Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Praktikum mengenai hubungan tumbuhan dengan air, transpirasi dan evaporasi yang
dilakukan pada tanggal 14 September 2015 di Laboratorium Teaching IV. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui cara mengukur kadar air, turgiditas, defisit, luas permukaan
daun, laju evaporasi dan transpirasi pada daun dorsiventral. Didapatkan hasil yaitu Kadar air
setiap bagian dari tumbuhan tidak sama, tergantung bagian tumbuhan itu sendiri. Turgiditas
dalam keadaan kering lebih tinggi dari keadaan basah, sedangkan defisit air dalam keadaan
kering lebih rendah dari pada keadaan basah.. Terjadinya pengurangan luas daun hal ini
dikarenakan daun sudah mengalami pengkerutan dan selnya telah rusak. Pada daun yang
diolesi vaselin, akan menghambat proses terjadinya transpirasi dikarenakan vaselin
menghambat stomata atau mulut daun. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata,
pemberian sukrosa membuat stomata menutup dan NaCl membuat stomata terbuka.
Kata kunci : Transpirasi, Evaporasi, Turgiditas
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok
bagi
semua
tanaman
juga
merupakan
bahan
penyusun
utama dari pada protoplasma sel.
Di samping itu, air adalah
komponen utama dalam proses
fotosintesis, pengangkutan asimilasi hasil proses ini kebagianbagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam
tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian
air oleh tanaman akan berkorelasi
posistif dengan produksi biomase
tanaman, hanya sebagian kecil
dari air yang diserap akan
menguap melalui stomata atau
melalui proses transpirasi (Crafte
et. al., 1949).
PELAKSANAAN KERJA
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari
Rabu,14 September 2015 pukul
08.00
WIB
di
Laboratorium
Teaching IV,
Jurusan Biologi,
FMIPA UNAND, Padang.
Cara Kerja
A. Pengukuran kadar air jaringan
tumbuhan
Ranting dan daun dari Morus alba
dan di timbang seberat 10 gr dan
dibuat sebanyak tiga sample,
masing-masing sample dibungkus
Dan
B. Pengukuran Turgiditas Relatif
dan Defisit Air dari Jaringan
Tumbuhan
Dibuat potongan daun dengan
menggunakan cork borer sebanyak
10 buah dari tanaman yang
tanahnya
dalam
keadaan
kapasitas lapang dan 10 buah lagi
dari tanaman yang tanahnya agak
kering.
Berat
masing-masing
potongan daun ditimbang dan
dicatat berapa beratnya. Berat ini
disebut
berat
segar
(BS).
Kemudian potongan- potongan
daun dimasukkan ke dalam
petridish dan diisi aquadest.
Petridish ditutup dan diletakkan
pada ruangan dengan penerangan
lampu neon yang berintensitas +25
lumen / sq-ft selama 3 jam. Setelah
3 jam, potongan daun diambil,
kelebihan air dihilangkan dengan
menggunakan
kertas
dengan
meletakkan potongan daun di atas
kertas saring, lalu berat daun
ditimbang. Berat ini disebut dengan
Berat Turgid (BT). Selanjutnya
potongan daun dikeringkan dalam
oven dengan suhu 800C sampai
Dibuat
daftar
penimbangan
pengurangan berat daun selama
evaporasi dengan rumus :
perbesaran
kecil
(4x10).
Difokuskan pengamatan pada 1-2
stomata dan tingkatkan perbesaran
sampai
40x10,
kemudian
gambarkan struktur stomata yang
teramati
dibawah
mikroskop.Ditetesi
salah
satu
bagian dengan sukrosa dan
dibagian sisi lainnya isap akuadest
menggunakan tissue sehingga
akuadest diganti oleh sukrosa dan
amati perubahan yang terjadi pada
stomata.
Catat
waktu
yang
diperlukan untuk proses yang
terjadi dan amati. Kemudian
ditetesi kembali dengan akuadest
pada salah satu sisi dengan
menghisap sukrosa pada sisi
lainnya, amati perubahan yang
terjadi dan catat waktu yang
diperlukan
untuk
perubahan
tersebut. Tempatkan pengamatan
dengan cahaya langsung agar
stomata
memberikan
respon
dengan
akuadest.
Kemudian
ditetesi dengan NaCl dengan
mengisap akuadest pada sisi
sebelahnya serta amati perubahan
yang terjadi pada stomata, catat
waktu yang diperlukan untuk
perubahan
tersebut.
Ditetesi
kembali dengan akuadest untuk
melihat respon dari stomata, amati
waktu yang diperlukan untuk
perubahan tersebut. Diambarkan
proses yang
terjadi
dengan
berurutan.
No.
Bahan
(Arthocarpus integra)
% BB
Daun 1
10
3,36
0,664
Daun 2
10
3,36
0,664
Daun 3
10
3,37
0,663
Ranting 1
10
2,31
0,769
Ranting 2
10
3,69
0,631
Ranting 3
10
4,11
0,589
Gambar 1. Hasil pengeringan (48 jam) daun dan ranting Arthocarpus integra
hj
Tabel 2. Turgiditas Relatif dan Defisit Air dari Jaringan Tumbuhan
Turgiditas
Berat
No. Perlakuan Berat segar
Berat akhir
Relatif
Turgid
(TR)
1
Basah
0,03 gr
0,07 gr
0,00 gr
42%
2
Kering
0,08 gr
0,03 gr
0,00 gr
267%
Water
Deficit
(WD)
57 %
-166%
Pada
pengamatan
mengukur
turgiditas relatif jaringan tumbuhan
didapatkan
bahwa
terjadi
kesalahan
pada
proses
pengukuran
yaitu
dalam
menimbang berat masing-masing
objek, perbedaan yang lumayan
jauh
antara
daun
dengan
perlakuan kering 0,05 g lebih berat
daripada daun dengan perlakuan
basah serta pada perlakuan basah
berat turgid naik namun pada
perlakuan kering berat turgid turun
ketidak
akuratan
timbangan
menyebabkan salahnya data yang
dimasukkan sehingga pada data
berat turgid kecil dari pada berat
segar. Seharusnya didapatkan
data bahwa berat turgid lebih besar
dari berat segar.
Tekanan
turgor
juga
berperan dalam kekakuan serta
kestabilan
mekanis
jaringan
tanaman (Steudle, 2001). Pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dimana tanaman
tersebut tumbuh. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat vital
adalah karakteristik fisik tanah.
Pengaruhnya terhadap partumbuhan tanaman bersifat tidak
langsung yaitu lewat pengaruhnya
terhadap susunan pori tanah dan
ketahan tanah yang dihadapi akar
(Hasanah, 2010)
Respon tumbuhan terhadap
kekurangan air dapat dilihat pada
Perhitungan
Luas
Permukaan
dan
Transpirasi
Daun, Perkiraan Laju Evaporasi,
Dorsiventral Daun.
Tabel 3. . Luas daun pada Arthocarpus integra
Permukaan
Kertas HVS
Luas HVS
(cm2)
Luas (cm2)
Permukaan
Daun
0,42
4,5
609
56,84
0,51
4,5
609
69,01
Berat (gr)
N
O
Jenis Tanaman
Guntingan
kertas
Arthocarpus integra 1
Arthocarpus integra 2
Arthocarpus integra 3
0,58
4,,5
609
78,49
Waktu Pengeringan
(Arthocarpus integra)
1,45
20
1,43
510-7
40
1,42
210-7
60
1,39
610-7
Kecepatan Evaporasi
1
2
Jenis Tanaman
Awal
Setelah
diberi
vaselin
Setelah 1 jam
1,85
1,87
1,80
2,36
2,41
2,37
diberi
NaCL
stomata
tetap
menutup,. Pada pengamatan ini
terdapat kesalahan dimana setelah
ditetesi
sukrosa
seharusnya
preparat kembali ditetesi dengan
akuades untuk melihat pengaruh
terhadap
stomata,
namun
pemberian larutan NaCl membuat
stomata
tetap
tertutup
menandakan
masih
adanya
pengaruh larutan sukrosa pada
stomata. Setelah diberi beberapa
tetes akuades stomata kembali
terbuka, namun ketika diberi
larutan NaCl stomata kembali
tertutup walaupun tidak serapat
pada
pemberian
sukrosa.
Seharusnya pada pemberian NaCl
stomata menjadi terbuka karena
saat di beri NaCl sel penjaga
membuat karena Nacl mudah
untuk melarut atau mengion
sehingga air masuk ke stomata
dan stomata menjadi terbuka.
Menurut Suyitno (2003)
stomata biasanya ditemukan pada
bagian
tumbuhan
yang
berhubungan
dengan
udara.
Jumlah stomata beragam pada
daun tumbuhan yang sama dan
juga pada daerah daun yang
sama. Pada umunya stomata
tumbuhan darat lebih banyak
terdapat pada epidermis daun
bagian bawah. Pada banyak jenis
tumbuhan bahkan tidak ada
stomata
sama
sekali
pada
epidermis daun bagian atas. Suatu
(a)
(b)
Gambar 4. Mekanisme terbuka dan tertutup stomata (a). setelah pemberian sukrosa (b)
setelah pemberian NaCl
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar,
Moh.
Salaman.2001.
Biologi. Jakarta : Gravindo
Bidwell, R.G.S.1979. Plant of
Physiology Second Edition.
New
York:
Mc.Milan
Publishing
Jurnal Rekayasa
Vol. 2, No. 1.
Proses,
Solichatun.
2005.
Pengaruh
Ketersediaan Air terhadap
Pertumbuhan
dan
Kandungan Bahan Aktif
Saponin Tanaman Ginseng
Jawa (Talinum paniculatum
Gaertn.). Biofarmasi 3 (2):
47-51
Steudle E. 2001. The cohesiontention mechanism and the
acquisition of water by plant
roots. Annu. rev. Plant
Physiol.
Mol.
Biol.
52:847:75.
Sukma, Dewi dan Ary Setiawati.
2010. Pengaruh Waktu dan
Frekuensi Aplikasi Pupuk
Daun
Terhadap
Pertumbuhan
dan
Pembungaan
Anggrek
Dendrobium Tong Chai
Gold. J. Hort. Indonesia
1(2):97-104
Suyitno. 2003. Tanggapan Stomata
Dan Laju Transpirasi Daun
(Vaccinium varingiaefolium).
http://staff.uny.ac.id. Diakses
18 September 2015.