Você está na página 1de 14

PENINJAUAN KEMBALI PERKARA PIDANA

Bagian kedua upaya hukum luar biasa adalah peninjauan kembali putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, seperti yang telah
dijelaskan dalam Pasal 263 ayat (1) KUHAP :
Terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,
kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli
warisnya dapat mengajukan permintaan peninjauan. kembali kepada Mahkamah
Agung.
Yang dapat mengajukan permintaan peninjauan kembali :
1. Terpidana, atau
2. Ahli warisnya
Seperti pada Pasal 268 ayat (2) KUHAP :
Apabila suatu permintaan peninjauan kembali sudah diterima oleh Mahkamah
Agung dan sementara itu pemohon meninggal dunia, mengenai diteruskan
atau tidaknya peninjauan kembali tersebut diserahkan kepada kehendak ahli
warisnya.
Berdasarkan Pasal 263 ayat (2) KUHAP, permintaan peninjauan kembali dilakukan
atas dasar :
a. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat, bahwa jika
keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang masih berlangsung, hasilnya
akan berupa putusan bebas atau putusan lepas dari segala tuntutan hukum
atau tuntutan penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu
diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan;
b. apabila dalam pelbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah
terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan yang
dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu dengan yang
lain;
c. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau
suatu kekeliruan yang nyata.
Pasal 263 ayat (3) KUHAP :
Atas dasar alasan yang sama sebagaimana tersebut pada ayat (2) terhadap suatu
putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan
permintaan peninjauan kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatan yang
didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak diikuti oleh suatu
pemidanaan.

Berdsarkan Pasal 264 KUHAP :


(1) Permintaan peninjauan kembali oleh pemohon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 263 ayat (1) diajukan kepada panitera pengadilan yang telah
memutus perkaranya dalam tingkat pertama dengan menyebutkan secara
jelas alasannya.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 ayat (2) berlaku juga
bagi permintaan peninjauan kembali
(3)

Permintaan peninjauan kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu.

(4)

Dalam hal pemohon peninjauan kembali adalah terpidana yang kurang


memahami hukum, panitera pada waktu menerima permintaan peninjauan
kembali wajib menanyakan apakah alasan ia mengajukan permintaan
tersebut dan untuk itu panitera membuatkan surat permintaan peninjauan
kembali

(5)

Ketua pengadilan segera mengirimkan surat permintaan peninjauankembali


beserta berkas perkaranya kepada Mahkamah Agung, disertai suatu catatan
penjelasan.

Tata cara mengajukan peninjauan kembali.


Mengenai tata cara mengajukan peninjauan kembali diatur dalam Pasal 264
KUHAP;
Adapun tata cara mengajukan peninjauan kembali dapat dijelaskan sebagai berikut
:
a. Permintaan diajukan kepada Panitera ;
Pemohon mengajukan permintaan kepada panitera pengadilan negeri yang
memutus perkara itu dalam tingkat pertama. Pengadilan Negeri selanjutnya
akan meneruskan permintaan itu kepada Mahkamah Agung.
Permintaan peninjauan kembali pada prinsipnya :
1) Diajukan secara tertulis;
2) Serta menyebutkan secara jelas alasan-alasan yang

mendasari

permintaan peninjauan kembal;


3) Boleh juga diajukan secara lisan.
Pengajuan secara lisan ditarik dari ketentuan Pasal 264 ayat (4) KUHAP.
Khusus bagi pemohon yang kurang memahami hukum permintaan dapat
diajukan secara lisan, kemudian permintaan secara lisan tadi dituangkan
dan dirumuskan panitera dalam bentuk surat permintaan peninjauan
kembali yang sekaligus memuat alasan yang dikemukakan pemohon.
b. Panitera membuat akta permintaan peninjauan kembali;
Untuk pertanggungjawaban yuridis, panitera Pengadilan

Negeri

yang

menerima permohonan permintaan mencatat dalam sebuah surat keterangan


yang lazim disebut akta permintaan peninjauan kembali.
1) Akta atau surat keterangan ditandatangani oleh panitera dan pemohon;

2) Kemudian akta tersebut dilampirkan dalam berkas perkara.


c. Tenggang waktu mengajukan permintaan peninjauan kembali ;
Berdasarkan Pasal 264 ayat (3) KUHAP, secara tegas ketentuan ini
menetapkan bahwa permintaan peninjauan kembali tanpa batas waktu.

Pemeriksaan permintaan di Sidang Pengadilan Negeri


Sebelum Pengadilan Negeri meneruskan permintaan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung . Pasal
bersangkutan

untuk

265 KUHAP menugaskan Pengadilan Negeri yang

membuka

persidangan.

Maksudnya

persidangan

itu,

memeriksa permintaan peninjauan kembali.


Cara dan jalan pemeriksaan persidangan, sebagai berikut :
a. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Hakim yang akan memeriksa.
Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonan
peninjauan kembali diterima Pengadilan Negeri. Ketua Pengadilan Negeri
mengeluarkan penetapan penunjukan hakim yang bertindak melakukan
pemeriksaan.
Hakim yang ditunjuk, tidak boleh yang dulu memeriksa dan memutus
perkara tersebut. Tujuannya untuk menjaga netralitas dan objektivitas.
Dalam hal permohonan peninjauan kembali diajukan oleh Terpidana yang
sedang menjalani pidananya, Hakim menerbitkan penetapan yang
memerintahkan
Terpidana

kepada

menjalani

Kepala

pidana

Lembaga
untuk

Pemasyarakatan

menghadirkan

dimana

Terpidana

ke

persidangan Pengadilan Negeri.


Permohonan peninjauan kembali yang terpidananya berada diluar wilayah
Pengadilan yang telah memutus dalam tingkat pertama :
Diajukan kepada Pengadilan yang memutus dalam tingkat pertama;
Hakim dari Pengadilan yang memutus dalam tingkat pertama dengan
penetapan dapat meminta bantuan pemeriksaan kepada Pengadilan

Negeri tempat pemohon peninjauan kembali berada;


Berita Acara pemeriksaan dikirim ke Pengadilan yang meminta

bantuan pemeriksaan;
Berita Acara Pendapat dibuat oleh Pengadilan yang telah memutus

pada tingkat pertama.


b. Objek pemeriksaan sidang
Wewenang Hakim menilai alasan yang diajukan pemohon? Hakim hanya
berwenang menilai secara formal belaka yaitu memberikan pendapat
yang bersidat

saran yang dituangkan Hakim dalam berita acara

pendapat
Yang berwenang menilai segi materil alasan tersebut adalah Mahkamah
Agung.
c. Dalam pemeriksaan persidangan dapat diajukan surat-surat dan saksi-saksi
yang sebelumnya tidak pernah diajukan pada persidangan Pengadilan di
tingkat pertama.

d. Berita Acara Pemeriksaan & Berita Acara Pendapat.


Berdasarkan Pasal 265 ayat (3) KUHAP :
Atas pemeriksaan tersebut dibuat berita acara pemeriksaan yang
ditandatangani oleh hakim, jaksa, pemohon dan panitera dan berdasarkan
berita acara itu dibuat berita acara pendapat yang ditandatangani oleh hakim
dan panitera.
e. Pengadilan Negeri melanjutkan permintaan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung.
Berdasarkan Pasal 265 KUHAP :
(4) Ketua pengadilan segera melanjutkan permintaan peninjauan kembali
yang dilampiri berkas perkara semula, berita acara pemeriksaan dan
berita acara pendapat kepada Mahkamah Agung yang tembusan surat
pengantarnya disampaikan kepada pemohon dan jaksa.
(5) Dalam hal suatu perkara yang dimintakan peninjauan kembali adalah
putusan pengadilan banding, maka tembusan surat pengantar tersebut
harus dilampiri tembusan berita acara pemeriksaan serta berita acara
pendapat

dan

disampaikan

kepada

pengadilan

banding

yang

bersangkutan.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, setelah pemeriksaan persidangan
selesai, Panitera segera mengirimkan berkas perkara tersebut ke
Mahkamah Agung, tembusan surat pengantarnya disampaikan kepada
pemohon dan Jaksa.
Hal-hal yang harus

dikirimkan

Ketua

Pengadilan

Mahkamah Agung adalah :


1) Surat permintaan peninjauan kembali
2) Berkas perkara semula selengkapnya,

Negeri

termasuk

berita

kepada

acara

pemeriksaan penyidikan, berita acara pemeriksaan sidang, segala


surat-surat yang berhubungan dengan perkara serta segala putusan
yang berhubungan dengan perkara tersebut.
3) berita acara pemeriksaan permintaan peninjauan kembali kepada
Mahkamah Agung.
4) berita acara pendapat.

Putusan Peninjauan Kembali.


Berdasarkan Pasal 253 ayat (2) KUHAP :
Pemeriksaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dilakukan dengan sekurangkurangnya tiga orang hakim atas dasar berkas perkara yang diterima dari
pengadilan lain dari pada Mahkamah Agung, yang terdiri dari berita acara
pemeriksaan dari penyidik, berita acara pemeriksaan di sidang, semua surat

yang timbul di sidang yang berhubungan dengan perkara itu berserta putusan
pengadilan tingkat pertama dan atau tingkat terakhir.
Berdasarkan Pasal 266 KUHAP, bentuk putusan yang dapat dijatuhkan oleh
Mahkamah Agung :
(1) Dalam hal permintaan peninjauan kembali tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana tersebut pada Pasal 263 ayat (2), Mahkamah Agung
menyatakan bahwa permintaan peninjauan kembali tidak dapat
diterima dengan disertai dasar alasannya.
(2) Dalam hal Mahkamah Agung berpendapat bahwa permintaan peninjauan
kembali dapat diterima untuk diperiksa, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
(a) apabila Mahkamah Agung tidak membenarkan alasan pemohon,
Mahkamah Agung menolak permintaan peninjauan kembali dengan
menetapkan bahwa putusan yang dimintakan peninjauan kembali itu
tetap berlaku disertai dasar pertimbangannya;
Alasannya:

Permintaan diajukan oleh orang yang tidak berhak;


Surat permintaan tidak memenuhi ketentuan Pasal 263 ayat (2)
KUHAP.
a. apabila terdapat keadaan baru yang menimbulkan dugaan kuat,
bahwa jika keadaan itu sudah diketahui pada waktu sidang
masih berlangsung, hasilnya akan berupa putusan bebas atau
putusan lepas dari segala tuntutan hukum atau tuntutan
penuntut umum tidak dapat diterima atau terhadap perkara itu
diterapkan ketentuan pidana yang lebih ringan;
b. apabila dalam berbagai putusan terdapat pernyataan bahwa
sesuatu telah terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai
dasar dan alasan putusan yang dinyatakan telah terbukti itu,
ternyata telah bertentangan satu dengan yang lain;
c. apabila putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu
kekhilafan hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

(b) apabila

Mahkamah

Agung

membenarkan

alasan

pemohon,

Mahkamah Agung membatalkan putusan yang dimintakan peninjauan


kembali itu dan menjatuhkan putusan yang dapat berupa :
1. putusan bebas;
2. putusan lepas dari segala tuntutan hukum;
3. putusan tidak dapat menerima tuntutan penuntut umum;
4. putusan dengan menerapkan ketentuan pidana yang lebih ringan.

Fotocopy relaas pemberitahuan putusan Mahkamah Agung yang telah disahkan


oleh panitera dikirimkan ke Mahkamah Agung.

Berdasarkan Pasal 268 ayat (3) KUHAP, pemohonan peninjauan kembali hanya
dapat dilakukan 1 (satu) kali saja.

Asas-asas yang ditentukan dalam upaya peninjauan kembali :


a. Pidana yang dijatuhkan tidak boleh melebihi putusan semula;
b. Permintaan peninjauan kembali tidak menangguhkan pelaksanaan putusan;
c. Permintaan peninjauan kembali hanya dapat dilakukan satu kali.

AKTA PERMOHONAN PENINJAUAN KEMBALI


Nomor : 06 PK/Pdt.G/2008 Jo
Nomor : 239 PK/Pdt/2008.
Pada hari : JUMAT, tanggal 30 April 2010, menghadap kepada saya : SYAMSUAR, SH.
Panitera / Sekretasi Pengadilan Negeri Pangkalpinang, seorang

bernama : H. SAHIDIN

SUGANDA, SH. dan DJODJO DJOHARI, SH, Keduanya Advokat/Pengacara dari Kantor
Advokat & Pengacara SAHIDIN SUGANDA SH. & Paramitra, beralamat di Jalan Kembar
Barat No. 45 Bandung, berdasarkan surat Kuasa Khusus tanggal 29 April 2009 bertindak untuk
dan atas nama HALIM SUSANTO, Pemilik Toko Duta Baru, dahulu beralamat di Jalan Jend.
Sudirman No. 10 Kota Pangkalpinang dan sekarang beralamat di Kompleks Pertokoan Pasar
Baru Mitra Jalan Depati Amir / Jalan Muntok No. 3 Kelurahan Pintu Air Pangkalpinang, yang
menerangkan bahwa ia menyatakan mohon Peninjauan Kembali terhadap Putusan Peninjauan
Kembali No. 06 PK/Pdt/2008 tanggal 25 Juni 2008 dan Putusan Peninjauan Kembali No. 239
PK/Pdt/2008 tanggal 17 Juni 2009, dalam perkara antara
1. Putusan Peninjauan Kembali No. 06 PK/Pdt/2008 tanggal 25 Juni 2008, dalam perkara
antara :
MEGAWATIPemohon

Peninjauan

Kembali

Kasasi/Penggugat/Terbanding.

dahulu

Termohon

L a w a n,
PT. PRIAVENTURE, dkkPara Termohon Peninjauan Kembali dahulu para
Pemohon Kasasi/Para Tergugat/Para Pembanding ;
Yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
M E N G AD I LI ;
Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali :
MEGAWATI, diwakili oleh Kuasanya Idham Khalid, SH. dan Nurmalah, SH, Advokat tersebut ;
Membatalkan putusan Mahkamah Agung No. 1685 K/Pdt/2003 tanggal 13 Oktober
2005;
MENGADILI SENDIRI ;
DALAM EKSEPSI :
Menolak Eksepsi Tergugat-Tergugat untuk seluruh ;
DALAM POKOK PERKARA :
1.

Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk sebagian ;

2.

Menyatakan bahwa akta pengoperan dan penyerahan Hak No.


18 tanggal 27 Oktober 2000 terhadap tanah bekas Hak guna Bangunan No. 415,
GS. No. 283/1980, tanggal 1 Agustus 2000 seluas 517 M2, serta bangunan yang
ada di atasnya adalah sah menurut Hukum ;

3.

Menyatakan bahwa Penggugat adalah pemilik yang sah atas


tanah dan bangunan No. 10, 10 A, 10 B, !0 C, 10 D, 10 E, yang terletak di Jalan
Jend. Sudirman Blok 5 Kota Pangkalpinang ;

4.

Menyatakan Tergugat I, II, III, IV, V, VI, telah melakukan


perbuatan yang melawan hukum ;

5.

Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, maupun pihak lain ( pihak
ke tiga ) yang mendapat hak-hak dari padanya, untuk mengosongkan tanah dan
bangunan No.10, 10 A, 10 B, !0 C, 10 D, 10 E, yang terletak di Jalan Jend.
Sudirman Blok 5 Kota Pangkalpinang dalam keadaan bersih dan baik dan
menyerahkannya kepada Penggugat tanpa suatu beban ;

6. Menghukum Tergugat I, II, III, IV, V, VI, untuk membayar ganti kerugian pada
Penggugat, masing-masing sebesar Rp 250.000,- (Dua ratus lima puluh ribu rupiah)
perhari, terhitung sejak tanggal 31 April 2001 sampai dengan putusan ini
dilaksanakan;
7. Menghukum I, II, III, IV, V dan VI secara tanggung renteng untuk membayar ongkos
perkara, yang hiongga kini ditaksir sebesar Rp 339.100,- (Tiga ratus tiga puluh
sembilan ribu seratus rupiah) :
8. Menolak gugatan Penggugat selebihnya ;
9. Menghukum para Termohon Peninjauan Kembali/Para Pemohon Kasasi untuk
membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam pemeriksaan

Peninjauan Kembali ini ditetapkan sebesar Rp 2.500.000,- (Dua juta lima ratus ribu
rupiah ) ;
Dan,
2. Putusan Peninjauan Kembali No. 239 PK/Pdt/2008, tanggal 17 Juni 2009, dalam perkara
antara :
1. MEGAWATI dkkPara Pemohon Peninjauan Kembali I dahulu
Termohon Kasasi III, IV dan Turut Termohon
Kasasi

II,

III/Terbanding

II,

IV

dan

Turut

Terbanding II, III/Tergugat III, IV dan Turut


Tergugat II, III ;
2. Pemerintah RI CQ. Departemen Keuangan RI CQ. Menteri

Keuangan

Pemohon

Peninjauan Kembali II dahulu Termohon Kasasi I/Terbanding I /Tergugat I.


L a w a n,
PT. Duta Bangka Sarana dkk.Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu
para Pemohon Kasasi/Para Pembanding/Para
Penggugat ;
Dan.
Pemerintah RI Cq. Menteri Negara BUMN dkk.

Para Turut Termohon Peninjauan

Kembali, dahulu Termohon Kasasi II, V dan Turut Termohon Kasasi I, IV/Terbanding II,
V dan Turut Banding I,IV/Tergugat II, V dan Turut Tergugat I, IV.
Yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
M EN G ADI LI;
Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari para Pemohon Peninjauan
Kembali : I. MEGAWATI,II. SURYANTO, III. TONY ISKANDAR, SH, dan IV. EVA SABRINA, SH.
dan pemohon Peninjauan Kembali II : Pemerintah RI. Cq. Departemen Keuangan RI, CQ.
Menteri Keuangan tersebut ;
Membatalkan Putusan Mahkamah Agung RI. No. 2651 K/Pdt/2003 tanggal 30 Juni
2006;
MENGADILI KEMBALI :
DALAM EKSEPSI :
Menolak Eksepsi Tergugat I, Tergugat III, Tergugat IV dan Turut Tergugat II, Turut
Tergugat III serta Turut Tergugat IV untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI :
Menolak Gugugatan Provisi para Penggugat untuk seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA :
Menolak Gugatan para Penggugat untuk seluruhnya ;

Menghukum para Pemohon Peninjauan Kembali/ para Penggugat untuk membayar


biaya perkara dalam semua tingkat Peradilan yang dalam pemeriksaan Peninjauan Kembali ini
sebesar Rp 2.500.000,- (Dua juta lima ratus ribu rupiah ) ;
Demikianlah permohonan Peninjauan Kembali dibuat dan ditanda tangani oleh saya
Panitera serta Kuasa pemohon Peninjauan Kembali;.
Kuasa Pemohon Peninjauan Kembali

Panitera,

H. SAHIDIN SUGANDA, SH

SYAMSUAR, SH.
NIP.196006051982031008

DJODJO SUGANDA, SH.

PENGADILAN NEGERI
PANGKALPINANG.
TANDA TERIMA KONTRA MEMORI PENINJAUAN KEMBALI
Nomor : 02/PK/2010/10/Pdt.G/2001/PN.PKP
Pada hari ini : Kamis, tanggal 05 Agustus 2010, saya : SYAMSUAR, SH.
Panitera / Sekretaris Pengadilan Negeri Pangkalpinang, telah menerima Kontra
Memori Peninjauan Kembali yang diajukan oleh :
TUMBUR.M.TAMPUBOLON,
TAMPUBOLON,

SH.,

SH.

Keduanya

dan

AGNES

Advokad

pada

P.S.
Kantor

Pengacara dan Konsultan Hukum TUMBUR.M. TAMPUBOLON, SH


dan REKAN, beralamat Jl. Yos Sudarso No. 39 Kel. Juru Mudi Kec.
Benda Tangerang, berdasarkan surat Kuasa Khusus tanggal 03
Agustus 2010 bertindak untuk dan atas nama TJEN SU KIAW
dan TJONG SIN LIN, dahulu sebagai Tergugat I/ Penggugat
Rekonpensi I/ Terbanding/Termohon Kasasi dan Tergugat II/
Penggugat Rekonpensi II/ Terbanding/Termohon Kasasi sekarang
sebagai

Termohon

Peninjauan Kembali II;

Peninjauan

Kembali

dan

Termohon

Demikianlah dibuat tanda terima Kontra Memori Peninjuan Kembali ini, yang
ditanda tangani oleh Panitera/ Sekretaris dan Kuasa

Para Termohon Peninjauan

Kembali;

Yang menyerahkan,
Kuasa Para Termohon Peninjauan Kembali.

TUMBUR.M.TAMPUBOLON, SH

Panitera/Sekretaris,

SYAMSUAR, SH.
NIP. 19600605

198203 1 008

PENINJAUAN KEMBALI PERKARA PERDATA

Peninjauan Kembali adalah meninjau kembali putusan perkara perdata yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.

Peninjauan kembali dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Dasar hukumnya dalam UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung jo UU


No.4 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 14 Tahun 1985 jo UU No. 3 Tahun
2009 tentang Perubahan UU No. 4 Tahun 2004.

Pasal 66 :
(1) Permohonan peninjauan kembali dapat diajukan hanya 1 (satu) kali.
(2) Permohonan peninjauan kembali tidak menangguhkan atau menghentikan
pelaksanaan putusan Pengadilan.
(3) Permohonan peninjauan kembali dapat dicabut selama belum diputus, dan
dalam hal sudah dicabut permohonan peninjauan kembali itu tidak dapat
diajukan lagi.
Catatan :

o Pencabutan permohonan PK diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung


melalui Ketua Pengadilan Negeri yang ditandatangani oleh pemohon PK.
Apabila diajukan oleh kuasanya harus diketahui oleh prinsipalnya.
o Pencabuta permohonan PK harus segera dikirim oleh panitera ke
Mahkamah Agung disertai akta pencabutan yang ditandatangani oleh
Panitera.

Pasal 67
Permohonan peninjauan kembali putusan perkara perdata yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dapat diajukan hanya berdasarkan alasan-alasan sebagai
berikut :
a. apabila putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak
lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada buktibukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan palsu;
b. apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat
menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan;
c. apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang
dituntut;
d. apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa
dipertimbangkan sebab-sebabnya;
e. apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama, atas
dasar yang sama oleh Pengadilan yang sama atau sama tingkatnya telah
diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain;
f.

apabila dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu
kekeliruan yang nyata.

Pasal 68
(1) Permohonan peninjauan kembali harus diajukan sendiri oleh para pihak yang
berperkara, atau ahli warisnya atau seorang wakilnya yang secara khusus
dikuasakan untuk itu.
(2) Apabila selama proses peninjauan kembali pemohon meninggal dunia,
permohonan tersebut dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya.

Pasal 69
Tenggang waktu pengajuan permohonan peninjauan kembali yang didasarkan atas
alasan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 67 adalah 180 (seratus delapan
puluh) hari untuk :

a. yang disebut pada huruf a sejak diketahui kebohongan atau tipu muslihat atau
sejak putusan Hakim pidana memperoleh kekuatan hukum tetap, dan telah
diberitahukan kepada para pihak yang berperkara;
b. yang disebut pada huruf b sejak ditemukan surat-surat bukti, yang hari serta
tanggal ditemukannya harus dinyatakan di bawah sumpah dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang;
c. yang disebut pada huruf c, d, dan f sejak putusan memperoleh kekuatan
hukum tetap dan telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara;
d. yang tersebut pada huruf e sejak sejak putusan yang terakhir dan
bertentangan itu memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah diberitahukan
kepada pihak yang berperkara.

Pasal 70
(1) Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh pemohon kepada Mahkamah
Agung melalui Ketua Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam tingkat
pertama dengan membayar biaya perkara yang diperlukan.
(2) Mahkamah Agung memutus permohonan peninjauan kembali pada tingkat
pertama dan terakhir.

Pasal 71
(1) Permohonan peninjauan kembali diajukan oleh pemohon secara tertulis
dengan

menyebutkan

sejelas-jelasnya

alasan

yang

dijadikan

dasar

permohonan itu dan dimasukkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri yang


memutus perkara dalam tingkat pertama.
(2) Apabila pemohon tidak dapat menulis, maka ia menguraikan permohonannya
secara lisan di hadapan Ketua Pengadilan Negeri yang memutus perkara
dalam tingkat pertama atau hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan yang
akan membuat catatan tentang permohonan tersebut.

Pasal 72
(1) Setelah Ketua Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam tingkat
pertama

menerima

permohonan

peninjauan

kembali,

maka

Panitera

berkewajiban untuk selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari


memberikan atau mengirimkan salinan permohonan tersebut kepada pihak
lawan pemohon, dengan maksud :
a. dalam hal permohonan peninjauan kembali didasarkan atas alasan
sebagaimana dimaksudkan Pasal 67 huruf a atau huruf b agar pihak lawan
mempunyai kesempatan untuk mengajukan jawabannya;

b. dalam hal permohonan peninjauan kembali didasarkan atas salah satu


alasan yang tersebut Pasal 67 huruf c sampai dengan huruf f agar dapat
diketahui.
(2) Tenggang

waktu

bagi

fihak

lawan

untuk

mengajukan

jawabannya

sebagaimana dimaksudkan ayat (1) huruf a adalah 30 (tiga puluh) hari setelah
tanggal diterimanya salinan permohonan peninjauan kembali.
(3) Surat jawaban diserahkan atau dikirimkan kepada Pengadilan yang memutus
perkara dalam tingkat pertama dan pada surat jawaban itu oleh Panitera
dibubuhi cap, hari serta tanggal diterimanya jawaban tersebut, yang
salinannya disampaikan atau dikirimkan kepada pihak pemohon untuk
diketahui.
(4) Permohonan tersebut lengkap dengan berkas perkara beserta biayanya oleh
Panitera dikirimkan kepada Mahkamah Agung selambat-lambatnya dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.
(5) Untuk permohonan peninjauan kembali tidak diadakan surat menyurat antara
pemohon dan/atau pihak lain dengan Mahkamah Agung.

Pasal 73
(1) Mahkamah Agung berwenang memerintahkan Pengadilan Negeri yang
memeriksa perkara dalam Tingkat Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding
mengadakan pemeriksaan tambahan, atau meminta segala keterangan serta
pertimbangan dari Pengadilan yang dimaksud.
(2) Mahkamah Agung dapat meminta keterangan dari Jaksa Agung atau dari
pejabat lain yang diserahi tugas penyidikan apabila diperlukan.
(3) Pengadilan yang dimaksudkan ayat (1), setelah melaksanakan perintah
Mahkamah Agung tersebut segera mengirimkan berita acara pemeriksaan
tambahan serta pertimbangan sebagaimana dimaksudkan ayat (1), kepada
Mahkamah Agung.

Pasal 74
(1) Dalam hal Mahkamah Agung mengabulkan permohonan peninjauan kembali,
Mahkamah Agung membatalkan putusan yang dimohonkan peninjauan
kembali

tersebut

dan

selanjutnya

memeriksa

serta

memutus

sendiri

perkaranya.
(2) Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali, dalam hal
Mahkamah Agung berpendapat bahwa permohonan itu tidak beralasan.
(3) Putusan Mahkamah Agung sebagaimana dimaksudkan ayat (1) dan ayat (2)
disertai pertimbangan-pertimbangan.

Pasal 75
Mahkamah Agung mengirimkan salinan putusan atas permohonan peninjauan
kembali kepada Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam Tingkat Pertama
dan. selanjutnya Panitera Pengadilan Nigeri yang bersangkutan menyampaikan
salinan putusan itu kepada pemohon serta memberitahukan putusan itu kepada
pihak lawan dengan memberikan salinannya, selambatlambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari.

Permohonan peninjauan kembali tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard)


karena pemohon terlambat mengajukan PK, dll syarat formal tidak terpenuhi.

Permohonan PK dikabulkan apabila alasan-alasan PK sesuai dengan Pasal 67 UU


No. 14 Tahun 1985. Dalam hal ini Mahkamah Agung akan membatalkan putusan
sebelumnya dan selanjutnya memeriksa dan memutus sendiri.

Você também pode gostar