oleh mereka, berkelakuan baik dalam
kehadiran mereka (misalnya bersedia berbagi dan bekerjasama
dengan mereka), dan bertahan terhadap pengaruh teman-temannya
yang cenderung mendominasi, yang agresif atau menentang otoritas
orang dewasa (Moore, 1992).
Bagaimanakah orang tua dapat membantu anaknya menjadi
seorang teman bermain yang memiliki kompetensi sosial dan disukai
anak lain, yang tidak terlalu mudah dipengaruhi oleh teman-teman
sebayanya yang perilakunya tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan orang tuanya? Perkembangan kompetensi sosial anak di
dalam

kelompok

teman

sebayanya

terkait

dengan

gaya

asuh

(parenting styles) yang dipergunakan orang tua dalam mengasuh


anaknya (Jewett, 1992). Diana Baumrind telah melakukan sejumlah
penelitian tentang kaitan antara gaya asuh orang tua dengan
kompetensi sosial pada anak usia prasekolah dan usia sekolah
(Darling, 1999; Moore, 1992; Jewett, 1992; Oden, 1987). Data
mengenai anak taman kanak-kanak diperolehnya dari hasil observasi
dalam setting sekolah dan dalam situasi tes laboratorium ketika anak
berusia sekitar empat hingga lima tahun. Data tentang orang tua
anak-anak itu diperoleh melalui observasi rumah dan wawancara
terhadap ibu serta ayahnya. Pada bagian ini akan dibahas tipologi
gaya asuh orang tua menurut Baumrind dan dampak masing-masing
jenis gaya asuh itu terhadap perkembangan kompetensi sosial anak.
D. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.


Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis
pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana
perawat

mengambil

tanggung

jawab

untuk

berkontribusi

meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya


CHN

adalah

pencegahan

penyakit,

peningkatan

dan

mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat


CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan
kelompok populasi daripada individu dan keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat
anak usia sekolah antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral
dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat
melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama,
keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan
anak sekolah, menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia
sekolah.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada
agregat anak usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk
mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia
sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana
perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi
pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak


usia sekolah

di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal,

memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi


dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu

anak

usia

sekolah

mengidentifikasi

masalah

dan

alternatif solusi, membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi


dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil
riset pada anak usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji
menetapkan

status

kesehatan

diagnosa

komunitas

keperawatan,

anak

usia

merencanakan

sekolah,
intervensi

keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil


intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia
sekolah terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan anak usia
sekolah untuk mandiri.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d
kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik
2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia
sekolah b/d kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi
sebelum tidur sekolah beralasan tidak

3. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak


jarang diskusi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah

DAFTAR PUSTAKA
Moore, S. G. (1992). The Role of Parents in the Development of Peer
Group Competence. ERIC Digest.
Jewett, J. (1992). Aggression and Cooperation: Helping Young
Children Develop Constructive Strategies. ERIC Digest. Urbana IL

Darling, N. (1999). Parenting Style and Its Correlates. ERIC Digest.


Champaign IL: ERIC Clearinghouse on Elementary and Early
Childhood Education.

Tugas kelompok

ASKEP KELUARGA DENGAN ANAK USIA


SEKOLAH

Oleh
Kelompok 2
Nama : DAHRING
HERNAWATI PATTAKITA

(P201401173)
(P201401162)

ELLA ENDRIANI

(P201401139)

RITA ERLINDA

(P2014011 )

DEFITRA

(P201401114)

PURNAMA SARI

(P201401144)

BAYU INDRA NUGRAHA


NURLISA

(P2014011 )
(P201401177)

MISNAWATI
MUH. RADIAT TARMIZHI
SUPRIADIN

(P201401180)
(P2014011 )
(P201401167)

KELAS : N4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MANDALA WALUYA
KENDARI
2016

Você também pode gostar