Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
NIM: 04011281419137
Kelompok: A2
Analisis Masalah
2.2. Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari ibuprofen?
Secara umum ibuprofen beserta turunannya sangat cepat dan sangat efektif diserap setelah
pemberian peroral, dengan bioavailabilitas lebih besar dari 85%. Puncak konsentrasi plasma
terjadi antara 0,5 dan 3 jam tergantung jenis obat yang dipilih. Seluruh jenis obat tersebut
mengalir ke dalam cairan sinovial secara perlahan dan masih terdapat dalam konsentrasi yang
cukup tinggi di sinovial walaupun konsentrasinya dalam plasma telah menurun. Distribusi
flurbiprofen relatif cepat ke dalam cairan sinovial dan konsentrasinya sebanding dengan
konsentrasi plasma setelah 6 jam pemberian peroral.
Ibuprofen dieliminasi terutama melalui metabolisme secara luas di hati menjadi hidroksil atau
konjugasi karboksil dengan kurang dari 1% obat ditemukan dalam urin dalam keadaan tidak
dimetabolisme. Ibuprofen memiliki volume distribusi yang relatif rendah (0,1 sampai 0,12 L/kg).
Waktu paruh eliminasinya berkisar antara 2 hingga 4 jam.
Mekanisme kerja ibuprofen melalui inhibisi sintesis prostaglandin dengan menghambat
Cyclooxygenase I (COX I) dan Cyclooxygenase II (COX II). Namun tidak seperti aspirin,
hambatan yang diakibatkan olehnya bersifat reversibel. Dalam pengobatan dengan ibuprofen,
terjadi penurunan pelepasan mediator dari granulosit, basofil, dan sel mast, terjadi penurunan
kepekaan terhadap bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokin dari limfosit T,
melawan vasodilatasi, dan menghambat agregasi platelet.
2.4. Mengapa nyeri yang sekarang timbul disertai dengan pembengkakan dan kekakuan pada pagi
hari yang berlangsung 2 jam?
Pembengkakan atau swelling yang terjadi pada kasus ini disebabkan oleh adanya penyakit
autoimun yang menyebabkan terjadinya inflamasi pada synovial sehingga menyebabkan efusi
cairan kedalam katong synovial yang mengalami synovitis.
5.1. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari: C. Laju endap darah.
Meningkat.
Penyakit autoimun banyak antibody dan fibrinogen yang dihasilkan menempel pada sel
darah merah negative charge pada permukaan sel darah merah berkurang ke arah neutral
kecenderungan sel darah merah untuk menempel satu dengan yang lain meningkat
pembentukan Rouleau (terjadi agregasi) meningkatnya kecepatan sel darah merah untuk
mengendap.
Dapus: Fabry, T. L., 1987. Mechanism of Erythrocyte Aggregation and Sedimentation. Blood Journal. 70(5). Halaman
1572-1576. [online] tersedia di http://www.bloodjournal.org/content/bloodjournal/70/5/1572.full.pdf. [diakses pada 14
November 2016]
Mekanisme
kerja
Dosis
Waktu
timbulnya
respon
2-6 bln
Efek samping
Hidroksiklorokuin
Menghambat:
sekresi sitokin,
enzim lisosomal
dan fungsi
makrofag
Inhibitor
dihidrofolat
reductase,
menghambat
kemotaksis, efek
anti inflamasi
melalui induksi
pelepasan
adenosin
200-400 mg p.o
per hari
7,5-25 mg p.o,
IM atau SC
perminggu
1-2 bln
Menghambat:
respon sel B,
angiogenesis
1-3 bln
leflunomide
Menghambat
sintesis pirimidin
100 mg p.o
perhari selama 3
hari kemudian
10-20 mg p.o
perhari
4-12 minggu
Infliximab
Antibody TNF
(chimeric)
3mg/kgBB IV
(infus pelan)
Beberapa hari-4
bulan
Mual, diare,
kelemahan, ulkus
mulut, ruam,
alopesia, gangguan
fungsi hati,
penurunan leukosit
dan trombosit,
pneumonitis,
sepsis, penyakit
hati, limfoma yang
berhubungan
dengan EBV,
nodulosis
Mual, diare sakit
kepala, ulkus
mulut, ruam,
alopesia, mewarnai
lensa kontak,
oligospermia
reversible,
gangguan fungsi
hati dan leukopenia
Mual, diare, ruam,
alopesia, sangat
teratogenic
meskipun obat
telah dihentikan,
leukopenia,
hepatitis,
trombositopenia
Reaksi infus,
peningkatan risiko
Sulfasalazine
Methotrexate
infeksi, gangguan
demyelinisasi
etanercept
Reseptor TNF
terlarut (soluble)
Beberapa hari
sampai 12
minggu
adalimubab
Antibody TNF
(human)
40 mg SC setiap
2 minggu
Beberapa hari
4 bulan
Anakinra
Antagonis
reseptor IL-1
100-150 mg SC
perhari
12-24 minggu