Você está na página 1de 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya akan jenis-jenis tanaman;

tempat yang wajar untuk pengembangan industri minyak atsiri.


Ada sekitar 40 jenis minyak atsiri yang diproduksi di Indonesia,
salah satunya adalah kemangi [1].
Minyak atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris atau
minyak terbang (essential oil,volatile oil) yang dihasilkan oleh
tanaman; minyak tersebut mudah menguap pada suhukamar,
berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya [2]. Minyak
atsiri banyak dipergunakan diberbagai industri, dalam industri kosmetik (sabun, pasta
gigi, sampo, lotion dan parfum), dalam industri makanan digunakan sebagai bahan
penyedap atau penambah cita rasa, dan dalam industri farmasi (antinyeri, antiinfeksi,
pembunuh bakteri)[3].

Kemangi merupakan tumbuhan yang memiliki kemampuan


adaptasi yang baik, dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran
tinggi, dan berbau harum [4]. Selama ini kegunaan dari kemangi
pada umumnya hanya sebagai penambah cita rasa makanan dan
sebagai lalapan pendamping makanan bersambal [5] [6].
Kemangi memiliki berbagai kandungan kimia dan kandungan yang palingutama
adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dalam kemangi memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan beberapa bakteri [7]. Flavonoid dan eugenol dalam kemangi berperan

sebagai antioksidan, yang dapat menetralkan kolesterol dan bersifat antikanker [8].
Minyak atsiri kemangi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena
mengandung specific substances seperti linalool (36,3 %), estragol (metil chavicol),
lineol, camphor (9,7 %), anethole, eugenol (34,9 %), -terpineol (3,8 %), limonene,
geraniol, metil cinamoto, dan metil eugenol dengan rendemen sebesar 0,26 % [9]
[10][11] [12].
Cara untuk mendapatkan minyak atsiri yang terkandung di dalam daun
kemangi salah satunya dengan metode soxhlet extraction. Soxhlet extraction adalah
teknik standar di mana pelarut segar dikontakkan dengan sampel secara berkala [13].
Efisiensi metode soxhlet extraction dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti
1

ukuran rata-rata partikel, waktu ekstraksi, suhu ekstraksi, dan penggunaan pelarut
polar dan non polar [14] [15], seperti etanol, n-heksan, etil asetat, aseton, dan etanol
[16].
Suhu adalah pengaruh besar pada ekstraksi dengan suhu tinggi. Tingkat dan
hasil ekstraksi yang sangat tinggi berbanding lurus dengan suhu. Temperatur yang
lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan solute lebih besar) pada
umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi [17].
Berikut ini adalah penelitian yang telah dilakukan tentang ekstraksi minyak
atsiri kemangi.
Tabel 1.1 Penelitian terdahulu tentang ekstraksi minyak atsiri kemangi.
No
Judul Penelitian
1
Extraction of basil oil
(Ocimum basilicum L.)
using supercritical fluid
[9]

Metode/Variasi

Hasil

Suhu pengeringan sampel 0,26% Yield


50 oC selama 5 jam, sampel
dalam bentuk tepung,
ekstraksi
menggunakan
SC-CO2 dengan tekanan
129-200 bar suhu 33-40 oC
Chemical
composition Metode yang digunakan 0,6% Yield
and antibacterial activity hidrodistilasi selama 6 jam
of essential oil isolated menggunakan Clevenger
from Omani Basil
apparatus
[18]

Fractionation of non Ekstraksi pada suhu 40 dan 1,008% Yield


polar compounds of basil 50 oC, tekanan 100, 150, Pada tekanan 100
by supercritical fluid 200, 250 dan 300 bar
bar dan suhu 50 oC
extraction
[19]

Subcritical
Water Suhu:150;200;2150C,
suhu diatas 200C
Extraction of Essential waktu 1-9 jam, tekanan 40 yield minyak mulai
Oils from Indonesia Basil bar
menurun.
(Kemangi) Leaf: Effects
.
of
Temperature
and
Extraction Time on Yield
and Product Composition
[20]

Aplikasi

Pra-Perlakuan Metode

Microwave

Assisted

Microwave Yield 32,61% pada

Assisted Extraction, pelarut waktu

menit,

Extraction (MAE) Pada etanol 80 %, suhu 40;50 0C suhu 40 oC, warna


Ekstrak Daun Kemangi , waktu microwave 4;6;8 kecokelatan
(Ocimum

sanctum) menit

Menggunakan

Rotary

Evaporator (Studi Pada


Variasi Suhu dan Waktu
Ekstraksi) [6]
Penelitian-penelitian mengenai ekstraksi minyak atsiri dari kemangi dengan
metode hidrodistilasi dan supercritical fluid telah dilakukan, namun dengan metode
soxhlet masih jarang dilakukan. Pelarut yang digunakan dengan metode soxhlet
masih n-hexane.
Etil asetat merupakan jenis pelarut yang bersifat semi polar. Pelarut ini
memiliki titik didih yang relatif rendahyaitu 77 0C sehingga memudahkan pemisahan
minyak dari pelarutnya dalam proses destilasi.Berdasarkan penggolongan pelarut
yang digunakan, n-heksana dan etil asetat memiliki sifat non polar sehingga ekstraksi
dengan menggunakan pelarut n-Heksana dan etil asetat memberikan rendemen lebih
besar dibandingkan dengan pelarut alkohol maupun dengan aseton. Hal ini
kemungkinan besar terkait dengan sifat minyak atsiri yang non polar, sehingga
minyak atsiri cenderung larut ke pelarut yang bersifat non polar juga [21].
Dalam kebanyakan kasus, kelarutan material yang sedang diekstraksi akan
meningkat seiring bertambahnya suhu untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih
tinggi. Lebih lanjut lagi, koefisien difusi diharapkan meningkat dengan
meningkatnya suhu [22].
Atas dasar pemikiran yang telah dipaparkan, maka penulis ingin melakukan
penelitian ekstraksi minyak atsiri kemangi dengan metode Soxhlet extraction
menggunakan pelarut etil asetat, dengan variasi suhu ekstraksi.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini ditekankan untuk melihat pengaruh suhu ekstraksi dan
keefektifan etil asetat sebagai pelarut terhadap ekstraksi minyak atsiri daun kemangi
yang meliputi sifat fisika-kimia dari ekstrak minyak atsiri yang dihasilkan dengan
metode Soxhlet Extraction.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan minyak atsiri daun kemangi dengan metode Soxhlet
Extraction menggunakan pelarut etil asetat, dengan variasi suhu ekstraksi, serta
mengkaji kondisi terbaik ekstraksi minyak atsiri daun kemangi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memahami prosedur ekstraksi minyak atsiri dari daun kemangi dengan
metode Soxhlet Extraction.
2. Meningkatkan nilai kegunaan dari daun kemangi.
3. Sebagai sumber informasi untuk pengembangan penelitian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia,
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,Universitas Sumatera Utara,
Medan. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan.
2. Bahan baku untuk ekstraksi minyak atsiri adalah daun kemangi.
3. Ekstraksi minyak atsiri dilangsungkan dengan memvariasikan variabel
seperti berikut:
- Suhu Ekstraksi
- Waktu Ekstraksi

: 77; 85; 93 oC
: 4; 5; 6jam[23]

Sedangkan variabel tetapnya adalah


- Jenis pelarut
: Etil asetat [21]
- Jenis sampel
:Daun Kemangi (Ocimum cannum)
- Massa sampel
: 200 gram
- Konsentrasi pelarut
: 98,8 %
- Ukuran partikel
: 100 Mesh
- Bahan : Pelarut (b/v) : 1:5 [24]
4. Analisis yang dilakukan adalah :
- Analisis kualitatif (analisa densitas, indeks bias, warna, dan pH).
- Analisis kuantitatif (analisa Gas Chromatograph).

Você também pode gostar

  • Bab I Haga
    Bab I Haga
    Documento3 páginas
    Bab I Haga
    hagaina
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    hagaina
    Ainda não há avaliações
  • Form Penilaian
    Form Penilaian
    Documento1 página
    Form Penilaian
    hagaina
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    hagaina
    Ainda não há avaliações
  • Do Meter
    Do Meter
    Documento2 páginas
    Do Meter
    hagaina
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento4 páginas
    Daftar Isi
    hagaina
    Ainda não há avaliações