Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia (lansia), yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia 60 tahun keatas. Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami
penurunan derajat kesehatan baik secara alamiah maupun yang disebabkan oleh penyakit.
Sebagai hasil pembangunan yang pesat belakangan ini dapat meningkatkan umur harapan
hidup, sehingga jumlah lansia bertambah setiap tahunnya, peningkatan usia tersebut sering
diikuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif dan masalah kesehatan lain pada
kelompok ini.1
Indonesia termasuk negara berstruktur tua, hal ini terlihat dari persentase penduduk
lansia tahun 2008, 2009 dan 2012 telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk.
Struktur penduduk yang menua tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pencapaian pembangunan manusia secara global dan nasional.1
Pada lansia terjadinya proses penuaan dapat menimbulkan berbagai masalah atau
kemunduran dalam berbagai aspek baik fisik, biologis, psikologis, sosial, spiritual maupun
ekonomis. Menurunnya fungsi organ menyebabkan lansia menjadi rentan terkena berbagai
macam penyakit khususnya penyakit degeneratif seperti gangguan pembuluh darah karena
pengerasan pembuluh darah, gangguan metabolik antara lain diabetes melitus, mudah jatuh
karena gangguan muskuloskeletal dan gangguan kesehatan lainnya.1
Hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, karena jika
tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Akibatnya
bisa fatal karena sering timbul komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, dan gagal
ginjal.1
Jatuh merupakan salah satu hal yang disebabkan karena terganggunya sistem
muskuloskeletal dan faktor-faktor lainnya. Kejadian jatuh paling sering terjadi pada lansia.
Jatuh merupakan kejadian yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk
dilantai dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Menurut Rubenstein, di Amerika
Serikat sekitar 13% angka kejadian jatuh pada populasi usia > 65 tahun dan sekitar 40% pada
lansia yang tinggal di rumah pernah jatuh sekali dalam setiap tahun. Menurut Stanley dan
Beare, di Indonesia sekitar 30% lansia yang tinggal di komunitas mengalami jatuh setiap
1
tahunnya. Kejadian jatuh tersebut meningkat dari 25% pada usia 70 tahun menjadi 35%
setelah usia > 75 tahun. Salah satu penyebab jatuh yaitu vertigo yang menempati urutan ke-4
dengan persentase 13%. Vertigo kemungkinan berhubungan dengan jatuh, jatuh disebabkan
karena gangguan muskuloskeletal dan gangguan neural vestibular yang menyebabkan
gangguan keseimbangan, sehingga akan menyebabkan gangguan gerak atau sistem
muskuloskeletal ditunjang dengan proses degenerasi yang terjadi pada lansia.2,3
BAB II
ASESMEN GERIATRI
2.1
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. L
Usia
: 83 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Riwayat pekerjaan
: Guru
: 6 orang
Jumlah cucu
: 15 orang
Jumlah cicit
: 8 orang
Pria: 6 orang
Wanita: 0 orang
a.
Keluhan utama
Pusing berputar yang sering dirasakan sejak 6 bulan yang lalu.
dari
keluhan
yang
dialami,
pasien
mudah
kehilangan
Akibat dari jatuh yang dialami pasien mengalami bengkak di kaki kanan 1 bulan
yang lalu yang sudah membaik saat ini, adanya keluhan akibat jatuh seperti kaki
sulit digerakkan, adanya bunyi krek saat jatuh disangkal oleh pasien. .
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat hipertensi yang baru diketahui sejak 5 tahun yang
lalu namun pasien tidak berobat rutin.
Riwayat penyakit lainnya :
Riwayat kencing manis
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
d. Riwayat pembedahan
Pasien tidak memiliki riwayat pembedahan.
e. Riwayat opname di Rumah Sakit
Pasien tidak memiliki riwayat opname.
f. Riwayat kesehatan lain
Melakukan pemeriksaan kesehatan pada :
Poli Umum di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat.
g. Riwayat alergi
Tidak ada alergi makanan dan obat-obatan.
h. Riwayat Kebiasan
Merokok
Apakah anda merokok? Tidak pernah.
Apakah orang terdekat atau di sekitar anda merokok? Ya, anak saya merokok.
Biasanya merokok di luar rumah.
Minum Alkohol
Apakah anda minum minuman beralkohol? Tidak.
Olah raga
Apakah anda melakukan olah raga? Ya, dulu saya berolahraga sekarang tidak lagi
semenjak terjatuh.
Bila YA, apa jenis olah raga yang biasa anda lakukan? Dulu saya mengikuti senam
jantung.
Berapa kali dalam seminggu? 2 kali dalam seminggu.
Berapa lama intensitas waktu anda melakukan olahraga tersebut? Kurang lebih
selama 30 menit pada setiap pertemuan.
Konsumsi Kopi
Apakah anda minum kopi? Tidak pernah.
Kesimpulan : Pasien tidak merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan
mengkonsumsi kopi. Di lingkungan sekitar pasein terdapat perokok. Pasien dulu
pernah mengikuti olahraga senam jantung 2 kali dalam seminggu selama 30 menit,
namun semenjak terjatuh pasien tidak pernah lagi mengikuti senam tersebut.
i. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Obat-obatan yang dikonsumsi dengan dan tanpa resep dokter akan dijabarkan
pada tabel berikut:
Tabel 4. Obat yang dikonsumsi dengan resep dokter
j. Penapisan depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Tabel 6. Penapisan depresi
Setiap
waktu
Serin
g
sekali
Kadan
g
kadang
Jaran
g
sekali
Tidak
perna
h
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Kesimpulan : Tidak terdapat tanda-tanda gangguan mood (depresif) pada pasien dalam 1
bulan terakhir.
k. Status Fungsional
a) ADL dasar dan Instrumental
Tabel 7. ADL dasar dan Instrumental
Bisa sendiri
sepenuhnya
Mandi
Ambulansi
Tranfer
Berpakaian
Berdandan
BAB / BAK
Makan
Sediakan makan
Atur keuangan
Perlu
bantuan
seseorang
Tergantung
orang lain
sepenuhnya
>3 bulan
Berbagai pekerjaan berat (mis. angkat
barang, lari)
Berbagai pekerjaan sedang (mis.menggeser
meja / almari, angkat barang belanjaan)
Pekerjaan ringan di rumah yang biasa
dikerjakan
Mengerjakan pekerjaan (di kantor / seharihari)
Naik bukit / naik tangga
Membungkuk, berlutut, sujud
Berjalan kl.100 meter
Makan, mandi, berpakaian, ke WC
< 3 bulan
Tak
terbatasi
Baring
140/90
80
20
2 bulan yl
62 kg
165
22,77
2. Keadaan Kulit
Bercak kemerahan
Lesi kulit lain
: Tidak ada
: Tidak ada
Duduk
140/90
80
20
1 bulan yl
62 kg
165
22,77
Berdiri
145/90
84
20
Saat ini
62 kg
165
22,77
Curiga keganasan
Dekubitus
: Tidak ada
: Tidak ada
3. Pendengaran
Tabel 10. Pemeriksaan pendengaran
Ya
Tidak
4. Penglihatan
Tabel 11. Pemeriksaan penglihatan
Ya
Dapat membaca huruf surat kabar
- Tanpa kaca mata
- Dengan kaca mata
Terdapat katarak/tidak
- Kanan
- Kiri
Tidak
Dapatan
funduskopi
Kanan
Kiri
Normal
Abnormal (jelaskan)
Tak terlihat
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
5. Mulut
Tabel 13. Pemeriksan mulut
Buruk
Higiene mulut
Gigi palsu
Terpasang
Lecet di bawah gigi palsu
Lesi yang lain (kalau ada jelaskan)
Ada
Baik
Tidak
6. Leher
Tabel 14. Pemeriksan leher
Derajat gerak
Kel. Tiroid
Normal
Abnormal (jelaskan)
Massa lain
: Tidak ada
Kelenjar limfe
7. Dada
Massa teraba / tidak
Kelainan lain
: Tidak ada
8. Paru-paru
Tabel 15. Pemeriksan paru-paru
Perkusi
Auskultasi :
- suara dasar
- suara tambahan
Kiri
Sonor
Kanan
Sonor
Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)
Vesikuler
Rhonkhi (-), wheezing (-)
9. Kardiovaskuler
Tabel 16. Pemeriksan kardiovaskuler
a. Jantung
- Irama
- Bising
Regular
Ya
- Gallop
Ada
Lain-lain (jelaskan)
b. Bising
- Karotis : Kiri
Kanan
- Femoralis : Kiri
Kanan
c. Denyut nadi perifer
- A. dorsalis pedis
Kiri
Kanan
- A. tibialis posterior
Kiri
Kanan
d. Edema
- Pedal
- Tibial
- Sakral
Ireguler
Tidak
Tidak
Ada
Tidak
Tidak
Ada
(regular)
(regular)
(regular)
(regular)
Tak ada
+1
+2
+3
+4
10. Abdomen
9
: Tidak
: Tidak ada
Bising/ bruit
: Tidak ada
Nyeri tekan
: Tidak ada
Cairan asites
: Tidak ada
: Tidak
Ada
Tonus sphincter ani
Pembesaran prostat
Jelaskan kalau ada
Massa di rectum
Impaksi fekal
Tidak
TIDAK DIPERIKSA
Ya
Atrofi vaginal
Massa
Vaginitis atroficans
Nyeri tekan
Prolaps pelvis
Lain-lain : Tes pap: Tidak dikerjakan
Tidak
TIDAK DIPERIKSA
13. Muskuloskeletal
Tabel 19. Pemeriksan muskuloskeletal
Deformitas
Gerak terbatas
Nyeri
Benjolan/
peradangan
Krepitasi
Tak
ada
Tl.
Blkg
Bahu
Siku
Tangan
Pinggul
Lutut
Kaki
Baik
Terganggu
10
Orientasi
Orang
Waktu
Tempat
Situasi
Baik
Daya ingat
Sangat lampau
Baru terjadi
Ingat obyek stlh 5 menit
segera (mengulang)
Terganggu
Betul
Tanggal berapakah hari ini ?
Hari apakah hari ini ?
Apakah nama tempat ini ?
Berapakah nomor telpon rumah anda ?
Berapakah usia anda ?
Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn) ?
Siapa nama gubernur sekarang ?
Nama gubernur sebelum ini ?
Nama ibumu sebelum menikah ?
20 dikurang 3 dan seterusnya
Salah
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
Kesimpulan : terdapat 4 kesalahan dalam menjawab pertanyaan tersebut, sehingga
termasuk gangguan intelek ringan.
b. Perasaan hati / afeksi : baik
c. Umum
Tabel 22. Pemeriksaan umum
Normal
Abnormal (jelaskan)
11
Syarat otak
Motorik : - Kekuatan
- Tonus
Sensorik : - Tajam
- Raba
- Getaran
(menurun)
Normal
Refleks
Serebelar : - Jari ke hidung
- Tumit ke ujung
kaki
- Romberg
Gerak langkah
Abnormal (jelaskan)
Ya
Tremor saat istirahat
Rigiditas cog-wheel
Bradikinesia
Tremor intense
Gerakan tak sadar
Refleks patologis
Tidak
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
-
Pasien memiliki data pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 3 Juli
2016. Dari data pemeriksaan laboratorium tersebut, didapatkan hasil Gula Darah
Puasa 111 mg/dl, Gula darah 2 jam PP 131 mg/dL, asam urat 5.8 mg/dl dan kolesterol
197 mg/dl
13
2.5
Tanggal
Problem
13
Oktober Nyeri
kepala 2016
berputar
-
Hipertensi
Riwayat jatuh
Rencana
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyebab nyeri kepala
Menjelaskan dan memberikan motivasi kepada pasien
mengenai perlunya pemeriksaan ke dokter dan konsumsi
obat
Menjelaskan apa saja yang dapat pasien lakukan dan
hindari untuk mencegah terjadinya nyeri kepala
Edukasi agar pasien apa yang disarankan dan apa yang
tidak disarankan dilakukan saat terjadi serangan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarganya tentang
penyakit hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila
tekanan darah tidak terkontrol
Memberikan terapi sesuai diagnosis dan penjelasan
tentang perlunya keteraturan dalam minum obat
antihipertensi
Memotivasi penderita untuk kontrol hipertensi ke
Puskesmas secara rutin
Edukasi mengenai pola makan pasien agar mengurangi
makanan tinggi garam, makanan yang mengandung
banyak lemak. Serta lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, vitamin, dan serat
seperti buah-buahan dan sayuran.
Meminta keluarga untuk mendampingi agar kejadian jatuh
tidak terulang kembali
Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga untuk
menjaga kebersihan lingkungan dan jika mampu
memberikan alat bantu berjalan untuk lansia dan tempat
berpegangan terutama di tempat yang rawan jatuh seperti
kamar mandi guna memperkecil risiko jatuh.
14
2.6
LAPORAN LANJUTAN
Tabel 25. Laporan lanjutan
13
Tanggal
Problem diagnostik
Oktober - Nyeri
kepala - Melakukan
2016
berputar
- Hipertensi
- Riwayat jatuh
menyeluruh
Kegiatan
anamnesis,
pemeriksaan
dan
edukasi
kepada
fisik
pasien
20 Oktober
2016
- Nyeri
berputar
- Hipertensi
- Riwayat jatuh
25 Oktober
2015
- Nyeri
berputar
- Hipertensi
instruksi yang
15
Informasi
-
Edukasi
-
Mengedukasi pasien untuk mengurangi makan makanan yang tinggi garam dan
lemak dan gula berlebih, serta memperbanyak konsumsi susu tinggi kalsium,
makanan yang tinggi protein, serat dan vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik yang tidak menumpu beban seperti
berenang.
16
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, memakai alas kaki yang nyaman dan
tidak licin di dalam rumah menggunakan alas kaki yang nyaman, tertutup, dan
tidak licin apabila berjalan kaki di luar rumah.
Terapi Farmakologik
-
Terapi Non-farmakologik
Alat bantu berjalan seperti tongkat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Pasien seorang wanita berusia 83 tahun dengan nyeri kepala berputar dan
riwayat hipertensi. Nyeri kepala berputar yang dialami oleh pasien membutuhkan
pemeriksaan lanjutan agar dapat ditangani dengan tepat sehingga dapat mengurangi
kekambuhan dan tidak mengganggu kehidupan sehari-hari. Penyakit hipertensi yang
dialami pasien juga harus dikontrol agar tidak timbul komplikasi lanjut.
Dari asesmen geriatri yang dilakukan dapat disimpulkan pasien memiliki
hendaya fisik berupa keterbatasan fungsional dalam melakukan pekerjaan berat dan
pekerjaan sedang, naik tangga/bukit, membungkuk, berlutut, dan sujud.
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara
lengkap untuk mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya diberikan
tatalaksana nonmedikamentosa dengan cara pemberian informasi dan edukasi
terhadap masalah yang ditemukan pada pasien. Dari kunjungan kedua dan ketiga
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik lanjutan dan didapatkan masih terdapat
beberapa masalah yang kemudian dilakukan edukasi ulang seperti pada kunjungan
pertama. Dari ketiga kunjungan tersebut dilakukan perencanaan perawatan pasien
secara komprehensif. Namun dari semua hal tersebut, perhatian dan motivasi dari
keluarga terdekat adalah hal yang sangat dibutuhkan pasien agar tetap dapat hidup
produktif di usianya meski dengan penyakit yang dideritanya.
3.2
SARAN
Diharapkan dalam pembuatan laporan asesmen geriatri selanjutnya, peneliti
dapat memberikan penyuluhan yang lebih bersifat menyeluruh dan lebih detail kepada
pasien dan keluarganya mengenai masalah nyeri kepala, hipertensi, dan riwayat jatuh
yang dialami oleh pasien. Dan juga menjelaskan pentingnya kesehatan lingkungan
tempat tinggal, pola makan dan pola hidup yang sehat, serta pentingnya peran serta
keluarga dalam memberikan dukungan pada para lansia sehingga status kesehatan
lansia baik dan tetap produktif diusianya.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2013; ISSN 2088-270X: 2-17.
2. Rubenstein, Laurence Z. 2006. Falls in Elderly People: Epidemiology, Risk Factors and
Strategies for Prevention. Age and Ageing. USA.
3. Stanley M., Balir KA., Beare PG. 2005. Gerontological Nursing: Promoting Successful
Aging with Oldeer Adut. Philadelphia: Davis Company.
19
LAMPIRAN
20
21