Você está na página 1de 2

Ada Apa dengan daging ikan Hiu?

Oleh : Achmat Sholichul ifantri


15/381777/PN/14201
Belakangan ini sangat marak adanya olahan daging ikan hiu yang
disajikan dalam santapan sup ikan hiu. Banyak negara terutama indonesia
sangat menggemari jenis panganan ini, tak heran bila banyak para pecinta
kuliner menjadikan sup sirip ikan hiu menjadi buruan mereka. Dari rasanya yang
khas dan keunikan bahan menjadi sebuah magnet ketertarikan terhadap olahan
hiu yang satu ini. Adanya nilai kuliner sebagai hal yang menarik membuat
panganan sirip ikan hiu menjadi sangat buming sehingga khalayak ramai mudah
dalam mendapatinya.
Anggapan bahwa sirip ikan hiu bermanfaat bagi kesehatan menjadikan
ketertarikan pada kuliner ikan karnivora ini semakin diminati. Banyak diantara
orang-orang menganggap hiu sangat baik untuk kesehatan kulit, jantung, dan
paru-paru. Daging sirip ikan hiu juga dipercaya dapat meningkatkan vitalitas
pria, dan meningkatkan kesuburan. Serta banyak orang meyakini bahwa olahan
sirip ini dapat meningkatkan stamina, menurunkan kolesterol dan menjadi obat
bagi berbagai macam penyakit. Manfaat yang (katanya) luar biasa ini menjadi
nilai plus bagi sirip ikan hiu sehingga menjadikan ikan hiu menjadi menu spesial
di berbagai rumah makan berbintang dengan harga yang relatif tinggi. Namun ,
apakah benar bahwa olahan sup sirip ikan hiu bermanfaat bagi kesehatan?
Apakah manfaat daging sirip ikan hiu yang selama ini dipercayai masyarakat
merupakan fakta taukah hanya sebuah mitos?.
Kenyataanya penelitian yang dilakukan oleh WHO (World Health
Organization) menegaskan bahwa daging ikan hiu berbahaya apabila
dikonsumsi. Berdasarka riset tersebut diperoleh bahwa daging ika hiu memiliki
konsentrasi logam berat metil merkuri yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Keracunan merkuri dapat mengakibatkan gangguan reproduksi dan saraf otak.
Hal sedemikianitu juga diungkap oleh wild-aid sebuah organisasi peduli
lingkungan di california yang mengatakan bahwa mengkonsumsi daging ikan hiu
dapat menyebabkan keracunan metil merkuri. Methyl merkuri sendiri merupakan
zat yang bersifat neurotoxic. Yang biasa disebut air raksa dan berada di area
vulkanik. Merkuri biasa digunakan sebagai fungisida, amalgam gigi, hingga
beberapa penggunaan industri seperti penambangan emas. Di negara aslinya,
Jepang, merkuri disebut niu, dan telah lama digunakan sebagai bahan untuk
melapisi patung dan digunakan untuk campuran bubuk facial.
Prof. Dr. Klaus Heumann dan Dr. Nataliya Poperechna dari Universitas
Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman. Memaparkan bahwa hiu putih
mengandung 1.400 mikrogram/kg methyl mercury, sementara European Conger
memiliki 830 mikrogram/kg. Dalam studi lain juga menyatakan bahwa hiu
mengandung 4 mg MeHg perkilogramnya. Hal ini sangat berbahaya mengingat
bahwa batas aman kadar raksa dalam tubuh kita adalah 0,1 mikrogram per 1
kilogram berat tubuh. Itu artinya jika kita mengkonsumsi 250 gr ikan hiu sama
saja anda mengkonsumsi 35 mikrogram MeHg yang setara dengan 350 kali jauh
diambang batas.

Ikan hiu mengandung banyak logam berat dikarenakan hiu sebagai


pemuncak rantai makanan tertinggi di ekosisitem laut. Sehingga kemungkinan
hiu mengkonsumsi ikan-ikan lain yang sudah terkontaminasi toxic sangat tinggi
sehingga kandungan mercury yang tertampung pada daging ikan hiu sangat
banyak. Mengingat hiu sebagai penampung terakhir kadar toxic di lautan. Tidak
hanya hiu konsumen tingkat akhir di lautan seperti lemonfish juga didapati
kandungan logam berat yang tinggi pula.
Kadar mercury yang tinggi sangat tidak disarankan pada ibu hamil dan
anak-anak. Karena kandungan mercury dapat mengganggu sistem saraf dan
kardiovaskular. Sehingga menimbulkan gangguan yang dapat berujung pada
autisme. Bagi ibu hamil kandungan mercury akan berbahaya bagi pertumbuhan
janin pada visual dan otaknya sehingga akan memungkinkan bayi lahir dengan
cacat. Tidak hanya itu bagi pria hal ini juga berdampak sama. Mercury yang
bersifat toksik akan menganggu kesuburan dan merusak koordinasi organ tubuh
baik berupa cacat fisik maupun gangguan dalam melihat dan bicara. Mercury
dapat pula menggangu sistem imun, paru-paru serta ginjal.
Meskipun pada ikan hiu memiliki kartilago yang dapat menyembuhkan
penyakit radang tulang sendi. Dan dipercaya dapat mencegah kanker. Namun
kandungan kartilago juga bisa didapat dari ceker ayam yang juga mengandung
kartilago, glukosamin dan kondroitin yang sama dengan hiu dan berfungsi pula
dalam antiradang dan antikanker.

Referensi:
www.who.int/ceh/capacity/Mercury.pdf. Tahun 2013 diakses 29 februari 2015
Reportase SHARKPROJECT International pada 3 Agustus 2008 dan diperbarui oleh
Shark Safe Network pada 12 September 2009.
http://savesharksindonesia.org/racun-methyl-mercury-dalam-tubuh-hiu/

Você também pode gostar