Você está na página 1de 11

Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.................................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.1 Klasifikasi.......................................................................................................3
2.3 Etiologi...........................................................................................................4
2.4 Patofisiologi....................................................................................................4
2.5 Pengkajian......................................................................................................5
2.6 Masalah Yang Mugkin Muncul......................................................................5
2.7 Diagnosa Keperawatan...................................................................................5
2.8 Asuhan Keperawatan Anak dengan Gagal Ginjal Akut.................................6
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu menggangkut sampah


metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang dieliminasi
urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolic, cairan, elektrolit, serta
asam basa. Gagal ginjal merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit
traktus urinarius dan ginjal. Setiap tahun 50.000 orang di Amerika meninggal
akibat gagal ginjal menetap. Gagal ginjal akut merupakan sindroma klinis yang
lazim, terjadi sekitar 5 % pasien yang dirawat inap dan sebanyak 30 % pasien
yang dirawat di unit perawatan intensif.(2) Berlawanan dengan gagal ginjal
kronik, sebagian besar pasien gagal ginjal akut biasanya memiliki fungsi ginjal
yang sebelumnya normal dan keadaan ini umumnya dapat pulih kembali. Dalam
pengelolaan penderita gagal ginjal akut harus selalu bersikap hati hati, tekun dan
penuh kesabaran dimana sering terjadi keadaan penderita justru memburuk akibat
pengobatan yang berlebihan.
1.2 Rumusan Masalah

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menjelaskan Definisi Gagal Ginjal Akut


Menjelaskan Etiologi Dari Gagal Ginjal Akut
Menjelaskan Patofiologi Dari Gagal Ginjal Akut
Menjelaskan Pengkajian Dari Gagal Ginjal Akut
Menjelaskan Diagnosa Dari Gagal Ginjal Akut
Rencana Keperawatan Dari Gagal Ginjal Akut

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Gagal Ginjal Akut adalah suatu penyakit dimana ginjal secara tiba-tiba kehilangan
kemampuan untuk mengeksresikan sisa-sisa metabolisme. (Suriadi dan Rita
Yuliani,2006)
Gagal ginjal akut (acute renal failure [ARF]) adalah suatu keadaan klinik dimana
jumlah urin mendadak berkurang dibawah 300ml/m2 dalam sehari disertai dengan
gangguan fungsi ginjal lainnya. ( Setiawan,2007)
2.1 Klasifikasi

Secara klinis gagal ginjal akut dibagi menjadi 3 fase, yaitu :


1. Fase Oligurialanuria
Jumlah urin berkurang hingga 10 sampai 30 ml sehari. Pada bayi dan anak-anak
berlangsung selama 3 sampai 5 hari. Terdapat gejala uremia ( pusing, muntah,
apatis, rasa haus, pernafasan kussmaul, anemia, kejang), hiperkalemia,
hiperfosfatemia, hipokalsemia, hiponatremua, dan asidosis metabolic.
2. Fase Diuretic
Pada fase ini urine bertambah setiap hari hingga menjadi poliuria. Hal ini
disebabkan karena kadar ureum tinggi didalam darah (diuresis osmotik), faal
tubulus belum baik, pengeluaran cairan berlebih. Terjadi Hiponatremia karena
kehilangan natrium melalui tubulus yang rusak. Lamanya fase ini berlangsung
selama 2 minggu.

3. Fase Pasca Diuretic atau Fase penyembuhan


Pada fase ini poliuria berkurang demikian juga gejala uremia. Fungsi Glomerulus
dan tubulus berangsur membaik. (Jane and Joyce. 2014)
2.3 Etiologi
Penyebab gagal ginjal akut ; pre renal, intra renal, dan post renal.

Pre renal : merupakan hasil dari penurunan perfusi renal yang dapat
disebabkan oleh dehidrasi, asfiksia perinatal, hipotensi, septic syok, syok
hemoragik atau obstruksi pada arteri renal, diare atau muntah, syok yang
disebabkan

pembedahan,

hipoperfusi

berat

pada

jantung.

Hal

ini

menimbulkan penurunan aliran darah renal dan terjadi iskemik.


Intra renal : merupakan hasil dari kerusakan jaringan ginjal yang mungkin
disebabkan oleh nefrotoksin seperti cedera ginjal, lesi arteri ginjal,

aminoglycosides, grumerulonefritis dan pyelonefritis.


Post renal : adanya obstruksi pada aliran urine. Obstruksi dapat
meningkatkan tekanan dalam ginjal yang mana dapat menurunkan fungsi
renal. Penyebabnya seperti penyakit prostat, cidera medula spinalis, obstruksi
ureteropelvic, obstruksi ureterovesical, neurogenik bladder, posterior uretral
valves, tumor atau edema. (Suriadi dan Rita Yuliani,2006)

2.4 Patofisiologi

Pada gagal ginjal akut terjadi kemampuan ginjal untuk memfiltrasi sisa

buangan, pengaturan cairan, dan mempertahankan keseimbangan kimia.


Salah satu hipotesis menyatakan bahwa tubulus yang rusak tidak dapat
menjaga natrium secara normal yang mengaktifkan system renin
angiotensin aldosteron. Efeknya adalah peningkatan tonus arterior aferen

dan eferen untuk mendistribusikan kembali pasokan vascular ginjal.


Iskemia yang terjadi dapat disebabkan oleh peningkatan vasopressin,

pembengkakan seluler dan simulasi system renin angiotensin lebih jauh.


Menurunnya aliran darah dapat menurunkan tekanan glomerulus, GRF,
dan aliran tubular oleh karena itu terjadi oliguria.

Teori lain menyatakan bahwa pecahnya sel dan protein dalam tubulus
membuat lumen obstruksi sengga meningkatkan tekana intrabular,
meningkatnya tekanan onkotik melawan tekanan filtrasi sampai filtrasi
glomerulus berhenti. (Jane and Joyce. 2014)

2.5 Pengkajian

1. Riwayat

munculnya

gejala-gejala

yang

berhubungan

dengan

glomerulonefritis, uropati obstruktif, terpapar oleh zat-zat nefrotoksik.


2. Observasi TTV
3. Pemeriksaaan Laboratorium yang menunjukan gangguan fungsi ginjal
(hiperkalemia,

hiponatremia,

asidosis

metabolik,

hipokilsemia,

amenia,azotemia).
4. Pemeriksaan BUN dan Creatinine.
5. Scan Renal. (Haiki. 2012)
2.6 Masalah Yang Mugkin Muncul

1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (keleihan cairan , hyperkalemia,


2.
3.
4.
5.
6.

hyponatremia, hipokalsemia, dan hipermagnesemia)


Disfunsi trombosit
Asidosis
Anemia
Meningkatnya kerentanan terhadap infeksi sekunder
Meningkatnya kejadian pericarditis (Suriadi dan Rita Yuliani. 2006)

2.7 Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan kemampuan


ginjal untuk mengeluarkan air dan menahan natrium
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan aliran
darah keseluruh tubuh (Nanda Nic Noc. 2015)
2.8 Asuhan Keperawatan Anak dengan Gagal Ginjal Akut

Dx 1 : kelebihan volume NOC

NIC

cairan

Elektrolit

Definisi : Peningkatan

base balance
Fluid balance
Hydration

Kriteria Hasil:

retensi cairan isotonic


Batasan karakteristik :

and

acid Fluid Management


Timbang
popok/pembalut jika
diperlukan
Pertahankan

catatan

intake

output

Terbebas dari edema,


adventisius
efusi,anaskara
Ganggun elektrolit
Bunyi nafas bersih, Ansietas
tidak
ada
Azoetemia
Perubahan tekanan
dyspnea/ortopneu
Terbebas dari distensi
darah
Perubahan
status
vena jugularis , reflek

mental
Perubahan

Hmt,

pernapasan
Penurunan

vena sentral, tekanan -

urin).
Monior

kapiler paru, output

hemodinamik

hematrokrit
Penurunan

jantung dan vital sign

termasuk CVP, MAP,

Bunyi

napas

hepatojugular (+)
pola Memelihara tekanan

dalam batas normal


hemoglobin
Terbebas
dari
Dyspnea
kelelahan
,
Edema
Peningkatan
kecemasan
atau
tekanan vena sentral
kebingungan
Asupan
melebihi Menjelaskan
haluaran
indicator kelebihan
Distensi
vena
cairan
jugularis
Oliguria
Ortopnea
Efusi pleura
Refleksi

hepatojugular positif
Perubahan tekana

arteri pulmonan
Kongesti pulmonal
Gelisah
Perubahan
berat

dan

yang akurat
Pasang urin kateter
jika diperlukan
Monitor hasil

Hb

yang sesuai dengan


retensi cairan (BUN ,
Osmollalitas
status

PAP, dan PCWP


Monitor Vital sign
Monitor
indikasi
cairan

retensi

kelebihan

cairan

(craclles, CVP, edema


, distensi Vena leher,
-

asite)
Kaji lokasi dan luas

edema
Monitor status nutrisi
Kolaborasi pemberian
diuretic

sesuai

interuksi
batasi masukan cairan
pada
hiponatremi

keadaan
dilusi

dengan serum Na
6

jenis urine
Faktor

Faktor

yang

berhubungan

, 130 mEq/l
Kolaborasi

dokter

jika

cairan

tanda

berlebih

Gangguan

mekanisme regulasi
Kelebihan asupan

cairan
Kelebihan

muncul

memburuk

asupan

natrium

Dx 2 : ketidakefektifan NOC

NIC

perfusi jaringan perifer

Peripheral

Circulation status
Definisi : Penurunan Tissue perfusion
cerebral
sirkulasi
darah
ke
perifer yang dapat Kriteria Hasil:
mengganggu kesehatan

: management

diastole

dalam

rentang

yang

dihaarapkan
fungsi
Tidak ada ortostatik

Perubahan
motorik

hipertensi
Tidak
ada

Perubahan
karakteristik

kulit

(warna,elastisitas,

kuku, sensasi, suhu)

kemampuan

tekanan

Waktu

pengisian

penyebuhan

luka

perifer

Edema

Nyeri ekstremtas

Bluit femoral

Pemendekan

jelas

l
Monitor

adanya

paretesse
Intruksi

keluarga

untuk mengobservasi
-

kulit jika ada laserasi


Gunakan
sarung

tangan untuk proteksi


Batasi gerakan kepala

leher dan punggung


Monitor kemampuan

BAB
Kolaborasi pemberian

dan

dengan -

kemampuan
Menunjukan

perhatian, konsentrasi
dan orientasi
Memproses informasi
Membuat keputusan

analgetik
Monitor

adanya

tromboplebitis
Diskusi
mengenai
penyebab perubahan
sensasi

dengan benar
jarak

total yang ditempuh


uji

dengan
sesuai

Kelambatan

dalam

yang ditandai dengan :

adanya

hanya peka terhadap


panas/dingin/tumpu

kognitif

Berkomunikasi

kapiler >3 detik

intracranial

rambut, kelembaban,

darah

peningkatan tekanan

Monitor

daerah tertentu yang

tanda

Mendemonstrasikan

Perubahan

Tekanan systole dan

Batasan karakteristik :
Tidak ada nadi

sensation

berjalan

enam menit
Faktor Faktor yang

Menunjukan

fungsi

sensori

cranial

yang

motori
utuh

tingkat

kesadaran membaik tidak


ada gerakan involunter

berhubungan

Gangguan
mekanisme regulasi

Kelebihan

asupan

cairan

Kelebihan

asupan

natrium

(Nanda Nic Noc. 2015)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gagal ginjal akut (GGA) merupakan suatu sindrom klinik akibat adanya
gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam sampai
beberapa

hari)

yang

menyebabkan

retensi

sisa

metabolisme

nitrogen

(urea/creatinin) dan non nitrogen, dengan atau tanpa disertai oligouri. Penyebab
gagal ginjal akut yang dibagi menjadi 3 besar yaitu: a) Pre-renal (gagal ginjal
sirkulatorik) yang disebabkan utama oleh hipoperfusi ginjal dimana terjadi
hipovolemia. b) Renal (gagal ginjal initrinsik) yang disebabkan oleh kelainan
pembuluh darah ginjal. c) Post-renal (uropati obstruksi akut) yang disebabkan
oleh obstruksi ureter dan obstrtuksi uretra. Gejala klinis dari gagal ginjal akut
yang tampak adalah adanya oligouri, anuria, high output renal failure BUN, dan
kreatinin serum yang meningkat.

10

DAFTAR PUSTAKA

Suriadi dan Rita Yuliani. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2, Jakarta :
KTD
Setiawan. 2007 . Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Haiki. 2012. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Jane and Joyce. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Buku 2 edisi 8, Indonesia :
Salemba Medika
Nanda Nic Noc. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan. Edisi 2, Jogyakarta :
Mediaaction

11

Você também pode gostar