Você está na página 1de 7

GANGGUAN CEMAS

Gejala dan Tanda Gangguan Cemas Menyeluruh


Gambaran umum penyakit ini adalah kekhawatiran yang tidak
sebanding dengan stressor yang sesungguhnya dalam kehidupan. Gangguan
cemas sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan anxietas kontinyu dengan
episodik. Gangguan cemas menyeluruh adalah bentuk dari kecemasan
kontinyu.
Gejala yang terjadi harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala
primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan,adapun keluhan lain meliputi kecemasan misalnya khawatir
akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi. Selain
itu terdapat pula ketegangan motorik, misalnya gelisah, sakit kepala,
gemetaran, tidak dapat santai. Overaktivitas otonomik juga ditemukan
misalnya adanya kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering.
Gejala gangguan cemas menyeluruh ada yang mengelompokan nya
menjadi sindroma anxietas, dimana adanya perasaan cemas atau khawatir
yang tidak realistik terhadap 2 hal atau lebih yang dipersepsikan sebagai
ancaman sehingga tidak mampu istirahat. Selain itu, ada paling sedikit 6 dari
18 gejala-gejala berikut:
Ketegangan motorik misalnya:
1. Kedutan otot atau rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/ pegal linu
3. Tidak bisa diam
4. Mudah lelah
Hiperaktivitas otonomik misalnya :
5. Nafas pendek/ terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah

8. Mulut kering
9. Kepala pusing/ melayang
10. Mual, mencret, perut tidak enak
11. Muka panas/badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
13. Sukar menelan/ rasa tersumbat
Kewaspadaan berlebihan dan penangkapan berkurang:
14. Perasaan jadi peka/ mudah ngilu
15. Mudah kaget/terkejut
16. Sulit konsentrasi
17. Sukar tidur
18. Mudah tersinggung
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam
gejala penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial dan melakukan
kegiatan rutin. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan somatic berulang yang
menonjol.

Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh


Gangguan cemas menyeluruh, menurut DSM-IV-TR, ditandai dengan
pola yang sering, kekhawatiran terus-menerus dan kegelisahan yang tidak
sesuai dengan dampak dari peristiwa atau keadaan yang merupakan fokus
dari rasa khawatir. Perbedaan antara gangguan cemas menyeluruh dan
kecemasan yang normal ditekankan dalam kriteria yang menggunakan katakata yang berlebihan dan sulit dikendalikan; dan gejala yang menyebabkan
penurunan yang signifikan.
a. Kecemasan yang berlebihan dan khawatir dapat terjadi harian atau
minimal selama minimal 6 bulan, atau pada beberapa acara atau
kegiatan (seperti pekerjaan atau saat aktivitas sekolah).

b. Orang yang mengalami kesulitan untuk mengontrol rasa khawatir.


c. Kecemasan dan kekhawatiran berkaitan dengan tiga (atau lebih) dari
enam gejala berikut (dengan setidaknya beberapa gejala ada selama 6
bulan terakhir).
Catatan: Hanya satu gejala saja yang diperlukan pada anak.
1)
Kegelisahan atau perasaan tegang saat mendekati hari yang
ditentukan.
2)
Menjadi mudah lelah
3)
Sulit berkonsentrasi atau pikiran akan kosong
4)
Mudah marah
5)
Ketegangan otot
6)
Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai tidur, atau tidur tidak
nyenyak)
d. Fokus dari kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada isi
daripada gangguan Axis I, misalnya, kecemasan atau kekhawatiran
yang bukan tentang serangan panik (seperti pada gangguan panik),
menjadi malu bila muncul di depan umum (seperti dalam fobia sosial),
berada jauh dari rumah atau kerabat dekat (seperti pada gangguan
kecemasan

perpisahan),

kenaikan

berat

badan

(seperti

dalam

anoreksia nervosa), memiliki beberapa keluhan fisik (seperti pada


gangguan somatisasi), atau memiliki penyakit yang serius (seperti
dalam hypochondriasis), dan kecemasan dan kekhawatiran tidak
terjadi secara eksklusif selama gangguan stres pasca trauma.
e. Kecemasan, khawatir, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam social atau pekerjaan.
f. Gangguan itu bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis
umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara khusus
selama

gangguan

mood,

gangguan

psikotik,

atau

pervasive

developmental disorder.
Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnosis untuk gangguan cemas
menyeluruh (F41.1) adalah:

penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang


berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau
mengambang)
gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
- kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
-

tanduk, sulit konsentrasi, dsb)


ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat

santai); dan
overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala,

mulut kering, dsb)


pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan

serta

keluhan-keluhan

somatik

berulang

yang

menonjol.
adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa
hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
gangguan

anxietas

memenuhi

kriteria

menyeluruh,
lengkap

dari

selama

hal

tersebut

episode

depresif,

tidak

gangguan

anxietas fobik, gangguan panik, atau gangguan obsesif-kompulsif.

Penatalaksanaan Gangguan Cemas Menyeluruh


1.
Psikoterapi
a. Psikodinamik (Insight), ditujukan untuk mengungkap konflik masa
lalu yang mendasari dan merupakan sumber kecemasan yang
sebenarnya
b. CBT
(Cognitive-Behavioral
restructuring,

yaitu

Therapy),

mengidentifikasi

dengan

cognitive

pikiran-pikiran

yang

berhubungan dengan kecemasan lalu menggantinya dengan


respon coping yang lebih positif
c. Relaxation Training, latihan untuk menurunkan bangkitan fisiologik
yang berlebihan

d. Suportif
2.

Somatoterapi
a. Ansiolitik Benzodiazepin
- Ansiolitik yang paling sering digunakan.
- Tidak mengurangi kekhawatiran, namun mengatasi kecemasan
dengan menurunkan kewaspadaan dan dengan menghilagkan
-

gejala somatik seperti ketegangan otot.


Semua
benzodiazepin
memiliki
efikasi

yang

menyebabkan sedasi,

dan amnesia

gangguan kosentrasi,

sama,

anterograde. Spektrum klinis benzodiazepin meliputi ansiolitik,


-

antikonvulsan, antiinsomnia, premedikasi bedah.


Beberapa contoh benzodiazepin:
Diazepam
dan
Chlordiazepoxide,

benzodiazepin broadspectrum
Nitrazepam dan Flurazepam,
antiinsomnia

karena

dosis

lebih

merupakan

efektif

antiinsomnia

sebagai

berdekatan

dengan dosis anticemas


Midazolam, onset cepat dan kerja singkat, cocok untuk

premedikasi bedah
Bromazepam, Lorazepam, dan Clobazam, lebih efektif
sebagai

anticemas

karena

dosis

antiinsomnia

dan

anticemas yang berjauhan


Clobazam, efek samping terhadap performa psikomotor
paling kecil, cocok untuk pasien dewasa atau pasien

lansia yang ingin aktif


Lorazepam, benzodiazepin dengan waktu paruh pendek
dan tidak ada akumulasi obat yang signifikan pada dosis
terapi, cocok untuk pasien dengan kelainan fungsi hati

dan ginjal
Alprazolam, efektif untuk ansietas antisipatorik, memiliki

onset cepat dan komponen anti depresi


b. Ansiolitik Non Benzodiazepin
- Sulpiride, efektif untuk meredakan gejala somatik dari sindrom
ansietas dan resiko ketergantungan paling kecil.

Buspirone, obat yang sering digunakan untuk pasien dengan


kecemasan kronik, pasien yang relaps setelah terapi dengan
benzodiazepin, dan pasien dengan riwayat penyalahgunaan
zat. Tidak seperti benzodiazepin, buspirone lebih mengurangi
kecemasan daripada gejala somatik pada Gangguan cemas
menyelurh (Generalized Anxiety Disorder, GAD). Buspirone
sama efektifnya dengan benzodiazepin untuk terapi pasien
dengan

GAD.

Buspiron

juga

tidak

menyebabkan

ketergantungan dan toleransi. Namun perlu diinformasikan


pada pasien bahwa, tidak seperti benzodiazepin yang dapat
langsung menghilangkan gejala kecemasan, onset Buspirone
perlu 2-3 minggu.
c. Antidepresan Trisiklik, Imipramine, efektif dalam mengendalikan
kecemasan pada GAD, namun belum diteliti efektivitasnya jika
dibandingkan dengan Benzodiazepin atau Buspirone. Dapat juga
digunakan alternatif Desmipramine atau Nortriptiline dengan efek
samping antikolinergik dan antiadrenergik yang lebih ringan.
d. Antidepresan Atipikal, Trazodone, untuk pasien yang tidak
merespon pada agen yang lain, penggunaan dibatasi karena efek
samping sedasi dan priapismus yang tinggi. Nefazodone dapat
digunakan sebagai alternatif karena efek sampingnya lebih dapat
ditoleransi.
e. Antidepresan Atipikal, Venlafaxine, memiliki efek anticemas dan
antidepresi untuk pasien dengan GAM disertai Depresi Mayor.

Prognosis
Baik tidaknya prognosis pada gangguan cemas menyeluruh tergantung
pada tingkat keparahan dari kondisi yang terjadi. Tanpa terapi, gangguan
cemas menyeluruh bisa terus berlanjut dan terus muncul dalam kehidupan
pasien. Prognosis semakin buruk pada orang yang memiliki lebih dari satu
jenis gangguan kecemasan. Terlebih, pada pasien dengan gangguan cemas

menyeluruh ini

biasanya lebih sering atau punya kecenderungan untuk

menjadi perokok berat, minum alcohol, dan menggunakan obat-obat tertentu


dibandingkan orang normal yang tidak menderita gangguan. Masing-masing
dari hal tersebut di atas membuat gejala cemas menjadi lebih mudah
muncul dalam jangka waktu yang pendek. Serta adiksi pada nikotin, alkohol,
dan obat-obatan akan memperburuk keadaan jangka panjang dan secara
signifikan memengaruhi kondisi kesehatan secara umum. Akan tetapi,
sebagian besar pasien menunjukkan perbaikan dengan kombinasi terapi
medikasi dan terapi kognitif perilaku (cognitive behavioural therapy).
Statistik menunjukkan dengan terapi yang adekuat,

sekitar 50% pasien

membaik keadannya dalam 3 minggu semenjak terapi dimulai.

SUMBER:
Maslim, R. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta : PT Nuh Jaya.
Sadock, BJ; Sadock, VA. Generalized Anxiety Disorder in : Kaplan & Sadocks Synopsis of
Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 11th Edition. New York: Lippincott
Williams & Wilkins: 2013. p. 623-7.
Zieve , David. 2012. Generalized Anxiety Disorder [Online] Diakses tanggal 11 April 2012.
Availabvle from : www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001915/

Você também pode gostar