Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Faktor prenatal
a. Ganguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom (trisomi, mosaik,dll)
Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV (Human
Immunodeficiency Virus)
Zat-zat teratogen (alkohol, radiasi,dll)
Disfungsi plasenta
Kelainan kongenital dari otak (idiopatik)
b. Ganguan pertumbuhan otak trimester II dan III
Infeksi intrauterin, misalnya TORCH, HIV
Zat-zat teratogen (alkohol, kokain, logam berat, dll)
Ibu : diabetes melitus, PKU (phenylketonuria)
Toksemia gravidarum
1
Ibu malnutrisi
Faktor perinatal
a. Sangat premature
b. Asfiksia neonatorum
c. Trauma lahir : perdarahan intra kranial
d. Meningitis
e. Kelainan metabolik: hipoglikemia, hiperbilirubinemia
Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari
orang yang terkena retardasi mental.
Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang
yang terkena retardasi mental.
Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang
yang terkena retardasi mental.
Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang
yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental
ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau
kedua disekolah.
( Depkes, 2009)
Ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi Retardasi Mental menjadi:
1. Tipe klinik
Tipe ini mudah dideteksi sejak dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat.
Penyebab sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus da
kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun rendah. Orang tua dar si anak yang
menderiita retardasi mental tipe ini cepat mencari pertolongan karena mereka melihat sendiri
kelainan pada anaknya.
2. Tipe social budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti
pelajaran. Penampilannya seperti anak normal, sehingga disebut juga retardasi enam jam.
Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal
lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Orang tua dari anak
tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya
retardasi dari gurunya atau dari psikolog, karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas.
Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental
ringan.
(Soetjiningsih, 1995)
Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:
1. Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka ini
termasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik
kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias
bisa sampai kelas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak
dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini
kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.
4
Kisaran IQ
Kemampuan
Usia
Prasekolah
(sejak lahir - 5 thn)
*Bisa
membangun
kemampuan sosial &
komunikasi.
*Koordinasi
otot
sedikit terganggu.
*Sering
tidak
terdiagnosis.
Ringan
52-68
Moderat
36 51
*Bisa
berbicara,
belajar,berkomunikasi.
*Kesadaran
sosial
kurang.
*Koordinasi
otot
cukup.
Berat
20 35
*Bisa
mengucapkan
beberapa kata.
*Mampu menolong diri
sendiri.
*Tidak
memiliki
Kemampuan Usia
Sekolah
(6-20 thn)
*Bisa mempelajari
pelajaran kelas 6
pada akhir usia
belasan tahun
*Bisa dibimbing ke
arah
pergaulan
sosial.
*Bisa dididik.
*Bisa mempelajari
kemampuan sosial
& pekerjaan.
*Bisa
bepergian
sendiri di tempat
yg
dikenalnya
dengan baik.
*Bisa
berbicara/belajar
berkomunikasi
*Bisa mempelajari
kebiasaan
hidup
Kemampuan
Dewasa
(21 thn keatas)
*Bisa kerja &
bersosialisasi,
tetapi
ketika
mengalami stres
memerlukan
bantuan.
*Bisa memenuhi
kebutuhan
sendiri.
*Memerlukan
pengawasan &
bimbingan
ketika stres.
*Bisa merawat
diri
sendiri
dibawah
pengawasan.
5
Sangat
berat
19 / kurang
kemampuan
ekspresif/hanya sedikit.
*Koordinasi otot jelek
sehat yg sederhana.
*Sangat terbelakang
*Koordinasi
ototnya
sedikit sekali.
*Memerlukan
perawatan khusus.
*Memiliki
koordinasi otot
*Tidak
dapat
berjalan/berbicara
*Memiliki
beberapa
koordinasi otot
& berbicara.
*Bisa merawat
diri tapi terbatas.
*Perlu
perawatan
khusus
(Kaplan H, 2008)
malformasi kongenital, keguguran, lahir mati, dan awal kematian anak. Dokter harus
membangun silsilah dari 3 generasi atau lebih
B. PEMERIKSAAN FISIK
Penilaian Perkembangan
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan skrining perkembangan untuk
semua anak secara berkala. Metode meliputi beberapa survei orangtua, seperti Evaluasi Orang
Tua 'untuk Status Perkembangan (PEDs), Abad dan Tahapan Kuesioner (ASQ) dan
Perkembangan Anak Persediaan (CDI). Pemeriksaan lainnya memerlukan pengamatan
langsung, seperti Bayley Bayi perkembangan saraf Screener, Battelle Developmental Inventory,
Awal Bahasa Milestone Skala, dan Brigance Screens. Kunci pengamatan perilaku adalah harus
fokus pada niat komunikatif anak, keterampilan sosial, kontak mata, kepatuhan, rentang
perhatian, impulsif, dan gaya bermain.
Untuk diagnosa gangguan perkembangan dan MR / ID, pemeriksaan perkembangan
saraf dan psikologis yang luas diperlukan. Berbagai tes dapat diberikan untuk menilai
pemahaman bahasa, ekspresi bahasa, kemampuan kognitif nonverbal, motorik halus dan
kemampuan adaptif, rentang perhatian, memori, keterampilan motorik kasar, dan perilaku
adaptif. Tes psikologis yang paling umum untuk anak-anak termasuk Bayley Scales of Infant
Development-III, Intelligence Scale Stanford-Binet, Skala Intelijen Wechsler untuk Anak-IV,
Wechsler Preschool dan Skala Primer Intelijen-Revisi, dan Perilaku Timbangan Vineland
Adaptive -II.
Fisik
Lingkar kepala: Pengukuran dari semua parameter pertumbuhan harus mencakup lingkar
kepala. Microcephaly berkorelasi tinggi dengan defisit kognitif. Macrocephaly dapat
menunjukkan hidrosefalus dan berhubungan dengan beberapa kesalahan metabolisme
bawaan dan juga dapat dilihat pada awal beberapa anak kemudian didiagnosis dengan
autisme.
Tinggi badan: Perawakan pendek mungkin menunjukkan kelainan genetik, sindrom
alkohol pada janin, atau hipotiroidisme. Perawakannya tinggi mungkin menunjukkan
sindrom X rapuh (FRAX), sindrom Soto, atau sindrom pertumbuhan berlebih lain yang
terkait dengan MR / ID.
Neurologis: Pemeriksaan ini harus mencakup penilaian pertumbuhan kepala (untuk
mikro / macrocephaly), tonus otot (untuk hipotonia atau kejang-kejang), kekuatan dan
koordinasi, refleks tendon dalam, refleks primitif gigih, ataksia, dan gerakan abnormal
lainnya seperti dystonia atau athetosis .
Sensorik: penglihatan dan pendengaran harus selalu diuji dalam kasus dugaan MR / ID.
Anak-anak penyandang cacat dan MR / ID lebih mungkin dibandingkan anak-anak lain
untuk memiliki gangguan penglihatan (kesalahan bias, strabismus, ambliopia, katarak,
pigmentasi retina abnormal, dan kebutaan kortikal) dan defisit pendengaran, khususnya
di antara orang-orang dengan gangguan parah.
Kulit: Temuan Cutaneous sebagai etiologi mencakup hiperpigmentasi dan
hipopigmentasi makula, seperti caf-au-lait makula (terkait dengan neurofibromatosis
tipe 1), dan bintik-bintik abu-daun (yang berhubungan dengan tuberous sclerosis),
fibromas, dan pola pigmentasi yang tidak beraturan.
7
Ekstremitas: Periksa untuk fitur dismorfik dan disfungsi sistem organ indikasi sindrom.
Meskipun MR / ID dengan beberapa anomali kongenital dan malformasi utama
menyumbang hanya 5-10% dari semua kasus, sebagian besar individu ini mempengaruhi
memiliki 3-4 anomali minor, terutama melibatkan wajah dan angka.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab
1. Hibridisasi genetik komparatif (CGH) atau "microarray" semakin digunakan dalam evaluasi
MR / ID dan harus dipertimbangkan dalam karya-up dari semua anak dengan MR / ID baik
setelah atau sebagai lini pertama bukannya tinggi berbasis Array resolusi kariotipe dan
pengujian rapuh-X. Hasilnya mungkin setinggi 20%; Namun, tingkat positif palsu yang tinggi
juga dapat mengacaukan interpretasi. Resolusi tinggi kariotipe (pada tingkat 650 band resolusi
minimal) harus diselesaikan pada semua anak dengan MR / ID. Kelainan kromosom (trisomi
21 dan lain-lain) dapat menjelaskan sebanyak 50% dari mereka yang terkena dampak parah
mendalam MR / ID.
2. Pengujian Fragile X (yaitu, analisis DNA dari wilayah FraXpromoter) harus dilakukan pada
semua anak dengan MR / ID. Pada periode pascapubertas, manifestasi klinis dari sindrom
Fragile X cenderung mudah terlihat, sehingga analisis DNA dapat dilakukan dengan lebih
selektivitas pada populasi ini. Seks kromosom aneuploidi terlihat pada sebanyak 5% dari anakanak dengan ringan MR / ID atau anak dengan ketidakmampuan belajar.
3. Pemeriksaan FISH, sebagai berikut :
Prader-Willi/Angelman syndrome
Smith-Magenis syndrome
CATCH 22
Williams syndrome
Wolf-Hirschhorn syndrome
Cri du chat syndrome
Langer-Giedion (trichorhinophalangeal) syndrome
Miller-Dieker syndrome
4. Mengingat hasil yang rendah, laboratorium metabolik tidak secara rutin dilakukan kecuali ada
indikasi klinis metabolik atau skreening metabolik bayi baru lahir belum selesai atau hasilnya
tidak tersedia
Plasma amino acids (aminoacidopathies)
Urinary organic acids (organic acidopathies)
Urinary mucopolysaccharides and oligosaccharides (mucopolysaccharidoses)
Plasma 7-DHC (Smith-Lemli-Opitz syndrome)
Thyroid function tests
Very-long-chain fatty acids (peroxisomal disorders)
Creatine kinase (in the assessment of profound central hypotonia versus myopathy)
Pemeriksaan Pencitraan
1. MRI Otak
Pencitraan otak harus dilakukan dalam setiap anak dengan keterlambatan
perkembangan global atau MR / ID. Hasil akan lebih tinggi dalam pengaturan
pemeriksaan abnormalneurologic (misalnya, mikrosefali, temuan neurologis fokal dan /
atau dysmorphisms wajah).
8
MRI otak lebih dipilih daripada CT memindai karena lebih memiliki resolusi yang
besar dan meningkatkan deteksi kelainan pada perkembangan dan waktu mielinisasi,
demielinisasi, dan materi abu-abu heterotopic.
2. CT scan Kepala
Ini adalah studi pencitraan pilihan untuk kalsifikasi yang dapat diidentifikasi dengan infeksi
TORCH (yaitu, toksoplasmosis, infeksi lain, rubella, CMV, herpes simpleks), ketika tuberous
sclerosis diduga, atau jika craniosynostosis adalah kekhawatiran.
3. Skeletal Films
Ini membantu dengan deskripsi fenotipik, karakterisasi sindrom, dan penilaian pertumbuhan.
Pemeriksaan Lain
I.
Bayley Scales of Infant Development
o Normal untuk usia 2-49 bulan
o Nilai subtest untuk Bahasa ekspresif dan reseptif, motoric kasar, motoric halus,
kemampuan memecahkan masalah/kognitif, dan perhatian yang berkelanjutan
II.
Stanford-Binet Intelligence Scale
o Normal untuk usia 2 tahun- 23 tahun
o Lima belas subyek untuk penilaian dari 4 bidang utama kemampuan kognitif: penalaran
verbal, abstrak / penalaran visual, memori kuantitatif, dan memori jangka pendek
III.
Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-Revised (WPPSI-R)
o Normal untuk usia 3tahun 7.25tahun
o 12 subtest untuk pemeriksaan terhadap intelegensi verbal dan nonverbal
IV. Wechsler Intelligence Scale for ChildrenIV (WISC-IV)
o Untuk usia 6tahun-16tahun 11 bulan
o Nilai Intelegensi verbal dan nonverbal dari 12 subtest
V. Vineland Adaptive Behavior Scales-II
o Untuk neonates dewasa
o Pengukuran kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang diperlukan untuk
kecukupan pribadi dan sosial; perilaku adaptif atau fungsional dinilai dengan
mewawancarai pasien atau orang tua / pengasuh
o Kekurangan minimal 2 bidang keterampilan adaptif yang diperlukan untuk memenuhi
kriteria diagnostik MR / ID
(Sebastian C.S,2013)
Diagnosis Banding
1.6 Tatalaksana Retardasi Mental
FARMAKOTERAPI
STIMULAN SSP
1. Methylphenidate hydrochloride (Ritalin, Metadate ER) untuk:
A. Attention Deficit Hyperactivity Disorder
<6 years: Safety and efficacy not established
6 years:
Methylin, Ritalin (immediate-release tablets, chewable tablets, and oral
solution): 5 mg PO q12hr; may increase by 5-10 mg/day weekly; not to
exceed 60 mg/day divided BID/TID
9
Metadate ER, Methylin ER, and Ritalin SR: May be given in place of
immediate-release products once the daily dose is titrated and the titrated 8hour dosage corresponds to SR or ER tablet size; not to exceed 60 mg/day
Metadate CD, Ritalin LA: Initial, 20 mg PO qAM; may increase by 10 mg
(Ritalin LA) or 10-20 mg (Metadate CD) qWeek to not to exceed 60 mg/day
Quillivant XR (6-12 years): 20 mg PO qAM initially; may titrate at weekly
intervals by 10- to 20-mg increments; not to exceed 60 mg/day
Weight-based dosing
Initial: 0.3 mg/kg/dose PO before breakfast and lunch; may increase by 0.1
mg/kg/dose/Week
Maintenance: 0.3-1 mg/kg PO before breakfast and lunch; not to exceed 2
mg/kg/day PO divided q12hr
Concerta (methylphenidate-nave)
Trilayer core tablets; extended-release core with immediate release
Initial: 18 mg PO qDay; dosage may be increased by 18 mg/day at
weekly intervals
Do not exceed 54 mg/day in children (6-12 years) and 72 mg/day in
adolescents (13-17 years)
Concerta (patients taking methylphenidate)
18 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 5 mg PO q8-12hr)
36 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 10 mg q8-12hr)
54 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 15 mg PO q8-12hr)
72 mg PO qAM (if switching from methylphenidate 20 mg PO q8-12hr)
Transdermal patch (Daytrana)
Indicated for adolescents aged 13-17 years
Recommended starting dose for patients new to or converting from
another formulation of methylphenidate is 10 mg
Apply patch on hip 2 hours before desired onset; remove after 9 hours;
alternate application site
Dose titration, final dosage, and wear time should be individualized
according to the needs and response of the patient
Titrate to effect for best results, following are Manufacturer's
recommendations
Week 1: 10 mg (12.5 cm patch); releases 1.1 mg/hr
Week 2: 15 mg (18.75 cm patch); releases 1.6 mg/hr
Week 3: 20 mg (25 cm patch); releases 2.2 mg/hr
Week 4: 30 mg (37.5 cm patch); releases 3.3 mg/hr
B. Narcolepsy
<6 years : Safety & efficacy not established
>6 years
Methylin, Ritalin (immediate-release tablets, chewable tablets, and oral
solution): 5 mg PO q12hr; may increase by 5-10 mg/day weekly; not to
exceed 60 mg/day
Metadate ER, Methylin ER, and Ritalin SR: May be given in place of
immediate-release products once the daily dose is titrated and the titrated
10
Headache
Hypertension
Nausea
Nervousness
Toxic psychosis
Seizures
Tachycardia
Angina
Cardiac arrhythmia
Cerebral occlusion
Increased/decreased pulse
Cerebral arteritis
Cerebral hemorrhage
Raynaud's phenomenom
Vasculitis
Anxiety
Anger
Agitation
Irritability
Vertigo
Fatigue
Erythema multiform
Hyperhidrosis
Rash
Urticaria
Exfoliative dermatitis
Dysmenorrhea
Constipation
Xerostomia
Vomiting
Weight loss
Erectile dysfunction
Muscle tightness
Paresthesia
Blurred vision
Necrotizing vasculitis
Increased cough
Dyspnea
Sinusitis
Upper respiratory tract
infection
KI :
Hypersensitivity
Glaucoma
Riwayat keluarga Tourette's syndrome, motor tics
Marked anxiety, tension, agitation
Within 2 weeks of taking MAOIs: Risk of severe hypertensive reaction
Farkamokinetik :
Cara kerja : belum diketahui, dapat menghalangi pengambilan kembali
Norepinefrin dan dopamine pada neuron presinapsis, dapat menstimulasi
SSP (sama seperti amfetamin), dapat menstimulasi kortex serebral dan
struktur subkortial
Absorpsi :
Bioavailability: ~30%; large individual differences (11-52%)
Duration: 3-6 hr (IR); 3-8 hr (ER, SR); 8-12 hr (CD, LA, Concerta)
Peak plasma time: 6-8 hr (PO); 7.5-10.5 hr; (patch)
Peak plasma concentration: 3.7 ng/mL (PO); 0-114 ng/mL (patch)
Onset Aksi :
Immediate release: ~2hr
Sustained-release tablet: 4-7 hr
11
ES :
Abdominal pain (11-14%)
Headache (<26%)
Insomnia (12-27%)
Loss of appetite (22-36%)
Weight loss (4-11%)
KI :
Hypersensitivity
Hyperthryroidism
Glaucoma
Hypertension, advanced arteriosclerosis, symptomatic CVD
Symptomatic cardiovascular disease
Moderate-to-severe hypertension
Agitated states, history of drug abuse
MAO inhibitors given within 14 days (risk of severe hypertensive reaction)
12
Farmakokinetik :
Cara kerja : amine simpatomimetik yang menghasilkan pelepasan dopamine
dan norepinefrin dari sisi penyimpanannya pada saraf terminal presinapsis,
dapat juga memblok pengambilan kembali katekolamin dengan
menghambat kompetitif
Absorpsi : baik
Onset aksi : 30-60menit, Durasi : 4-6jam
Vd: 3.5-4.6 L/kg (distributes into CNS; mean CSF concentrations
are 80% of plasma)
Peak plasma time: 3 hr (Adderall); 7 hr (Adderall XR)
Metabolism : Hepatic via glucuronidation and CYP450 mono-oxygenase
Eliminasi :
Half-life elimination (children) :
6-12 years: 9 hr (d-amphetamine); 11 hr (l-amphetamine)
12-18 years: 11 hr (d-amphetamine); 13-14 hr (l-amphetamine)
Half-life elimination (adults)
d-amphetamine: 10 hr
l-amphetamine: 13 hr
Eksresi : urin, bergantung pH urin
OBAT ANTIPSIKOTIK
1. RISPERIDONE (RISPEDAL)
A. Schizophrenia
<13 years: Safety and efficacy not established
>13 years: 0.5 mg/day PO in morning or evening initially; may be increased in
increments of 0.5-1 mg/day at intervals 24 hr to recommended dosage of 3
mg/day; dosage range: 1-6 mg/day (dosages >3 mg/day have not been
provedmore effective and are associated with increased incidence of adverse
effects)
If persistent somnolence occurs, daily dose may be divided q12hr
B. Bipolar Mania
<10 years: Safety and efficacy not established
>10 years: 0.5 mg/day PO in morning or evening initially; may be increased in
increments of 0.5-1 mg/day at intervals 24 hr to recommended dosage of 2.5
mg/day; dosage range: 0.5-6 mg/day (dosages >2.5 mg/day have not been proved
more effective and are associated with increased incidence of adverse effects)
If persistent somnolence occurs, daily dose may be divided q12hr
ES :
Somnolence (40-45%)
Insomnia (26-30%)
Agitation (20-25%)
Anxiety (10-15%)
Headache (10-15%)
Rhinitis (10-15%)
Fatigue (18-31%)
Parkinsonism (28-62%)
Akathisia (5-11%)
Increased appetite (4-44%)
Vomiting (10-20%)
13
KI : hipersensitivitas
Farmakokinetik :
Cara kerja : meredakan gejala negative psychoses dan menurunkan insidensi
EPS
Absorpsi :
bioavaibilitas 70%
peak plasma time : Extensive metabolizers, 3 jam; poor
metabolizers, 17jam
distribusi :
Protein bound: Risperidone, 90%; metabolite, 77%, Vd: 1-2 L/kg
Metabolism :
Di liver oleh CYP2D6
Metabolit : 9-hydroxyrisperidone (paliperidone)
Ekskresi : urin 70%, feses 14%
2. ARIPIPRAZOLE (ABILIFY)
A. Schizophrenia
ES :
14
KI : hipersensitifitas
Farmakokinetik :
Cara kerja : antipsikotik atipikal
Absorpsi :
Bioavailability: 87% (tablet); 100% (IM)
Peak plasma time: 1-3 hr (IR); 5-7 hr (ER); 3-5 hr (tablet)
Distribusi :
Protein bound: 99%. Vd: 404 L (4.9 L/kg)
Metabolism :
Metabolized by CYP2D6 and CYP3A4
Metabolites: Dehydroaripiprazole (40%)
Eliminasi :
Half-life: 75 hr (parent drug); 94 hr (metabolite); 30-47 days (IM); 146
hr (poor metabolizers)
Excretion: Feces (55%), urine (25%)
(Zeldin AS, 2014)
Pencegahan sekunder
Meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural,
kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan
kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Penyakit
metabolik dan endokrin yang menurun seperti Phenil Keton Uria (PKU),
hipertiroidisme bisa diobati secara efektif pada stadium dini.
Pencegahan tersier
Meliputi pendidikan pasien atau latihan khusus, disalurkan ke Sekolah Luar Biasa
(SLB) yang sesuai. Bagi yang gelisah, hiperaktif atau destruktif dapat diberi:
Methylphenidate diberi pagi hari dengan dosis tergantung berat badan dan dimulai
dengan dosis yang rendah sampai mencapai dosis maksimum 20mg/hari (1x per
hari). Bila ada gejala kejang, diberi obat anti kejang. Konseling untuk orang tua.
(Soetjiningsih, 1995)
1
2
3
5
6
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan
tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak
diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum
ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat
membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi iasic akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua
dari anak retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental.
Vaksinasi MMR secara dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai
salah satu penyebab retardasi mental.
Setiap wanita hamil yang berumur >35 tahun dianjurkan untuk menjalankan
amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki risiko
melahirkan bayi yang menderita Sindrom Down. USG juga dapat membantu
menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi Sindrom Down dan spina
bifida juga bias dilakukan pengukuran kadar alfa-protein serum.
(Soetjiningsih,
1995)
2. Memahami dan Menjelaskan Peran Gizi pada Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja
2.1 Periode Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
Skala Yaumil-mimi
(Gerakan-gerakan Kasar&Halus,Emosi,Sosial,Perilaku,Bicara).
(Soetjiningsih,
1995)
2.2 Jenis- Jenis Zat Gizi dan Kebutuhannya pada Anak dan Remaja
Jenis
Nutris
i
Air
Protei
n
Fungsi
Sumber
Air, makanan
Susu,
telur,
daging, kacangkacangan, padipadian
Susu,
padipadian, buah,
sirup, tepung,
sayuran
Susu, mentega,
telur,
daging,
ikan,
minyak
sayur
Karb
ohidr
at
Lema
k
Jenis
Vita
min
Fungsi
Sumber
Vitam
in A
Penglihatan
Perkembangan dan pemeliharaan jaringan epitel
Diferensiasi sel-sel epitel
Susu,
telur,
buah, sayur, cod
& halibut liver
oil
Vitam
in B
Thia
mine
Ribofl
avin
Niasin
Asam
Panto
thenat
Pirido
ksin
Asam
Folat
Kobal
amin
Vitam
in C
Sebagai
koenzim
dalam
metabolisme
karbohidrat
Konduksi membran dan saraf
Sebagai komponen dalam koenzim FAD dan
FMN
Berperan sebagai kofaktor enzim, seperti NAD
dehidrogenase
Merupakan komponen dari hampir semua zat-zat
pembawa elektron dalam sel hidup
Berperan dalam berbagai proses metabolisme
Sebagai bagian dari koenzim A dan protein
pembawa asil
Sebagai koenzim piridoksal fosfat dan
piridiksamine fosfat
Koenzim dalam mitokondria dan sitosol dalam
metabolisme asam amino, purin, dan nukleat
Kofaktor enzim sintesis DNA dan RNA
Vitam
in D
Padi-padian,
ragi, jeroan
Susu,
telur,
daging, kacangkacangan
Kacangkacangan,
sayuran hijau,
buah-buahan
Minyak
ikan
laut,
kuning
telur
Minyak
bijibijian,
buah,
sayur, lemak
Sayuran hijau,
sereal,
susu,
telur
Vitam
in E
Vitam
in K
Jenis
Mine
ral
Fungsi
Sumber
Kalsi
um
Susu,
sayur
hijau, salmon,
kerang
Klori
da
Garam, daging,
susu, telur
Ragi
Tersebar luas
Fluori
n
Iodiu
m
Besi
Magn
esium
Mang
an
Molib
denu
m
Fosfo
r
Hati,
tiram,
daging,
ikan,
butir
padi,
kacang
Air, makanan
laut
Garam,
makanan laut
Hati,
daging,
kuning
telur,
sayuran hijau
Biji-bijian,
kacang, daging,
susu
Sayuran hijau,
biji-bijian
Sayuran
Susu,
kuning
telur, kacangkacangan
Tersebar luas
Sayuran, daging
Makanan
berprotein
Garam,
susu,
telur
Daging, susu,
kacang
Khro
mium
Kobal
t
Temb
aga
Kaliu
m
Seleni
um
Sulfur
Natri
um
Seng
Angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda
perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap
hari.
Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya
gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit.
Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat
menderita gizi kurang.
2. Penyebab tidak Langsung
Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :
a. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam
jumlah yang cukup baik jumlah maupun mutu gizinya.
b. Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan
dapat menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
kembang dengan baik baik fisik, mental dan sosial.
c. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem pelayanan kesehatan
yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan
kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status
gizi anak adalah indikator Berat Badan Menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan
Menurut Umur (TB/U), Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
1. Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang memberikan
gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak), karena massa tubuh sangat
sensitif terhadap perubahan yang mendadak misalnya karena penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunya makanan yang dikonsumsi maka berat
badan merupakan ukuran antropometri yang sangat labil. Berdasarkan sifat-sifat
ini, maka indeks berat badan menurut umur (BB/U) digunakan sebagai salah satu
indikator status gizi. Oleh karena sifat berat badan yang stabil maka indeks BB/U
lebih menggambarkan status gizi seseorang pada saat kini (current nutritional
status).
Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu mendapat perhatian.
Kelebihan indeks BB/U yaitu :
1. Dapat lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
Rumus IMT :
(Soekirman, 2000)
Indeks BB/U
Indeks TB/U
Indeks IMT/U
a. Normal : -2
a. Normal : -2 SD
a. Sangat gemuk : >
SD s/d 2 SD
s/d 2 SD
3 SD
b. Kurang : -3
b. Pendek : -3 SD
b. Gemuk : > 2 SD
SD s/d < -2 SD
s/d < -2 SD
s/d 3 SD
c. Sangat Kurang :
< -3 SD
AKG Remaja
Urai
Perempuan
1
an
13
6
1
9
th
Ener
gi
(kcal
)
Prot
ein
(g)
Kals
ium
(mg)
Besi
(mg)
Vit.
A
(RE)
Vit.
E
(mg)
Vit
B1
(mg)
Vit
C
(mg)
Fola
c. Normal : -2 SD
s/d 2 SD
d. Kurus : -3 SD
s/d < -2 SD
e. Sangat kurus : <
-3 SD
2
0
Laki laki
1
13
6
4
5
1
9
2
0
0
0
5
1
t
h
2
2
0
0
4
8
t
h
2
5
0
0
6
6
6
0
0
2
5
5
0
0
8
6
0
0
2
6
5
0
0
8
70
1,0
1,
0
1,0
60
6
0
1
,
0
6
0
21
62
70
19
50
24
64
20
28
55
6
0
0
2
3
7
0
0
1
0
50
1,2
60
1
,
0
6
0
17
60
10
13
70
10
60
t
(mg)
13
5
0
5
0
12
6
5
17
(Karpan H, 2008)
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah sebuah wujud aktualitas hakhak anak yang harus dipenuhi oleh orang tua
1 Anak mempunyai hak untuk hidup
Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan
memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. Al-Anam: 151)
Dari ayat tersebut sangat jelas bahwa orang tua mempunyai kewajiban agar
anak tetap bisa hidup betapapun susahnya kondisi ekonomi orang tua. Ayat itu juga
memberi jaminan kepada kita bahwa Allah pasti akan memberikan rizqi baik kepada
orang tua maupun sang anak, asalkan tentu saja berusaha.
2 Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana
firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah:
233)
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang
tuanya. lbunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkanya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.
(QS
Al
Ahqaf
15).
Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, Sesungguhnya kewajiban orang
tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik
ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Quran dan ketiga, mengawinkan ketika
menginjak dewasa. Rasulullah saw diketahui telah memberi perhatian yang sangat
besar terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak
menarik (patut) dan tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama
Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya
pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; apa arti sebuah nama.
Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang
anak adalah sebuah doa. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan anak kita
berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun setelah kita berusaha memberi
nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan baik pula, namun anak kita tetap
tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah s.w.t.
4 Mengaqiqahkan Anak
5 Mendidik anak
Umar ra menjawab, Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik,
jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik.
Ketiga, mendidik mereka dengan al-Quran.
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah.
Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak
Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah (sekedar)
kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan kewajiban
dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Dari Abu Rafi r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w. Kewajiban
orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang
dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. HR Al
Hakim/Depag;51.
Tiap bayi dilahirkan dalam kadaan suci ( fithrah Islamy ) . Ayah dan
Ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nashrany, atau Majusyi. HR
Bukhary.;1100;243/15.
Mendidik anak pada umunya baik laki laki maupun perempuan adalah kewajiban bagi
kedua orang tuanya.
Barang siapa mempunyai dua anak perempuan dan dia asuh dengan baik
maka mereka akan menyebabkannya masuk sorga. ( HR Al Bukhary )/ 1100; 244/20.
Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan gunakan pukulan
jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan pisahlah tempat tidur mereka ( putra
putri
).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat dimulai setelah anak
berumur tujuh tahun. Bila telah berusia sepuluh tahun anak belum juga mau
mengerjakan sholat, boleh dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan
pukulan yang membekas atau menyakitkan
Banyak anak terpelajar, namun sedikit anak yang terdidik. Banyak orang
pandai, namun sedikit orang yang taqwa.
Pengetahuan tentang Al Quraan harus lebih diutaman dari Ilmu ilmu yang
lainnya. Nabi s.a.w. bersabda; Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya adalah sekedar
tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu tentang ayat ayat ( Al Qur aan)
yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR
Ibnu Majah ).
Dari Abu Rafi r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w. Kewajiban
orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis baca, mengajarinya berenang
dan memanah, tidak memberinya rizqi kecuali rizqi yang baik. HR Al
Hakim/Depag;51.
Mengapa tidak kau ajarkan padanya ( anak itu ) menenun sebagaimana dia
telah diajarkan tulis baca? ( HR An- Nasai ) /Depag; 52.
Kerajinan tangan apapun selama bermanfaat dan tidak dilarang Agama adalah
suatu hal yang maruf.
16 Memberikan kepada anak tempat yang yang baik dalam hati orang tua
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan, doakan dia
selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan lemah lembut, shobarlah
menghadapi perilakunya yang tidak baik, hadapi segalanya dengan penuh kearifan,
jangan mudah membentak apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan
ikhlas pada hati anda, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan santun.
Satukan hati kita dengan anak anak. Semoga Allah menjadikan mereka
waladun shoolihun yaduu lahu. Itulah harapan orang tua yang baik.
Seorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak
anakku ini? Nabi s.a.w. menjawab; Kau memberinya nama yang baik, memberi adab
yang baik dan memberinya kedudukan yang baik ( dalam hatimu ) .
( HR At Tuusy )./1100;243/16.
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya memberinya
materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan sebagainya. Tapi yang lebih
dari pada itu adalah adanya perhatian dan rasa kasih sayang yang tulus dari kedua
orang tua.
Bukanlah dari golongan kami yang tidak menyayangi yang lebih muda dan
( bukan dari golongan kami ) orang yang tidak menghormati yang lebih tua.
( HR At Tirmidzy ). Depag; 42
18 Menikahkannya
Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah.
Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Doakan dan
dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja.
Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat
kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang
dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, Kawinkanlah anak-anak kamu (yang
belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu
yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak
mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerahNya. (QS. An-Nur:32)
19 Mengarahkan anak
Bila suatu ketika orang tua mendapati anaknya berbuat kejelekan dan
kerusakan, tidak mengapa orang tua berusaha mencari tahu tentang keadaan anaknya.
Walaupun dengan hal itu mereka terpaksa melakukan salah satu bentuk perbuatan
tajassus (mata-mata). Ini tentu saja dengan tujuan mencegah kejelekan dan kerusakan
yang terjadi, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai kerusakan. (Fiqh Tarbiyatil
Abna`, hal. 156)
DAFTAR PUSTAKA
Harold Kaplan & Benyamin Sadock. (2008). Synopsis Psikiatri jilid 2. Jakarta.
Karisma.
Hurlock, E.B. (2007). Perkembangan Anak. Jilid 1. Jakarta. Gramedia.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah. (2000). Fiqih Bayi. Jakarta. Fikr Rabbani Group.
Nelson, Behrman, Kliegman, Arvin (2011). Ilmu Kesehatan Anak Esensial. Edisi 6.
Jakarta : EGC
Sularyo TS, Kadim M. Topik Khusus: Retardasi Mental. Sari Pediatri, Vol. 2, No.
3, Desember 2000
Sebastian,
C.S.
(22
Okt
2013).
Pediatric
http://emedicine.medscape.com/article/289117-overview
Mental
Retardation.
Disability.