Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hakikat perencanaan adalah intervensi. Perencanaan tata ruang merupakan intervensi terhadap
perekembangan ruang seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi serta fakrtir
lingkungan yang menyertainya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh pesatnya pertumbuhan penduduk pada
ruan kota/kawasan perkotaan sehingga berimploikasi terhadap peningkatan kebutuhan dasar yang di sisi
lain terdapat limitasi atau keterbatasan lahan dan daya dukung.
Dalam prosesnya, perkembangan pemanfaatan ruang mengalami evolusi yang dimulai pada zaman purba
yang mengedepankan aspek adat dan spiritual, zaman industry yang cenderung berorientasi pada ekonomi
dan saat ini memilii perhatian terhadap upaya mewujudkan pembanguan yang berkelanjutan (sustainable
development). Proses tersebut dilandasi pada paradigma atau cara pandang stakeholder dalam memahami
kegiatan pembangunan disertai potensi, persoalan dan prospek yang berkembang pada saat itu.
2.1
Paradigma Perecanaan
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan itu mengandung unsur-unsur:
a. Keinginan dan cita-cita untuk membuat keadaan yang lebih baik, atau membuat keadaan
menjadi lebih buruk
b. Tujuan dan motivasi untuk mencapai keinnginan atau cita-cita tersebut
c. Pemanfaatan sumber daya (alam, manusia, modal dan informasi) untuk mencapai tujuan atau
keinginan)
d. Upaya untuk mencapai hasilguna yang berdayaguna
e. Ruang dan waktu, yaitu pencapaian tujuan dimasa mendatang
f.
Berkesinambungan, yaitu bahwa rencana tidak statis, tetapi lebih dinamis sesuai dengan
perkembangan jaman.
a.
b.
c.
d.
e.
Rasional, sehingga dapat dilaksanakan dan tujuan perencanaan tersebut dapat tercapai
Berorientasi ke masa depan
Berkesinambungan dan dinamis, sesuai dengan perkembangan masa,
Berdayaguna dan berhasilguna
Keadaan yang dituju di masa mendatang haruslah lebih baik dari yang ada saat sekarang.
Secara harfiah perencanaan adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan perencanaan.
Oleh sebab itu perencana haruslah mampu menghasil suatu rencana yang sesuai dengan syarat-syarat
rencana.
Top down
Bottom up
Paradigma perencanaan akan terkait dengan pengambilan keputusan dan atau perumusan perencanaan
a. Top down
Proses pengambilan keputusan atau perumusan perencanaan yang dilakukan oleh yang di atas
atau dipusat,
b. Bottom Up
Proses pengambilan keputusan atau perumusan perencanaan yang dilakukan oleh yang
berkepentingan (stake holder)/ di bawah/ di daerah.
b. Bottom Up
Transparan
VISI BARU
ASUMSI LAMA
Kota-kota menjadi semakin besar
VISI BARU
Semakin besar kota, semakin tersedia banyak
kesempatan
Kebijakan publik seharusnya bertujuan untuk Kebijakan publik seharusnya bertujuan membuat
membatasi kota
kota berfungsi lebih baik
Pelaku migrasi kota adalah sampah masyarakat Pelaku migrasi kota adalah orang orang dengan
atau orang orang yang tidak memiliki kemampuan keahlian dan motivasi lebih tinggi dari yang
di daerah pinggiran
tertinggal
Penghuni liar adalah benalu terhadap ekonomi Penghuni liar berkontribusi lebih dibandingkan
perkiotaan dan pelayanan perkotaan
dengan yang merek terima
Permukiman liar adalah sumber konflik politik, Kebanyakan keluarga di permukiman liar
mempunyai jie=wa patriotisme dan pelopor yang
kriminalitas dan perdagangan narkoba
tekun
Kota berkonstribusi tidak secara proporsional Angka tingkat kelahiran turun drastis karena
terhadap ledakan penduduk
urbanisasi
Kota dan warga miskin perkotaan adalah musuh Perubahan praktik perencanaan penting untuk
dalam melawan degradasi lingkungan
menuju kebangkitan ekologi global
Limbah padat dan limbah manusia adalah sampah Bila sistem siklus digunakan,limbah dapat menjadi
yang harus dibuang di suatu tempat
sumber daya berharga
Pemerintah, perencana dan para ahli akan Solusi paling kreatif justru muncul dari pendekatan
memberikan solusi untuk masalah perkotaan
bottom up daripada top down
Program pemerintah menyediakan paling banyak Sektor informal adalah generator utama
perumahan dan pekerjaan untuk orang miskin
perumahan dan pendapatan
dari
Wewenang pemerintah kota yang lebih kuat Manajemen desentralisasi mengarah pada
dibutuhan untuk mengatasi masalah manajemen keefektifan antara sumberdaya dan kebutuhan,
perkotaan
mengatasi halangan kegiatan ini adalah kuncinya
Sumber: Janice, E (1983)
Selain unsur-unsur di atas, masih terdapat banyak pandangan tentang pergeseran paradigma
perencanaan yang berkembang saat ini. Salah satu paradigma baru dalam perencanaan adalah adanaya
kebutuhan untuk menerapkan konsep good governance dalam perencanaan tata ruang. Salah satu aspek
adalah keterlibatan pelaku pembangunan yang sinergi, dalam hal ini adalah pmeerintah, masyarakat dan
swasta sesuai dengan hak dan tanggung jawab yang telah diatur dalam berkejasama untuk setiap kegiatan
penataan ruang.
2.2
Seiring dengan perkembangan dan pergeseran paradigma perencanaan, maka pendekatan dalam
perencaan pun terus berkembang. Praktek perencanaan dipengaruhi oleh pendektan yang digunakannya.
Sejarah perencaan atau pengembangan pendekatan dapat diidentifikasi berdasarakan historis.
Diperlukan suatu cara pengambilan keputusan/pendekatan dalam merencanakan agar memberikan
kepuasan bagi berbagai pihak. Berikut adalah beberapa pendekatan perencanaan:
A. Pendekatan Komprehensif Rasional
- Pengertian: Suatu kerangka pendekatan yang logis dan teratur, mulai dari diagnosis sampai kepada
tindakan yang didasarkan pada analisis fakta yang relvevan, diagnosa masalah yang dikaji melalui
kerangka tiori dan nilai-nilai, perumusan dan sasaran dalam rangka pemecahan masalah,
merancang alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan, dan pengkajian atas efektivitas cara-cara
tersebut.
- Asumsi yang mendasari
Suatu konsensus umum terhadap cara dan tujuan yang mempunyai makna kepentingan/
kesejahteraan umum (publik interest/ common good) dapat dicapai.
Pemilihan rencana yang terbaik pada dasarnya merupakan suatu proses teknikal yang dapat
diselesaikan melalui analisis yang cermat atas data yang relevan.
Dapat melaksanakan secara efektif dan efisien oleh suatu mekanisme perencanaan yang
sentralistik.
Rasional (rational) yang mempunyai definisi yaitu dapat diterima oleh akal dan pikiran dapat
ditalar sesuai dengan kemampuan otak.Hal-hal yang rasional adalah suatu hal yang di dalam
prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.Biasanya kata
rasional ditujukan untuk suatu hal atau kegiatan yang masuk diakal dan diterima dengan baik
oleh masyarakat . Rasional juga berarti norma - norma yang sudah baku di dalam masyarakat
dan telah menjadi suatu hal yang biasa dan permanen
B. Pendekatan Inkrimental
- Pengertian; Suatu kerangka pendekatan yang hanya memilih di antara rentang alternatif yang
terbatas dan hanya berbeda sedikit dari kebijaksanaan yang ada.
- Asumsi yang mendasari
Konsensus sangat sulit dicapai dan kemungkinan yang terjadi hanya pada usulan-usulan yang
menghendaki perubahan yang inkrimental (bertambah secara sedikit demi sedikit dan teratur)
Untuk rancangan program yang efisien lebih efektif untuk dilaksanakan oleh mekanisme
prencanaan yang desentralistik
D. Pendekatan Advokasi/Transaktif
- Pengertian; Suatu kerangka pendekatan yang mnitik beratkan pada proses sosial yang tidak terlalu
dengan penyusunan rencana, melainkan lebih memperhatikan perubahan terarah yang sedang
berlangsung dimana tujuan dan cara secara terus menerus disesuaikan dengan keinginan stake
holder.
- Asumsi yang mendasari
- Suatu perencanaan dimana sel-sel kecil yng terdesentralisasi menciptakan interaksi ttap muka (face
to face) yang bermakna antara perencana (mentor/ fasilitator) dengan klien (masyarakat)
Konsensus yang sifatnya luas diantara sel-sel tersebut tidak diperlukan dalam pelaksanaan.
Lebih fleksible
Tabel
Perbandingan Rencana Strategis dan Rencana Komprehensif
PERENCANAAN KOMPREHENSIF
Ditekankan pada perumusan tujuan dan sasaran yang
PERENCANAAN STRATEGIS
Ditekankan pada identifikasi dan pemecahan masalah
berinteraksi
Kecenderungan yang ada dinggap berlanjut di masa
mendatang
faktor eksternal
Perencanaan
Komprehensif
Perencanaan
Infrastruktur
Perencanaan
Strategis
Pendekatan perencanaan telah mengalami perkembangan menjadi beberapa macam, salah satunya adalah
perencanaan rasional menyeluruh atau Rational Comprehensive Approach. Pendekatan dilakukan secara
konseptual dan analitis mencakup pertimbangan yang luas namun masih dalam suatu cakupan kesatuan.
Tetapi permasalahan sering muncul ketika menggunakan model ini, diantaranya perlu didukung oleh sistem
informasi yang lengkap, rinci dan keandalan yang tinggi, serta sistem koordinasi kelembagaan yang mapan,
yang pada kenyataannya hal ini yang menjadi permasalahan di manapun di dunia ini.
Dengan adanya anggapan kekurangefektifan pendekatan menyeluruh maka telah dikemukakan suatu
bentuk pendekatan perencanaan yang dikenal sebagai pendekatan perencanaan terpilah atau Disjointed
Incremental Planning Approach. Pendekatan ini mengutamakan unsur atau subsistem tertentu sebagai
yang perlu diprioritaskan tanpa perlu melihatnya dalam wawasan yang lebih luas. Permasalahan yang
timbul dari model ini diantaranya sering terjadi dampak ikutan yang tidak terduga sebelumnya dan hanya
solusi jangka pendek saja.
Pendekatan yang mengkombinasikan pendekatan rasional menyeluruh dan pendekatan terpilah disebut
sebagai pendekatan perencanaan terpilah berdasarkan pertimbangan menyeluruh atau Mixed Scanning
Planning Approach. Namun pendekatan ini juga sering mengalami masalah seperti terjadinya kemelesetan
dari ramalan-ramalan, khususnya yang menyangkut tujuan-tujuan jangka panjang karena ditunjang oleh
system informasi yang didasarkan kepada hasil penalaahan sekilas atau scanning.
Inovasi utama dalam penyusunan agenda strategi tata ruang di Eropa terdiri dari:
Perencanaan strategis tidak haya pada pelaksanaan di masa mendatang, tetapi lebih kepada
kerja sama antara faktor ekonomi, sosial dan politik.
Pertimbangan waktu merupakan faktor utama dalam pertimbangan strategis
Posisi ekonomi dalam wilayah merupakan hal yang sangat penting. Tetapi dalam
pembangunannya haruslah seimbang antara ekonomi dan kepentingan lingkungan.
Demokrasi menjadi orientasi utama dalam perencanaan strategis
Kepedulian/koordinasi antar bidang kebijaksanaan merupakan hal yang penting dalam
perencanaan.
Keterkaitan antar tingkatan (nasional/wilayah/ kawasan) ruang dalam perencanaan
menjadi penting, terutama apabila sudah melampaui batas negara
Keterlibatan aktor pembangunan semakin tinggi (baik dari keragaman aktor maupun
porsi keterlibatan).
B.
Setiap perencanaan harus didukung oleh seluruh aktor pembangunan, atau selalu
didasari oleh suatu kesepakatan.
C.
Kekuatan-kekuatan pengendali
Beberapa kekuatan yang menegndalikan pembentukan strategi tata ruang di Eropa adalah:
Pertimbangan
2.3
Proses Perencanaan
Didalam perencanaan, proses merupakan suatu yang berkesinambungan. Bahkan dikatakan
proses perencanaan tidak mempunyai awal dan akhir yang definitif (Webber, 1963). Proses
perencanaan akan berlangsung terus menuju ke upaya penyelesaian masalah selanjutnya sesuai
dengan perkembangan permasalahan yang baru. Proses perencanaan akan selalu tanggap dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan di dalam masyarakat maupun berbagai sumberdaya
yang menujang kegiatan tersebut. (Branch, Robinson 1968)
Proses perencanaan merupakan rangkaian kegiatan berfikir yang berkesinambungan dan rasional
untuk memecahkan suatu permasalahan secara sistematik dan berencana. Proses perencana
dapat berkembang sesuai dengan kendala dan limitasi yang ada sehingga rangkaian kegiatan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. (Holden, Mcllroy, 1970).
Most public policies are a combination of rational planning, incrementalism, competition among
groups, elite preferences, systemic forces, public choice, political processes, and institutional
influences. (Jenkins, 1992)
Proses Perencanaan
10. Evaluasi
1. Gagasan
2. Tujuan
9. Pelaksanaan
Pembangunan
3. Pengumpulan
Data
8. Perumusan
Rencana
4. Pengolahan
Data
7. Perumusan
Alternatif
6. Perkiraan
Di Masa
Mendatang
Keterangan:
18
9
10
5. Kecenderungan
Perkembangan
akan terkena dampak dari perencanaan tersebut. Butuh komunikasi antara staf
perencana dan masyarakat
3. Mengumpulkan dan Interpretasi data
Kebutuhan yang terpenting dalam membuat suatu rencana atau kebijakan tata ruang
adalah adanya data dan informasi kerungan yang mencakup seluruh wilayah secara
tepat, cepat, akurat, dan terpercaya, baik dalam bentuk statistik, deskripsi ataupun
peta/citra. Pengumpulan data dan interpretasi data mencakup Derajat kedetilan data,
data apa yang tersedia, Biaya waktu dan uang untuk mengumpulkan data, Biaya
waktu dan uang untuk melakukan interpretasi data.
4. Mempersiapkan rencana
Rencana inti dan rencana tambahan; rencana inti terkait dengan populasi, guna lahan, dan
sirkulasi. Rencana tambahan memberikan pertimbangan yang lebih spesifik tentang topiktopik tertentu, seperti pusat perdagangan
5. Usulan program-program untuk mengimplementasikan rencana. Program implementasi
rencana yang paling umum dikenal terbagi dalam 5 kategori:
Pembuatan peraturan pemerintah daerah yang terkait dengan guna lahan dan
pembangunan lahan
Program konstruksi yang dilakukan oleh swasta atau individual atau perusahaan
waktu dan biaya dari keseluruhan tahapan, masukan dari badan yang terlibat,
maupun pihak yang terkena dampak sngat penting dalam tahap ini
2.4
CATATAN
1. Paparan hail tugas dan pengumpulan draft pada minggu ke-3 (tanggal 15 November)
2. Gunakan sumber dan referensi sebanyak banyakanya
SELAMAT BEKERJA