Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Contoh kecurangan langsung yang dilakukan karyawan misalnya pengambilan uang kas,
persediaan dan peralatan perusahaan, dan kecurangan yang melibatkan pihak ketiga
JENIS-JENIS KECURANGAN
Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran
yang tidak disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak lain.Dalam konteks
audit atas laporan keuangan, kekurangan didefenisikan sabagi salah saji dalam laporan keuangan
yang dilakukan dengan sengaja.Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan dalam
laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.
faktor-faktor
yang
dapat
meningkatkan
risikokecurangan.faktor
risikokecurangan untuk setiap kondisi kecurangan dalam laporan keuangan sama segitiga
kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset memiliki tiga kondisi yang
sama namun faktor risikonya berbeda.
2. Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik
entita.Dalam banyak kasus, namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material
terhadap laporan keuangan.Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering kali menjadi
perhatian penting manajemen, tampa melihat tingkat materialitasnya, karena penurian-pencurian
kecil dapat dengan mudah menigkat ukuran setiap saat.
Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk mengacu pada pencurian yang
dlakukan dengan pegawai dan pihak-pihak internal lainnya didalam ssuatu organisasi.Menurut
perkiraan Association of Certified fraud examiners rata-rata perusahaan merugi 6 persen dari
pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun sebagian besar dari pencurian tersebut
melibakan pihak-pihan eksternal, seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan
penipuaan yang dilakukan oleh pemasok.
Biasanya pelaku penyalahgunaan aset berada ditingkat hierarki organisasi yang lebih
rendah.Namundemikian dalam beberapa kasus penting, manajemen puncak terkadang terlibat
dalam pencurian aset perusahaan, karena otoritas manajemen yang lebih besar serta kendali
tehadap aset-aset perusahaan, penggalapan yang melibatkan manajemen puncak dapat
melibatkan jumlah yang signifikan
terlibat dalam masalah kecanduan narkotika dan perjadian, dapat mencuri untuk memenuhi
kebutuhan pribadi mereka.
Kesempatan
Kesempatan
untuk
melakukan
pencurian
ada
pada
semua
2.
3.
berada dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup besar sehingga
menyebabkan mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
Fraud Triangle
Insentif / Tekanan
-Stabilitasi
keuangan
atau- -Kewajiban
profitabilitas
teranacam
kondisi
ekonomi,industri
keuangan
pribadi
persaingan
dan pegawai
Kesempatan
-Estimasi
akuntansi
yang- -Adanya
signifikan
jumlah
yang
besar
kas
mengawasi
internal
yang
tidak
pelaporan memadai
keuangan
-Staf akuntansi, IT yang sering
berganti atau tidak efektif
Sikap
Rasionalisasi
pelanggaran
- Kebiasaan
management
membuat peramalan
Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi risiko kecurangan tersebut.
Pelaku kecurang sering kali memiliki pengetahuan yang baik dalam prosedur audit. untuk
alasan itu, PSA 70 mengharuskan auditor untuk menerapkan rencana audit yang tidak dapat
diprediksi. Sebagai contoh, auditor dapat mengunjungi lokasi tempat persediaan berada atau
menguji akun-akun yang tidak diuji pada periode audit sebelumnya. Auditor juga harus
mempertimbangkan pengujian untuk terkait dengan penyalahgunaan aset, meskipun bila jumlah
tersebut biasanya tidak material.
Merancang Dan Melakukan Prosedur Audit Untuk Menghadapi Risiko Kecurangan
Prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi risiko audit spesifik bergantung
pada akun yang sedang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang teridentifikasi.
Auditor juga harus mempertimbangkan pilihan manajemen atas prinsip-prinsip akuntansi.
Perhatian saksama harus diberikan pada prinsip-prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuranpengukuran subjektif atau transaksi-transaksi yang rumit. Karena auditor meyakini adanya risiko
kecurangan dalam pengungkapan pendapatan, mereka juga harus mengevaluasi kebijakan
pengakuan pendapatan perusahaan.
Merancang Dan Melakukan Prosedur-Prosedur Untuk Mengatasi Dominasi Manajemen
Terhadap Pengendalian
Risiko dominasi manajemen terhadap pengendalian muncul pada hampir semua
pengauditan. Karena manajemen merupakan suatu posisi yang unik untuk melakukan
kecurangan dengan menngabaikan pengendalian yang seharusnya berjalan efektif, auditor harus
menjalankan prosedur-prosedur dalam setiap pengauditan untuk mengatasi risiko dominasi oleh
manajemen. Tiga prosedur berikut harus dijalankan dalam setiap pengauditan.
Memeriksa ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya sebagai bukti
adanya kemungkinan salah saji yang disebabkan oleh kecurangan kecurangan seringkali
diakibatkan oleh penyesuaian terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan,
meskipun terdapat pengendalian internal yang efektif di dalam laporan keuangan, meskipun
terdapat pengendalian internal yang efektif di sepanjang proses pencatatan. Auditor pertama kali
harus mendapatkan pemahaman atas proses pelaporan keuangan entitas, demikian pula halnya
dengan pengendalian terhadap ayat-ayat jurnal dan penyesuaian-penyesuaian lainnya, serta
menanyakan pada pegawai yang terlibat dalam proses penyusunan laporan keuangan bilamana
terdapat ketidaktepatan atau aktivitas yang tidak biasa dalam pemrosesan ayat jurnal dan
penyesuaian lainnya. SAS 99 mengharuskan auditor untuk menguji ayat-ayat jurnal dan
penyesuaian-penyesuaian laporan keuangan lainnya.
Menelaah estimasi akuntansi untuk setiap hal yang tidak wajar kecurangan dalam
laporan keuangan sering kali dicapai melalui salah saji yag disengaja dalam estimasi akuntansi.
PSA 70 mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan potensi ketidakwajaran manajemen
ketika menelaah estimasi-estimasi tahun berjalan. Auditor diharuskan untuk melihat kembali
estimasi-estimasi signifikan pada periode sebelumnya untuk mengidentifikasi setiap perubahan
dalam proses perusahaan atau penilaian manajemen dan asumsi-asumsi yang dapat memadai
adanya dimasukkan ke dalam kelompoj yang tinggi untuk rentang jumlah yang dapat diterima
ditahun sebelumnya dan di kelompok yang rendah di tahu berjalan.
Mengevaluasi rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi yang tidak biasa PSA 70
menempatkan fokus yang lebih besar dibandingkan yang sebelumnya diharuskan untuk
pemahaman atas dasar rasionalitas bisnis untuk transaksi-transaksi tidak biasa yang signifikan
yang mungkin di luar kebiasaan bisnis perusahaan. Auditor harus mendapatkan pemahaman atas
tujuan-tujuan dari setiap transaksi yang signifikan untuk menilai apakah transaksi-transaksi
tersebut terkait dengan kecurangan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, perusahaan dapat
terlibat ddalam transaksi pembiayaan apakah perlakuyan akuntansi untuk setiap transaksi yang
tidak biasa sudah tepat dengan kondisi yang ada, dan apakah informasi mengenai transaksi
tersebut telah diungkapkan dengan memadai dalam laporan keuangan..
Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko
Penilaian auditor terhadap risiko dalah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
harus terus berjalan disepanjang pengauditan dan dikoordinasikan dengan prosedur penilaian
risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan pengauditan.
1.
2.
3.
Hubungan yang problematik atau tidak biasa antara auditor dengan manajemen
4.
Hasil dari pengujian substantif atau penelaahan akhir darinprosedur analitis yang
mengindikasikan adanya risiko kecurangan yang sebelumnya tidak diketahui.
5.
Jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan di sepanjang pengauditan yang tidak jelas atau
tidak masuk akal atau yang menghasilakn bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya.
auditor harus diidentifikasi ada tidaknya indikasi kecurangan. Ketika dicurigai terjadi kesalahan,
auditor mendapatkan informasi tambahan untuk menentukan apakah kecurangan benar-benar
telah terjadi.
Jenis tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik pengumpulan
bukti audit yang efektif. Wawancara memungkinkan auditor untuk mengklarisifikasi masalahmasalah yang dihilangkan dari dokumentasi atau konfirmasi. Auditor juga dapat memodifikasi
pertanyaan-pertanyaan selama melakukan wawancara berdasarkan respons dari orang yang
diwawancara.
Tanya jawab sebagai suatu bukti audit juga harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Tergantung pada tujuannya, auditor dapat menanyakan beberapa pertanyaan
yang berbeda dan mengubah nada pertanyaan.
Tanya jawab informal auditor melakukan tanya jawab informal untuk mendapatkan
informasi mengenai fakta-fakta dan rincian yang tidak didapatkan auditor. Biasanya auditor
menginginkan informasi dari orang yang diwawancara mengenai kejadian atau proses pada
periode sebelumnya. Seringkali tanya jawab dilakukan dengan santai,
dengan auditor
sebelumnya. Auditor sering kali memulai tanya jawab evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan
yang luas dan terbuka yang memungkinkan orang yang diwawancarai meberikan jawaban yang
terperinci yang kemudian dapat ditinda lanjuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih
spesifik.
Tanya jawab interogratif kategori tanya jawab ini digunakan ketika auditor ingin
mencarai tanggapan dari subjek yang ia wawancarai mengenai pengetahuannya atas kejadian
atau kondisi. Tanya jawab introgatif sering kali digunakan untuk menentukan apakah individu
tersebut tidak jujur atau dengan sengaja mengahapus fakta-fakta pengetahuan kunci, kejadian
atau kondisi yang penting, khususnya ketika auditor mencurigai orang yang diwawancarai tidak
jujur atau menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Sering kali tanya jawab yang intrigatif
bersifat konfrontatif, dikarenakan subjek yang diwawancarai mungkin defensif, karena mereka
menutupi pengetahuan meereka atasa fakta, kejadian, atau kondisi tertentu. Ketika menggunakan
tanya jawab yang informatif auditor biasanya menanyakan pertanyaan langsung yang memerluka
jawaban ya atau tidak. Wawancara introgatif biasanya hanya dilakukan oleh anggota senior
tim audit yang berpengalaman dan mengetahui masalah yang melibatkan klien tersebut.
Mengevaluasi respons tanya jawab agar tanya jawab menjadi efektif, seorang auditor
harus memiliki keterampilan dalam mendengarkan dan mengevaluasi jawaban dari pertyanyaanpertanyaan. Biasanya, respons awal dari orang yang diwawancara akan mengabaikan informasi
yang berguna. Pertanyaan tindak lanjut yang efektif sering kali mengarahkan pada informasi
yang lebih baik untuk menilai apakah kecurangan telah terjadi. Tekhnik mendengarkan serta
pengamatan sikap tubuh yang baik akan memperkuat tekhnik wawancara.
Tekhnik mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk menggunakan keterampilan
mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara. Auditor harus terus menerus
memperhatikan dengan menjaga kontak kontak mata, anggukan persetujuan atau menunjukkan
tanda-tanda kepahaman lainnya. Auditor juga harus mencoba untuk menghindari pemikiranpemikiran yang kaku terhadap informasi yang sedang diberikan. Pendengar yang baik juga
memanfaatkan keheningan untuk memikirkan mengenai informasi yang diberikan dan
melakukan prioritas atas informasi yang ia dengar.
Mengamati tanda-tanda perilaku Seorang editor yangterampil dalam menggunakan
tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari orang yang ia wawancarai.
selain mengamati tanda-tanda verbal,penggunaan wawancara juga memungkinkan auditor untuk
mengamati perilaku nonverbal.
Auditor yang kurang berpengalaman harus berhati-hati ketika mereka mulai mengamati
perilaku yang tidak biasa,dan merekamengamati perilaku yang tidak bias,dan mereka harus
membahas hal yang menjadi perhatian mereka dengan anggota tim audit senior sebelum
melakukan apa pun dalam menggapai perilaku tersebut.
Tanggung jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan Ketika auditor
mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70 mengharuskan auditor untuk
mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan yang signifikan telah terjadi.
Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk
menentukan apakah kecurangan telah terjadi. sebagai contoh, perangkat lunak dapat di gunakan
untuk mencari transaksi-transaksi fiktif dengan mencari nomor duplikat faktur penjualan atau
dengan merekonsiliasi basis data faktur penjualan pada basis data dokumen pengiriman,untuk
menyakinkan bahwa semua penjualan telah di dukung dengan bukti pengiriman.
Auditor juga menggunakan program kertas kerja dasar seperti excel untuk melakukan
prosedur analitis pada beberapa tingkatan. sebagai contoh,penjualan dapat di pisahkan ke dalam
harus
dan dewan direksi dalm menyelidiki potensi kecurangan dan pengambilan tindakan-tindakan
yang tepat.
Menurut Statement on auditing Standars (SAS) No.1, tanggungjawab dari auditor
independent untuk kegagalan mendeteksi kecurangan (yang tanggungjawabnya berbeda seperti
klien dari pihak lain) timbul hanya apabila kegagalan tersebut secara jelas berakibat dari
ketidaktaatan terhadap standar auditing yang berlaku. Karena litigasi yang meningkat terhadap
akuntan dan perhatian auditor eksternal bahwa mungkin terdapat pernyataan salah yang material
sebagai hasil dari kecurangan, profesi di Amerika Serikat mengembangkan SAS 16. pernyataan
ini menggantikan SAS No. 1 yang berkaitan dengan tanggungjawab auditor terhadap
kecurangan. SAS No.16 menyatakan : Sebagai konsekuensinya menurut standar auditing yang
berlaku umum, auditor independen mempunyai tanggungjawab dengan keterbatasan yang
melekat pada proses auditing, untuk merenjanakan pengujiannya untuk mencari kesalahan atau
ketidakberesan yang akan mempunyai pengaruh yang material atas laporan keuangan, dan
melakukan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama dalam melakukan pengujian.
Dengan demikian pernyataan ini mensyaratkan auditor khususnya mencari ketidak
beresan yang mempunyai suatu pengaruh yang meterial atas laporan keuangan. Perubahan
penekanan diatas oleh auditor eksternal pada gilirannya membantu membereskan auditor interen
dari tanggungjawab langsung terhadap kecurangan dalam organisasi.