Você está na página 1de 21

Bioteknologi adalah upaya untuk merekayasa organisme maupun komponen organisme untuk

menghasilkan barang dan jasa yang penting bagi kehidupan manusia. Bapak bioteknologi dunia,
yaitu Louis Pasteur.
Perkembangan bioteknologi, antara lain :

tabel perkembangan bioteknologi


MACAM- MACAM BIOTEKNOLOGI
1. Bioteknologi Konvensional
adalah bioteknologi yang memanfaatkan mikroba untuk menghasilkan produk barang dan jasa
sesuai dengan kebutuhan manusia melalui proses fermentasi.
Penerapan Bioteknologi Konvensional
(1) Mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan.
contoh:
Rhizopus oryzae untuk pembuatan tempe
Aspergilus wentii untuk pembuatan kecap
Neurospora sp. untuk pembuatan oncom dll.
(2) Mikroorganisme menjadi bahan pangan.
contoh:

Protein sel tunggal (PST), yaitu senyawa protein yang berasal dari makhluk hidup bersel satu.
Mikroprotein, yaitu produk makanan yang berasal dari benang -benang jamur Fusarium
graminearum.
2. Bioteknologi modern
adalah bioteknologi yang mengoptimalkan pemanfaatan biologi sel dan biologi molekuler umtuk
membuat produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Penerapan bioteknologi modern
1) Bioteknologi modern lebih memfokuskan pada penerapan prinsip -prinsip
biologi sel dan
biologi molekuler yang hanya dapat dilakukan mempergunakan alat -alat modern.
2) Untuk menyembuhkan penyakit menurun, seperti hemofilia, AIDS, kanker otak.
Peranan Mikroorganisme terhadap produk bioteknologi
1) sebagai penghasil dan pengubah makanan dan minuman, seperti tempe, oncom, roti.
2) sebagai penghasil zat -zat organik.
3) sebagai penghasil energi.
4) sebagai penghasil obat.
5) sebagai pencerna limbah.
6) sebagai pemisah logam dari bijinya.
Rekayasa genetik
Rekayasa genetik adalah teknik pencangkokan gen (bahan genetik) dari suatu makhluk hidup
pada bahan genetik individu lainnya, sehingga nantinya dihasilkan susunan bahan genetik yang
baru dan tentunya memberikan perubahan sifat bagi makhluk hidup yang memilikinya.
Peranan rekayasa ganetik
1. Di bidang kedokteran, dimanfaatkan dalam pembuatan hormon insulin serta pembuatan
vaksin.
2. Di bidang farmasi, dimanfaatkan dalam pembuatan protein.

3. Di bidang peternakan, dimanfaatkan dalam pembuatan vaksin untuk melawan penyakit


tertentu seperti penyakit kuku dan mulut, serta dimanfaatkan dalam pembentukan hormon
pertumbuhan yang dimungkinkan dapat meningkatkan produksi susu.
4. Di bidang pertanian, dimanfaatkan agar mendapatkan tanaman baru yang lebih
menguntungkan serta mengganti pemakaian pupuk nitrogen dengan memanfaatkan bakteri
Rhizobium.
5. Di bidang industri, menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam -logam langsung dari
dalam bumi, dll.
Posted in Biologi | Leave a Comment

Gerak Pada Tanaman


Posted by catatananas on December 14, 2011
Kemampuan menanggapi rangsangan atau memberikan reaksi terhadap rangsangan disebut
iritabilitas. Gerak pada tumbuhan salah satunya disebabkan rangsangan dari luar.
Berdasarkan penyebabnya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi gerak higroskopis, gerak
esionom, gerak autonom.
1. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air.
Contoh: pecahnya kulit buah polong- polongan.
2. Gerak Esionom
Gerak esionom adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan dari luar tubuh
tumbuhan. Rangsangan itu dapat berupa rangsangan cahaya, sentuhan, suhu, air, gravitasi bumi,
zat kimia.
a. Gerak Tropisme
Gerak tropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsangan
dengan arah gerak yang ditentukan oleh rangsangan itu.
1.) Geotropisme, disebabkan oleh pengaruh gravitasi bumi. Contoh : gerak akar menuju ke pusat
bumi.
2.) Fototropisme, disebabkan pengaruh cahaya matahari. Contoh : gerak pertumbuhan ujung
tanaman menuju arah datangnya cahaya.

3.) Tigmotropisme, disebabkan rangsang persinggungan. Contoh : gerak sulur tanaman kacang
panjang, mentimun, semangka.
4.) Hidrotropisme, disebabkan pengaruh rangsang air. Contoh : gerak pertumbuhan akar menuju
sumber air.
b. Gerak Nasti
1.) Seismonasti, gerak daun tumbuhan majemuk karena sentuhan. Contoh : gerak menutup daun
putri malu.
2.) Niktinasti, gerak menutup daun majemuk tumbuhan polong- polongan (Leguminoceae) pada
sore hari atau malam hari. Contoh : menutupnya daun petai cina.
3.) Fotonasti, disebabkan rangsang cahaya. Contoh : membuka dan menutupnya bunga pukul
empat (Mirabilis Jalapa).
4.) Nasti Kompleks, gerak nasti yang disebabkan beberapa faktor, yaitu cahaya, suhu, zat kimia,
air. Contoh : membuka dan menutupnya stomata.
c. Gerak Taksis
Gerak taksis adalah gerak tumbuhan berpindah tempat menuju atau menjauhi arah datangnya
rangsang.
1.) Fototaksis, gerak taksis karena rangsang cahaya. Contoh : gerak kloroplas Spirogyra ke
tempat yang terkena cahaya.
2.) Kemotaksis, gerak taksis karena rangsang cahaya. Contoh : gerak sel spermatozoid menuju
sel telur.
gerak tumbuhan
Posted in Biologi | Leave a Comment

Sistem Organisasi Kehidupan


Posted by catatananas on December 14, 2011
Sel merupakan bagian terkecil dari suatu kehidupan artinya bahwa setiap tubuh makhluk hidup
disusun oleh sel. Menurut Mathias Schleiden (1838) dan Teodor Schwann (1839), sel
merupakan satuan fungsional terkecil yang berarti bahwa fungsi- fungsi dari organisme
dilakukan oleh sel.
A. Sel

Komponen sel terdiri atas:


1. Membran plasma merupakan bagian terluar yang memisahkan antara isi sel dengan luar sel
dan berperan dalam mengatur keluar masuknya zat.
2. Sitoplasma, yang berisi organel -organel sel, yaitu
a. Retikulum endoplasma, bertindak sebagai penghubung antara inti sel dengan sitoplasma dan
berperan dalam pembentukan protein (pada retikulum endoplasma yang ditempeli ribosom).
b. Ribosom, berperan dalam pembentukan protein.
c. Badan golgi, berperan dalam membungkus, mengepak, dan menggetahkan zat yang keluar dari
sel.
d. Lisosom, berperan dalam membentuk enzim pencernaan inta sel.
e. Sentrosom, berperan dalam proses pembelahan sel.
f. Vakuola, berperan dalam penyimpanan bahan makanan (gula, protein, mineral) serta tempat
penimbunan sisa metabolisme.
g. Plastida, hanya dimiliki oleh tumbuhan.
3. Inti (nucleus), berperan dalam mengatur segala aktivitas sel. Pada nucleus terdapat kromosom
dan di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat menurun.

sel hewan dan sel tumbuhan

B. Jaringan
Beberapa sel yang memiliki bentuk, susunan, dan fungsi yang sama akan membentuk jaringan.
Berikut jaringan penyusun tubuh hewan dan tumbuhan :
a. Pada hewan: jaringan saraf, jaringan otot, jaringan ikat
b. Pada tumbuhan: jaringan meristem, jaringan epidermis, jaringan pengangkut, jaringan
penunjang.
C. Organ
Organ adalah kumpulan beberapa jaringan yang mampu melakukan fungsi hidup tertentu.
Beberapa organ pada hewan, antara lain: jantung, mata, ginjal, paru- paru, telinga, dan lain
sebagainya. Organ pada tumbuhan meliputi akar, batang, daun, bunga, dan sebagainya.
D. Sistem Organ
Sistem organ merupakan kerja sama beberapa organ untuk melakukan suatu fungsi hidup tertentu
dalam tubuh. Kelengkapan sistem organ tergantung dari tingkat atau derajat suatu makhluk
hidup. Makhluk hidup tingkat tinggi mempunyai sistem organ yang lebih lengkap daripada
makhluk hidup bersel satu.

hubungan sistem organ, organ dan fungsi


Posted in Biologi | Leave a Comment

Ciri- Ciri Makhluk Hidup


Posted by catatananas on December 14, 2011
Makhluk hidup dibedakan dari benda mati karena makhluk hidup mempunyai ciri- ciri sebagai
berikut:
1. Bergerak => Hewan dan manusia dapa bergerak bebas sedangkan tumbuhan bergerak terbatas
atau bergerak pada sebagian tubuhnya. Gerak tumbuhan misalnya menutupnya daun putri malu
(Mimosa Pudica) jika tersentuh. Gerak pada hewan lebih mudah diamati daripada gerak pada
tumbuhan.
2. Bernapas (Respirasi) => Bernapas adalah proses mengambil oksigen dari luar dan
menggunakannya dalam tubuh untuk proses oksidasi yang akan menghasilkan energi dan sisa
pernapasan berupa karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Tumbuhan memperoleh oksigen
melalui lentisel pada batang.

3. Peka terhadap rangsang => Tumbuhan tidak memiliki alat khusus untuk menerima rangsang
namun tetap mempunyai kepekaan terhadap lingkungan, misalnya batang tumbuh ke arah cahaya
matahari dan akar tumbuh ke arah pusat bumi. Hewan mempunyai alat indra khusus yang dapat
dipergunakan untuk menerima dan menjawab rangsang dari lingkungan.
4. Tumbuh dan berkembang => Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran yang sifatnya
irreversible (tidak dapat balik) dan bersifat kuantitatif (dapat diukur) misalnya tinggi tanaman,
berat tanaman. Sedangkan perkembangan lebih ke arah proses menuju kedewasaan yang
mengiringi pertumbuhan yang sifatnya kualitatif. Berkembang ditandai dengan mulai
berfungsinya alat reproduksi baik pada tumbuhan maupun hewan. Pada hewan ditandai dengan
berfungsinya organ testis dan ovarium sedangkan tumbuhan ditandai dengan munculnya bunga.
5. Berkembang biak (reproduksi) => Tujuan berkembangbiak adalah menghasilkann keturunan
dalam rangka mempertahankan jenisnya dari kepunahan. Perkembangbiakan pada tumbuhan dan
hewan berlangsung secara kawin (generatif) atau tidak kawin (vegetatif).
6. Mengeluarkan zat sisa (ekskresi) => Semua makhluk hidup mengeluarkan zat sisa. Zat sisa
pada manusia berupa urine, keringat, dan karbondioksida yang harus dikeluarkan karena sifatnya
beracun bagi tubuh. Zat sisa tersebut dikeluarkan melalui sistem ekskresi. Alat ekskresi pada
manusia misalnya ginjal, kulit, hati, dan paru- paru. Hewan tingkat rendah mempunyai alat
ekskresi yang berbeda -beda.
7. Memerlukan makanan dan air => Makhluk memerlukan makanan untuk menghasilkan
energi, mengganti sel- sel yang rusak dan pertumbuhan serta mengatur proses -proses dalam
tubuh. Tumbuhan mensintesis atau membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Dalam
fotosintesis diperlukan klorofil (zat hijau daun), air (H2O), karbondioksida (CO2) dan cahaya
matahari.
Posted in Biologi | Leave a Comment

Otot
Posted by catatananas on November 20, 2011
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuan berkontraksi . oto memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan
kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament miosin. Filamen
aktin tipis dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini menyusun miofibril. Miofibril menyusun
serabut otot dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.

1. Jenis Jenis Otot


Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi
tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

a. Otot lurik (Otot Rangka)


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/ms/thumb/c/c3/Otot_rangka.jpg/300px-Otot_rangka.jpg

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran.
Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap (anisotrop) dan terang
(isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk silindris dan mempunvai banvak
inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali kali.
Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat. Berdasarkan cara
melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika
otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika otot
tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi
kisut atau mengalami atrofi.

b. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos tersusun dari
sel sel yang berbentuk kumparan halus. Masing masing sel memiliki satu inti yang letaknya
di tengah. Kontraksi otot polos
tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alatalat dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin

http://bima.ipb.ac.id/~tpb-ipb/materi/bio100/Gambar/jaringan/jenis_otot.jpg

c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut serabutnya
bercabang cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak
menurut kehendak.

2. Fungsi Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot berkontraksi bukan karena
satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan berurutan.rangsangan kedua
memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeperkuat rangsangan kedua .
dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum . tonus yang maksimum terus
menerus disebut tetanus.

3. Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan atas antagonis dan sinergis seperti berikut ini:

a. Antagonis
Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,
contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar
bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

b. Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus.

4. Mekanisme Gerak Otot


Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen
dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments.

Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot
kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh
asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah
bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang
tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah
pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan
kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin
dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi
relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan
antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung
miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.

6. Sumber Energi untuk Gerak Otot


ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal
dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin
yang memerlukan ATP.
ATP - ADP + P
Aktin + Miosin - Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi
tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi
fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase
kontraksi otot sering disebut fase anaerob.

5. Kelainan pada Otot


Kelainan pada otot dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Atrofi
Atrofi merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan
berkontraksi.

b. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena terus menerus melakukan aktivitas, dan bila ini berlanjut dapat
terjadi kram.
c. Tetanus
Tetanus adalah otot vang terus menerus berkontraksi (tonus atau kejang) akibat serangan bakteri
Clostridium tetani.
d. Miestenia Gravis
Miestenia Gravis adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan
kelumpuhan bahkan kematian. Penyebabnya
belum diketahui dengan pasti.
e. Kaku Leher (Stiff)
Stiff adalah peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku. Stiff terjadi akibat
kesalahan gerak.
Sumber: http://www.crayonpedia.org/mw/2._Otot_11.1
Posted in Biologi | Leave a Comment

Hewan Vertebrata
Posted by catatananas on November 20, 2011
Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal,
dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam
garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal
juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut
dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan;
serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.

Gbr. Alat-alat ekskresi pada manusia yang berupa ginjal, kulit, paruparu, dan kelenjar keringat
a. Struktur Ginjal
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan
tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan

panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju
ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta sehingga permukaan kapiler
ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri
atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul
Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul
Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada
badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada
dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.

Gbr. Ginjal terletak di dorsal pinggang berjumlah sepasang

Gbr. Struktur dalam (anatomi) ginjal


Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter
(berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh
urin melewati saluran yang disebut uretra.
b. Proses-proses di dalam Ginjal
Di dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel
endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan.
Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan
kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.

Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya
serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat
ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus
akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat
sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa
sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung
ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah,
misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada
urin.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan
mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel
terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi
banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin
sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes
insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.
Mekanisme kerja pengaruh hormon ADH terhadap produksi urin.
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
a. Jumlah air yang diminum

Akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat
menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya,
urin yang diproduksi banyak.
b. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran
darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.
c. Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan
dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses
penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.
2. Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma mengekskresikan zat
Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash
metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari
jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2
dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara
banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk
senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi
hemoglobin (HbC02).
3. Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem
pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga
berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap biliverdin, dap setelah mengalami
oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan.
Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian
diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan
masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya
disebut mengalami sakit kuning.
4. Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula
sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur

suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan
keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi
pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat
menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap
kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang
(reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.
a. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:
1. stratum korneum berupa zat tanduk (sel mati) dan selalu mengelupas
2. stratum lusidum
3. stratum granulosum yang mengandung pigmen
4. stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.
b. Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf, serta otot
penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang
berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada
pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh
akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang
atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam
penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat
sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan
emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik.
Sumber : http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0072%20Bio
%202-7b.htm
Posted in Biologi | Leave a Comment

Hewan Avertebrata
Posted by catatananas on November 20, 2011

Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung
dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat
ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan
alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan
osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar
penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat
sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat
warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal
dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak
berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar
(penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel.
Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara
disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam
bentuk urea.
Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati
dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang
berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan
mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air
rendah.
Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat
pengeluarannya berbeda-beda.
SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum
memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata
memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu
dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah
tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem
ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih


Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium
tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium
terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan
beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan
menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran
bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh
(nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.

Gbr. Struktur alat ekskresi pada casing pipih


Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke
sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung
dari sel ke air.
2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing
tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang
metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di
bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga
tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong
(nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.

Gbr. Sistem ekskresi pada anelida


Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian
gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang

(corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke
nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,
bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel
tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi.
Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan
substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua
bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah
hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di
dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
3. Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi
seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus yang berwarna
putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Di samping pembuluh
Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang
berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam
tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat
pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan
yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke
usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus
bersama dengan feses.

Gbr. Sistem Ekskresi pada belalang


Sumber : http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0071%20Bio
%202-7a.htm
Posted in Biologi | Leave a Comment

Tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem


Posted by catatananas on November 13, 2011
Tingkat organisasi kehidupan dalam ekosistem, yaitu:

1.

Molekul

Atom-atom berikatan membentuk molekul struktur dan fungsi molekul menyusun komponenkomponen pembentuk sel.
2.

Organel

Organel adalah kumpulan molekul merupakan benda-benda hidup di dalam sel yang mempunyai
fungsi tertentu
3.

Sel

Sel sebagai unit struktural, artinya bahwa semua makhluk hidup tubuhnya tersusun dari sel. Sel
sebagai unit fungsional makhluk hidup artinya bahwa sel memegang peranan yang sangat
penting dalam reaksi metabolisme dalam tubuh.
4.

Jaringan

Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.
5.

Organ

Organ adalah kumpulan dari jaringan yang memiliki fungsi tertentu.


6.

Sistem Organ

Sistem organ adalah kumpulan dari organ-organ dalam tubuh yang mendukung suatu fungsi
tertentu.
7.

Organisme atau Individu

Organisme atau juga biasa disebut sebagai individu adalah makhluk hidup tunggal.
8.

Populasi

Populasi adalah sekumpulan makhluk hidup sejenis yang mendiami suatu area wilayah tertentu.
9.

Komunitas

Komunitas adalah sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.


10. Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan
sekitarnya. Menurut jenisnya ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem perairan dan
ekosistem darat.

11. Bioma
Bioma merupakan kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh-contoh bioma,
antara lain: savana, stepa, gurun, dan padang rumput.
12. Biosfer
Biosfer merupakan lapisan bumi tempat ekosistem berada atau biasa disebut sebagai dunia.
Sumber: Catatan saya
Posted in Biologi | Leave a Comment

Jaringan Epitel Hewan


Posted by catatananas on November 12, 2011
Jaringan epitel terdapat dalam wujud lapisan- lapisan sel yang terkemas dengan rapat karena
terpatri oleh suatu persambungan ketat (tight junction). Fungsi utama jaringan epitel :
1. Proteksi, yaitu berfungsi untuk melapisi dan melindungi permukaan, misalnya pada integumen
(kulit).
2. Absorbsi, yaitu berfungsi sebagai penyerapan, misalnya pada intestinum.
3. Sekresi, yaitu berfungsi sebagai pengeluaran cairan / sekret, misalnya pada sel- sel epitel di
bagian sekretoris kelenjar.
4. Sensoris, yaitu berfungsi sebagai penerimaan rangsang, misalnya pada neuroepitel sel- sel
pengecap pada lingua .
5. Kontraktil, yaitu berfungsi sebagai kontraksi, misalnya pada mioepitel pada papila mammae
(kelenjar susu).
Jaringan epitel hewan dapat diklasifikasikan sbb :
=> Berdasarkan bentuk selnya.
1.) Epitel pipih (Skuamosa) : sel berbentuk pipih atau gepeng, dari samping terlihat pipih
memanjang sesuai bentuk sel.
2.) Epitel kubus (Kuboid) : sel berbentuk kubus dengan inti bulat di tengah.
3.) Epitel silindris (Kolumner) : sel berbentuk silindris dengan inti memanjang sesuai dengan
bentuk sel dan posisinya agak ke basal.

4.) Epitel transisional : sel- sel berbentuk bulat bukan gepeng atau silindris dan dapat mengalami
perubahan bentuk jika teregang.
=> Berdasarkan jumlah lapisan selnya.
1.) Epitel selapis atau sederhana : tersusun atas satu lapis sel epitel.
2.) Epitel berlapis banyak : tersusun oleh lebih dari satu sel epitel.
3.) Bertingkat atau berlapis semu : terdiri dari satu lapis sel, tetapi tinggi sel berbeda- beda
sehingga tampak berlapis karena inti- inti sel terletak pada baris yang berbeda, tetapi sebenarnya
semua sel pada bagian dasarnya melekat pada membran basalis.
=> Berdasarkan fungsi secara umum.
1.) Epitel penutup : sel- sel epitel membentuk lapisan kontinyu yang melindungi dan menutupi
permukaan dalam atau luar tubuh.
2.) Epitel kelenjar : sel- sel epitel yang menyusun kelenjar. Sel- sel tersebut mampu
menghasilkan suatu cairan / sekret. Terdapat pada kelenjar Liberkuhn pada usus, kelenjar
keringat di bawah kulit, kelenjar fundus pada dinding lambung, dan kelenjar Brunner pada usus
dan kelenjar susu.

Posted in Biologi | Leave a Comment


Blog at WordPress.com. | The Andreas09 Theme.
Follow

Follow About All-round Knowledge


Get every new post delivered to your Inbox.
Build a website with WordPress.com

Você também pode gostar