Você está na página 1de 11

ARTIKEL PENGETAHUAN BAHAN

BATAKO

OLEH :
SYAEFUL ARIFIN
05021181520014

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016

Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif


pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland dan
air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. Batako adalah bata yang dibuat dari
campuran bahan perekat hidrolis ditambah dengan agregat halus dan air dengan
atau tanpa bahan tambahan lainnya dan mempunyai luas penampang lubang lebih
dari 25 % penampang batanya dan isi lubang lebih dari 25 % isi batanya. Batako
adalah bata cetak yang dibuat dengan memelihara dalam suasana lembab dengan
campuran tras, kapur dan air, dengan atau tanpa bahan tambah lainnya.
Batako atau batu cetak beton adalah elemen bahan bangunan yang terbuat
dari campuran SP atau sejenisnya, pasir, air dengan atau tanpa bahan tambah
lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding. Campuran batako terdiri dari
semen portland, agregat, dan air. Bahan bangunan seperti batako secara umum
biasanya digunakan untuk dinding tembok. Batako terdiri dari berbagai bentuk
dan ukuran. Istilah batako berhubungan dengan bentuk persegi panjang yang
digunakan untuk dinding beton. Batako digolongkan ke dalam dua kelompok
utama, yaitu batako padat dan batako berlubang. Batako berlubang memiliki sifat
peredam panas yang lebih baik dari batako padat dengan menggunakan bahan dan
ketebalan yang sama.
Ada beberapa jenis batako, diantaranya:
1. Batako A1
Batako dengan mutu A1 adalah batako yang digunakan untuk
konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi
lainnya yang selalu terlindungi dari cuaca luar.
2. Batako A2
Batako dengan mutu A2 adalah batako yang hanya digunakan untuk
hal-hal seperti dalam jenis A1, tetapi hanya permukaan konstruksi dari
batako tersebut boleh tidak diplester.
3. Batako B1
Batako dengan mutu B1 adalah batako yang digunakan untuk
konstruksi yang memikul beban, tetapi penggunaannya hanya untuk

konstruksi yang terlindungi dari cuaca luar ( untuk konsruksi di bawah


atap).
4. Batako B2
Batako dengan mutu B2 adalah batako untuk konstruksi yang
memikul beban dan dapat digunakan untuk konstruksi yang tidak
terlindungi.
5. Batako putih atau Batako Tras
Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran
tersebut dicetak. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih/putih
kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi,
warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih kecoklatan. Umumnya
memiliki ukuran panjang 25-3 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-18 cm.
Adapun kelebihan batako putih diantaranya pemasangan batako putih
relatif lebih cepat, harga batako putih relatif murah. Sedangkan
kekurangan dinding batako putih diantaranya batako putih lebih rapuh
dan mudah pecah, batako putih menyerap air sehingga dapat
menyebabkan tembok lembab, dinding batako putih mudah retak dan
penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap
bidang dinding seluas 7,5-9 m.
6. Batako semen atau Batako Press
Batako pres dibuat dari campuran semen dan pasir atau abu batu. Ada
yang dibuat secara manual (menggunakan tangan) dan ada juga yang
menggunakan mesin. Perbedaanya dapat dilihat pada kepadatan
permukaan batakonya. Umumnya memliki panjang 36-40 cm dan tinggi
18-20 cm.
Adapun Kelebihan dinding batako press diantaranya batako press
lebih kedap air sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya rembesan
air. Pemasangan batako press lebih cepat daripada dinding bata merah
ataupun dinding batako putih, karena ukuran material yang lebih besar.
Batako press membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit,
yaitu antara 9-12 m2 luas bidang dinding. Ukuran material batako press
lebih presisi dan seragam, hingga mengurangi pemakaian spesi dan

material plester serta aci. Ketersediaan material batako press relatif


terjamin, serta fluktuasi harga tidak terlalu tinggi karena proses
pembuatannya tidak terlalu dipengaruhi oleh musim.
Sedangkan Kekurangan dinding batako press diantaranya harga batako
press relatif lebih mahal dibanding batako tras. Mudah terjadi retak
rambut pada dinding. Dinding mudah berlubang sebab terdapat lubang
pada bagian sisi dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan
perabot pada dinding. Insulasi panas dan suara tidak sebaik dinding batu
bata.
7. Beton Ringan
Pembuatan beton ringan pada prinsipnya membutuhkan rongga
didalam beton. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
membuat beton lebih ringan adalah sebagai berikut :
1. Dengan membuat gelembung gelembung gas / udara dalam adukan
semen sehingga terjadi banyak pori - pori udara di dalam betonnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan menambah bubuk
aluminium ke dalam campuran adukan beton.
2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu
apung atau agregat buatan sehingga beton yang dihasilkan akan lebih
ringan dari pada beton biasa.
3. Dengan cara membuat beton tanpa menggunakan butir butir agregat
halus atau pasir yang disebut beton non pasir.
Keuntungan lain dari beton ringan antara lain : memiliki nilai tahan panas
yang baik, memiliki tahanan suara (peredam) yang baik, tahan api. Sedangkan
kelemahan beton ringan adalah nilai kuat tekannya lebih kecil dibandingkan
dengan beton normal sehingga tidak dianjurkan penggunaanya untuk struktural.
Secara garis besar pembagian penggunaan beton ringan dapat dibagi tiga yaitu:
1. Untuk non struktur dengan nilai densitas antara 240 800 kg/m 3 dan kuat
tekan dengan nilai 0,35-7 MPa digunakan untuk dinding pemisah atau
dinding isolasi.

2. Untuk struktur ringan dengan nilai densitas antara 800 1400 kg/m 3 dan
kuat tekan dengan nilai 7-17 MPa digunakan dengan dinding memikul
beban.
3. Untuk struktur dengan nilai densitas antara 1400 1800 kg/m3 dan kuat
tekan > 17MPa digunakan sebagai beton normal.
Pembagian beton ringan menurut penggunaan dan persyaratannya dibagi atas:
1. Beton dengan berat jenis rendah (Low Density Concrete) dengan nilai
densitas 240 800 kg/m3 dan nilai kuat tekan 0,35 6,9 MPa.
2. Beton dengan menengah (Moderate Trenght Lighweight Concrete)
dengan nilai densitas 800 1440 kg/m3 dan nilai kuat tekan 6,9 17,3
MPa.
3. Beton ringan struktur (Structural Lighweight Concrete) dengan nilai
densitas 1440 1900 kg/m3 dan nilai kuat tekan > 17,3 MPa.
Faktor yang mempengaruhi mutu batako tergantung pada faktor air semen
(f.a.s), umur batako, kepadatan batako, bentuk dan tekstur batuan, ukuran agregat
dan lain-lain.
Pada dasarnya semen memerlukan jumlah air sebesar 32% berat semen
untuk bereaksi secara sempurna, akan tetapi apabila kurang dari 40 % berat semen
maka reaksi kimia tidak selesai dengan sempurna. Apabila kondisi seperti ini
dipaksakan akan mengakibatkan kekuatan batako berkurang. Jadi air yang
dibutuhkan untuk bereaksi dengan semen dan untuk memudahkan pembuatan
batako, maka nilai f.a.s. pada pembuatan dibuat pada batas kondisi adukan lengas
tanah, karena dalam kondisi ini adukan dapat dipadatkan secara optimal. Disini
tidak dipakai patokan angka sebab nilai f.a.s. sangat tergantung dengan campuran
penyusunnya. Nilai f.a.s. diasumsikan berkisar antara 0,3 sampai 0,6 atau
disesuaikan dengan kondisi adukan agar mudah dikerjakan.
Mutu batako (kuat tekan) bertambah tinggi dengan bertambahnya umur
batako. Oleh karena itu sebagai standard kekuatan batako dipakai kekuatan pada
umur batako 28 hari. Bila karena sesuatu hal diinginkan untuk mengetahui
kekuatan batako pada umur 28 hari, maka dapat dilakukan dengan menguji kuat
tekan batako pada umur 3 atau 7 hari dan hasilnya dikalikan dengan faktor
tertentu untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan batako pada umur 28 hari.

Kekuatan batako juga dipengaruhi oleh tingkat kepadatannya. Dalam pembuatan


batako diusahakan campuran dibuat sepadat mungkin. Hal ini memungkinkan
untuk menjadikan bahan semakin mengikat keras dengan adanya kepadatan yang
lebih, serta untuk membantu merekatnya bahan pembuat batako dengan semen
yang dibantu oleh air. Beberapa bahan yang digunakan untukpembuatan batako
diantaranya:
1. Semen
Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif dan
sifat kohesif yang digunakan sebagai bahan pengikat
(bonding material) yang dipakai bersama dengan batu
kerikil, pasir dan air. Portland semen merupakan bahan
utama atau komponen beton terpenting yang berfungsi
sebagai bahan pengikat anorganik dengan bantuan air dan
mengeras secara hidrolik.
Semen portland yang digunakan sebagai bahan struktur
harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan ketepatan
agar

berfungsi

secara

efektif.

Pemeriksaan

dilakukan

terhadap yang masih berbentuk kering, pasta semen yang


masih keras dan beton yang dibuat darinya. Sifat kimia yang
perlu mendapat perhatian adalah kesegaran semen itu
sendiri. Semakin sedikit kehilangan berat berarti semakin
sedikit kesegaran semen. Dalam keadaan normal kehilangan
berat sebesar 2% dan maksimum kehilangan yang diijinkan
3%. Kehilangan berat terjadi karena adanya kelembaban
dan

karbondioksida

dalam

bentuk

kapur

bebas

atau

magnesium yang menguap.


Semen adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif dan
sifat kohesif yang digunakan sebagai bahan pengikat
(bonding material) yang dipakai bersama dengan batu
kerikil, pasir dan air. Portland semen merupakan bahan
utama atau komponen beton terpenting yang berfungsi

sebagai bahan pengikat anorganik dengan bantuan air dan


mengeras secara hidrolik.
Semen Portland adalah material yang mengandung
paling tidak 75 % kalsium silikat (3CaO) dan 2CaO, sisanya
tidak berkurang dari 5% berupa Al silikat, Al ferit silikat, dan
MgO. Pada dasarnya dapat disebutkan 4 unsur yang paling
terpenting dari Portland Cement adalah : 2SiO2SiO)
1. Trikalsium Silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2
2. Dikalsium Silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2
3. Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3
4. Tetrakalsium Aluminoferit (CAAF) atau 4CaO.Al2O3.FeO3
Semen portland yang digunakan sebagai bahan struktur
harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan ketepatan
agar

berfungsi

secara

efektif.

Pemeriksaan

dilakukan

terhadap yang masih berbentuk kering, pasta semen yang


masih keras dan beton yang dibuat darinya.
Sifat kimia yang perlu mendapat perhatian adalah
kesegaran semen itu sendiri. Semakin sedikit kehilangan
berat berarti semakin sedikit kesegaran semen. Dalam
keadaan

normal

kehilangan

berat

sebesar

2%

dan

maksimum kehilangan yang diijinkan 3%. Kehilangan berat


terjadi karena adanya kelembaban dan karbondioksida
dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap.
2. Pasir
Pasir merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan
semen untuk membuat adukan. Selain itu juga pasir
berpengaruh terhadap sifat tahan susut, keretakan dan
kekerasan pada batako atau produk bahan bangunan
campuran semen lainnya.
Pada pembuatan batako digunakan pasir yang lolos
ayakan dan harus bermutu baik yaitu pasir yang bebas dari
lumpur, tanah liat, zat organik, garam florida dan garam

sulfat. Selain itu juga pasir harus bersifat keras, kekal dan
mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Menurut
Persyaratan Bangunan Indonesia agregat halus sebagai
campuran

untuk

pembuatan

beton

bertulang

harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, pasir harus terdiri


dari

butir-butir

kasar,

tajam

dan

keras.

Pasir

harus

mempunyai kekerasan yang sama. Agregat halus tidak boleh


mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila lebih dari 5%
maka

agregat

tersebut

harus

dicuci

dulu

sebelum

digunakan.
1. Pasir harus terdiri dari butir-butir kasar, tajam dan keras.
2. Pasir harus mempunyai kekerasan yang sama.
3. Pasir harus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik
terlalu banyak.
4. Pasir harus tidak mudah terpengaruh oleh perubahan
cuaca.
5. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat untuk
beton.
3. Air
Air yang dimaksud disini adalah air yang digunakan
sebagai campuran bahan bangunan, harus berupa air bersih
dan

tidak

mengandung

bahan-bahan

yang

dapat

menurunkan kualitas batako. Persyaratan dari air yang


digunakan sebagai campuran bahan bangunan adalah
sebagai berikut, air untuk pembuatan dan perawatan beton
tiak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam,
bahan-bahan organik atau bahan lain yang dapat merusak
dari pada beton. Apabila dipandang perlu maka contoh air
dapat dibawa ke laboratorium penyelidikan bahan untuk
mendapatkan pengujian sebagaimana yang dipersyaratkan.
jumlah air yang digunakan adukan batako dapat ditentukan
dengan ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

Air yang digunakan untuk proses pembuatan beton yang


paling baik adalah air bersih yang memenuhi syarat air
minum.

Jika

dipergunakan

air

yang

tidak

baik

maka

kekuatan beton akan berkurang.


Setelah mengetahui apa saja bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan batako, maka selanjutnya adalah pembuatan batako.
Proses pembuatan batako antaranya sebagai berikut:
1. Perlu diketahui karakterisik bahan-bahan yang dipakai untuk
membuat batako agak berbeda dengan beton. Khususnya
dalam

pemilihan

pasir.

Pasir

yang

digunakan

harus

mempunyai tekstur kasar, tidak larut air, bersih dan tidak


menggumpal.

Pasir

bisa

diganti

dengan

tras

untuk

menghasilkan batako yang bermutu lebih baik. Sedangkan


semen yang dipakai ialah semen jenis portland.
2. Tempat yang ideal untuk lokasi pembuatan batako adalah tempat yang
beratap, luas dan jauh dari keramaian. Kalau bisa, pilihlah tempat yang
dekat dengan material bahan bangunan dan sumber air. Akan lebih baik lagi
bila tempat tersebut sudah dilengkapi bak perendam.
3. Adukan batako terbuat dari pasir kasar dan semen dengan perbandingan 3:1
hingga 7:3 sesuai karakteristik masing-masing bahan baku yang digunakan.
Penambahan air dilakukan secukupnya saja sekedar untuk membantu pasir
dan semen tercampur rata.
4. Adukan yang dipakai untuk pembuatan batako ini yakni adukan semi
kering. Untuk menghasilkan adukan dengan sifat seperti ini, kita bisa sekalisekali memercikan sedikit saja air ke adonan batako tadi sambil terus
diaduk. Adukan bisa dikatakan layak pakai jika teksturnya sudah tidak
mudah berantakan atau hancur ketika dikepal dengan tangan.
5. Setelah adukan selesai dibuat, proses selanjutnya adalah pencetakan adukan
menjadi batako. Mulailah dengan menyiapkan cetakan batako diatas kayu
dengan posisi terbalik. Jangan lupa kencangkan pula baut-baut pengikatnya
hingga semua presisi.

6. Setelah itu, isilah cetakan tadi menggunakan adukan batako yang telah
dibuat. Tekan secara perlahan memakai plat besi untuk memadatkan isian
batako. Ulangi beberapa kali hingga cetakan terisi penuh dengan adukan
semen dan pasir secara merata.
7. Pastikan isian adukan pada batako benar-benar padat. Berikutnya angkat
cetakan ini untuk dipindahkan ke lokasi pengumpulan batako.
8. Proses pengeringan batako dilakukan dengan mengangin-anginkan saja.
Hindari terpaan sinar matahri langusng, karena dapat merusak bentuk
batako yang sudah tercetak rapi.
9. Batako yang telah mengering selanjutnya direndam di dalam bak perendam
agar strukturnya semakin kokoh. Jika tidak di bak, kita bisa memindahkan
batako ketempat yang kelembabannya tinggi sembari menyiram batako.
10. Batako siap untuk digunakan.
Ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam penggunaan batako.
Keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan batako adalah:
1. Pembuatan mudah dan dapat dibuat secara sama.
2. Ukurannya besar, sehingga waktu dan ongkos juga lebih hemat.
3. Khusus jenis yang berlubang dapat befungsi sebagai isolasi udara.
4. Apabila pekerjaan rapi, tidak perlu diplester.
Sedangkan kerugian pemakaian batako adalah sebagai berikut :
1. Bila diinginkan lebih cepat mengeras perlu ditambah dengan semen,
sehingga menambah biaya pembuatan.
2. Mengingat ukurannya cukup besar, dan proses pengarasannya cukup lama
mengakibatkan pada saat pengangkutan banyak terjadi batako pecah.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Badan Penelitian dan Pengembangan PU:


Pedoman Beton. Bandung: Trijaya Press.
Mulyono, Tri. 2005. Teknologi Beton: Edisi 2. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Press.
Tjokrodimulyo, K. 2001. Teknologi Beton. Yogyakarta: Nafiri Gemilang Press.

Você também pode gostar