Você está na página 1de 25

4.

Pinset Chirurgis
Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang). Pinset bergigi
ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan
jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan genggaman halus). Alat ini
memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan,
meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)
5.
Klem Jaringan
Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling berhubungan pada ujung
kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang pendek serta
ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat.
Biasanya dipegang oleh tangan dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan pemotongan,
atau menjahit. Cara pemegangannya: klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang
pulpen dengan posisi di tengah tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan salah,
yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan tangan menjadi tegang.
Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan. Pegang klem selembut mungkin, usahakan
genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya. Klem jaringan bergigi memiliki gigi kecil
pada ujungnya yang digunakan untuk memegang jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan
yang akurat. Hati-hati, kekikukan pada saat menggunakan alat ini dapat merusak jaringan.
Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki resiko merusak jaringan jika jepitan dibiarkan
terlalu lama, karena klem ini memiliki tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.
C.
Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan
6.
Klem Arteri
Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan pembuluh darah kecil
dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak
dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan needle-holder memiliki bentuk yang sama.
Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar 2), dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa
galur paralel pada permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai handle agak lebih
panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan
bengkok (mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok digunakan pada bedah
minor. Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah yang
menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci). Ratchet umumnya memiliki
tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan langsung menggunakan derajat akhir karena
akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan
cara pertama harus ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan handlenya sambil
membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis karena hal ini akan menyebabkan

jari telunjuk mendukung instrumen bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan tepat.
Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang membentuk chanel
lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif panjang terhadap handled yang
memungkinkan genggaman jaringan lebih halus tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung
bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan
menggunakan klem ini untuk menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung dalam
memegang needle.
D.
Instrumen Dengan Fungsi Menjahit
7.
Needle Holder
Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan dilakukan. Secara
keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama. Handled dan ujung jepitannya
bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang paling penting adalah perbedaan pada
struktur jepitannya (gambar 2). Struktur jepitan needle holder berbentuk criss-cross di
permukaannya dan memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan
yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan
needle holder karena akan menyebabkan kerusakan jaringan secara serius. Cara penggunaan:
cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang telah dipaparkan pada penggunaan
klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle, dan berada
pada ujung jepitan needle-holder. Hal ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan
dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan
menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan
instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi dilakukan dan tangan
akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga akan menyebabkan
needle menekuk. Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat
menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang needle holder dengan
telapak tangan akan memberikan pengontrolan yang baik. Secara konstan, jangan mengeluarkan
jari dari lubang handled karena dapat merusak ritme menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu
jari pada lubang handled yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis dan
kelingking. Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri dan Needle
Holder

8.
Benang Bedah
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang absorbable biasanya
digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang digunakan pada
bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk jaringan tertentu dan harus
diremove. Selain itu, benang bedah ada juga yang bersifat alami dan sintetis. Benang tersebut
dapat berupa monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan (black silk). Umumnya luka pada
bedah minor ditutup dengan menggunakan benang non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler
harus menggunakan jenis benang yang absorbable. Black silk adalah benang jalinan nonabsorbable alami yang paling banyak digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat
menimbulkan reaksi jaringan, dan menghasilkan luka yang agak besar. Jenis benang ini harus
dihindari, karena saat ini telah banyak benang sintetis alternatif yang memberikan hasil yang
lebih baik. Luka pada kulit kepala yang berbatas merupakan pengecualian, oleh karena
penggunaan jenis benang ini lebih memuaskan. Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas
prolene dan ethilon (nama dagang). Benang ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang
terbaik. Jenis benang ini cukup halus dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan.
Namun, jenis benang ini lebih sulit diikat dari silk sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka.

Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan tehnik khusus seperti menggulung benang
saat jahitan dilakukan atau mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene (monofilamen
polypropylene) dapat meningkatkan keamanan jahitan dan lebih mudah diremove dibandingkan
dengan Ethilon (monofilamen polyamide). Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok
benang absorbable alami. Jenis benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari
usus domba dan sapi. Terdapat dua macam catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut
memiliki kekuatan selama 7-10 hari. Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan selama 28
hari. Namun, kedua jenis benang ini dapat menghasilkan reaksi jaringan. Benang absorbable
sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon (polyclycalic acid) yang merupakan benang
multifilamen. Benang ini berukuran lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi
jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang tidak perlu diremove.
Selain itu, juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada penutupan luka dan mengikat
pembuluh darah (hemostasis). Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni
dengan sistem metrik dan sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter
benang dalam per-sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti memiliki
diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional namun banyak yang menggunakannya.
Ketebalan benang disebutkan menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya.
Paling besar nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0 merupakan nomor dengan diameter paling
halus yang tebalnya seperti rambut, digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran
yang paling tebal yang biasa digunakan pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit
yang keras (kulit bahu). 4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan. Dalam
suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan needlenya secara lengkap di
cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki dua bagian luar, pertama yang terbuat dari kertas
kuat yang mengikat pada cover transaparan. Paket jahitan ini dijamin dalam keadaan steril
sampai covernya terbuka. Oleh karena itu, saat membuka paket, simpan ke dalam wadah steril.
Bagian kedua yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang dibasahi pada satu sisinya.
Basahan
ini memudahkan paket jahitan dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian dengan menggunakan
needle-holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan luruskan secara hati-hati. Kemudian,
gunakan untuk tindakan penjahitan. Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalah
monofilamen prolene atau Ethilon 1,5 metrik (4/0)
untuk jahitan interuptus pada semua bagian.
Monofilamen prolene atau ethilon 2 metrik (3/0)
untuk jahitan subkutikuler non-absorbable. Juga dapat digunakan untuk jahitan interuptus pada
kulit yang keras misalnya pada bahu.
Vicryl 2 metrik (3/0)
digunakan pada jahitan subkutikuler yang absorbable dan jahitan dalam hemostasis.
Vicryl 1,5 metrik (4/0)
digunakan untuk jahitan subkutikuler jaringan halus atau jahitan dalam.
Prolene atau Ethilon 0,7 (6/0)
untuk jahitan halus pada muka dan pada anak-anak.
9.
Needle bedah

Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah jenis atraumatik
yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan tempat insersi benang. Benang
akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan (trauma). Pada needle model
lama memiliki mata dan loop pada benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle
memiliki bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian memiliki ujung,
yakni bagian body dan bagian lubang tempat insersi benang. Sebagian besar needle berbentuk
kurva dengan ukuran , 5/8, dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle memiliki range
untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus
namun jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah lingkaran datar
digunakan untuk memudahkan penggunaannya dengan needle holder.

Home

Please confirm your account. We've sent a confirmation link to


Norlyntamaela@yahoo.com Resend Change Email
We're trying Google Ads to subsidize server costs. If you are logged in, you won't see ads.
Hover to learn more.

docx
Gambar, Nama, dan Fungsi Alat Kesehatan (I
10 Pages
Gambar, Nama, dan Fungsi Alat Kesehatan

Gambar, Nama, dan Fungsi Alat Kesehatan


Gambar, Nama, dan Fungsi Alat Kesehatan (I)
Tissue Foceps: Untuk menjepit jaringan atau organ
Anatomy pincet: Untuk menjepit kasa, kapas, atau alkes
Operating scissors: Gunting untuk pembedahan Bandage scissors: untuk menggunting
perban/kassa

Needle holder: untuk menjepit jarum operasi/jarum bedah


Disposable tuberculin syringe: alat suntik tuberculine sekali pakai (1 cc)
Disposable syringe and injection needle: alat suntik lengkap sekali pakai (3cc, 5cc, dll)
Catgut: benang bedah yang diabsobsi oleh tubuh Winged needle: untuk menyambung vena
Suture needle: jarum untuk menjahit luka operasi
tongue depressor : alat penekan lidah

scalpel : pisau untuk pembedahan


nelaton catheter: alat bantu kencing melalui saluran kencing
rectal clinical thermometer: untuk mengukur suhu tubuh melalui rectal/dubur
oral clinical thermometer: untuk mengukur suhu tubuh melalui oral
paratus case/etui: tempat menyimpan alat suntik

PENGENALAN INSTRUMEN DASAR BEDAH MINOR Based On Minor Surgery written by


Robert Kneebon dan Julia Schofield. Dokter umum merupakan profesi kedokteran yang
melingkupi skala yang cukup luas dan meliputi semua sistem dalam tubuh manusia, sehingga
hanya menyentuh area superfisial dalam proses pengobatan. Meskipun demikian, peran dari
dokter umum itu sendiri cukup penting oleh karena menduduki posisi primer dalam pelayanan
kesehatan di masyarakat, itulah sebabnya seorang dokter umum harus memiliki pengetahuan
serta skill tindakan yang memadai sesuai dengan kompetensinya secara keseluruhan. Salah satu
skill yang paling penting dikuasai dalam praktek keseharian adalah bedah minor. Hal ini
dikarenakan jumlah kasus yang memerlukan tindakan ini cukup tinggi di masyarakat.
Pengalaman penulis mendapatkan bahwa dari 10 pasien yang datang berobat terdapat 3 kasus
yang memerlukan prosedur tindakan ini. Umumnya komplikasi dari kasus ini tidak begitu
banyak, namun jika tidak ditangani secara tepat dapat berakhir ke kematian khususnya untuk
kasus dengan perdarahan yang cukup besar atau kasus disinfeksi yang tidak sempurna. Dalam
sebuah artikel yang dipublikasikan oleh British Medical Association (BMA), menyebutkan
bahwa di Inggris, prosedur tindakan bedah minor telah sering dilakukan oleh dokter umum dan
cukup populer di kalangan pasien serta memiliki biaya yang cukup tinggi. Berdasarkan Health
Authority (1990), dokter umum telah memiliki kewenangan untuk melakukan bedah minor dan
mendapatkan pembayaran dari tindakan ini. Bahkan pada tahun 2004, dokter umum di Inggris
dapat meningkatkan dan memperluas kompetensi tindakan bedah minornya dengan cara
membayar komisi kepada Pengatur Penambahan Pelayananan (Directed Enhance Service-DES).
Di Indonesia, cakupan pelayanan bedah minor yang dapat dilakukan oleh seorang dokter umum
cukup beragam, mulai dari tindakan hecting luka terbuka, insisi, eksisi, ekstraksi, kauterisasi dan
lain sebagainya. Umumnya tindakan ini dilakukan dengan anastesi lokal dengan tehnik anastesi
yang sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pelaksanaan prosedur bedah minor mengharuskan
seorang dokter umum mengetahui beberapa pengetahuan dasar mengenai tindakan ini.
Pengetahuan dasar tersebut berupa instrumen bedah minor, bahan serta tehnik disinfeksi dan
tehnik menjahit jaringan. Artikel ini hanya berbatas pada pengenalan instrumen bedah minor
dasar yang merupakan pengetahuan pertama yang harus dimiliki oleh seorang dokter dalam
melakukan tindakan ini. Untuk pengetahuan lainnya akan dijelaskan dalam artikel yang berbeda.
Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni instrumen dengan
fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen dengan
fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen dengan
fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta instrumen dengan
fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).

Job Board

About

Press

Blog

People

Papers

Terms

Privacy

Copyright

We're Hiring!

Help Center

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences

Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

Academia 2016

DRESSING DRUM
mEREUPAKA ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK STERILISASI DAN MENYIMPAN
BERBAGAI JENIS DRESSING DAN INSTRUMEN SYARAT BEDAH.
FUNGSI : MENYIMPAN ALAT MEDIS YANG AKAN DISTERILISASI.

Você também pode gostar