Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Nama
: Dedi Riyanto
Nim
:136710652159
kabel coaxial atau satelit). Kalau dipisahkan berdasarkan etimologi kata multimedia
terdiri dari multi dan media. Multi berarti beragam, sedangkan Media berarti sarana
penyampaian informasi.
Sedangkan menurut Wahyu Wijayadi dalam sebuah makalah sebuah seminar yang
diselenggarakan Indosat yang berjudul ''Perkembangan Teknologi Multimedia dan
Implementasinya'', multimedia terdiri dari (1) unsur suara, (2) unsur gambar atau video,
(3) unsur teks/data, (4). terpadu dalam satu media penyampaian, (5). Interaktif/bukan
informasi satu arah. Sedangkan jenis jasa multimedia terdiri dari dua, yaitu berdiri
sendiri (stand alone/off line), dan terhubung dengan jaringan telekomunikasi (networkonline).
Banyak perkembangan-perkembangan baru setelah diluncurkannya Satelit Palapa C1 &
C2 beberapa tahun yang lalu. Seperti misalnya ditaburkannya satelit komunikasi di atas
langit Indonesia oleh perusahaan-perusahaan asing di mana banyak pengusaha
Indonesia terlibat dalam kepemilikan saham di dalamnya, di antaranya adalah PT. Bakri
Communication Corporation pada Irridium Project, sebuah proyek telepon satelit dunia
untuk memecahkan masalah blank spot pada telepon selular biasa, AMPS atau GSM.
Indosat pun masuk menjadi salah satu pemodal pada konsorsium ICO Global
Communication (ICO-GC), sebuah telepon satelit setelah Irridium.
Sementara di belahan lain dari bumi ini, Microsoft dengan beberapa perusahaan juga
telah merambah pada industri satelit layanan komunikasi yang lain, seperti internet,
video conference atau video on demand. Proyeknya yang terkenal sekarang ini adalah
CyberStar atau "Internet di Angkasa" yang mungkin akan menyediakan layanannya di
Indonesia.
Selain bisnis ternyata politik pun ikut mengembangkan multimedia di Indonesia. Sejak
Pemilu beberapa bulan lalu PT. Telkom berharap tidak ada satu kecamatan pun di
Indonesia yang tidak bisa dihubungi lewat sambungan telepon dengan teknologi satelit
VSAT (very small aperture terminal). Sayangnya fasilitas yang sudah dimiliki ini tidak
berfungsi pada saat kebakaran hutan dan bencana kelaparan di Indonesia. Entah
kenapa....
SUMBER INFORMASI YANG TERSEDIA
Untuk mengantipasi datangnya era ini, saya sajikan homepage ini, berisi kumpulan
informasi mengenai perkembangan multimedia di Indonesia dan di dunia secara umum
Homepage ini bisa disebut satu-satunya yang secara khusus berbicara mengenai
multimedia. Di dalam homepage ini tersedia banyak link ke situs-situs yang berkaitan
dengan multimedia, sehingga bisa diandalkan bagi yang ingin melihat perkembangan
multimedia dari waktu ke waktu.
Tulisan atau artikel mengenai multimedia harus diakui sangat jarang, bahkan pada
suratkabar besar seperti Kompas, Suara Pembaruan dan Republika. Bahkan kita belum
punya majalah atau terbitan berkala yang khusus menyajikan perkembangan industri
multimedia di Indonesia, seperti yang terbit di negara-negara lain. Meski demikian berita
mengenai kegiatan bisnis multimedia kerap muncul. Ini menggambarkan maraknya
perkembangan bisnis multimedia di Indonesia. Rupanya secara intelektual bidang ini
kurang dilirik oleh para akademisi.
Atau sebaliknya berarti para akademisinya sudah terjun langsung menjadi praktisi
multimedia di perusahaan-perusahaan multimedia dan tidak sempat untuk membagi
pengetahuan ini ke publik. Padahal Membagi informasi perkembangan multimedia
kepada publik akan menstimulasi pengembangan industri multimedia.
ANDIL PENGUSAHA
Jika apa yang sudah dilakukan Peter Gontha selama ini, yaitu terjun mengembangkan
multimedia di Indonesia, diikuti oleh banyak pengusaha lain tentu kita bisa berharap
bahwa era informasi di Indonesia dapat lebih cepat menghampiri. Meski pemerintah
Indonesia tidak seperti Pemerintah Malaysia yang telah mencanangkan program
nasionalnya secara khusus, yaitu Multimedia Super Corridor, Indonesia cukuplah
memiliki Peter Gontha, Abu Rizal Bakri, Youk Tansil dan bahkan Sudwikatmono (tanpa
mengurangi respek saya kepada orang-orang yang giat mengembangkan multimedia di
Indosat dan Telkom) sebagai pelopor dan pejuang pengembangan multimedia di
Indonesia. Sehingga kita bisa optimis bahwa masa depan Indonesia akan lebih baik dari
sekarang.
Karena saat itu semua orang dapat meraih salah satu sisi baik multimedia yaitu
memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk mencerdaskan dirinya
melalui tersedianya akses-akses kepada informasi yang seluas langit sebagai salah satu
tempat di mana infrastruktur multimedia ditempatkan.
Memang, saya harus katakan bahwa seluruh layanan multimedia saat ini adalah bukan
bisnis yang selalu menguntungkan. Contohnya adalah layanan televisi satelit Indovision
sebagai salah satu layanan multimedia. Bisnis ini di Indonesia kurang menajamkan
kekuatan marketingnya, sehingga layanan Indovision ini menjadi sangat ekslusif. Ada 1
juta antena parabola yang bertebaran di seluruh Indonesia yang diharapkan beralih ke
Indovision pada saat peluncuran pertama Indovision. Sementara itu perilaku pemirsa
pada saat itu belum mengenal kebiasaan membayar siaran TV dan acara-acara yang
100% asing (berbahasa Inggris).
Indovision hingga sekarang masih membutuhkan upaya yang lebih keras untuk
mendapatkan pelanggan sebanyak yang diharapkannya. Meski pertumbuhan pelanggan
Indovision ini tergolong lambat, namun Indovision telah membuka jalan bagi perusahaan
TV Bayar lain untuk terjun di industri ini. Sehingga perusahaan lain akan lebih mudah
memasuki pasar yang telah terbentuk untuk menerima siaran TV bayar dan program
asing, apa pun sistem dan teknologinya.