Você está na página 1de 11

ANGGARAN DASAR

IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA


PEMBUKAAN
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa :
Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang
besar adalah anugerah Tuhan Tang Maha Kuasa, Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bahwa semangat Sumpah Pemuda 1928 melandasi segenap komponen Bangsa
Indonesia untuk berpartisipasi mendarmabaktikan diri bagi perbaikan dan peningkatan serta
penyempurnaan kualitas kehidupan ber-Bangsa dan ber-Negara, terciptanya Persatuan dan
Kesatuan menuju integrasi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Bahwa sesungguhnya tugas bela negara dan mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan di segala bidang merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara Republik
Indonesia, tanpa membedakan asal usul, suku, agama, kepercayaan, golongan, pandangan
politik dan status sosial.
Bahwa pemuda-pemudi merupakan komponen bangsa yang penting sebagai generasi
muda penerus masa depan bangsa Indonesia.
Bahwa keberadaan suku Tionghoa di Indonesia merupakan bagian dari sejarah bangsa
Indonesia, mempunyai hak dan kewajiban yang sama, memiliki kesadaran ber-bangsa dan
ber-negara menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Untuk itu dibentuk suatu wadah kepemudaan yang akan merangkum aspirasi pemudapemudi Tionghoa Indonesia, supaya kualitas dan partisipasi pemuda-pemudi Tionghoa
Indonesia dalam pembangunan bangsa Indonesia dapat lebih ditingkatkan dan terarah, dan
bersama-sama dengan seluruh komponen pemuda-pemudi bangsa Indonesia bekerjasama
membangun Indonesia tercinta.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA disingkat
IPTI.

2. IPTI merupakan hasil perubahan nama dari IKATAN PEMUDA PAGUYUBAN


SOSIAL MARGA TIONGHOA INDONESIA yang didirikan pada tanggal 27 Juli
2007.
3. IPTI disahkan di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2010 pada Musyawarah Nasional I
Ikatan Pemuda Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia yang dilaksanakan pada
tanggal 16-19 Agustus 2010.
4. IPTI didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.
5. IPTI berkedudukan di Jakarta dan dapat membuka cabang-cabang dimanapun
diperlukan baik di dalam maupun di luar negeri.
BAB II
ASAS
Pasal 2
Berasaskan PANCASILA
BAB III
DASAR
Pasal 3
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
BAB IV
HAKIKAT, SIFAT, DAN FUNGSI
Pasal 4
Hakikat : Kemanusiaan dan persaudaraan, kerukunan, dan kasih sayang.
Pasal 5
Sifat :
1. Organisasi kemasyarakatan pemuda.
2. Tidak berafiliasi kepada partai politik dan atau golongan atau organisasi kemanusiaan
yang bernaung dibawah partai politik.
3. Tidak akan berubah menjadi partai politik.
Pasal 6
Fungsi :
1. Sebagai wadah berhimpun generasi muda suku Tionghoa Indonesia.
2. Sebagai sarana peminaan nasionalisme kebangsaan Indonesia khususnya bagi
generasi muda suku Tionghoa Indonesia.
3. Sebagai wadah interaksi antara IPTI dengan instansi atau organisasi dan pihak-pihak
terkait.

BAB V
TUJUAN DAN UPAYA
Pasal 7
Tujuan :
1. Bersama-sama dengan seluruh komponen pemuda bangsa Indonesia mengisi
kemerdekaan Republik Indonesia di segala bidang menuju masyarakat adil dan
makmur.
2. Mewujudkan integrasi bangsa sesuai yang diamanatkan dalam Sumpah Pemuda
Tahun 1928 dan makna Bhinneka Tunggal Ika.
3. Memelihara kerukunan dan persaudaraan sesama pemuda Tionghoa pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
4. Memperjuangkan kesetaraan hak-hak asasi suku Tionghoa khususnya dan anggota
masyarakat pada umumnya.
Pasal 8
Upaya :
1. Meningkatkan kesadaran ber -masyarakat, ber-bangsa dan ber-negara.
2. Mengamalkan kerukunan secara murni dan ikhlas sebagai salah satu ciri Bangsa
Indonesia untuk kelanjutan pembangunan bangsa dan negara.
3. Mengadakan kegiatan dibidang sosial, penelitian, dan pengembangan, budaya,
hukum, dan kemasyarakatan.
4. Menyelenggarakan pertemuan, penyuluhan, pembinaan, bantuan, yang diperlukan
dalam rangka memlihara kerukunan dan persaudaraan sesama pemuda Tionghoa pada
khususnya dan anggota masyarakat pada umumnya.
5. Membina kerjasama dalam kemitraan dengan organisasi, lembaga, institusi lain untuk
mencapai visi dan misi IPTI.
BAB VI
LAMBANG
Pasal 9
1. IPTI mempunyai lambang : berupa bunga, padi, kapas. Bendera merah putih, pemuda
dan pemudi bergandengan tangan dan tulisan IPTI.
2. Bentuk, warna, dan makna lambang diuraikan dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VII

KEANGGOTAAN
Pasal 10
1. Keanggotaan IPTI adalah perorangan pemuda-pemudi berusia 16-40 tahun Warga
Negara Republik Indonesia selanjutnya disebut anggota IPTI.
2. Hal mengenai keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 11
Hak :
1.
2.
3.
4.
5.

Hak bicara
Hak suara
Hak dipilih menjadi pengurus IPTI
Hak memperoleh perlakuan yang sama
Hak memperoleh perlindungan dan bimbingan

Pasal 12
Kewajiban :
1. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan IPTI.
2. Taat kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan IPTI yang
berlaku.
BAB IX
PENGORGANISASIAN
Pasal 13
1. Organisasi IPTI terdiri dari berbagai tingkatan, afiliasi, dan perwakilan organisasi
kepemudaan.
2. IPTI bisa dibentuk di luar negeri oleh masyarakat pemuda Tionghoa Warga Negara
Indonesia yang bermukim di negara yang bersangkutan.
Pasal 14
1. Tingkatan pengorganisasian :
a. Di tingkat pusat disebut Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Pusat.
b. Di tingkat provinsi disebut Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Wilayah.

c. Di tingkat kabupaten/kota disebut Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Cabang.


d. Di tingkat kecamatan disebut Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Anak
Cabang.
2. Afiliasi :
a. Adalah organisasi Pemuda Masyarakat Tionghoa yang mandiri, yang berada di
ibukota negara, provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan yang belum
mempunyai cabang IPTI, memahami dan dapat menerima visi dan misi serta
AD/ART IPTI dan bersedia menyalurkan aspirasinya melalui IPTI Pusat.
b. Apabila di kemudian hari terbantuk IPTI cabang di ibu kota negara, provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan, afiliasi dimaksud dapat menyalurkan
aspirasinya ke IPTI setempat.
c. Apabila ada organisasi kepemudaan suku Tionghoa di wilayah atau daerah
satu tingkat diwilayah afiliasi yang sudah ada , dan ingin menyalurkan
aspirasinya, dapat berkoordinasi dengan IPTI Pusat.
3. Perwakilan :
a. Adalah seorang/ beberapa orang tokoh masyarakat yang berada di provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan dimana belum terdapat kepengurusan IPTI
maupun afiliasi, bersedia melakukan komunikasi dan koordinasi dengan IPTI
Pusat mengenai perihal segala sesuatu yang berkaitn dengan kepemudaan
Tioghoa di tempat yang bersangkutan.
Pasal 15
Tingkatan kepengurusan :
1.
2.
3.
4.

Di tingkat pusat disebut Dewan Pimpinan Pusat IPTI.


Di tingkat provinsi disebut Dewan Pimpinan Wilayah IPTI.
Di tingkat kabupaten/kota disebut Dewan Pimpinan Cabang IPTI.
Di tingkat kecamatan disebut Pimpinan Anak Cabang IPTI.

Pasal 16
Pembentukkan pengurus :
1. Kepengurusan IPTI Pusat dipilih melalui Musyawarah Nasional.
2. Kepengurusan IPTI Wilayah dipilih melalui Musyawarah Wilayah disahkan dan
dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Pusat IPTI.
3. Kepengurusan IPTI Cabang dipilih melalui Musyawarah Cabang disahkan dan
dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah IPTI.
4. Kepengurusan IPTI Anak Cabang dipilih melalui Musyawarah Anak Cabang disahkan
dan dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan Cabang IPTI.
5. Apabila belum ada kepengurusan setingkat diatas kepengurusan yang akan dilantik,
maka kepengurusan disahkan dan dikukuhkan oleh Dewan Pimpinan dua tingkat
diatasnya.

Pasal 17
1. Masa bakti untuk semua tingkatan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat IPTI adalah
4 (empat) tahun.
2. Masa bakti untuk semua tingkatan kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah IPTI
adalah 3 (tiga) tahun.
3. Masa bakti untuk semua tingkatan kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang IPTI
adalah 3 (tiga) tahun.
4. Masa bakti untuk semua tingkatan Kepengurusan Pimpinan Anak Cabang IPTI adalah
3 (tiga) tahun.
5. Khusus jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat atau Ketua Dewan Pimpinan
Wilayah atau Cabang maksimal 2 (dua) masa bakti berturut-turut pada jabatan yang
sama.
Pasal 18
1. Kepengurusan Demisioner di tingkat pusat, wilayah, cabang dan anak cabang wajib
menyelenggarakan musyawarah di Wilayah yang bersangkutan selambat-lambatnya 1
tahun untuk pembentukan kepengurusan yang baru.
2. Apabila dalam waktu 1 tahun kepengurusan demisioner di setiap tingkatan tidak dapat
menyelenggarakan musyawarah untuk membentuk kepengurusan yang baru, maka hal
tersebut menjadi wewenang dan tanggungjawab kepengurusan satu tingkat diatasnya.
Khusus untuk tingkatan pusat, hal tersebut menjadi tanggungjawab Dewan Pembina
IPTI.

Pasal 19
Prasyarat, susunan, fungsi, tugas, dan wewenang Dewan Pimpinan IPTI diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga
BAB X
DEWAN PEMBINA
1. Dewan Pembina hanya ada pada IPTI Pusat.
2. Dewan Prmbina adalah Dewan yang terdiri dari :
a. Para Dewan Pembina
b. Ketua Dewan Kehormatan

c. Ketua Dewan Penasihat


d. Para Mantan Ketua Umum IPTI Pusat
3. Dewan Pembina berwenang meminta penjelasan, meminta untuk merubah atau
membatalkan keputusan Pengurus, apabila keputusan tersebut melanggar Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta merugikan citra, membahayakan
kelangsungan hidup IPTI pada khususnya dan masyarakat Tionghoa pada umumnya.
BAB XI
DEWAN KEHORMATAN
Pasal 21
Dewan Kehormatan adalah Dewan yang terdiri dari para tokoh masyarakat, Ketua Marga
yang mempunyai kapasitas sebagai pengayom dan pelindung pada IPTI termasuk para
mantan Ketua IPTI.
BAB XII
DEWAN PENASIHAT
Pasal 22
Dewan Penasihat adalah Dewan yang terdiri dari para tokoh masyarakat, yang mempunyai
kapasitas kemampuan memberi masukan dan nasihat kepada Pengurus IPTI, pada setiap
tingkatan kepengurusan.
BAB XIII
MUSYAWARAH DAN RAPAT
Pasal 23
Musyawarah IPTI terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.

Musyawarah Nasional IPTI


Musyawarah Wilayah IPTI
Musyawarah Cabang IPTI
Musyawarah Anak Cabang IPTI
Musyawarah Luar Biasa IPTI di setiap tingkat kepengurusan
Pasal 24

1. Musyawarah IPTI yang dilaksanakan disetiap akhir masa bakti kepengurusan adalah
musyawarah seperti yang tercantum pada Pasal 23 Poin a, b, c dan d
2. Musyawarah IPTI di setiap tingkatan kepengurusan dapat dilaksanakan apabila
dihadiri oleh minimal lebih dari setengah jumlah kepengurusan untuk mencapai
quorum
3. Apabila quorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas tidak tercapai, maka
Sidang Musyawarah IPTI diskors selama 15 menit
4. Apabila setelah diskors quorom sebagaimana ditetapkan ayat 2 tetap tidak tercapai,
maka Sidang Musyawarah IPTI dapat dilanjutkan berdasarkan jumlah peserta yang
hadir dan dianggap sah
5. Musyawarah Luar Biasa IPTI dilaksanakan bilamana :
a. Ketua Dewan Pimpinan IPTI setiap tingkatan kepengurusan berhalangan tetap dan
atau melanggar AD/ART
b. Terjadi keadaan ada darurat yang mengancam kelangsungan hidup IPTI
Wilayah/Cabang yang bersangkutan
6. Musyawarah Nasional Luar Biasa IPTI dapat dilaksanakan atas permintaan sekurangkurangnya lebih dari setengah jumlah kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah ,
Dewan Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Anak Cabang
7. Musyawarah Luar Biasa di tingkat lainnya dapat dilaksanakan atas permintaan
sekurang-kurangnya lebih dari sentengah jumlah kepengurusan satu tingkat di
bawahnya satu tahun setelah masa jabatan berakhir
Pasal 25
Rapat-rapat dan rapat kerja diselenggarakan di setiap tingkatan kepengurusan dalam rangka
pengendalian kegiatan IPTI
BAB XIV
WEWENANG MUSYAWARAH IPTI
Pasal 26
1. Musyawarah Nasional IPTI adalah forum tertinggi yang merupakan penjelmaan
kewenangan seluruh anggota IPTI, selanjutnya disingkat MUNAS IPTI
2. MUNAS IPTI berwenang untuk :
a. Mengubah dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPTI
b. Memilih dan menetapkan Ketua Umm IPTI Pusat
c. Mengusulkan susunan Ketua Dewan (Pembina), Anggota Dewan Kehormatan,
Dewan Penasehat IPTI
d. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat IPTI.

BAB XV
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 27
1. Musyawarah Wilayah dan Cabang IPTI berwenang pada tingkatannya untuk :
a. Memilih dan menetapkan Ketua.
b. Menetapkan Program Kerja.
c. Dapat mengusulkan anggota Dewan Penasihat.
d. Menilai pertanggungjawaban Ketua.
2. Hal mengenai Musyawarah dan Rapat diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB XVI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 28
1. Pengambilan keputusan dalam setiap Forum Musyawarah dilakukan dengan
musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak tercapai mufakat, maka
pengambilan keputusan diambil dengan suara terbanyak.
2. Pemungutan suara dilakukan secara terbuka dan apabila menyangkut perorangan
dapat dilaksanakan secara tertutup.
3. Hak suara dalam pengambilan keputusan pada setiap tingkatan kepengurusan diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
4. Hak suara dalam pengambilan keputusan pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan
Pusat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XVII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 29
1. IPTI tidak akan dibubarkan, kecuali ada kendala di luar kemampuan IPTI.

2. Keputusan pembubaran IPTI diambil melalui Musyawarah Nasional IPTI atau melalui
Musyawarah Nasional Luar Biasa IPTI, yang diadakan khusus untuk keperluan
tersebut.
BAB XVIII
KEKAYAAN
Pasal 30
1. Kekayaan IPTI meliputi barang bergerak dan tidak bergerak yang diperoleh dari :
a. Iuran anggota.
b. Sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat.
c. Hasil usaha yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Kekayaan IPTI dapat dikelola oleh Lembaga Khusus yang dibentuk untuk keperluan
tersebut, baik di tingkat Pusat, di tingkat Wilayah atau Cabang yang bersangkutan.
3. Kekayaan IPTI Pusat, Wilayah, Cabang dan Anak Cabang tetap dimiliki oleh masingmasing kepengurusan yang bersangkutan.
4. Apabila IPTI harus dibubarkan, maka kekayaan IPTI akan dihibahkan pada badanbadan sosial yang ditentukan dalam Musyawarah Nasional atau Musyawarah
Nasional Luar Biasa yang bersangkutan.

BAB XIX
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 31
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini.
BAB XX
PENUTUP
Pasal 32

1. IPTI disahkan pada tanggal 18 Agustus 2010 pada Musyawarah Nasional I Ikatan
Pemuda Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia yang dilaksanakan di The
Batavia Hotel Jl.Jaku Besar Barat No.44-46 Jakarta Indonesia.
2. Perubahan Anggaran Dasar Ikatan Pemuda Paguyuban Sosial Marga Tionghoa
Indonesia menjadi Anggaran Dasar Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia pertama kali
ditetapkan pada Musyawarah Nasional Ikatan Pemuda Paguyuban Sosial Marga
Tionghoa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2010.
3. Perubahan Anggaran Dasar Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia kedua kali ditetapkan
pada Musyawarah Nasional II IPTI pada Grand Tropic pada tanggal 28 Oktober 2014.

Ditetapkan di Jakarta
Tanggal 28 Oktober 1014
Musyawarah Nasional II
Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia

Wendi Jayanto
Ketua Sidang

Ervina Grace Manibuy


Wakil Ketua Sidang

Jufry Lewi Pelleng


Sekretaris Sidang

Você também pode gostar