Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
Diva Viya Febriana, S.Kep
15/390672/KU/18384
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
Rencana Interaksi
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Laporan Analisis Jurnal
Laporan Etik dan Hukum Keperawatan
Laporan TAK
LAPORAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN TN.P
DENGAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
DI RUANG TERATAI IRNA IV RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
Untuk Memenuhi Tugas Individu
Praktik Profesi Keperawatan Stase Peminatan Keperawatan Jiwa
Periode 29 Agustus 29 Oktober 2016
Disusun oleh :
Diva Viya Febriana, S.Kep
15/390672/KU/18384
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK
I. SKIZOAFEKTIF
A. Definisi
Gangguan skizoafektif adalah penyakit mental yang serius yang memiliki
gambaran skizofrenia dan gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala
khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan
afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu tipe manik dan tipe
depresif. Skizofrenia adalah gangguan otak yang mendistorsi cara seseorang berpikir,
bertindak, mengungkapkan emosi, merasakan realitas, dan berhubungan dengan
orang lain. Menurut DSM V-TR kriteria diagnosis untuk menegakkan diagnosis
gangguan Skizoafektif tipe manik adalah sebagai berikut:
Pada saat episode yang sama, terdapat episode manik yang bersamaan dengan
gejala pada kriteria untuk skizofrenia yakni gejala karakteristik berupa
a. Terdapat 2 atau lebih dari gejala muncul dalam waktu yang signifikan selama
1 bulan (atau kurang bilang berhasil diobati). Terdapat waham, halusinasi,
disorganisasi dalam berbicara, perilaku disorganized, katatonik, gejala
negative yaitu afek mendatar dan lain-lain. Bila waham yang terdapat pada
pasien adalah waham aneh atau halusinas yang bersifat commenting maka 1
gejala sudah dapat memenuhi.
b. Selama periode sakit (episode), terdapat waham atau halusinasi setidaknya
minimal 2 minggu dimana tidak ada gejala gangguan mood/afektif yang
berarti.
c. Gejala yang memenuhi kriteria episode gangguan mood jelas terjadi pada
bagian dari total durasti periode aktif dan residual dari penyakit
d. Gangguan ini terjadi bukan karena efek langsung dari zat psikoaktif ataupun
penyakit sistemik tertentu.
Gejala utama untuk mood manik yaitu afek yang meninggi, banyak bicara, dan
kecepatan bicara meningkat, hioeraktif, kebutuhan tidur yang berkurang, gangguan
persepsi, gangguan proses pikir, gangguan fungsi intelektual serta sering bohong.
B. Etiologi
Sulit untuk menentukan penyebab dari penyakit yang telah berubah begitu
banyak dari waktu ke waktu. Dugaan saat ini bahwa gangguan skizoafektif mungkin
mirip dengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu etiologi mengenai gangguan
skizoafektif juga mencakup kausa genetik dan lingkungan. Penyebab gangguan
skizoafektif adalah tidak diketahui, namun empat model konseptual telah diajukan,
yaitu:
1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu
tipe gangguan mood
2. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari
skizofrenia dan gangguan afektif
3. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang
berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun gangguan
afektif
4. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok
gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan yang
pertama.
C. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya skizoafektif belum diketahui apakah merupakan suatu
patologi yang terpisah dari skizofrenia dan gangguan mood atau merupakan
gabungan dari keduanya yang terjadi secara bersamaan. Jika merujuk pada
kemungkinan kedua, maka telah diketahui neurobiologi baik fungsional ataupun
struktural yang terlibat dalam gangguan ini.
Peningkatan aktivitas
Sedikit tidur
Bicara cepat
Agitasi
Mudah teralihkan
Skizofrenia
gangguan jiwa (PPDGJ-III):3 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat
jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
a) - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari
luar dirinya (withdrawal); dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas
merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus)
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan
dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
a. Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau
berbulan-bulan terus menerus;
b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation),
yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme;
c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
d. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal).
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan
(overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu
sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.6
E. Penatalaksanaan
Diagn
osa
Keper
NOC
awata
n
Wand
ering
Safe Wandering
No
Indikator
Ganggua
Mood Equilibrium
Mood management
n
pengelolaan
mood
Indikator
No
Risk
for
Indikator
No
other
direct
ed
violen
ce
Agression Self-Control
Mengontrol impuls
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry. 9th ed.
A. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Tn.P
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 30 tahun 6 bulan
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Tanggal masuk
: 18 Agustus 2016
No. RM
: 01.49.07.64
C. DIAGNOSA MEDIS
Skizoaffective disorder, manic type (F. 25.0)
D. LABORATORIUM
E. PROSEDUR/TINDAKAN
Seroquel 300 mg dan injeksi Haloperidol 5 mg
No
Nama Obat
Rute
Dosis
5mg/
Haloperidol
Oral
Diazepam
Oral
5mg/
Depakote
Oral
12jam
250m
8jam
g/12jam
G. SKOR CCS
No
Variabel
orang lain
Komunikasi
Skor
16
Interaksi Sosial
ADL:
Makan
Mandi
Berpakaian
Tidur/Istirahat
Pengobatan oral/Injeksi
Makan
Mandi
Berpakaian
16
TOTAL
H. Proses Keperawatan Tahap awal (Berdasarkan Data Awal Masuk Rumah Sakit):
a
n
ksi
Data Subyektif
al
2
9
DO:
Sejak 3
Wand
ering
P: Wandering
sering mondar-mandir.
E: Lingkungan dengan
stimulasi berlebihan, gangguan
mandir
tu
kognitif
S: Gerakan kontinu dari satu
tempat ke tempat lain, gerakan
tempat lain.
P: Gangguan pengelolaan
tujuan.
us
P)
osa/
DDx
keluyuran tanpa
mengklarifikasi DDx
HSMRS klien
diagn
dan Obyektif
Predi
guan
mood
pengelolaan
mood
Gang
E: Psikosis
S: Flight of ideas, perubahan
pada perilaku verbal
Risk
for
other
direct
ed
viole
nce
violence
E: Gangguan psikosis, pola
ancaman kekerasan, pola
perilaku kekerasan antisosial,
pola perilaku kekerasan
terhadap orang lain
I. Perencanaan NOC dan NIC untuk Hasil Pendiagnosisan berdasarkan Alasan masuk RS
Kode
Diagn
osa
Keper
awata
n/Kol
abora
tif
ditega
kkan/
Confi
rmed
Wand
ering
Safe Wandering
No
Indikator
Berpindah tanpa
membahayakan diri sendiri
Berpindah tanpa
membahayakan orang lain
Awal
fisik
d. Gunakan control eksternal bila diperlukan (seklusi
dan restrain)
e. Hindari atau pindahkan klien dari sumber stimulus
arget
berlebihan
f. Batasi makanan yang mengandung kafein
g. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan
perubahan perilaku yang diinginkan
Ganggua
n
pengelolaan
mood
Mood Equilibrium
Indikator
T
No
Awal
arget
5
1
sesuai situasi
3
5
2
labil
3
5 = consistenly demonstrated
Indikator
No
Flight of idea
1
Hyperactivity
2
Keterangan:
Awal
T
arget
Mood management
a. Evaluasi mood (misalnya, tanda gejala, riwayat
pribadi) di awal dan selama perkembangan pasien
b. Tentukan apakah pasien beresiko pada diri sendiri
atau orang lain
c. Lakukan tindakan pencegahan terhadap pasien
yang berisiko (misal bunuh diri, melarikan diri atau
kekerasan)
d. Gunakan intervensi untuk membatasi perilaku yang
negatif (misalnya, pembatasan area, seklusi,
pengekangan fisik, pengekangan kimia)
e. Ajarkan pasien untuk membuat keputusan sesuai
kebutuhan
f. Interaksi dengan klien dengan menggunakan
interval waktu yang teratur dalam rangka
menunjukkan perhatian dan/atau menyediakan
kesempatan bagi pasien untuk membicarakan
mengenai perasaannya
g. Ajarkan koping sesuai dengan kemampuan klien.
h. Kelola dan atasi halusinasi dan atau delusi yang
mungkin mengikuti gangguan alam perasaan.
Coping Enhancement
a. Hargai dampak dari situasi hidup klien terhadap
peran dan hubungan
b. Dukung klien untuk mengidentifikasi deskripsi
realistik dalam perubahan
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan bersahabat
d. Sediakan pilihan yang realistik tentang aspek
1 = consistenly demonstrated
2 = often demonstrated
3 = sometimes demonstrated
4 = rarely demonstrated
5 = never demonstrated
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Risk
for
Indikator
T
No
Awal
arget
5
1 muncul
4
Mengidentifikasi tanggung
5
2 jawab untuk mengontrol perilaku
3
4
3 mengontrol marah
3
Mengontrol impuls
4
4
3
other
direct
ed
violen
ce
Agression Self-Control
Keterangan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Diagn
osa
ering
Ta
Keper
ng
awata
gal
n
Wand
Implementation
masuk RS
- Mendiskusikan aktivitas yang bisa
No
sendiri
4
lain
4
tidak ditemani
4
P: Behavior management: overactivity/ inattention
dilakukan klien
- Memotivasi pasien untuk
beraktivitas yang bermanfaat
- Memonitor kondisi dan kegiatan
klien
- Memastikan pasien menghabiskan
makan siangnya
- Membuat kontrak selanjutnya
Indikator
terstruktur
Jauhkan klien dari stimulasi yang berlebihan
Wand
ering
Dll
No
Indikator
Wand
ering
tidak ditemani
4
P: Behavior management: overactivity/ inattention
No
Indikator
Edukasi jadwal control, minum obat, aktivitas dan istirahat, tandatanda kekambuhan.
Ganggua
n
pengelolaan
mood
No
Indikator
Ganggua
n
pengelolaan
mood
dengan klien
- Mengevaluasi adanya halusinasi
20 - Memberikan reinforcement positif
16
kegiatan.
O: Keadaan umum klien baik, compos mentis. Kemampuan ADL
baik. Klien tampak kooperatif. Dapat menyelesaikan tugas saat
us
Hyperactivity
No
Indikator
5
Ganggua
n
pengelolaan
mood
16
Hyperactivity
Se
20
Flight of ideas
bersih-bersih rumah.
O: Keadaan umum klien baik, compos mentis. Kemampuan ADL
baik. Klien tampak kooperatif, ceria. Afek: appropriate. Halusinasi
No
(-)
A: Masalah gangguan pengelolaan mood teratasi
Indikator
P: Discharged planning
Risk for
other directed
violence
ingin merusak/memukul
Fisik : mengepalkan tangan,
muka marah, mata melotot,
tepat
Edukasi jadwal control, minum obat
Edukasi keluarga untuk membantu klien melakukan mood management
No
Indikator
Mengontrol impuls
Risk for
other directed
violence
respons marah
- Menjelaskan cara marah yang asertif
kepada klien
- Mendukung dan fasilitasi klien
untuk mencari bantuan saat
Indikator
No
muncul marah
- Memberikan reinforcement positif
- Membuat kontrak selanjutnya
Mengontrol impuls
Risk for
other directed
violence
No
ceria.
A: Masalah risk for other directed violence teratasi
Indikator
Mengontrol impuls
P: Discharge planning
LAPORAN INDIVIDU
Disusun oleh :
Diva Viya Febriana, S.Kep
15/390672/KU/18384
LAPORAN PENDAHULUAN
SKIZOFRENIA TAK TERINCI
1. Definisi
Skizofrenia adalah penyakit paradigmatik psikiatri dimana sindrom klinis
variabel namun sangat mengganggu psikopatologi, yang melibatkan pikiran, persepsi, emosi,
gerakan, dan perilaku. Ekspresi gejala bervariasi di seluruh pasien dan dari waktu ke waktu,
tetapi efek kumulatif dari penyakit selalu parah dan biasanya tahan lama (Stuart, 2006).
Penyebab skizofrenia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, walaupun
begitu banyak ahli yang mencoba mengemukakan beberapa teorinya. Menurut Fortinash,
penyebab skizofrenia sebagai berikut (Muslim, 2006):
1. Faktor biologi (teori teori somatogenesis)
a. Faktor faktor genetic (keturunan)
Skizofrenia dapat terjadi pada semua status soasial ekonomi tetap seringkali
lebih banyak ditemukan pada kelompok dengan social ekonomi rendah.
4. Teori belajar
bulan, akan tetapi lamanya fase prodromal ini rerata antara 2 sampai 5 tahun.
Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi fungsi yang mendasar
(pekerjaan social dan rekreasi) dan muncul simtom yang nonspesifik, misalnya
gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, mood depresi, konsentrasi berkurang, mudah
lelah, dan adanya deficit perilaku misalnya kemunduran fungsi peran dan penarikan
social.
Simptom positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase prodromal dan berarti
treatment.
Pada fase stabil terlihat simptom negative dan residual dari simptom positif,
dimana simptom positif masih ada dan biasanya sudah kurang parah
dinbandingkan pada fase akut. Pada beberapa individu bisa dijumpai
1. Simptom positif:
a. Waham
b. Kekacauan proses pikir
c. Perilaku halusinasi
d. Gaduh gelisah
e. Waham/ide kebesaran
f. Kecurigaan/kejaran
g. Permusuhan
2. Simptom negatif:
a. Afek tumpul
b. Penarikan emosional
c. Kemiskinan rapport
d. Penarikan diri dari hubungan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
daya tilikan
m. Gangguan dorongan
kehendak
n. Pengendalian impuls yang
abstrak
f. Kurangnya spontanitas dan
buruk
o. Preokupasi
p. Penghindaran social secara
arus percakapan
Kekhawatiran somatic
Ansietas
Rasa bersalah
Ketegangan (tension)
Mannerism dan sikap tubuh
Depresi
Retardasi motorik
Ketidakkooperatifan
Isi pikiran yang tidak biasa
Disorientasi
Perhatian buruk
Kurangnya daya nilai dan
aktif
5. Kriteria diagnostik
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas(dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala gejala kurang tajam atau kurang jelas)
a) Thought echo, thought insertion, thought withdrawal dan thought broadcasting.
b) Waham dikendalikan, waham dipengaruhi, atau passivity yang jelas merujuk
pada pergerakan tubuh atau pergerakan anggota gerak, atau pikiran, perbuatan
atau perasaan khusus dan persepsi delusional.
c) Suara halusinasi auditorik yang berkomentar secara terus-menerus terhadap
perilaku pasien atau mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri, atau
jenis suara halusinasi lain yang berasal dari satu bagian tubuh.
d) Waham waham memnetap jenis lain yang menurut budayanya dianggap tidak
wajar seta sama sekali mustahil, seperti misalnya mengenai identitas keagamaan
atau politik, atau kekuatan dan kemampuan manusia super (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahkluk asing dari dunia
lain).
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e)
Adanya gejala gejala khas tersebut diatas telah selama kurun waktu satu bulan atau
lebih.
Suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa
aspek perilaku perorangan, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap
malas, tak bertujuan, sikap berdiam diri, dan penarikan diri secara social.
Paranoid
Katatonik
Hebefrenik(disorganized)
Tak terinci(undifferentiated)
Residual
skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam salah satu tipe dimasukkan dalam
tipe ini.
PPDGJ III mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci.
katatonik.
Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.
Gejala karakteristik: dua atau lebih berikut, masing masing ditemukan untuk bagian
waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil):
1) Waham
2) Halusinasi
3) Bicara terdisorganisasi (misalnya sering menyimpang atau inkoheren)
4) Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas
5) Gejala negative yaitu, pendataran afektif, alogia atau tidak ada
kemauan(avolition)
Catatan: hanya satu gejala criteria A yang diperlukan jika waham adalah
kacau atau halusinasi terdiri dari suara yang terus menerus mengkomentari
perilaku atau pikiran pasien, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap satu
sama lainnya.
6. Pengobatan
Terdapat dua kaedah pengobatan skizofrenia yaitu (Saddok, 2007):
a. Medikasi antipsikotik
Tiga kelas obat yang utama, yaitu antagonis reseptor dopamine, risperidone dan
clozapine.
1) Antagonis reseptor dopamine
serotonin tipe 2 (5 HT2) dan pada reseptor dopamine tipe 2 (D2). Obat ini
menjadi lini pertama dalam pengobatan skizofrenia.
3) Clozapine
Obat antipsikotik yang efektif dan suatu antagonis lemah terhadap
reseptor D2 tetapi antagonis kuat terhadap reseptor D4. Obat ini pengobatan lini
kedua.
b. Intervensi psikososial.
Terapi
psikososial
1. Terapi perilaku
3. Terapi kelompok
Prognosis baik
Onset lambat
Faktor pencetus yang jelas
Onset akut
Riwayat social, seksual dan pekerjaan
Prognosis buruk
Onset muda
Tidak ada faktor pencetus
Onset jelas
Riwayat social, seksual dan pekerjaan
pramorbid yang buruk
Menikah
janda/duda
Riwayat keluarga skizofrenia
System pendukung yang buruk
Gejala negative
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam tiga tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
Tabel 1: Pembagian prognosis baik dan prognosis buruk
8. Asuhan Keperawatan
Diagnos
a
Kepera
watan
based
on
Nanda
Risk for
other directed
violence
Agression Self-Control
Indikator
No
Mengontrol impuls
4
Ineffective
coping
Coping
Indikator
No
Coping Enhancement
a. Hargai dampak dari situasihidup klien terhadap peran dan
hubungan
b. Dukung klien untuk mengidentifikasi deskripsi realistik dalam
perubahan
c. Gunakan pendekatan yang tenang dan bersahabat
d. Sediakan pilihan yang realistik tentang aspek perawatan saat ini
e. Evaluasi kemampuan klien dalam membuat keputusan
f. Cari pemahaman perspektif klien terhadap situasi stress full
g. Turunkan kegiatan pengambilan keputusan saat klien berada pada
keadaan stress berat.
h. Dukung penggunaan mekanisme defensif yang tepat
i. Minimalkan stimulasi lingkungan yang dapat disalahartikan
sebagai ancaman
j. Dukung pasien untuk mengevaluasi tingkah laku dirinya sendiri
Acute
confusi
on
Indikator
Haluccination Management
Menghindari halusinasi
Sleep
Indikator
No
Pola tidur
1
Kualitas tidur
2
Terbangun
3
g.
h.
i.
j.
k.
perilakunya
Dorong pasien untuk mendiskusikan perasaannya
Dorong pasien untuk memvalidasi halusinasinya dengan orang lain
Catat perilaku pasien yang mengindikasikan halusinasinya
Gunakan teknik komunikasi terapeutik yang terbuka
Sediakan kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan
halusinasinya
l. Fokuskan kembali arah pembicaraan pasien jika komunikasinya
sudah tidak sesuai
a.
b.
c.
d.
e.
Sleep Enhancement
Kaji pola tidur atau aktivitas klien
Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
Kaji efek pengobatan terhadap pola tidur klien
Monitor pola tidur klien dan lamanya tidur klien
Anjurkan klien untuk melakukan relaksasi untuk meningkatkan
tidur
DAFTAR PUSTAKA
A. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Tn.B
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 56 tahun 3 bulan
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Tanggal masuk
: 29 Agustus 2016
No. RM
: 00.61.76.02
C. DIAGNOSA MEDIS
Skizofrenia tak terinci (F. 20.3)
D. LABORATORIUM
30 Agustus 2016
Pemeriksaan
SGOT
SGPT
BUN
Creatinin
Asam urat
Glukosa sewaktu
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Hasil
68 U/L
35 U/L
22,10 mg/dL
1,17 mg/dL
5,5 mg/dL
100 mg/dL
4,64 106 / L
13,6 g/dL
39,1 %
244
E. PROSEDUR/TINDAKAN
Injeksi lodomer 1 Ampul IM, isolasi.
No
Nama Obat
Risperidon
Rute
Dosis
Oral
2mg/
Nilai Rujukan
40
41
6.00 20.00
0,70 1,20
3,4 7,0
80 - 140
4,60 6,00
14 - 18
40 - 54
150 - 450
12jam
Diazepam
Oral
5mg/
12jam
G. SKOR CCS
No
Variabel
Skor
Komunikasi
lain
Interaksi Sosial
ADL:
Makan
Mandi
Berpakaian
Tidur/Istirahat
Pengobatan oral/Injeksi
Makan
Mandi
Berpakaian
0
0
0
TOTAL
H. Proses Keperawatan Tahap awal (Berdasarkan Data Awal Masuk Rumah Sakit):
Tan
gga
5
Klien marah-marah
Sep
ing
tem
& keluyuran.
Jika diingatkan
semakin marah.
Klien sudah tidak
ber
201
6
Prediksi
diagnos
Obyektif
a/DDx
Wander
PES, PE dan P )
P: Wandering
E: Lingkungan dengan
kognitif
basement ke ruangan.
mengikuti gerakan
Konfirmasi Diagnosa
tidak sakit.
Kalau kambuh suka
Risk for
other directed
violence
directed violence
E: Bahasa tubuh
negative (hiperaktifitas).
marah, mengancam,
ancaman kekerasan.
Nonco
Klien pernah
mplianc
mengalami kecelakaan
merasa sakit.
DO: Klien menunjukkan
kerja 1 bulan,
pengeluaran
membengkak tetapi
pemasukan tidak ada.
Klien terdiagnosa F.
20.3
P: Noncompliance
E:.Ketidakcukupan
followup dengan
petugas kesehatan,
masalah finansial,
panjangnya durasi
kondisinya.
regimen.
S: Eksasebasi gejala,
perilaku ketidakpatuhan,
gagal memenuhi tujuan
perawatan.
I. Perencanaan NOC dan NIC untuk Hasil Pendiagnosisan berdasarkan Alasan masuk RS
Kode
Diagnos
a
Kepera
watan/K
olaborat
if
ditegakk
an/
Confirm
ed
Wanderi
Safe Wandering
ng
No
Indikator
Berpindah tanpa
membahayakan diri sendiri
Berpindah tanpa
membahayakan orang lain
Awal
T
5
restrain)
e. Hindari atau pindahkan klien dari sumber stimulus
other
violence
arget
Risk for
directed
Agression Self-Control
berlebihan
f. Batasi makanan yang mengandung kafein
g. Berikan obat-obatan untuk meningkatkan perubahan
perilaku yang diinginkan
a.
b.
c.
No
Indikator
Mengidentifikasi tanggung
jawab untuk mengontrol perilaku
Mengontrol impuls
Awal
d.
T
arget
Keterangan:
1 = tidak pernah didemonstrasikan
2 = jarang didemonstrasikan
3 = kadang didemonstrasikan
4 = sering didemonstrasikan
5 = konsisten didemonstrasikan
Compliance Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24
Noncom
pliance
Indikator
Tar
Menjalani tindakan
pengobatan yang
diperlukan
f.
g.
1.
2.
e.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Medication Management
Aktifitas:
Identifikasi kebutuhan akan obat berdasarkan resep yang
diberikan
Tentukan kemampuan klien untuk mengelola obatnya
sendiri
Monitor keefektifan dari pemberian obat
Monitor efek samping obat yang diberikan
Tentukan pengetahuan klien tentang medikasi
Monitor kepatuhan minum obat
Kelola strategi bersama klien untuk meningkatkan
kepatuhan minum obat
Konsultasikan dengan tenaga kesehatan lain dalam
meminimalkan frekuensi minum obat namun efek
Keterangan
1 = never demonstrated
2 = rarely demonstrated
3 = sometimes demonstrated
4 = often demonstrated
5 = consistenly demonstrated
ng
Diagnosa
Ta
Implementation
Keperaw
ng
atan
Wanderi
gal
Se - Membina hubungan saling percaya
- Menggunakan komunikasi
nin
terapeutik
,5
- Memvalidasi perasaan pasien
Se - Memotivasi pasien untuk
pte
mb
er
20
16
No
mandiri.
A: Masalah wandering teratasi sebagian
Indikator
Wanderi
ng
tidak ditemani
4
P: Behavior management: overactivity/ inattention
terstruktur
Jauhkan klien dari stimulasi yang berlebihan
Pantau kegiatan klien
No
Indikator
tidak ditemani
4
P: Behavior management: overactivity/ inattention
Wanderi
ng
Ra - Menggunakan komunikasi
terapeutik
- Memonitor kegiatan pasien
7
- Mengajak klien untuk badminton
Se - Mengevaluasi pencapaian klien
bu,
pte
mb
er
20
16
No
Indikator
4
Risk for
other directed
violence
tidak ditemani
5
P: S: Klien mengatakan tidak sedang marah dengan siapapun, klien
er
20
16
Indikator
Mengontrol impuls
Risk for
other directed
violence
asertif
- Mengevaluasi adanya halusinasi
- Memberikan reinforcement positif
20
Indikator
Mengontrol impuls
Risk for
other directed
violence
20
pulang).
O: Klien tampak kooperatif. Klien tampak dapat mengontrol
16
Indikator
Mengontrol impuls
Noncomplia
nce
C
5
3
4
P: Monitoring perilaku klien
S: Klien mengatakan tadi pagi sudah minum obat. Klien
Indikator
Menjalani tindakan
pengobatan yang
yang diberikan
- Memberikan reinforcement atas
pencapaian klien
- Membuat kontrak tindak lanjut
C
3
diperlukan
Noncomplia
nce
Indikator
Menjalani tindakan
pengobatan yang
pencapaian klien
- Membuat kontrak tindak lanjut
C
4
diperlukan
Noncomplia
nce
obat.
S: Klien mengatakan sudah minum obat saat makan pagi
O: Obat Risperidone 2mg/12 jam PO (+) Diazepam 5mg/12 jam
Se
pte
mb
er
20
yang diperlukan
- Memberikan reinforcement atas
Indikator
pencapaian klien
16
Menjalani tindakan
pengobatan yang
diperlukan
P: Monitoring
LAPORAN INDIVIDU
Disusun oleh :
Diva Viya Febriana, S.Kep
15/390672/KU/18384
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF
A. Definisi
B. Etiologi
Sulit untuk menentukan penyebab dari penyakit yang telah berubah
begitu banyak dari waktu ke waktu. Dugaan saat ini bahwa gangguan
skizoafektif mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu
etiologi mengenai gangguan skizoafektif juga mencakup kausa genetik dan
lingkungan. Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, namun
empat model konseptual telah diajukan, yaitu:
C. Manifestasi Klinis.
dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, dan nafsu makan berkurang.
Gejala skizofrenia juga harus ada antara lain merasa pikirannya disiarkan atau
diganggu, ada kekuatan yang sedang berusaha mengendalikannya, mendengar suarasuara yang beraneka ragam.
D. Penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry.
A. IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 55 tahun 5 bulan
Status Perkawinan
: Kawin
Tanggal masuk
: 12 September 2016
No. RM
: 01.17.07.45
C. DIAGNOSA MEDIS
Skizoafektif tipe depresif
D. LABORATORIUM
13 September 2016
Pemeriksaan
SGOT
SGPT
BUN
Creatinin
Glukosa sewaktu
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Hasil
27 U/L
18 U/L
13,90 mg/dL
0,91 mg/dL
108 mg/dL
4,92 106 / L
14,4 g/dL
41,9 %
326
Nilai Rujukan
32
33
6.00 20.00
0,50 0,90
80 - 140
4,00 5,40
12 - 15
35 - 49
150 - 450
E. PROSEDUR/TINDAKAN
Injeksi, restrain fisik & kimia
No
Nama Obat
Lodomer
ute
12 Sept 2016
Diazepam
Seroquel
Depakote ER
THP
Seroquel
Depakote ER
Diazepam
jam
P
5 mg (k/p)
10 mg
400 mg/24
500mg/24
jam
P
O
jam
14 Sept 2016
M
(k/p)
13 Sept 2016
Dosis
2mg/12
400 mg/24
jam
P
500mg/24
jam
P
10 mg/12
jam
G. SKOR CCS
No
Variabel
orang lain
Komunikasi
Skor
14
Interaksi Sosial
15
ADL:
Makan
Mandi
Berpakaian
Tidur/Istirahat
Pengobatan oral/Injeksi
Makan
Mandi
Berpakaian
TOTAL
57
INTERPRETASI : Maintenance
H. Proses Keperawatan Tahap awal (Berdasarkan Data Awal Masuk Rumah Sakit):
Pre
dik
si
Ta
ng
gal
dia
Obyektif
gno
Konfirmasi
Diagnosa dan
Label (Formasi,
sa/
PES, PE dan P )
DD
12
Se
pte
20
16
x
Im
paired
P: Impaired mood
regulation
E: Psikosis,
mood
regulation
gangguan fungsi
DO: Afek tampak irritable. Mood
labil, disforik. Klien tamak
menangis dan kebingungan
sosial
S: Afek sedih,
disforia, putus asa.
ffective
Ine
coping
P: Ineffective
coping
E:
Ketidakadekuatan
kesempatan untuk
bersiap terhadap
stressor, krisis
situasi.
S: Strategi koping
tidak efektif,
perubahan pola
tidur,
ketidakmampuan
mengahadapi
situasi.
I. Perencanaan NOC dan NIC untuk Hasil Pendiagnosisan berdasarkan Alasan masuk RS
Diagno
sa
Kepera
watan
Impair
ed
mood
regulat
ion
Mood equilibrium
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x
24 jam klien menunjukkan kondisi emosional yang
stabil dengan indicator:
Indikator
A
Tar
1
Menjaga personal hygiene dan
grooming
Menunjukkan nafsu makan
normal
Keterangan:
1 = never demonstrated
2 = rarely demonstrated
3 = sometimes demonstrated
4 = often demonstrated
5 = consistenly demonstrated
Mood management
Ineffective
coping
Coping
Indikator
No
Awal Target
Mengidentifikasi pola
1 koping efektif
1
3
Mengidentifikasi pola
Mengungkapkan
Beradaptasi untuk
4 merubah hidup
1
3
Melaporkan penurunan
5 perasaan negative
1
3
Keterangan:
1 = never demonstrated
2 = rarely demonstrated
3 = sometimes demonstrated
4 = often demonstrated
5 = consistenly demonstrated
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Coping Enhancement
Hargai dampak dari situasi hidup klien
terhadap peran dan hubungan
Dukung klien untuk mengidentifikasi deskripsi
realistik dalam perubahan
Gunakan pendekatan yang tenang dan
bersahabat
Sediakan pilihan yang realistik tentang aspek
perawatan saat ini
Evaluasi kemampuan klien dalam membuat
keputusan
Cari pemahaman perspektif klien terhadap
situasi stress full
Turunkan kegiatan pengambilan keputusan saat
klien berada pada keadaan stress berat.
Dukung penggunaan mekanisme defensif yang
tepat
Minimalkan stimulasi lingkungan yang dapat
disalahartikan sebagai ancaman
Dukung pasien untuk mengevaluasi tingkah
laku dirinya sendiri
Environmental management
Diagno
sa
ng
Kepera
watan
Impair
ed
mood
regulat
ion
Ta
Implementation
gal
kayak gini..
Indikator
Menunjukkan afek
sesuai dengan situasi
Menunjukkan mood
yang tidak labil
Melaporkan tidur
yang cukup
Menjaga personal
hygiene dan grooming
Menunjukkan nafsu
makan normal
Impair
ed
mood
regulat
ion
Ra
bu,
14
Se pte
mb
er2 -
menangis)
mandi
Memotivasi klien untuk makan pagi dan
minum obat
Menggali permasalahan yang dialami
klien
Mengecek kondisi klien menggunakan
Indikator
Menunjukkan afek
sesuai dengan situasi
Menunjukkan mood
yang tidak labil
Melaporkan tidur
yang cukup
Menjaga personal
hygiene dan grooming
Menunjukkan nafsu
makan normal
01
6
teratasi sebagian
perasaannya
Memberikan reinforcement positif untuk
pencapaian klien
Membuat kontrak selanjutnya
Impair
ed
Ka mi
mood
s,
regulat
15
ion
Se
pte
mb -
er
Se
pte
mb
Sel asa
13
Se
pte
mb
er
20
Menunjukkan afek
sesuai dengan situasi
Menunjukkan mood
yang tidak labil
Melaporkan tidur
yang cukup
Menjaga personal
hygiene dan grooming
Menunjukkan nafsu
makan normal
klien
Mengecek kondisi klien menggunakan
16
Indikator
20
er
Ineffective
coping
minum obat
Menggali permasalahan yang dialami
perasaannya
Memberikan reinforcement positif untuk
pencapaian klien
Membuat kontrak selanjutnya
Membaca rekam medis klien
Membina hubungan saling percaya
dengan klien
Mengeksplorasi perasaan klien
Mengkaji pola koping klien
kayak gini..
O: Klien tampak banyak menangis,
Indikator
Mengidentifikasi pola
koping efektif
1
Mengidentifikasi pola
koping tidak efektif
1
Mengungkapkan
16
Beradaptasi untuk
merubah hidup
Melaporkan
penurunan perasaan negatif
Ineffective
coping
bersahabat
- Membujuk klien untuk mengungkapkan
16
perasaannya
20
pte
Mengidentifikasi pola
koping efektif
Mengidentifikasi pola
koping tidak efektif
Mengungkapkan
penerimaan terhadap situasi
Beradaptasi untuk
merubah hidup
Melaporkan
Ineffective
coping
Ka
mi
s,
15
Se
pte
mb
er
20
16
Mendukung
klien
untuk
agak berkurang. Mulai mampu beradaptasi
mengidentifikasi kenyataan yang terjadi
Mengevaluasi kemampuan klien dalam
dengan kegiatan di RS.
membuat keputusan
Mengobservasi saat klien berada pada A: Masalah Ineffective coping teratasi sebagian
Indikator
Mengidentifikasi pola
Mengidentifikasi pola
ancaman
koping tidak efektif
1
3
1
Mengungkapkan
Beradaptasi untuk
merubah hidup
1
3
2
Melaporkan