Você está na página 1de 5

PERAN PERAWAT DALAM PATIENT SAFETY

A. Penerapan Pasien Safety dalam Menjamin Mutu Pelayanan


Mutu merupakan suatu produk yang diberikan dari pelanggan untuk
memberikan kepuasan akan kebutuhan pelayanan penerima jasa secara
berkesinambungan. Mutu adalah penentuan pelanggan berdasarkan pengalaman
nyata terhadap pruduk dan jasa pelayanan, mengukur, mengharapkan, dan
menggambarkan target yang bergerak pada pasar yang kompetitif. Mutu yang
lebih tinggi memungkinkan untuk mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi
pekerjaan ulang, mengurangi kegagalan di lapangan, mengurangi ketidakpuasan
pelanggan, mengurangi keharusan memeriksa dan menguji, meningkatkan hasil
kapasitas, memberikan dampak utama pada biaya, dan biasanya mutu lebih tinggi
biaya lebih sedikit

(Daud,2007).

Menurut Suprio (2008), Patient safety merupakan salah satu isu utama
dalam pemberian mutu pelayanan kesehatan. Para pengembil kebijakan, memberi
pelayanan kesehatan, dan konsumen menempatkan keamanan sebagai prioritas
pertama mutu pelayanan. Patient safety merupakan sesuatu yang jauh lebih
penting daripada sekedar efisiensi pelayanan.
B. Peran Keperawatan dalam Mendukung Penerapan Pasien Safety di Rumah
Sakit
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang tidak terpisahkan dari pelayanan RS dan merupakan proporsi terbesar dari
tenaga kesehatan lain yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dan berkualitas terhadap klien selama 24 jam secara
berkesinambungan, oleh karena itu diperlukan SDM keperawatan yang berkualitas
tinggi, yang tanggap dan responsive terhadap situasi yang ada (Gillies, 1996).
Menurut Kuntjoro (2005), Upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja
pelayanan klinis di rumah sakit pada umumnya dimulai oleh perawat melalui
berbagai bentuk kegiatan, seperti: gugus kendali mutu, penerapan standar
keperawatan,

pendekatan-pendekatan

pemecahan

masalah,

maupun

audit

keperawatan. Uraian tugas dan tanggung jawab untuk kegiatan peningkatan mutu
pelayanan klinik terdapat di seluruh unit pelayanan klinik (rawat jalan, rawat inap,
laboratorium, radiologi, kamar operasi, dan sebagainya). Secara umum uraian

tugas dan tanggung jawab kegiatan peningkatan mutu pelayanan ada pada wakil
manajemen (management representative) yang bertugas menjamin kesesuaian dan
efektivitas kegiatan peningkatan mutu, termasuk diunit-unit pelayanan klinik.
Peran tenaga keperawatan dalam manajemen mutu sangat besar, diawali
dalam keterlibatan dalam pembentukan tim mutu, sosialisasi, penggalangan
komitmen, melakukan self assesment bidang keperawatan, kemudian penyusunan
standar operasional prosedur (SOP), alur kegiatan keperawatan baik klinik
maupun manajerial. Hal ini sesuai dengan tujuan dari clinical governance
memadukan pendekatan manajemen organisasi dan manajemen klinis secara
bersama. Keterlibatan para staf termasuk keperawatan dalam kegiatan clinical
governance terfokus pada kegiatan audit klinik dan penyusunan standar praktik
berdasarkan evidence-based. Upaya peningkatan mutu pelayanan menurut Lori Di
Prete Brown, berdasarkan dimensi mutu berupa kompetensi tekhnis dimana
perawat memiliki kemampuan, ketrampilan, dan penampilan perawat. Kompetensi
tehnis yang tidak sesuai standar akan merugikan pasien. Misalnya pada kasus
cidera akibat jatuh dari tempat tidur dan kesalahan dalam pemberian obat. Perawat
memberi pelayanan secara efektif dan efisien, menjalin hubungan antar manusia,
dan memberi kenyamanan dalam memberikan perawatan kepada pasien (Wijono,
1999). Dengan penerapan pasien safety keterlibatan tersebut menjadi lebih baik
karena adanya prosedur komunikasi internal yang lebih baik (Djasri, 2006).
Peran-peran perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit, antara lain:
1. Memberi pelayanan keperawatan, perawat mematuhi standar pelayanan dan
SOP yang telah ditetapkan;
2. Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan;
3. Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang
diberikan;
4. Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian
pelayanan kesehatan;
5. Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan keluarganya;
6. Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian tidak
diharapkan;
7. Mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dan keluarga.
Tanggung jawab perawat dalam patient safety:

1. Memberikan informasi pada pasien dan keluarga tentang kemungkinankemungkinan resiko


2. Melaporkan kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD) kepada yang berwenang
3. Berperang Aktif dalam melakukan pengkajian terhadap keamanan dan
kualitas/mutu pelayanan
4. Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan professional
lainnya
5. Mengusulkan peningkatan kemampuan staf yang cukup
6. Membantu pengukuran terhadap peningkatan patient safety
7. Meningkatkan standar baku untuk program pengendalian infeksi (infection
control)
8. Mengusulkan SOP dan protocol pengobatan yang dapat memimalisasi
kejadian error
9. Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili para dokter
ahli farmasi dan lain-lain
10. Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan obat
11. Berkolaborasi dengan sistem pelaporan nasional untuk mencatat, menganalisa
dan mempelajari kejadian-kejadian tak diharapkan (KTD)
12. Mengembangkan mekanisme peningkatan kesadaran, sebagai contoh untuk
pelaksanaan akreditasi
13. Karakteristik dari pemberi pelayanan kesehatan menjadi tolok ukur terhadap
excellence dalam patient safety

SIMPULAN
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
tidak terpisahkan dari pelayanan RS dan merupakan proporsi terbesar dari tenaga
kesehatan lain yang bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dan berkualitas terhadap klien selama 24 jam secara
berkesinambungan, oleh karena itu diperlukan SDM keperawatan yang berkualitas
tinggi, yang tanggap dan responsive terhadap situasi yang ada. Peran-peran
perawat dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit, yaitu memberi

pelayanan keperawatan sesuai standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan,
menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian pelayanan keperawatan,
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan yang
diberikan, menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal dalam pemberian
pelayanan kesehatan, menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan
keluarganya, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah terhadap kejadian
tidak diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Daud, AW. 2007. Keselamatan Pasien. Jakarta: EGC.
Gillies. 1996. Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Notoadmojo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Salemba
Medika
Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Você também pode gostar