Você está na página 1de 32

LAPORAN STUDENT PROJECT

PRAKTIKUM ENERGI I
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (horizontal)
Nama Kelompok :
1.
2.
3.
4.

Asisten

Iwan B
(140310130013)
Rahmawati (140310130016)
Elba S
(140310130017)
Iman Indrana
(140310130019)

: Chandra T.A.G

LABORATORIUM ENERGI
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Energi angin merupakan sumber energi alternatif yang

paling

mudah

dan

paling

murah

untuk

didapatkan

dan

dimanfaatkan sebagai energi listrik. Dengan spesifikasi tertentu,


sebuah turbin angin mampu menghasilkan daya sebesar enam
belas ribu kali lebih besar dari hasil daya sel surya. Turbin angin
ini disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan daya dan
efisiensi tertentu.
Dengan mengetahui cara kerja turbin angin, kita akan
mengetahui darimana sumber daya yang dihasilkan berasal,
sehingga

memungkinkan

mendapatkan

hasil

yang

kita

melakukan

optimal.

Kita

modifikasi
juga

untuk

selayaknya

mengetahui jenis-jenis turbin yang paling baik digunakan sebagai


pembangkit listrik. Setelah menentukan jenis turbin, hal yang
dilakukan selanjutnya adalah menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil daya turbin yang dihasilkan, sehingga kita
mendapatkan

parameter-parameter

yang

digunakan

untuk

menghitung daya yang dihasilkan turbin angin serta besar


efisiensinya. Maka dari itu makalah ini dibuat untuk mendalami
kinerja turbin angin dan menganalisis keluaran daya yang
dihasilkan.
1.2

Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip kerja turbin angin ?


2. Apa saja macam-macam turbin angin ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja turbin
angin horizontal ?
4. Berapa daya dan efisiensi dari turbin angin horizontal ?

1.3

Tujuan

1. Memahami prinsip kerja turbin angin


2. Mengetahui macam-macam turbin angin
3. Mengetahui faktor rem yang mempengaruhi kinerja turbin
angin horizontal
4. Menentukan daya dan efisiensi turbin angin horizontal.
1.4

Metoda Percobaan

Energi Angin

Kecepatan Angin

Mengukur dimensi kincir


angin

Mengukur torsi
angin

Effisiensi
1.5 Sistematika penulisan
Pada laporan student project kali ini, akan dijelaskan mulai
dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, dan sistematika
percobaan. Pada bab dua tentang tinjauan pustaka mengenai
judul student project kali ini yaitu pembangkit listrik tenaga
angin (horizontal). Bab ketiga mengenai alat bahan dan prosedur
percobaan. Pada bab keempat yaitu data dan analisa. Serta pada
bab kelima yaitu penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
1.6 Waktu dan tempat percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika Energi


Universitas Padjadjaran pada hari selasa tanggal 17 November
2015

sampai

dengan

10

Desember

2015.

Dimulai

dari

pengumpulan data hingga penulisan hasil akhir percobaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Kerja Turbin Angin
Secara sederhana, energi potensial yang terdapat pada
angin dapat memutar sudu-sudu yang terdapat pada kincir,
dimana sudu-sudu ini terhubung dengan poros dan memutarkan
poros yang telah terhubung dengan generator dan meimbulkan
arus listrik. Kincir dengan ukuran besar dapat digabungkan
bersama-sama sebagai pembangkit energi tenaga angin, dimana
akan memberikan daya ke dalam sistem transmisi kelistrikan.[1]
2.1.1 Dasar Turbin Angin
Dasar dari alat untuk mengubah energi angin adalah turbin
angin. Meskipun masih terdapat susunan dan perencanaan yang
beragam, biasanya turbin digolongkan ke dalam dua macam tipe
(horisontal dan vertikal) dan yang paling banyak digunakan
adalah turbin dengan sumbu x (axis) horisontal. Turbin jenis ini
mempunyai horisontal terhadap tanah (secara sederhana sejajar
dengan arah tiupan angin).

Gambar 2. Skema Turbin Angin Horisontal dan


bagian-bagiannya
Prinsip kerja turbin angin adalah mengubah energi mekanis
dari angin menjadi energi putar pada kincir, selanjutnya putaran
kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. Sebenarnya prosesnya tidak mudah, karena
terdapat berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan
safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :
a Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran
rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya
Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
b Generator
Generator

dapat

mengubah

energi

gerak

menjadi energi listrik. Prinsip kerjnya dapat dipelajari


dengan menggunakan teori medan elektromagnetik.
Singkatnya, poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen. Setelah itu, di
sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya
adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk
loop. Ketika poros generator mulai berputar maka
akan terjadi perubahan flulks pada stator yang

akhirnya akan menghasilkan tegangan dan arus


listrik tertentu.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC (Alternating Current) yang
memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
c Rotor Blade
Rotor blade atau sudu adalah bagian rotor dari
turbin angin. Rotor ini menerima energi kinetik dari
angin dan dirubah ke dalam energi putar.
d Tower
Tower atau penyangga adalah bagian struktur
dari turbin angin horisontal yang memiliki fungsu
sebagai struktur utama penopang dari komponen
sistem terangkai sudu, poros dan generator.
2.1.2 Bagian-bagian dari turin angin

Gambar 2. Kincir Angin

[1]

Secara umum, konfigurasi utama turbin angin poros datar


terdiri dari; rotor (blade dan hub), nasel/nacelle, generator,
transmisi gearbox, kopling dan rem, system orientasi (yaw
system),

tower

system

control

dan

pondasi,

seperti

diperlihatkan pada gambar atas. Sebagai contoh, gambar di


bawah ini merupakan bagian-bagian utama dan fungsinya dari
turbin angin bersumbu horisontal:
1. Sudu (Blade /Baling-baling)
Rotor trubin angin yang terdiri dari baling-baling/ sudu dan
hub

merupakan

bagian

dari

turbin

angin

yang

berfungsi

menerima energi kinetik dari angin dan merubahnya menjadi


energi gerak (mekanik) putar pada poros penggerak. Pada
sebuah turbin angin, baling-baling rotor dapat berjumlah 1, 2, 3
atau lebih.
2. Rotor Hub
Hub

merupakan

bagian

dari

rotor

yang

berfungsi

menghubungkan sudu denga shaft (poros) utama.


3. Kontrol Pitch Sudu
Salah satu tipe rotor adalah dengan sudu terpasang
variable yang dapat dirubah sudut serangnya dengan mengatur
posisi sudut serang sudu terhadap arah angin bertiup. Rotor
dengan mekanisme demikian disebut dengan rotor dengan pitch
sudu variable. Tidak semua turbin angin menggunakan tipe rotor
dengan sudut sudu variabel.
4. Rem dan Kopling

Rem berfungsi untuk menghentikan putaran poros rotor


yang bertujuan untuk keamanan atau pada saat dilakukan
perbaikan. Sedangkan kopling berfungsi untuk memindahkan
daya poros ke transmisi gearboks atau langsung ke generator,
dengan meredam getaran dari poros rotor serta sebagai salah
satu sarana meluruskan sambungan (alignment).
5. Poros Rotor putaran rendah
Poros rotor berfungsi untuk memindahkan daya dari rotor
ke

generator

dapat

secara

langsung

maupun

melalui

mekanisme transmisi gearboks.


6. Transmisi
Pada umumnya transmisi di turbin angin berfungsi untuk
memindahkan daya dari rotor ke generator dengan dipercepat
putaranya. Hal ini diperlukan karena umumnya putaran rotor
berotasi pada putara rendah , sementara generatornya bekerja
pda putara tinggi.
7. Generator
Generator merupakan komponen terpenting dalam sistem
turbin angin, dimana fungsinya adalah merubah energi gerak
(mekanik) putar pada poros penggerak menjadi energi listrik.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator dapat
berupa alternating current (AC) maupun direct current (DC) dan
tegangan out putnya dapat dari tegangan rendah ( 12 volt) atau
sampai tegangan 680 volt atau lebih.
8. Kontrol Yawing

Pada turbin angin yang relative besar, umumnya sudah


menggunakan system geleng aktif (active yawing system), yang
digerakkan oleh motor servo. Kontrol yawing disini berfungsi
menerima input dari sensor anemometer (mendeteksi kecepatan
angin) dan wind direction ( mendeteksi perubahan arah angin),
dan

memberikan

komando

kepada

motor

servo

untuk

membelokkan arah shaft turbin angin dan juga memberikan


unputan kepada kontrol pitch.
9. Anemomater Sensor
Anemometer

berfungsi

untuk

mendeteksi/mengukur

kecepatan angin, sebagai inputan kepada system control untuk


mengendalikan operasional pada kondisi optimum.
10.

Wind Direction Sensor


Wind direction er berfungsi untuk mendeteksi perubahan

arah angin angin, sebagai inputan kepada system control untuk


mengendalikan operasional pada kondisi optimum.
11.

Nasel (Nacelle)
Fungsi nasel adalah untuk menempatkan dan melindungi

komponen-komponen turbin angin, yaitu : generator, gearbox,


kopling, rem , kontrol , system geleng (yawing system).
12.

Poros Rotor putaran tinggi


Poros rotor putaran tinggi berfungsi untuk memindahkan

daya dari gearboks ke generator.


13.

Roda gigi sistem geleng (Yaw drive)

Fungsi yaw drive adalah untuk menempatkan komponen


turbin angin yang berada diatas menara menghadap optimal
terhadap arah angin bertiup mengikuti perubahan arah angin.
14.

Motor servo (Yaw motor)


Fungsi motor yaw adalah untuk menggerakan yaw drive

untuk menempatkan komponen turbin angin yang berada diatas


menara

menghadap

optimal

terhadap

arah

angin

bertiup

penyangga

yang

fungsi

mengikuti perubahan arah angin.


15.

Menara / Tower
Menara

merupakan

tiang

utamanya adalah untuk menopang rotor , nasel dan semua


komponen turbin angin yang berada di atasnya. Menara dapat
berupa tipe latis (lattice) atau pipa (tubular) , baik yang dibantu
dengan penopang tali pancang maupun yang self supporting.
16.

Ekor Pengarah (Tail Vane)


Salah satu sistem orientasi yang pasif (passive yawing)

adalah menggunakan ekor pengarah. Fungsi dari ekor pengarah


(tail vane) adalah untuk membelokan posisi rotor terhadap arah
datangnya

angin,

untuk

mengoptimalkan

operasional

dan

mengamankan dari putaran lebih apabila kecepatan angin telah


melebihi kecepatan cut-out dari turbin angin tersebut.

[3]

2.1.3 Energi Kinetik dan Daya Angin (Power)


Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda
akibat gerakannya. Dirumuskan :

1
Ek =W = m v 2
2
Dimana m adalah massa benda yang bergerak, dan v
adalah kecepatan dari benda yang bergerak. angin yang
menggerakan

sudu

merupakan

udara

yang

bergerak

dan

mempunyai massa, sehingga dapat dituliskan sebagai berikut :


m= x v= x (A . d)
Dengan :
= massa jenis angin
A = daerah sapuan turbin
d = jarak
Sedangkan

daya

angin

(watt)

adalah

daya

yang

dibangkitkan oleh angin setiap liasan, sehingga daya angin dapat


digolongkan sebagai energi potensial.
Pada dasarnya daya angin merupakan angin yang bergerak
persatuan waktu sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
P=

Ek 1
= m v2
t 2t

1
p . A . d . v2
2t

1
d
p . A . . v2
2
t
1
3
p. A.v
2
Beberapa hal yang harus diingat dalam perhitungan daya :
-

Daya sapuan (A) = .r2 (m2), yaitu daerah dari sapuan


berbentuk lingkaran oleh rotor.

Kerapatan udara =1,2 kg/m3

2.2 Jenis-Jenis Turbin Angin

[3]

Turbin angin pada prinsipnya dapat dibedakan atas dua


jenis turbin berdasarkan arah putarannya. Turbin angin yang
berputar pada poros horisontal disebut dengan turbin angin
poros horisontal atau Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT),
sementara yang berputar pada poros vertikal disebut dengan
turbin angin poros vertikal atau Vertical Axis Wind Turbine
(VAWT).[2]
A. Turbin angin horisontal

Turbin Horisonal (www.poweredbymothernature.com)


Turbin angin horisontal adalah model umum yang sering
kita lihat pada turbin angin. Designnya mirip dengan kincir angin,
memiliki blade yang mirip propeller dan berputar pada sumbu
vertikal.
Turbin angin horisontal memiliki shaft rotor dan generator
pada puncak tower dan harus diarahkan ke arah angin bertiup.
Turbin-turbin kecil mengarah ke angin dengan menggunakan
winde plane yang diletakkan dirotor, sementara untuk turbin
yang lebih besar dilengkapi dengan sensor yang terhubung
dengan motor servo yang mengarahkan blade sesuai dengan

arah angin. Sebagian besar turbin yang besar memiliki gearbox


yang

merubah

kecepatan

putar

rotor

yang

ditransfer

ke

generator menjadi lebih cepat.


Karena tower menghasilkan turbulenci di belakangnya
maka turbin biasanya mengarah ke arah angin dari depan. Blade
turbin dibuat kaku untuk mencegah terdorong ke tower oleh
angin yang kencang. Disamping itu, blade di tempatkan pada
jarak yang mencukupi didepan tower dan kadang melengkung
kedepan.
Downwind turbine atau turbin dengan arah angin dari
belakang juga dibuat, meskipun adanya masalah turbunlensi,
karena

turbin

ini

tidak

membutuhkan

mekanisme

yang

mengharuskan searah dengan dengan angin. Disamping itu


dalam

keadaan

angin

kencang

blade

dibolehkan

untuk

melengkung yang mnurunkan area sapuan dan resistansi angin.


Namun dikarenakan turbulensi dapat menyebabkan fatigue, dan
keandalan sangat dibutuhkan maka sebagian besar turbin angin
horisonal menggunakan jenis upwinnd.
Kelebihan Turbin Angin Horisontal

Towernya yang tinggi memunkikan untuk mendapatkan


angin dengan kekuatan yang lebih besar. Pada beberapa
area, setiap 10 meter ada kenaikan tambahan kekuatan
angin 20% dan peningkatan daya 34%.

Efisiensi lebih tinggi, karena blades selalu bergerak tegak


lurus terhadap arah angin, menerima daya sepanjag
putaran. Sebaliknya pada turbin vertikal, melibatkan gaya
timbal balik yang membutuhkan permukaan airfoil untuk
mundur melawan angin sebagian bagian dari siklus .

Backtracking melawan angin menyebabkan efisiensi lebih


rendah.
Kekurangan Turbin Angin Horisontal

Dibutuhkan konstruksi tower yang besar untuk mensupport


beban blade, gear box dan generator.

Komponen-komponen dari turbin angin horisontal (blade,


gear box dan generator) harus diangkat ke posisinya pada
saat pemasangan.

Karena tinggi, maka turbin ini bisa terlihat pada jarak yang
jauh,

banyak

penduduk

lokal

yang

menolak

adanya

pemandangan ini.

Membutuhkan

kontrol

ya

sebagai

mekanisme

untuk

mengarahkan blade ke arah angin

Pada umumnya membutuhkan sistem pengereman atau


peralatan yaw pada angin yang kencang untuk mencegah
turbin mengalami kerusahakan.

B. Turbin Angin Vertikal

[2]

(Gambar turbin angin vertical)

Turbin angin vertikal memiliki shaft rotor vertikal. Kegunan


utama dari penempatan rotor ini adalah turbin angin tidak perlu
diarahkan ke arah angin bertiup. Hal ini sangat berguna pada
daerah

dimana

arah

angin

sangat

variatif

atau

memiliki

turbulensi.
Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen primer
lainnya dapat ditempatkan dekat dengan permukaan tanah,
sehingga tower tidak perlu support dan hal ini menyebabkan
maintenance lebih mudah. Kekurangan utama dari turbin angin
vertikal adalah menciptakan dorongan saat berputar.
Sangat sulit untuk memasang turbin angin di tower,
sehingga jenis tower ini biasanya di install dekat dengan
permukaan. Kecepatan angin lebih lambat pada altitude yang
rendah, sehingga energi angin yang tersedia lebih rendah.
Kelebihan Turbin Vertikal :

Tidak diperlukan mekanisme yaw

Sebuah turbin angin bisa terletak dekat tanah, sehingga


lebih mudah untuk menjaga bagian yang bergerak.

turbin vertikal memiliki kecepatan startup angin rendah


dibandingkan turbin horisontal

turbin vertikal dapat dibangun di lokasi di mana struktur


yang tinggi dilarang.

Kekurangan Turbin Vertikal:

Kebanyakan turbin vertikal memiliki penurunan efisiensi


dibanding turbin horisontal, terutama karena hambatan
tambahan yang mereka miliki sebagai pisau mereka
memutar

ke

menghasilkan

angin.
lebih

Versi
banyak

yang
energi,

mengurangi

drag

terutama

yang

menyalurkan angin ke daerah kolektor.

Memiliki rotor terletak dekat dengan tanah di mana


kecepatan

angin

lebih

rendah

dan

tidak

mengambil

keuntungan dari kecepatan angin tinggi di atas.

Karena tidak umum digunakan terutama karena kerugian


serius yang disebutkan di atas, mereka muncul baru untuk
mereka yang tidak akrab dengan industri angin. Hal ini
sering membuat mereka subjek klaim liar dan penipuan
investasi selama 50 tahun terakhir.

[2]

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Kincir Angin
2. Anemometer
3. Timbangan
4. Meteran
5. Alat tulis
6. Tang
7. Stopwatch
8. Angin
3.2 Cara Kerja
1. Penjelasan dari co assisten didengarkan tentang bagianbagian kincir angin beserta fungsinya dan juga proses
konversi energy angin menjadi energi mekanik.
2. Menghitung kecapatan angin
3. Mengukur dimensi kincir angin.
4.

Mengukur

torsi

kincir

angin

pada

beberapa

variasi

pembebanan.
5. Menghitung efisisensi dari kincir angin dalam mengkonversi
energi angin menjadi energi mekanik.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
4.1 Analisa Data

Daya Teoritis
Pth =
Dengan:

1
. A . v3
2

Pth

: daya teoritis angin (watt)

: kerapatan udara (kg.m-3)

: swept area (m2)

: kecepatan angin (m.s-1)

Daya Teoritis yang diserap Sistem


Pet = Cp x Pth
Dengan:

Pet

: daya yang diserap sistem (watt)

Pth

: daya teoritis angin (watt)

Cp

: konversi energi

Daya Aktual
Pak = m x L x 2
Dengan:

Pak

: daya yang dihasilkan (watt)

: massa (kg)

: panjang lengan (m)

: kecepatan putaran (rps)

Daya Aktual yang diserap Sistem


Pea = Cp x Pak
Dengan:

Pea

: daya yang diserap sistem (watt)

Pak

: daya teoritis angin (watt)

Cp

: konversi energi

Efisiensi (%)
m=

DayaAktualyangDiserap
x 100
DayaTeoritisyangDiserap

2. Data Pengamatan
Dimensi Kincir

:
Panjang

= 1,5 m

Lebar

= 1,6 m

Swept area

= 1.6 x 1.5 = 2.4 m2

Panjang lengan (L)

: 0,5 m

Kerapatan udara (p)

: 1,134 kg.m-3

Tabel 1. Tabel pengamatan kincir angin


Variasi Rem
Longgar

Kecepatan

Berat

Waktu 3

angin (m.s-1)
1,4
0,9

(kg)
0,4
0,29

putaran (s)
10,75
10,98

0,6
1,9
1,7
1,9
1,8
1,3
1,3

Sedang

Rapat

0,41
1,3
0,9
1,2
2,76
1,2
2,1

Kecepatanangin rata-rata (m.s-1):


Padavariasilonggar

= 0.966

Padavariasisedang

= 1.833

Padavariasirapat = 1.467
Berat rata rata padasetiapvariasi (Kg) :
Padavariasilonggar

= 0.366

Padavariasisedang

= 1.133

Padavariasirapat = 2.020
4.2 Perhitungan data
1. Dayateroritis
Pada Variasi Rem Longgar
Pth

1
. A . v3
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,43

= 3,73 watt
Pth

1
3
. A.v
2

15,39
33,16
17,19
14,15
21,96
9,18
19,71

1
2

x 1,134 x 2,4 x 0,93

= 0,99 watt
Pth

1
3
. A.v
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 0,63

= 0,29 watt
2.Pada Variasi Rem Sedang
Pth

1
. A . v3
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,93

= 9,33 watt
Pth

1
. A . v3
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,73

= 6,69 watt
Pth

1
3
. A.v
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,93

= 9,33 watt
3.Pada Variasi Rem Rapat

Pth

1
. A . v3
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,83

= 7,94 watt
Pth

1
3
. A.v
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,33

= 2,99 watt
Pth

1
3
. A.v
2

1
2

x 1,134 x 2,4 x 1,33

= 2,99 watt

Rata-rata daya teoritis angin

1.Pada variasi rem longgar


P +P +P
Pth = th1 th2 th3
3

3,73 + 0,99+ 0,29


3

= 1,67 watt
2.Pada variasi rem sedang

P +P +P
Pth = th1 th2 th3
3

9,33 + 6,69+9,33
3

= 8,45 watt
3.Pada variasi rem rapat
P +P +P
Pth = th1 th2 th3
3

7,94 +2,99+2,99
3

= 4,64 watt

Daya Teoritis yang diserap Sistem

1.Variasi rem longgar


Pet = Cp x Pth
= 0,15 x 1,67
= 0,25 watt
2.Variasi rem sedang
Pet = Cp x Pth
= 0,15 x 8,45
= 1,27 watt
3.Variasi rem rapat
Pet = Cp x Pth

= 0,15 x 4,64
= 0,7 watt

Daya Aktual

1.Variasi rem longgar


Pak = m x L x 2

= 0,4 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,465


= 0,584 watt
Pak = m x L x 2

= 0,29 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,455


= 0,414 watt
Pak = m x L x 2

= 0,41 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,325


= 0,418 watt
2.Variasi rem sedang
Pak = m x L x 2

= 1,3 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,151


= 0,616 watt

Pak = m x L x 2

= 0,9 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,291


= 0,82 watt
Pak

=mxLx2

= 1,2 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,353


= 1,33 watt
3.Variasi rem rapat
Pak = m x L x 2

= 2,76 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,14


= 1,21 watt
Pak = m x L x 2

= 1,2 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,33


= 1,24 watt
Pak = m x L x 2

= 2,1 x 0,5 x 2 x 3,14 x 0,15


= 0,99 watt

Rata-rata daya aktual angin


1.Pada variasi rem longgar
P +P +P
Pak = ak1 ak2 ak3
3

0,584 + 0,414+0,418
3

= 0,472 watt
2.Pada variasi rem sedang
P +P +P
Pak = ak1 ak2 ak3
3

0,616 + 0,82+1,33
3

= 0,922 watt
3.Pada variasi rem rapat
P +P +P
Pak = ak1 ak2 ak3
3

1,21 + 1,24 + 0,99


3

= 1,15 watt

Daya Aktual yang diserap Sistem

1.Pada variasi rem longgar


Pea = Cp x Pak
= 0,15 x 0,472
= 0,07 watt
2.Pada variasi rem sedang
Pea = Cp x Pak

= 0,15 x 0,922
= 0,14 watt
3.Pada variasi rem rapat
Pea = Cp x Pak
= 0,15 x 1,15
= 0,17 watt
Efisiensi (%)
1.Pada variasi rem longgar
=

Daya Aktual yang Diserap


x 100
Daya Teoritis yang Diserap

0,07
0,25

x 100%

= 28 %
2.Pada variasi rem sedang
m=

Daya Aktual yang Diserap


x 100
DayaTeoritis yang Dis erap
0,14
1,27

x 100%

= 11 %
3.Pada variasi rem rapat
m=

Daya Aktual yang Diserap


x 100
DayaTeoritis yang Diserap

0,17
0,7

x 100%

= 24,3 %

Analisa
Pada eksperimen ini di lakukan pencatatan waktu putaran
kincir angin sebanyak 3 kali putaran dan dilakukan sebanyak 3
kali dengan variasi rem sebanyak 3 variasi yaitu variasi longgar,
variasi sedang dan variasi rapat. Pada saat menghitung putaran
baling-baling sebanyak 3 kali, juga dilakukan penghitungan
terhadap kecepatan angin yang terjadi saat penghitungan
putaran baling-baling tersebut dengan mengunakan anemometer
digital. Setelah didapat data dari pencatatan data tersebut maka
dilakukan perhitungan dengan mengunakan rumus yang telah
ada pada buku panduan. Perhitungan yang dilakukan adalah
meliputi daya teoritis, daya teoritis yang diserap system, daya
actual,

daya

actual

yang

diserap

system

dan

efisiensi

daribeberapa variasi rem yang digunakan. Dari perhitungan


tersebut didapat besar efisiensi pada beberapa variasi rem yaitu
pada variasi rem longgar memiliki besar efisiensi sebesar 28 %.
Pada variasi rem sedang memiliki besar efisiensi sebesar 11%
dan pada variasi rem rapat memiliki besar efisiensi 24,3 %. Dari
hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin longgar rem yang
digunakan maka nilai efisiensinya akan semakin bertambah.

Tetapi pada variasi sedang mengalami penurunan efisiensi


disebabkan saat melakukan percobaan tersebut terjadi kendala
pada remnya sehingga angka yang tercantum pada rem ada
sedikit kesalahan dan kesalahan juga terdapat pada praktikan,
Karena saat mengambil data praktikan kurang terjadi koordinasi
sehingga pencatatan waktu kurang tepat. Dan hal ini dapat
mengakibatkan data yang di dapat menjadi kurang valid.
Pada praktium ini juga mengamati bagian-bagian dari
kincir angin seperti baling-baling, kerangka dan poros. Pada
kincir angin

baling-baling memiliki fungsi untuk menangkap

angin untuk dijadikan menjadi gerak yang dapat mengerakkan


turbin, kerangka pada bagian kincir angin memiliki fungsi untuk
pendukung dan penyokong agar kincir angin tetap kokoh dan
poros pada bagian kincir angin memiliki fungsi untuk tempat
pusat dari putaran baling-baling agar putaran baling-baling dapat
terpusat pada satu titik.
Pada saat melakukan praktikum ini banyak terjadi kendala
yaitu kesulitan dalam mencari angin. Kendala ini mungkin
dikarenakan posisi tempat pengambilan data kurang tepat
karena

pada

tempat

pengambilan

data

banyak

terdapat

halangan-halangan angin untuk menuju tempat pengambilan


data. Halangan-halangan itu antara lain seperti gedung tinggi,
pohon besar dan yang lainnya. Dan yang menjadi kendala adalah
keadaan cuaca saat melakukan pengambilan data dari kincir
angin. Karena pada saat pengambilan data keadaan cuacanya
sangat panas dan terdapat awan hitam dilangit. Sebab dengan
keadaan cuaca seperti itu keberadaan angin akan tidak menentu.
Sehingga tempat yang paling bagus dalam pengambilan data
kincir angin tersebut adalah pada tempat-tempat yang luas

seperti pantai, lapangan atau padang rumput. Sehingga data


yang didapatakan lebih akurat.

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Kincir angin memiliki bagian-bagian antara lain balingbaling, poros, kerangka. Baing-baling pada bagian kincir
angin tersebut tersebut memiliki fungsi sebagai penangkap
energy angin, poros pada bgian kincir angin tersebut

berfungsi sebagai pusat dari putaran baling-baling atau


bisa sebagai penerus energy angin ke turbin dan kerangka
pada bagian kincir angin berfungsi sebagai pendukung
atau penyokong dari kincir angin tersebut agar tetap
kokoh.
2. Turbin angin

terdapat

dua

jenis,

yaitu

turbin

angin

horizontal dan turbin angin vertical.


3. Pengaruh rem terhadap kinerja turbin angin yaitu untuk
mengatur /menstabilkan perputaran turbin ketika angin
yang berhembus kencang/tinggi sehingga dengan adanya
rem ini turbin akan berputar stabil dan alatnya pun tidak
cepat rusak.
4. Pada praktikum ini didapat hasil kinerja kincir angin dari 3
variasi dan didapat hasil pada variasi longgar memiliki nilai
efisien sebesar 28 %, pada variasi sedang memiliki nilai
efisiensi 11% dan pada variasi rapat didapat nilai efisiensi
sebesar

24.3

%.

5.2 SARAN
Pada praktikum ini ada sedikit saran yaitu sebaiknya
melakukan praktikum ini ditempat / daerah yang memiliki angin
cukup besar/ dataran rendah sehingga efisiensi yang didapat
cukup besar.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. Andika, M.N dkk. 2007. Kincir Angin Sumbu Horisontal
Bersudu Banyak. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
[2]. Satu energi.2015.Jenis-Jenis Turbin Angin.

Link

http://www.satuenergi.com/2015/10/jenis-jenis-turbin-

angin-serta.html
(diakses pada hari Senin, 23 November 2015 pukul 20.00 WIB)
[3].

Hermawan

Bayu.

Pengenalan

kincir

angin.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada.


Link : http://www. Scribd.com
(diakses pada hari Senin, 23 November 2015 pukul 21.00 WIB)

Você também pode gostar