Você está na página 1de 10

Tugas Makalah Pengantar Lingkungan

Aliran Uang dan Transformasi Karakteristik


Alternatif Proyek ke Dalam Dimensi Moneter

Disusun Oleh
Rizka Fauzanul Irson (19414587)
3IB01

Jurusan Teknik Elektro


Universitas Gunadarma
Depok
2016

Aliran Uang (Cash Flow) dan Penyusunannya

I.

Pengertian Aliran Uang


Aliran uang (cash flow) adalah sejumlah uang uang yang keluar dan masuk sebagai

akibat dari aktivitas perusahaan, dengan kata lain adalah aliran uang yang terdiri dari
aliran uang masuk (cash inflow) dalam perusahaan dan aliran uang keluar (cash outflow)
perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Pengertian aliran uang masuk dan
aliran uang keluar adalah aliran uang masuk merupakan sumber-sumber darimana uang
diperoleh sedangkan aliran uang keluar merupakan kebutuhan uang untuk pembayaranpembayaran (Martono dan Harjito, 2012).
Aliran uang masuk (cash inflow) dan aliran uang keluar (cash outflow) masingmasing terbagi dua bagian, antara lain:
a. Aliran Uang Masuk (cash inflow)
Bersifat rutin, misalnya: penerimaan dari hasil penjualan secara tunai,
penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit yang

dilakukan, dan lain-lain.


Bersifat tidak rutin, misalnya: penerimaan uang sewa gedung, penerimaan modal

saham, penerimaan utang atau kredit, penerimaan bunga, dan lain-lain.


b. Aliran uang keluar (cash outflow)
Bersifat rutin, misalnya: pembelian bahan baku dan bahan pembantu, membayar

upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-lain.
Bersifat tidak rutin, misalnya: pembelian asset, pembayaran angsuran,
pembayaran dividen, dan lain-lain.

Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa aliran uang merupakan jumlah uang
yang mengalir masuk dan keluar dari suatu periode tertentu.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur aliran
uang adalah memahami dengan jelas fungsi dana atau uang yang kita miliki, kita simpan
atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu:
a. fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari
hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan
investasi awal.

b. fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya
beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
c. capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Aliran uang awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran uang yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran uang awal dapat dikatakan aliran uang keluar (cash out
flow).
b. Aliran uang operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran uang yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran uang operasional merupakan aliran uang masuk
(cash in flow) dan aliran uang keluar (cash out flow).
c. Aliran uang akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran uang yang berkaitan dengan
nilai sisa proyek ( nilai residu ) seperti sisa modal kerja atau nilai sisa proyek lainnya
yaitu penjualan peralatan proyek.
II.

Penyusunan Aliran Uang dan Perhitungannya


Laporan aliran uang melaporkan penerimaan dan pengeluaran uang entitas selama

periode tertentu dari mana uang datang dan bagaimana dibelanjakannya. Cash flow
menjelaskan sebab-sebab dari perubahan nilai sisa uang. Informasi ini tidak bias
dipelajari dengan sendirinya dari laporan keuangan yang lain.
A. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas
PSAK No.2 paragraf 1 (IAI:2007) menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas
adalah sebagai berikut:
Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam
proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai lapoan keuangan perlu melakukan
evalusai terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta
kapasitas perolehannya. Tujuan pernyataan ini adalah memberi informasi historis
2

mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas
yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
Laporan arus kas dapat digunakan untuk (PSAK No. 2):
a. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna
untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahaan keadaan dan peluang.
b. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan
model untuk menilai dan membandingkan 10 nilai sekarang dari arus kas masa depan
(future cash flows) dari berbagai perusahaan.
c. Informasi arus kas juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi
berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
d. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu,
dan kepastian arus kas masa depan.
e. Informasi arus kas berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara
B.
1.
2.
3.

profitabilitas dan kas bersih serta dampak perubahan harga.


Langkah-Langkah Penyusunan Aliran Uang
Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :
Menentukan minimum kas.
Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi

defisit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.


4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya
transaksi finansial dan budget kas yang final.
C. Penyajian Laporan Aliran Uang dan Perhitungannya
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan
tahunannya. Untuk menentukan dan menyajikan arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi dapat digunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung (Direct
Method) dan metode tidak langsung (Indirect Method). (Prastowo dan Juliaty 2002:31)
a. Metode Langsung

Metode langsung adalah metode yang sederhana, yang hanya terdiri atas arus
kas opersai yang dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu penerimaan kas dan
pengeluaran kas. Dengan metode ini, kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan. Metode langsung pada dasarnya merupakan
laporan laba-rugi berbasis tunai atau kas yang menunjukkan penerimaan kas dan
pengeluaran kas secara ringkas.
Pada metode langsung, rekening penghasilan dan biaya yang dilaporkan dengan
basis akrual dikonversikan menjadi penghasilan dan biaya dengan basis kas. Arus kas
operasi ini dihitung dari jumlah pendapatan (Penghasilan) dan beban (biaya),
disesuaikan dengan perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan.
b. Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini, untuk menentukan dan menyajikan jumlah arus kas bersih
yang sama dari aktivitas operasi dapat dilakukan dengan menyesuaikan laba bersih
berbasis akrual dengan perubahan aktiva atau utang lancar yang berkaitan.
Metode ini tidak menentukan kategori utama dari arus kas operasi seperti
halnya pada metode langsung. Penyesuaian yang dilakukan pada metode ini
dimaksudkan untuk mengeluarkan:
1) Pengaruh transaksi bukan kas, seperti depresiasi, amortisasi, penyisihan, pajak
ditangguhkan, keuntungan atau kerugian valuta asing yang belum direalisir.
2) Pengaruh diferel arus kas masa lalu (misalnya perubahan saldo persediaan) dan
akrual dan arus kas yang diharapkan di masa depan (misalnya perubahan piutang
atau hutang).
3) Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan dengan arus kas
investasi dan pendanaan, seperti laba atau rugi penjualan aktiva tetap.
Diantara kedua metode tersebut yang sering digunakan dan dianjurkan adalah
penyusunan laporan aliran uang dengan metode langsung, karena lebih lengkap dalam
memberikan informasi tentang kondisi arus kas suatu perusahaan.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diberikan ilustrasi dalam perusahaan jasa
Salon Zhafira pada periode 2014.
Diketahui bahwa dalam salon zhafira terdapat beberapa data tambahan sebagai
berikut:
a. Saldo kas salon zhafira pada awal periode 2014 sebagaimana yang tercantum dalam
neraca awal adalah sebesar Rp 2.394.000.
4

b. Pendapatan jasa salon sebagaimana tercantum dalam laporan laba-rugi periode 2014
yaitu sebesar 7.405.000,, ternyata yang telah diterima perkas sampai dengan akhir
periode hanya sebesar 4.206.000 sedangkan sisanya masih berupa piutang jasa.
c. Selama periode 2014 salon zhafira melakukan pengeluaran uang tunai untuk
membayar 4 beban, yaitu beban upah dan gaji sebesar 586.000, beban penerangan
sebesar 535.000, beban pemeliharaan sebesar 412.500 dan beban umum sebesar
690.000.
d. Peralatan kantor yang dibeli dengan tunai selama periode 2014 yaitu sebesar
700.000 dan peralatan salon sebesar 600.000.
e. Setoran modal tambahan selama periode 2014 oleh zhafira sebesar 1000.000 dan
pengambilan prive 850.000.
Berdasarkan kelima data tambahan di atas maka laporan arus kas yang disusun
salon zhafira pada periode 2014 dengan metode langsung adalah sebagai berikut:

Berdasarkan laporan arus kas di atas terlihat bahwa saldo kas akhir periode
jumlahnya sama dengan saldo kas yang disajikan dalam laporan neraca yang telah dibuat
Salon Zhafira. Hal ini menunjukan bahwa kas antara neraca dengan laporan arus kas
saling terkait, dengan kata lain jika saldo akhir kas dalam laporan arus kas tidak sama
dengan saldo kas yang ditampilkan di balance sheet (neraca) maka ada kekeliruan dalam
penyusunannya.
Perlu ditegaskan pula, bahwa dalam laporan arus kas hanya menyajikan arus kas
yang keluar atau arus kas yang masuk. Itulah sebabnya pendapatan jasa hanya
5

ditampilkan dalam arus kas sebesar 4.206.000, padahal dalam laporan laba-rugi
pendapatan tercatat 7.405.000.
Mengapa yang ditampilkan dalam arus kas hanya 4.206.000? Hal ini karena Salon
Zhafira hanya menerima kas masuk yang berasal dari pendapatan sebesar 4.206.000
sedangkan sisanya belum diterima secara tunai atau masih menjadi piutang.

Transformasi Karakteristik Alternatif Proyek ke Dalam Dimensi Moneter


I.

Analisa Teknik
Analisis teknikal pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mempelajari

kebutuhan-kebutuhan teknikal, biaya-biaya produksi dari berbagai alternatif dan menilai


pemenuhan dan penyediaan kebutuhan-kebutuhan teknikal proyek tersebut pada
berbagai alternatif. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui rancangan awal penaksiran
biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya.
Analisis teknikal sebaiknya tetap dilakukan meskipun sebuah proyek tidak layak
secara teknis. Pada dasarnya analisis teknikal bertujuan untuk menggali informasi
mengenai estimasi biaya teknis proyek yang meliputi:
a. Investasi tetap: meliputi tanah lokasi, bangunan pabrik dan bangunan lainnya, serta
mesin dan pemasangannya.
b. Biaya dan pengeluaran produksi: meliputi bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja
langsung, biaya pabrik tidak langsung (factory overhead cost).
c. Biaya masa percobaan atau uji coba: misalnya biaya-biaya yang diperkirakan akan
terjadi di luar produksi normal selama masa operasi percobaan seperti biaya waktu
lembur, pengulangan pekerjaan, kerusakan dan biaya penelitian teknikal.
d. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan fasilitas yang dibutuhkan proyek: misalnya
fasilitas penunjang, yaitu jalan raya, pelabuhan udara, laut, jalan kereta api, air,
listrik, komunikasi dan lain-lain.
Hal-hal tersebut perlu dinilai tidak hanya pada satu lokasi melainkan juga di
beberapa alternatif lokasi. Misalnya, suatu industri membutuhkan sejumlah besar bahan
bakar yang tersedia di lokasi dengan jumlah dan kualitas tertentu sesuai kebutuhan
proyek serta pada biaya yang serendah-rendahnya.

Ada beberapa variabel penting yang harus diperhitungkan perusahaan sebelum


menentukan lokasi yang tepat yang dapat meminimumkan biaya untuk proyek tersebut
antara lain adalah ketersediaan bahan mentah, letak pasar yang dituju, sumber energi,
supply tenaga kerja, fasilitas transportasi, iklim dan keadaan tanah, adat istiadat
masyarakat

setempat

serta

rencana

perusahaan

di

masa

depan.

Dengan

memperhitungkan semua variabel tersebut diharapkan perusahaan dapat menentukan


lokasi yang tepat sehingga dapat meminimumkan biaya baik biaya investasi maupun biaya
eksploitasi.
II.

Metode Untuk Menentukan Besarnya Skala Produksi


Pertimbangan penting yang perlu dilakukan karena akan sangat mempengaruhi

kelayakan teknis dari perencanaan proyek baru adalah penentuan luas produksi yang
tepat. Seberapa besar skala operasi yang harus ditetapkan untuk mencapai suatu
tingkatan skala ekonomis.
Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh kemungkinan pangsa pasar
(market share) yang dapat diraih yaitu dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dari
peralatan yang dimiliki. Pendekatan ini lebih sering digunakan dalam praktik penyusunan
studi kelayakan dengan memperhatikan pendapat manajemen.
Dalam teori manajemen produksi terdapat beberapa metode untuk menentukan
luas produksi optimal, yaitu: (a) Pendekatan konsep biaya marjinal (marginal cost) dan
pendapatan marjinal (marginal revenue), (b) Pendekatan titik impas (Break Even Point)
dan (c) Metode program linier (linear programming). Semua metode tersebut dapat
Anda dalami pada pembahasan secara khusus tentang manajemen proyek.
Ketelitian dan usaha yang dilakukan untuk melaksanakan analisis teknikal
tergantung pada jenis proyek, teknologi yang dipakai, kompleksitas produk yang
dihasilkan, alternatif teknikal yang dipergunakan (misalnya, proses produksi, bahan baku,
tenaga kerja dan sebagainya) serta ketelitian dalam memperkirakan biaya yang akan
terjadi. Semakin baru jenis produk yang dihasilkan, semakin canggih dan rumit teknologi
yang dipakai, semakin langka alternatif teknikal yang dipergunakan, maka semakin keras
dan teliti pula usaha yang harus dilakukan untuk membuat analisis teknikal.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi kedalaman analisis teknikal tersebut,


perlu diketahui pula risiko ketidaktelitian dan ketidaktepatan dalam melakukan analisis
teknikal. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalam analisis teknikal, misalnya
kurang teliti dalam melakukan analisis pendahuluan mengenai kebutuhan-kebutuhan
teknologi, kegagalan dalam menilai alternatif teknikal dan tidak memperhatikan faktorfaktor lain seperti penanganan bahan baku, kebutuhan persediaan, pemeliharaan dan
fasilitas sosial untuk para pekerja.
Kurang telitinya analisis teknikal, mengakibatkan terjadinya masalah kekurangan
keuangan. Akibat lebih lanjut adalah kemungkinan proyek gagal dalam jangka panjang.
Misalnya, proyek gagal mencapai kapasitas produksi yang direncanakan karena ternyata
teknologi yang digunakan sudah ketinggalan zaman sehingga produk tidak bisa bersaing
baik dari segi harga maupun mutunya, atau karena tidak memikirkan pemeliharaan,
proyek akhirnya harus mati sebelum waktu yang direncanakan.
Ketidaktelitian dalam melakukan analisis teknikal juga bisa menghasilkan kesalahan
dalam memperkirakan biaya proyek baik yang menyangkut biaya tetapnya maupun modal
kerja. Selain itu bisa pula terjadi penyimpangan perkiraan biaya masa operasi percobaan
dan biaya produksi dari kenyataan.
Karena itu analisis teknikal yang baik harus dilakukan untuk membuktikan bahwa
secara teknikal proyek layak dikerjakan dan hal tersebut selanjutnya dapat mendukung
kelayakan proyek secara ekonomi.

Daftar Pustaka

Anonim.

2014.

Cara

Mudah

Membuat

Laporan

Arus

http://www.akuntansidasar.com/2014/06/cara-mudah-membuat-laporan-aruskas.html. Diakses pada 2 Oktober 2016.


Rahmadian, Aurelio. Aplikasi Bisnis TI. Jakarta. Universitas Gunadarma.
Rizziva Fahrur. Analisis Teknik. www.academia.edu. Diakses pada 2 Oktober 2016

Kas.

Você também pode gostar