Você está na página 1de 4

Akuntansi Pajak Atas Penggabungan, Peleburan, dan Pemekaran Usaha

I.

PENDAHULUAN
Dalam kondisi perekonomian dengan pertumbuhan stabil berkesinambungan
apalagi kalau dinamis dan booming banyak perusahaan akan melakukan ekspansi dan
memperbesar usahanya untuk memanfaat kesempatan dan peluang. Pengembangan
usaha yang demikian akan diikuti dengan suatu restrukturisasi (perubahan struktur
perusahaan yang makin besar), misalnya dalam bentuk akuisisi (pembelian perusahaan
lain,

asset

atau

saham),

penggabungan

(merger),

peleburan

(consolidation),

pemekaran unit/ cabang (spin off), atau pemecahan usaha (split off).
Namun sebaliknya, dalam kondisi perekonomian yang mengalami penurunan
(krisis ekonomi dan moneter, terjadi pertumbuhan negatif (stagnasi)), perusahaan juga
akan melakukan restrukturisasi (perubahan struktur perusahaan yang makin kecil/
ramping), misalnya dalam bentuk reorganisasi (dengan memperkecil diri untuk tetap
bertahan), penjualan unit usaha (sell off), dan bahkan likuidasi perusahaan (yang
didahului dengan kepailitan).
II.

TEORI

Konsep Penggabungan, Peleburan, dan Pemekaran


Penggabungan
Penggabungan disebut juga dengan merger, yaitu proses penggabungan dua perusahaan
menjadi satu perusahaan, dimana salah satu perusahaan tetap berdiri dan yang lainnya
dibubarkan. Pengertian lain dari penggabungan adalah adanya satu atau lebih perusahaan
menggabungkan diri dengan perusahaan yang sudah ada, kemudian perusahaan yang
bergabung tersebut dibubarkan. Segala harta dan kekayaan dari perusahaan yang
dibubarkan dialihkan ke perusahaan yang tetap berdiri.

Dari Gambar 2, misalkan PT.A dan PT.B melakukan penggabungan, dengan kesepakatan
bahwa perusahaan yang tetap eksis adalah PT. A. dan PT. B dibubarkan. Dengan demikian,
harta yang ada pada PT.B dialihkan ke PT.A. Dari pengalihan harta ini, maka PT.B mencatat
nilai peralihan dengan harga pasar dan bila ada keuntungan maka yang menanggung beban
pajaknya adalah PT. B.
Dalam kasus ini, PT. A mencatat harta yang diterimanya dari PT.B berdasarkan harga pasar
yang wajar.
Penggabungan usaha menurut PSAK No. 22, dibedakan menjadi dua:
1. Akuisisi (Acquisiton) adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan
operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu,
mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham.
2. Penyatuan Kepemilikan (Uniting of interest/Pooling of Interest) adalah suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung
bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva
neto dan operasi perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul
bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga
tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi
(acquirer).Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif
tetap tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah
satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh
perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada
harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang
baru. Pada metode ini aktiva bersih dibukukan sesuai nilai buku (book value), tidak
terdapat goodwill dan kenaikan nilai aktiva dan selisih biaya perolehan (cost of
investment) dengan nilai buku (book value) aktiva perusahaan.

Peleburan
Peleburan adalah apabila dua perusahaan atau lebih meleburkan diri menjadi satu
perusahaan yang baru dan masing-masing perusahaan yang melebur tersebut dibubarkan.
Dalam proses peleburan ini, maka terjadi pengalihan harta serta kekayaan dari perusahaan
yang meleburkan diri ke Perusahaan baru.

Dari Gambar 3, misalkan PT. A dan PT.B melebur menjadi PT. C. Setelah semua harta
dialihkan ke PT.C, maka PT. A dan PT. B dibubarkan. Dalam hal ini, PT. C merupakan
perusahaan yang baru didirikan, bukan perusahaan yang sudah eksis sebelumnya. Harta dari
PT. A dan PT.B yang dialihkan ke PT.C dinilai dengan harga pasar wajarnya. Apabila ada
keuntungan dari pengalihan tersebut menurut UU PPh, maka yang dikenakan pajak adalah
PT. A dan PT. B sesuai dengan porsinya masing-masing.
Pemekaran
Pemekaran adalah melakukan pemisahan satu perusahaan menjadi dua atau lebih
perusahaan dengan cara mendirikan perusahaan baru tanpa membubarkan perusahaan yang
lama. Perusahaan yang baru ini menerima pengalihan sebagian harta dari perusahaan yang
lama.

Dari Gambar 4, misalkan PT.A melakukan pemekaran menjadi PT. A dan PT.B. Sebagian harta
PT. A dialihkan menjadi harta PT.B. Nilai harta yang dialihkan tersebut dicatat sebesar harga

pasar wajar. Apabila ada keuntungan dari pengalihan tersebut menurut UU PPh, maka yang
dikenakan pajak adalah PT. A.

Ketentuan PSAK 22 dan hubungannya dengan akuntansi pajak

Você também pode gostar